You are on page 1of 33

PENGGUNAAN

ANTIDEPRESAN PADA IBU


HAMIL
Dede Suryansah
H1A 005012
Pembimbing
dr. Agung Wiretno Putro, Sp. KJ

Pendahuluan
Depresi adalah gangguan mental umum dengan

mood
depresi,
kehilangan
minat
atau
kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri,
tidur terganggu atau nafsu makan, energi
rendah, dan hilang konsentrasi.
Gejala :
1. perasaan sedih yang mendalam
2. Tak berdaya
3. Kecewa
4. Tidak dapat merasakan kesenangan dalam
aktifitas biasa

Depresi pada Ibu Hamil


1 dari 4 wanita yang sedang hamil mengalami

depresi
Dianggap hal yang biasa
Jika dibiarkan akan membahayakan kesehatan
Ibu dan janin serta terjadinya depresi
postnatal

TUJUAN
Tujuan

penulisan ini agar kita dapat


mempelajari dengan seksama mengenai
gangguan depresi dan antidepresan yang
aman pada ibu hamil sehingga kita dapat
memahami dan mencegah terjadinya efek
samping yang tidak diinginkan pada ibu hamil
beserta janinnya.

Epidemiologi
Tingkat depresi selama kehamilan 16%,

dengan depresi berat mencapai 5% (WHO,


2008)
Prevalensi kejadian depresi.
1.Trimester pertama, prevalensi kejadian
depresi sekitar 7,4%.
2.Trimester kedua 12,8%.
3.Trimester ketiga 12%.

Patofisiologi Depresi
1. Hipotesis Amina Biogenik
Menyatakan
bahwa
depresi
disebabkan
karena
kekurangan (defisiensi) senyawa monoamine, terutama
noradrenalin dan serotonin.
Depressi dapat dikurangi oleh obat yang dapat
meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin
misalnya MAO inhibitor atau antidepresan trisiklik
Namun teori ini tidak dapat menjelaskan fakta mengapa
onset obat-obat antidepresan umumnya lama (68)minggu padahal obat2 tadi bisa meningkatkan
ketersediaan neurotransmmiter secara cepat

2. Hipotesis Sensitivitas Reseptor.


Saraf post-sinaptik akan berrespon senagai kompensasi
terhadap besar kecilnya stimulasi oleh neurotransmitter.
Jika stimulasi terlalu kecil saraf akan menjadi lebih sensitive
(supersensitivity) ataujumlah reseptor eningkat (upregulation).
Jika stimulasi berlebihan saraf akan mengalami desensitisasi
atau down-regulasi.
Obat-obat antidepresan umumnya bekerja meningkatkan
neurotransmitter
men,meningkatkan
stimulasi
saraf,
menormalkan kembali saraf yang supersensitiv.
Proses ini membutuhkan waktu, menjelaskan mengapa aksi
obat antidepresan tidakbekerja secara segera

3. Hipotesis permisif.
Control emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin
dan noradrenalin.
Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin ,
menentukan kondisi emosi, depresi atau manik.
Teori mempostulatkan kadar serotonin yang rendah dapat
menyebabkan (permit) kadar noradrenalin menjadi tidak
normal, yang dapat menyebabkan gangguan mood.
Jika kadar serotonin rendah, noradrenalin rendah, depresie.
Jika serotonin rendah, noradrenalin tinggi, manik.
Menurut hipotesis ini, menigkatkan kadar 5-HT, yang akan
memperbaiki kondisisehingga tidak muncul bakat gangguan
mood

4. Hipotesis disregulasi.
Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan
oleh ketidakteraturan neurotransmitter.
Gangguan regulasi mekanisme homeostatis.
Gangguan pada system regulasi sehingga
terjadi penundaan level
neurotransmitteruntuk kembali ke baseline

Faktor Resiko Kejadian Depresi Pada Masa Kehamilan

riwayat gangguan depresi atau gangguan

bipolar atau gangguan cemas


kehamilan,
ketakutan terhadap kelahiran bayi,
kurangnya dukungan sosial,
kehamilan yang tidak diinginkan,
status ekonomi rendah,

sebelum

riwayat kekerasan dalam rumah tangga,


wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal,
usia pada saat hamil kurang dari 20 tahun (usia

remaja) atau usia pada saat hamil mendekati


masa menopause,
wanita perokok,
wanita hamil yang memiliki lebih dari 3 orang
anak,
kejadian buruk yang menimpa wanita mendekati
masa kehamilannya (kematian orang dekat).

PENATALAKSANAAN
Nonfarmakologi
a. Psikoterapi Interpersonal dan Terapi Kognitif

Merupakan pilihan yang efektif dan pilihan yang


baik bagi pasien yang ingin menghindari
penggunaan antidepresan atau pada mereka yang
sering mengalami kekambuhan depresi akibat
penggunaan antidepresan yang tidak adekuat.
b. Terapi elektrokonvulsif (Electroconvulsive Teraphy)
Terapi elektrokonvulsif dilakukan apabila ditemukan
kasus depresi yang berat atau depresi dikaitkan
dengan kemunculan gejala psikotik.

PENATALAKSANAAN
Farmakologi

Pada wanita hamil terjadi perubahan-perubahan fisiologis


seperti :
1. Perubahan volume cairan tubuh dan peningkatan
cardiac output
2. pengenceran albumin serum
3. Gerakan saluran cerna juga menurun
4. Peningkatan
darah ke
ginjal juga dipengaruhi oleh
Perpindahanaliran
obat melalui
plasenta
hal-hal berikut ini :
1.
2.
3.
4.

Kelarutan dalam Lemak


Derajat ionisasi
Ukuran molekul
Ikatan protein

PENATALAKSANAAN

Kategori penggunaan obat pada wanita hamil

PENATALAKSANAAN
1. Anti Depresan Generasi Pertama (Trisiklik & Tetrasiklik)
. Farmakodinamik
:
bekerja
dengan
menghambat
pengambilan kembali norepinefrin dan serotonin ke saraf
presinaptik
terminal.
Walaupun
begitu,
dengan
konsentrasi therapeutic TCAs tidak menghambat
transpoter dopamine. TCAs mengakibatkan peningkatan
konsentrasi monoamine di celah sinaps. Onset dari
peningkatan mood membutuhkan 2 minggu atau lebih
. Famakokinetik : Diabsorbsi dengan baik dengan
pemberian oral, terdistibusi secara luas dan segera
berpenetrasi ke dalam CNS. Obat ini memiliki waktu
paruh yang panjang. Dimetabolisme di hati. Eksresi
melalui urin

PENATALAKSANAAN
Efek Samping : penglihatan kabur, mulut kering,

retensi urin, konstipasi, memperparah glukoma


dan epilepsy, perangsangan berlebih pada
jantung yang dapat mengancam nyawa, hipotensi
ortostatik, takikardi, efek sedative pada minggu
pertama pengobatan, peningkatan berat badan.
Disfungsi seksual (pada sebagian kecil pasien).

PENATALAKSANAAN
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas, gangguan
kardiovaskular yang berat, glukoma sudut
sempit, pemberian bersama MAOI, pemulihan
akut post-MI
Obat-obat yang termasuk antidepresan klasik
(Trisiklik & Tetrasiklik) :
1. Imipramin
2. Klomipramin
3. Amitriptilin
4. Lithium karbonat

PENATALAKSANAAN
2. Anti Depresan Generasi kedua (SSRI & SNRI)
. Farmakodinamik SSRI : SSRIs menghambat reuptake
serotonin,
meningkatkan
neurotransmitter pada celah sinaps dan pada
akhirnya
menigkatkan
aktivitas
neuron
postsinaps. Antidepresan, termasuk SSRIs,
memerlukan
waktu
2
minggu
untuk
memperbaiki gangguan mood, dan keuntungan
maksimum dapat diperoleh dalam 12 minggu
atau lebih. SSRIs memiliki sedikit aktivitas
untuk menghalangi receptor muskarinik, adrenergik, histamin H1

PENATALAKSANAAN
Farmakokinetik SSRI : diabsorbsi dengan baik

setelah pemberian oral, makanan memiliki


sedikit efek pada absorbsi obat. Obat ini
terdistribusi dengan baik, waktu paruh di
plasma
dalam
rentang
16-36
jam.
Metabolisme di hepar, eksresi melalui urin,
feses.
Efek samping : :gangguan tidur, disfungsi

seksual, diare, mual, sakit kepala, anoreksia,


somnolen, dan kecemasan.

PENATALAKSANAAN
Kontra indikasi : hipersensitivitas, penggunaan
bersama dengan MAOI, penggunaan bersama
dengan pimozide /thioridazine, laktasi.
Obat-obat yang termasuk antidepresan gol.
SSRI
1. fluoxetine
2. Sertraline
3. paroxetine

PENATALAKSANAAN
Farmakodinamik
SNRI
:
SNRIs
bekerja
dengan
menghambat pengambilan kembali serotonin, dan pada
dosis yang lebih tinggi menghambat pengambilan
kembali norepinefrin. SNRIs juga memiliki efek yang
ringan dalam menghambat reseptor dopamin. SNRIs
tidak memiliki aktivitas pada reseptor adrenergic,
muskarinik, dan histaminic.
Efek samping : mual, pusing, sedative, konstipasi, sakit
kepala, bingung, gangguan ejakulasi, mulut kering,
berkeringat.
Kontra indikasi : hipersensitivitas, pemberian bersama
MAOIs
Contoh obat-obatan gol. SNRI
1. Venlafaxine

PENATALAKSANAAN
3. Anti Depresan MAOI
. Farmakodinamik : bekerja dengan menghambat aktivasi dari
enzim monoamine oxidase dalam neuron, sehingga kelebihan
neurotransmitter dapat berdifusi ke celah sinaps yang
menimbulkan efek antidepresan. Efek antidepresan diperoleh 24 minggu selama terapi.
. Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik melalui pemberian
oral. Eksresi melalui urin.
. Efek samping : sakit kepala, takikardi, mual, hipertensi, aritmia
jantung stroke, mengantk, hipotensi ortostatik, penglihatan
kabur, mulut kering, disuria, konstipasi. MAOIs tidak hanya
mengahambat enzim MAO, tetapi juga enzim-enzim lain, karena
itu obat ini mengganggu metabolisme banyak obat di hati.

PENATALAKSANAAN
Kontraindikasi : hipersensitivitas, CHF, penyakit
liver, gangguan ginjal berat, pembedahan
elektif dengan anastesi umum, penggunaan
bersama
dengan
obat
simpatomimetik,
meperidine, dextromethorphan.
Contoh obat-obatan gol . MAOI
1. Moclobemid

PENATALAKSANAAN
4. Anti Depresan Atypical
. Famakodinamik : Belum diketahui dengan pasti; secara stuktur
tidak berhubungan dengan SSRIs, TCAs, MAOIs. Tidak
menghambat aktivitas monoamin oksidase atau pengambilan
kembali serotonin. Mungkin bekerja melalui jalur dopaminergik
atau noreadenergik sehingga menghambat pengambilan
kembali noreepinefrin dopamin.
. Efek samping : agitasi, ansietas, dan insomnia. Mulut kering,
migrain, mual, muntah, konstipasi, tremor, nyeri perut,
penurunan memory, arthritis, berdebar-debar, nyeri dada,
infeksi, paresthesia
. Kontra
indikasi
:
hipersensitivitas,
gangguan
kejang,
bulimia/anorexia, pasien yang terhenti menggunakan alcohol
atau sedatives secara tiba-tiba. Penggunaan bersama MAOIs.

PENATALAKSANAAN

Obat Anti Depresan dan Rentang Dosis

PENATALAKSANAAN
Golongan obat antidepresan yang dipilih adalah
Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRIs).
Pada dasarnya, semua obat anti depresi
mempunyai efek primer (klinis/ efikasi) yang
sama, perbedaan terutama pada efek samping.
Dipilih golongan SSRIs yang efek sampingnya
sangat minimal, spektrum efek anti-depresi
luas, dan gejala putus obat sangat minimal,
serta lethal dose yang tinggi sehingga relative
aman

PENATALAKSANAAN
Obat antidepresan yang dipilih dari golongan
SSRIs ini adalah Fluoxetine.
Efficacy, safety, suitability dari golongan SSRIs
ini hampir sama. Namun perbedaan mencolok
terdapat pada cost
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada
kehamilan adalah fluoxetine (Prozac), sertraline
(Zoloft), and paroxetine (Paxil). Fluoxetine,
paling banyak diteliti pemakaiannya pada
kehamilan dan tidak ada efek negatif terhadap
janin maupun perkembangan selanjutnya.
Sertralin, paroxetin dan citalopram juga telah
diteliti dan aman bagi kehamilan

PENATALAKSANAAN
Dari golongan TCA, nortriptilin atau desipramin
bisa dipilih karena sudah banyak data tentang
obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah
diketahui dengan baik.
Jika penggunaan TCA akan dihentikan, maka
harus dikurangi dosisnya secara perlahan untuk
mencegah gejala putus obat. Jika mungkin
tappering dapat dimulai 5-10 hari sebelum hari
perkiraan melahirkan

Kesimpulan
Depresi pada masa kehamilan ini masih menjadi isu

penting karena dampak yang dapat ditimbulkan baik


pada janin dan perkembangannya serta terhadap
kesehatan mental wanita hamil jika depresi ini tidak
ditatalaksanai dengan baik
Sudah seharusnya provider kesehatan menjelaskan
pilihan yang dapat diambil oleh wanita hamil yang
mengalami depresi untuk mengatasi keluhannya,
dan provider kesehatan mampu menjelaskan
keuntungan dan efek samping dari modalitas terapi
depresi ini berdasarkan bukti klinis yang diperoleh
dari hasil-hasil penelitian ilmiah

TERIMA KASIH

You might also like