You are on page 1of 34

Asuhan

Keperawatan
dengan Gangguan
Parasit Filariasis
dan Ascariasis
BY: SGD KELOMPOK 6
A-1/2015
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016

a. filariasis

Definisi
Filariasis adalah suatu penyakit yang sering pada daerah subtropik
dan tropik, disebabkan oleh parasit nematode (cacing Wuchereria
bencrofi) pada pembuluh limfe. Penyakit ini bersifat menahun
(kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan
tangan, dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki
(Witagama, dedi. 2009).

Penyebab
Penyebab dari infeksi parasit filariasis adalah cacing filarial, di
Indonesia ada 3 species cacing filarial yaitu Wuchereria bancrofti
(Paling Banyak), Brugia malayi dan Brugia timori yang masingmasing sebagai penyebab filariasis bancrofti, filariasis malayi dan
filariasi timori, beragam species nyamuk dapat berperan sebagai
penular (vektor) penyakit tersebut (Anopheles, Aedes, Culex
Platyhelminthes
quinquefasciatu, dll). Filum:
Klasifikasi ilmiah

Kelas:

Nematoda

Subclass:

Secernentea (Phasmidia)

Ordo:

Spiruida

Superfamily:

Filarioidea

Family:

Filariidaae

Genus:

Wuchereria

Species:

Wuchereria bancofti

Morfologi
Cacing ini habitatnya dalam sistem peredaran darah, limpa, otot dan
jaringan ikat (serosa)
Cacing dewasa merupakan cacing yang langsing seperti benang, berwarn
kekuningan, dengan panjang yang mencapai 2-70 cm, cacing betina
panjangnya kurang lebih dua kali cacing jantan.
Tidak memiliki bibir yang jelas, mulutnya sederhana, rongga mulutnya
tidak nyata. Esofagus berbentuk seperti tabung, tanpa bulbus esofagus,
biasanya bagian anterior berotot sedangkan bagian posterior berkelenjar.
Cacing jantan memiliki dua spikula untuk kopulasi, kadang-kadang pada
bagian ekor memiliki alae. Cacing betina vivipara melahirkan mikrofilaria
pralarva

Siklus Hidup

Tanda dan Gejala


Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan
paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
Radang saluran getah bening, terasa panas dan sakit yang menjalar
dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung (retrograde
lymphangitis)
Filarial abses akiibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah
bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah beserta darah
Pembesaran tungkai agak kemerahan dan terasa panas (early
lymphedema)
Sedangkan gejala kronis dari penyakit kaki gajah berupa pembesaran
yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah
zakar (elephantiasis skroti)

Klasifikasi
Tingkat 1, edema pitting pada tungkai yang dapat kembali
(reversible) bila tungkai diangkat
Tingkat 2, pitting/ non-pitting edema pada tungkai yang tidak
dapat kembali (irreversible) apabila tungkai diangkat
Tingkat 3, edema non-pitting, tidak dapat kembali normal
apabila tungkai di angkat dan kulit menebal
Tingkat 4 non-pitting dengan jaringan fibrosis dan verukosa
pada kulit.

Etiologi
Manusia merupakan satu-satunya hospes yang diketahui.
Penularannya melalui proboscis (labela) sewaktu gigitan nyamuk
yang mengandung larva infektif. Larva akan terdeposit di kulit,
berpindah ke pembuluh limfa berkembang menjadi cacing dewasa
selama 6-12 bulan, dan menyababkan kerusakan dan pembesaran
pembuluh limfa. Filaria dewasa hidup beberapa tahun dalam tubuh
manusia. Selama periode tersebut filarial berkembang
menghasilkan jutaan microfilarial (umur 3-36 bulan) yang belum
masak, beredar di daerah perifer dan dapat dihisap oleh nyamuk
kemudian menularkan ke manusia lain

WOC Filariasis

Diagnosa dan Pemeriksaan


Penunjang
a. Pemeriksaan makroskopis
Dengan melihat gejala klinis, Salah satu gejala klinisnya berupaelephantiasis yang dapat
mengenai seluruh lengan, pangkal paha sampai mata kaki serta dapat menyerang system kelamin,
payudara dan vulva.
b.

Pemeriksaan mikroskopis
1. Pemeriksaan Mikrofilaria dalam darah
a. Sediaan hapus darah tebal

e. Darah vena

i. Xenodiagnosis

b. Sediaan hapus darah segar

f. Cara provokasi

c. Filtrasi membran

g. Teknik Knott

d. Tabung kapiler

h. Polymarase Chain Reaction (PCR)

2. Pemeriksaan untuk melihat cacing dewasa


Pemeriksaan dengan bantuan Ultrasonografi (USG), yang dilakukan pada skrotum, dan kelenjar
inguinal klien. Maka akan tampak gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarial dancing worm).
Pemeriksaan ini berguna terutama untuk evaluasi pengobatan.

Komplikasi
Cacat menetap pada bagian tubuh yang terkena
Limfadema: infeksi Wuchereria mengenai kaki dan lengan,
skrotum, penis,vulva vagina dan payudara
Hidrokel (40-50% kasus), adenolimfangitis pda saluran
limfe testis berulang:pecahnya tunika vaginalis Hidrokel
adalah penumpukan cairan yang berlebihan di
antaralapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis.
Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam
rongga itu memang adadan berada dalam keseimbangan
antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di
sekitarnya
Kliura (kencing seperti susu), hal ini dapat terjadi karena
bocornya atau pecahnya saluran limfe ke dalam saluran
kemih (T. Pohan, Herdiman. 2009)

Pengobatan dan Pencegahan


Pengobatan
a. DEC
Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) untuk memutus mata rantai siklus cacing filariasis. Obat ini mampu
membunuh mikrofilaria namun tidak memiliki efek bagi cacing dewasa, dengan demikian DEC hanya
membantu untuk mengontrol penularan infeksi dari satu orang ke orang lainnya.
Efek samping : pusing, mual dan demam selama menggunakan obat ini.
Untuk pengobatan individual diberikan Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) 6 mg/kgBB 3 x sehari selama 12
hari.
Pengobatan masal (rekomendasi WHO) adalah DEC 6 mg/kgBB dan albendazol400mg (+ parasetamol)
dosis tunggal, sekali setahun selama 5 tahun.
Implementation unit (IU) adalah kecamatan / wilayah kerja puskesmas (jumlah penduduk 8.000 10.000
orang).
Nama dagang dari obat DEC (Diethylcarbamizine citrat) juga ada beberapa macam diantaranya:
Filarzinan,Hetrazan,Filarsan (Mecosin), tablet 100 mg
b. Ivermectin (albendazole)
Albendazole adalah kelompok obat antelmintik yang berfungsi mengatasi infeksi yang disebabkan oleh cacing,
, seperti cacing pita babi, cacing tambang, cacing cambuk, cacing gelang, dan cacing kremi.

Kontra Indikasi:
Albendazol menunjukkan sifat teratogenik embriotoksis pada percobaan dengan hewan. Karena itu obat ini tidak boleh diberikan
pada wanita yang sedang mengandung. Pada wanita dengan usia kehamilan masih dapat terjadi (15 40 tahun), albendazol dapat
diberikan hanya dalam waktu 7 hari dihitung mulai dari hari pertama haid.
Komposisi:
Tiap tablet kunyah mengandung albendazol 400 mg.
Cara Kerja:
Hasil percobaan preklinis dan klinis menunjukkan bahwa albendazol mempunyai khasiat membunuh cacing, menghancurkan telur
dan larva cacing. Efek antelmintik albendazol dengan jalan menghambat pengambilan glukosa oleh cacing sehingga produksi ATP
sebagai sumber energi untuk mempertahankan hidup cacing berkurang, hal ini mengakibatkan kematian cacing karena kurangnya
energi untuk mempertahankan hidup.
Dosis:
Dosis umum untuk dewasa dan anak di atas 2 tahun :
400 mg sehari, diberikan sekaligus sebagai dosis tunggal. Tablet dapat dikunyah, ditelan atau digerus lalu dicampur dengan
makanan.
Pada kasus dimana diduga atau terbukti adanya penyakit cacing pita atau Strongyloides stercoralis, dosis 400 mg albendazol setiap
hari diberikan selama tiga hari berturut-turut.
Efek samping:
Perasaan kurang nyaman pada saluran pencernaan dan sakit kepala pernah terjadi pada sejumlah kecil penderita, tetapi tidak
dapat dibuktikan bahwa efek samping ini ada hubungannya dengan pengobatan.
Juga dapat terjadi gatal-gatal dan mulut kering.
Perhatian:
Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati.
Jangan diberikan pada ibu menyusui.
Sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak di bawah umur 2 tahun.

Umur

DEC (100mg)

Albendazol (400mg)

2 6 tahun

1 tablet

1 tablet

7 12 tahun

2 tablet

1 tablet

> 13 tahun

3 tablet

1 tablet

Tabel 1. Dosis DEC untuk filariasis berdasarkan


umur
Sumber : PEDOMAN PENGOBATAN DASAR DI
PUSKESMAS, DEPKES RI

Lanjutan.
Pengobatan
c. Tindakan bedah
Operasi ini dilakukan apabila:
1. Bengkak kantung kemaluan yang besar dan dapat menekan pembuluh darah, contoh dari
salah satu tindakan operasi tersebut adalah operasi hidrokel.
2. Bagian tubuh tersebut sudah terlalu besar sehingga berat dan mengganggu aktivitas
sehari-hari
. Pencegahan
a. Kegiatan pencegahan nyamuk
1. Pemberantasan nyamuk dewasa dan jentik-jentik nyamuk
2. Mencegah gigitan nyamuk
b. Memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
c. Melakukan gerakan 3 M (Menutup, Mengubur, Menguras)

Askep Umum Filariasis

b. ascariasis

Definisi

Ascariasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing


gelang Ascaris lumbricoides atau Cacing gelang yang merupakan
parasit usus terbesar dan cacing bisa mencapai hingga 40 cm
panjangnya. Infeksi ini sering terjadi pada daerah dengan sanitasi
yang buruk, khususnya di negara-negara miskin di daerah tropis
dan subtropis.

Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Ascariasis lumbricoides atau
lebih dikenal masyarakat dengan cacing gelang merupakan salah
satu cacing yang merugikan manusia berasal dari kelas Nematoda
dalam Filum Namathelminthes. Ascariasis lumbricoides hidup
dalam tubuh manusia tepatnya di dalam usus halus. Ascariasis
lumbricoides hidup di dalam usus halus karena di dalam usus
halus cacing ini dengan mudah memperoleh asupan nutrisi.
Ascariasis lumbricoides ini masuk ke dalam tubuh melalui
makanan yang telah terkontaminasi telur cacing perut.

Morfologi
Cacing dewasa merupakan nematode usus terbesar, berwarna putih kekuningkuningan sampai merah muda, sedangkan cacing mati berwarna putih. Badannya
bulat memanang, kedua ujung lancip, bagian anterior lebih tumpul dari posterior.
Pada bagian anterior terdapat mulut dengan tiga lipatan bibir (1 bibir di dorsal
dan 2 di ventral), pada bibir tepi lateral terdapat sepasang papil peraba
Cacing jantan, memiliki ukuran panjang 15-30 cm x lebar 3-5 mm; bagian
posterior melengkung ke depan; terdapat kloaka dengan 2 spikula yang dapat di
tarik. Cacing betina berukuran panjang 22-35 cm x lebar 3-6 mm; vulva
membuka ke depan pada 2/3 bagian posterior tubuh terdapat penyempitan
lubang vulva yang disebut cincin kopulasi. Seekor cacing betina menghasilkan
telur 200.000 butir sehari, dapat berlangsung selama hidupnya, kira-kira 6-12
bulan

Gambar Anatomi
Cacing Ascariasis

Siklus hidup

Etiologi
Ascariasis disebabkan oleh Ascaris Lumbricoides. Cacing Ascariasis
lumbricoides dewasa tinggal di dalam lumen usus kecil dan memiliki umur
10-2 bulan. Cacing betina dapat menghasilkan 200.000 telur setiap hari.
Telur fertil berbentuk oval dengan panjang 45-70 m. Setelah keluar
bersama tinja, embrio dalam telur akan berkembang menjadi infektif
dalam 5-10 hari pada kondisi lingkungan yang mendukung. Stadium
infektif Ascaris Lumbricoides adalah telur yang berisi larva matang.
Sesudah tertelan oleh hospes manusia, larva dilepaskan dari telur dan
menembus diding usus sebelum migrasi ke paru-paru melalui sirkulasi
vena. Mereka kemudian memecah jaringan paru-paru masuk ke dalam
ruang alveolus, naik ke cabang bronkus dan trakea, dan tertelan kembali.
Setelah sampai ke usus kecil larva berkembang menjadi cacing dewasa
(jantan berukuran 15-25cm x 3mm dan betina 25-35cm x 4mm).

WOC

Tanda dan Gejala


Fase awal infeksi: pada fase ini telur-telur cacing akan tertelan dan menetas,
sehingga memicu gejala-gejala berupa demam, batuk kering, napas pendek, serta
mengi. Pada fase ini umumnya berlangsung selama 21 hari
Fase lanjut: larva-larva sudah berpindah ke usus dan berkembang menjadi cacing
dewasa. Ascariasis ringan hingga menengah akan memicu gejala sakit perut, mual
mjntah, diare, ataupun munculnya darah pada tinja
Adapun gejala-gejala yang dapat ditimbulkan antara lain:
Sakit perut yang parah
Muntah-muntah
Kelelahan
Adanya cacing dalam muntah atau tinja
Penurunan berat badan

Diagnosa
Diagnosis ascariasis ditegakkan berdasarkan menemukan telur
cacing dalam tinja (melalaui pemeriksaan langsung atau dengan
menggunakan metode tertentu), larva dalam sputum, cacing
dewasa keluar dari mulut, anus ataupun hidung.
No.

Beratnya Ascariasis

Jumlah Telur per Gram Tinja

Jumlah Cacing Betina

1.

Ringan

Kurang dari 7.000

5 atau kurang

2.

Sedang

7.000-35.000

6-25 cacing

3.

Berat

Lebih dari 35.000

Lebih dari 25 cacing

Pemeriksaan Penunjang
ERCP

- Foto Thorax

- USG (ultrasonografi)

- Pemeriksaan darah
- Pemeriksaan Feses

Komplikasi
Illeus obstruktivus
Disebabkan oleh gumpalan cacing, terutama pada anak-anak
Sumbatan pada organ berongga
Seperti pada saluran empedu, saluran pankreas
Usus buntu
Dapat terjadi yang disebabkan oleh cacing dewasa

Pengobatan
a. Obat-obatan

Pengobatan dan
Pencegahan

1. Pyrantel pamoate
Diberikan sebagai dosis tunggal 10 mg per-kg berat badan dengan meksimum pemberian 1 gram.
2. Levamiosele hydrochloride
Diberikan dengan dosis tunggal 2,5-5 mg per-kg berat badan
3. Garam piperazine
75 mg per-kg berat badan, maksimum pemberian 3,5 gram, diberikan 2 hari sebagai dosis harian
tunggal, obat ini juga dapat diberikan pada bayi usia 3-11 bulan dan biasa dikonsumsi sebanyak 1 kali saja.
Merupakan obat pilihan pada obstruksi intestinal oleh Ascariasis lumbricoides, karena obat ini
mengakhibatkan paraliasis yang flasid pada cacing
4. Albendazole
Obat untuk orang dewasa dan anak-anak diatas 2 tahun yang diberikan dosis tunggal 400 mg. Sakit
perut, mual, ruam kulit adalah efek samping dari konsumsi albendazole
5. Mebendazole
Diberikan dengan dosis 100 mg dua kali per hari selama 3 hari berturut-turut, dianjurkan untuk klien
1 tahun keatas. Efek samping yang berpotensi muncul adalah diare, ruam kulit, serta sering buang angin
6. Cyclobendazole
Devirat benzimidazole baru yang dapat membunuh Ascariasis lumbricoides.

Lanjutan Pengobatan dan


Pencegahan
Pengobatan
b. Terapi bedah
Akan diprioritaskan daripada obat oral, sebab efek dari cacing filarial sudah semakin memburuk seperti dapat
terjadi obstruksi usus, obstruksi saluran empedu, usus buntu sehingga apabila tidak ditangani secara cepat akan
menimbulkan berbagai hal yang tidak diinginkan.
pencegahan
1. Dengan melakukan pengobatan pada penderita ascariasis, yang dimaksudkan untuk menghilangkan sumber
infeksi, selain itu kita juga dapat memprioritaskan pengobatan kelompok tertentu dengan frekuensu indeks
tertinggi terhadap filaeiasis contihnya pada anak SD dan daerah endemis
2. Pendidikan tentang penyakit ascariasis, promosi kesehatan terutama membahas tentang kebersihan makanan,
seperti memasak makanan dan minuman dari sumber yang baik dan matang, masak lah air sebelum diminum
3. Pembuangan tinja manusia, anjurkan membuang feses tidak di sembarang tempat dan dilakukan pada
tempatnya, menghentikan menggunaan tinja sebagai pupuk
4. Sanitasi lingkungan yang baik, cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan berbagai aktivitas, membuang
sampah pada tempatnya.

Askep Umum Ascariasis

Contoh Askep kasus infeksi


parasit filariasis

You might also like