You are on page 1of 50

Laporan Kasus

PTERIGIUM

Presenter : Reskiyani ashar ,S.Ked


Pembimbing : dr.purnamanita , Sp.M

STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny. B

Janis Kelamin : Perempuan

Umur

: 68 tahun

Agama

: Islam

Suku/Bangsa: Makassar/Indonesia

Pekerjaan: Petani

Alamat

: Jl.Taipakkodong Kab.Gowa

No. Register: 43.58.58

Tanggal Pemeriksaan

Rumah Sakit

Pemeriksa

: 2 Mei 2015

: RSUD. Syech yusuf


: dr.(YB),Sp.M

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Adanya selaput pada kedua mata


Anamnesis Terpimpin :
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Syech Yusuf dengan keluhan adanya selaput
pada mata kiri dan kanan yang telah dialami sejak 2 tahun yang lalu. Dialami secara
perlahan-lahan yang awalnya sebelah kiri kemudian lanjut sebelah kanan , Awalnya
tumbuh pada bagian pinggir mata, lama kelamaan melebar sampai kebagian mata
hitam. Pasien merasa seperti ada benda asing yang menutupi matanya. Selain itu juga
mengeluh penglihatan kabur pada kedua matanya jika melihat jauh, maupun dekat
sejak selaput tumbuh. Rasa mengganjal (+), sulit menggerakkan mata kiri (+), air
mata berlebih (+), kotoran mata berlebih (-), rasa gatal (+), rasa silau (+), riwayat
pasien sering terpapar sinar matahari dan debu (+),Riwayat penggunaan kacamata(-)

Riwayat Penyakit Terdahulu :


Riwayat penyakit dengan

keluhan yang sama sebelumnya (-).

Riwayat diabetes melitus (-)


Riwayat hipertensi (-)
Riwayat trauma (-)
Riwayat alergi (-)

Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah

berobat sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga dan sosial


Tidak ada riwayat penyakit yang

sama pada keluarga pasien.

Pasien sering terpapar sinar matahari dikarenakan pekerjaan

sebagai petani

Status Ophthalmikus
A. Pemeriksaan inspeksi
Palpebra
Silia

OD

OS

Edema (-)

Edema (-)

Normal, sekret (-)

Normal, sekret (-)

Apparatus

lakrimasi (+)

lakrimasi (+)

Lakrimalis
Konjungtiva

Hiperemis (+), Tampak selaput berbentuk segitiga dibagian

Hiperemis(+), Tampak selaput berbentuk segitiga dibagian

nasal dengan apex belum sudah melewati limbus tetapi

nasal dengan apex melewati limbus dan mencapai pupil

belum mencapai pupil


Bola mata

Normal

Normal

Kornea

Jernih

Jernih

Bilik Mata

Normal

Normal

Coklat, Kripte (+)

Coklat, kripte (+)

Pupil

Bulat, Sentral

Bulat, Sentral

Lensa

Keruh

Keruh

Ke segala arah

Ke segala arah

Depan
Iris

Mekanisme muscular

Pemeriksaan Palpasi
Palpasi

OD

OS

Tensi Okuler

Tn

Tn

Nyeri tekan

(-)

(-)

Massa tumor

(-)

(-)

Tidak ada pembesaran

Tidak ada pembesaran

Glandula preaurikuler
Tonometri
Tidak dilakukan Pemeriksaan
Visus
VOD - 20/ 80 tidak di koreksi
VOS - 20/100 tidak dikoreksi
Campus Visual
Tidak dilakukan Pemeriksaan
Color sense
Tidak dilakukan pemeriksaan
Light Sense
Tidak dilakukan pemeriksaan
Diafanoskopi
Tidak dilakukan pemeriksaan

Presbiop = +3,00
Presbiop = +3,00

C. Penyinaran oblik
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Pemeriksaan
Konjungtiva
Kornea
Bilik mata depan
Iris
Pupil

OD
Hiperemis (+)
Jernih
Normal
Coklat, kripte (+)
Isokor, Bulat, sentral,
RC(+)

OS
Hiperemis (+)
Jernih
Normal
Coklat, kripte (+)
Isokor,Bulat, sentral,
RC(+)

6.

Lensa

Keruh

Keruh

D. Pemeriksaan Slit Lamp


SLOD : konjungtiva hiperemis (+), tampak selaput berbentuk segitiga dibagian nasal dengan apeks melewati limbus dan

belum mencapai pupil, kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa keruh
sebagian .
SLOS : konjungtiva hiperemis (+) Tampak selaput berbentuk segitiga dibagian nasal dengan apex melewati limbus dan

mencapai pupil., kornea jernih, BMD kesan normal, Iris coklat, kripte (+), pupil bulat sentral RC (+), lensa keruh sebagian .

RESUME
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Syech Yusuf dengan keluhan adanya selaput pada mata kiri dan
kanan yang telah dialami sejak 2 tahun yang lalu. Dialami secara perlahan-lahan yang awalnya sebelah kiri
kemudian lanjut sebelah kanan , Awalnya tumbuh pada bagian pinggir mata, lama kelamaan melebar sampai
kebagian mata hitam. Pasien merasa seperti ada benda asing yang menutupi matanya. Selain itu juga mengeluh
penglihatan kabur pada kedua matanya jika melihat jauh, maupun dekat . Rasa mengganjal (+),sulit
menggerakkan mata kiri (+), air mata berlebih (+), kotoran mata berlebih (-), rasa gatal (+), rasa silau (+), riwayat
pasien sering terpapar sinar matahari dan debu (+), Riwayat penggunaan kacamata (-).
Pada pemeriksaan oftalmologi (visus ) VOD 20/80 dan VOS 20/100. Pada pemeriksan slit lamp didapatkan
OD tampak selaput berbentuk segitiga dibagian nasal dengan apex sudah mencapai limbus dan pada OS Tampak
selaput berbentuk segitiga dibagian nasal dengan apex sudah mencapai pupil,kedua lensa keruh sebagian dan
terdapat gangguan penglihatan pada OS dan OD Pada pemeriksaan palpasi tidak ditemukan kelainan.

Diagnosis Kerja

OD Pterygium Stadium II + presbiop ametrop +


katarak senilis immatur
OS Pterygium Stadium III + presbiop ametrop +
katarak senilis immatur

DIAGNOSA BANDING

Pseudopterygium
Pinguekula

TERAPI
Non medikamentosa
Kurangi pajanan debu, sinar matahari dengan menggunakan kacamata.
Medikamentosa
C- lyters untuk mata kanan dan kiri
Bedah
Rencana ODS Eksisi pterygium

PROGNOSIS

Qua ad vitam : Bonam


Qua ad sanationam

: Bonam

Qua ad vitam : dubia et bonam


Qua ad cosmeticam : Dubia et malam

DEFINISI
Pterygium berasal dari bahasa Yunani yaitu Pteron yang

artinya sayap (wing). Pterygium didefinisikan sebagai


pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada subkonjungtiva
dan tumbuh menginfiltrasi permukaan kornea.

ANATOMI FISIOLOGI KONJUGTIVA

Fungsi dari konjungtiva adalah memproduksi air mata, menyediakan kebutuhan oksigen ke kornea

ketika mata sedang terbuka dan melindungi mata dengan mekanisme pertahanan nonspesifik yang
berupa barier epitel, aktivitas lakrimasi, dan menyuplai darah. Selain itu, terdapat pertahanan spesifik
berupa mekanisme imunologis seperti sel mast, leukosit, adanya jaringan limfoid pada mukosa
tersebut dan antibodi dalam bentuk IgA

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan

jendela yang dilalui berkas cahaya menuju retina.

EPIDEMIOLOGI
Di daerah tropis seperti Indonesia, dengan paparan

sinarmatahari tinggi, risiko timbulnya pterigium 44


lebih tinggi dibandingkan daerah non-tropis, dengan
prevalensi untuk orang dewasa > 40 tahun adalah
16,8%; laki-laki 16,1% dan perempuan 17,6%.

Etiologi

PATOMEKANISME
Ultraviolet mutagen u/ p53 tumor suppressor gene

pada limbal basal stem cell tanpa apoptosis(kematian


sel), transforming growth factor- beta overproduksi
kolagenase . Sel-sel bermingrasi dan angiogenesis
degenerasi kolagen & terlihat jaringan subepitelial
fibrovaskular.
Jaringan subkonjungtiva degenerasi elastoik&
proliferasi jaringan granulasi vascular di bawah
epithelium menembus kornea. Kerusakan pada
kornea terjadi pada lapisan membrane bowman oleh
pertumbuhan jaringan fibrovaskular.

Sinar UV-B merupakan sinar yang dapat menyebabkan mutasi pada gen

suppressor tumor p53 pada sel-sel benih embrional di basal limbus


kornea. Tanpa adanya apoptosis (program kematian sel), perubahan
pertumbuhan faktor Beta akan menjadi berlebihan dan menyebabkan
pengaturan berlebihan pula pada sistem kolagenase, migrasi seluler dan
angiogenesis. Perubahan patologis tersebut termasuk juga degenerasi
elastoid kolagen dan timbulnya jaringan fibrovaskular.
Histopatologi dari kolagen abnormal pada area degenerasi

elastik menunjukkan basofilia dengan pewarnaan hematoksilin


dan eosin. Kornea menunjukkan destruksi pada lapisan
membrana Bowman akibat pertumbuhan fibrovaskular, disertai
dengan peradangan ringan. Epitelnya dapat normal, tipis atau
menebal kadang disertai displasia

JENIS-JENIS PTERYGIUM
Vaskuler
Membrannaceus

GEJALA
Gejala Subyektif
Gejala klinis pterygium pada tahap awal biasanya ringan
bahkan sering tanpa keluhan sama sekali (asimptomatik).
Beberapa keluhan sering dialami pasien antara lain :
Merasa seperti ada benda asing
Mata berair dan tampak merah
Timbul astigmatisme
Pada pterigium yang lanjut (derajat 3 dan 4) dapat menutupi pupil dan

aksis visual sehingga tajam penglihatan menurun.

GEJALA OBJEKTIF

Adanya selaput/jaringan fibrobvaskular/ lipatan segitiga


konjungtiva yang mencapai kornea, biasanya di sisi nasal,
tetapi juga dapat terjadi di sisi temporal.

Stadium pterigium

Stadium1:
Stadium 3:Lapisan
2:
4:
Invasi
Lapisan
Pertumbuhan
minimum,
tebal
tebal,seperti
telah
pembuluh
pertumbuhan
melewati
daging
darah
yang
lapisan
pupil.
profunda
menutupi
yangtidak
transparan
sebagian
kelihatan
pupil,
dan
dan
tipis,
vaskularisas
menginvasi
pertumb

Stadium 1

Stadium 3

Stadium 2

Stadium 4

Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang

Differensial diagnosis
Pinguekula merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva. Pembuluh

darah tidak masuk ke dalam pinguekula akan tetapi bila meradang atau terjadi iritasi,
maka sekitar bercak degenerasi ini akan terlihat pembuluh darah yang melebar

Pseudopterigium
Pseudopterigium merupakan perlekatan konjungtiva
dengan kornea yang cacat

Penatalaksanaan

Non medikamentosa :
Karena kejadian pterigium berkaitan dengan aktivitas lingkungan, penanganan pterigium asimptomatik dengan penggunaan
kacamata sinar UV-blockking.Anjurkan pasien untuk menghindari daerah berasap atau berdebu sebisa mungkin.

Medikamentosa
Untuk pterigium derajat 1-2 yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3

kali sehari selama 5-7 hari.


Pembedahan :
Adapun indikasi operasi menurut Ziegler dan Guilermo Pico, yaitu:
1. Menurut Ziegler :
2. Mengganggu visus
3. Mengganggu pergerakan bola mata
4. Berkembang progresif
5. Mendahului suatu operasi intraokuler
6. Kosmetik

Teknik pembedahan
Pada prinsipnya, tatalaksana pterygium adalah dengan tindakan operasi.Ada
berbagai macam teknik operasi yang digunakan dalam penanganan pterygium di
antaranya adalah:
1. Bare sclera
2. Simple closure
3. Sliding flap
4. Rotational flap
5. Conjungtival graft
6. Amniotic membrane transplantation

Prognosis

Pterigium umumnya prognosis baik. Kekambuhan


dapat dicegah dengan kombinasi operasi dan
sitotastik tetes mata atau bedah radiasi .

KATARAK

Definisi
Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris berarti

Cataract, dan latinCataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa


Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun
akibat lensa yang keruh.Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada
lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa atau terjadi akibat keduanya.

Gambar a) Mata Katarak b) mata normal

Anatomi lensa

Lensa mengandung : 33 % protein, 66 % air. Protein lensa terdiri dari : (8)


Struktur lensa dapat diurai menjadi :

Kapsul
2. Epitel subkapsul
3. Kortex dan nukleus
1.

Kekeruhan pada lensa dapat disebabkan :

kelainan kongenital mata (kelainan genetik, infeksi virus,dll),


trauma,
penyakit mata (glaukoma, uveitis,dll),
proses usia atau degenerasi lensa,
kelainan sistemik seperti diabetes mellitus,
riwayat penggunaan obat-obatan steroid, dll.1
Kerusakan oksidatif oleh paparan sinar ultraviolet, rokok,
alkohol

Katarak senilis: katarak yang terjadi akibat proses penuaan

dan bertambahnya umur mulai usia 40 tahun.

Gejala umum gangguan katarak


meliputi :
Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut

menghalangi objek.
Peka terhadap sinar atau cahaya.
Dapat melihat ganda pada satu mata.
Kesulitan untuk dapat membaca.
Lensa mata berubah menjadi buram.

Stadium katarak senil


Insipien

Imatur

Matur

Kekeruhan

Ringan

Sebagian

Cairan
lensa

Normal

Bertamba Normal
h

Berkurang

Iris

Normal

Terdorong Normal

Tremulans

Bilik mata
depan

Normal

Dangkal

Normal

Dalam

Sudut bilik
mata

Normal

Sempit

Normal

Terbuka

Shadow
test

Negatif

Positif

Negatif

Pseudopositif

Penyulit

Glaukoma

Seluruh

Hipermatus

Masif

Uveitis +
glaukoma

B
E
N
T
U
K
K
A
T
A
R
A
K

Katarak
nuklear

Katarak kortikal

Katarak
kupuliformis
atau
subkapsularis
posterior

Katarak yang lokasinya terletak


pada bagian tengah lensa atau
nukleus. Nukleus cenderung
menjadi gelap dan keras (sklerosis),
berubah dari jernih menjadi kuning
sampai coklat.
Katarak menyerang lapisan yang
mengelilingi nukleus atau korteks

Bentuk ini terletak pada bagian


belakang dari kapsul lensa

Penatalaksanaan
Ektraksi Katarak Intra Kapsular

Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular

Jenis pembedahan

small incision catarak surgery

Fakoemulsifikasi

Ametropia
Ametropia disebut juga anomali refraksi atau kelainan refraksi. 3 Mata
ideal adalah mata emetropia, artinya dalam ukuran yang benar. Pada
mata emetropia sinar dari jauh yang datang ke mata akan difokuskan di
retina tanpa akomodasi

Adapun bentuk-bentuk dari ametropia :5

Hipermetropia

Hipermetropia adalah suatu kondisi ketika kemampuan refraktif mata

terlalu lemah yang menyebabkan sinar yang sejajar dengan sumbu


mata tanpa akomodasi difokuskan di belakang retina.

Miopia

Miopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refraktif

mata terlalu kuat untuk panjang anteroposterior mata sehingga sinar


datang sejajar sumbu mata tanpa akomodasi difokuskan di depan
retina.

Astigmatisme

. Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana sinar yang sejajar tidak

dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasan


sehingga fokus pada retina tidak pada satu titik.

PRESBIOPIA

Definisi
Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin
kehilangan fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus
pada benda yang dekat. Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan
refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata
sesuai dengan makin meningkatnya umur

Etiologi

A. Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut


B. Kelemahan otot-otot akomodasi
C. Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang
elastisitasnya akibat kekakuan (sklerosis) lensa

Patofisiologi
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi
mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks
lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya
umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan
elastisitasnya untuk menjadi cembung. Dengan demikian kemampuan
melihat dekat makin berkurang.

Patofisilogi

Klasifikasi
a. Presbiopi Insipien
b. Presbiopi Fungsional
c. Presbiopi Absolut
d. Presbiopi
e. Presbiopi Nokturnal

Gejala

a. Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus / kecil


b. Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa
pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika
membaca terlalu lama
c. Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan
punggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang
biasa (titik dekat mata makin menjauh)
d. Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di
malam hari
e. Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca
f. Terganggu secara emosional dan fisik

Penatalaksanaan Presbiopi
Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopi.

Tujuan koreksi adalah untuk mengkompensasi


ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objekobjek yang dekat
Usia (tahun)

Kekuatan Lensa Positif yang dibutuhkan

40

+1.00 D

45

+1.50 D

50

+2.00 D

55

+2.50 D

60

+3.00 D

You might also like