You are on page 1of 16

ESAI

Materialistik dalam
Bingkai Kekinian

Muh. Galang Pratama


(Fakultas Syariah &
Hukum

Baru-baru ini,
kita digemparkan
oleh berita tentang
Padepokan
Dimas Kanjeng Taat pribadi
di Probolinggo, Jawa Timur,
yang dapat
menggandakan uang.

Masalah:
Di saat kerasionalitasan berpikir dan
keimanan dilumpuhkan oleh materi.
Kita melihat seorang alumni doktor
Amerika bisa menjadi salah satu
petinggi di padepokan tersebut.
Sebutlah namanya, Marwah Daud
Ibrahim. Bagi kaum cendekiawan di
Indonesia, siapa yang tak
mengenalnya?

Media
Dimas Kanjeng akhirnya ditangkap polisi dari
Kepolisian Daerah Jawa Timur di padepokannya,
Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal,
Gading, pada Kamis, 22 September 2016, atas
tuduhan membunuh dua pengikutnya, Ismail
Hidayah dan Abdul Ghani. Penangkapan itu
melibatkan sekitar 1.000 personel. (Tempo,
10/10/2016)

Dimas Kanjeng juga dijerat kasus


penipuan dan penggelapan dengan
kedok penggandaan uang terhadap
ribuan pengikutnya.
Puluhan orang telah melapor ke polisi
dengan membawa sejumlah barang
bukti, di antaranya emas batangan
dan uang palsu serta benda aneh alat
pengganda uang.
(Tempo, 10/10/2016)

Harian Fajar Makassar (9/10/2016),


menyebut, Suami Marwah ikut jadi DPO.
Kini, setelah ditetapkannya Taat Pribadi menjadi tersangka, satu per satu pengikutnya pun dicari tahu.

Teori
Mochtar Lubis (1977) dalam esainya
berjudul Manusia Indonesia, telah
menderet 12 ciri negatif manusia
Indonesia, salah satu di antaranya
adalah malas bekerja.

Di Indonesia sendiri, kasus ini


merupakan indikasi bahwa orang
Indonesia ingin cepat kaya.
Selain kasus menggandakan uang,
kasus lain yang sejenis pun sudah
sering kita dengar, katakan saja babi
ngepet, tuyul, kolor ijo, dlsb.
Sungguh, ini bukti bahwa masyarakat
Indonesia memang masih
memercayai takhayul di dunia
modern ini.

Sebenarnya apa yang

salah?
Apakah karena pengaruh
modernitas itu sendiri,
yang membuat seseorang
lupa akan jati dirinya,
sehingga mengharapkan
sesuatu secara seketika

Simpulan
Hal yang dapat penulis simpulkan
dari masalah ini yaitu karena
hilangnya satu budaya yang
telah dititipkan oleh nenek
moyang bangsa kita terdahulu.
Apakah itu?
Yaitu, budaya Gotong royong atau
dalam istilah asing, kita
mengenal nya dengan istilah

Terima kasih

MgP (Muh. Galang Pratama)


From :
The Departement of Criminal and The
Constitution Law
Syariah and Law Faculty
State Islamic University of Alauddin Makassar
Hp 0853-4380-1995
E-mail : mgalangpratama95@gmail.com

Sumber Foto : dimaskanjengtaatpribadi.files.wordpress.com

Sumber Foto : i.ytimg.com

Foto : Marwah Daud Ibrahim


Sumber : m.tempo.co/Zulkarnain

Foto : Maha Guru di Padepokan Dimas KTP

SEKIAN

You might also like