You are on page 1of 20

A S U H A N K EP ER A W ATA N PA D A

PA S IEN
D EN G A N

K A N G K ER G IN JA L

By :
Kelompok 12

Pengertian
Kanker ginjal merupakan sebagian
besar tumor ginjal yang padat
dan
jenis kanker ginjal yang paling sering
ditemukan adalah karsinoma sel
ginjal (adeno karsinoma renalis /
hipernefroma).

ETIO LO G I
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal

belum diketahui secara pasti.


factor-faktor :
1. Merokok
2. Kegemukan
3. Dialisis jangka panjang
4. Hipertensi
5. Von Hippel Lindau
6. Jenis kelamin
7. Makanan tinggi lemak

K LA SIFIK A SI
Stadium kanker ginjal didasarkan pada

ukuran tumor, penyebaran dan luas


penyebaran.
Stadium I. Stadium ini merupakan awal dari

kanker ginjal. Tumornya berukuran 2,75 inci ( 7


cm ). Sel sel kanker ditemukan hanya berada di
ginjal.
Stadium II. Stadium ini merupakan awal dari
kanker ginjal namun tumor sudah berukuran lebih
dari 2,75 inci. Sel sel kanker ditemukan hanya di
ginjal.

Stadium III. Pada stadium ini, Sel sel

kanker ditemukan pada satu simpul getah


bening yang berdekatan atau menyebar
dari ginjal ke suatu pembuluh darah besar
yang berdekatan.
Stadium IV. Pada stadium ini, tumor meluas

dari luar jaringan berserabut yang


mengelilingi ginjal. Sel sel kanker
ditemukan pada lebih dari satu simpul
getah bening yang berdekatan atau kanker
yang telah menyebar ke tempat tempat
lain di dalam tubuh, seperti paru paru.

Patofi
siologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal

yang mula-mula berada di dalam korteks, dan


kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang
ditemukan kista-kista yang berasal dari tumor
yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.Cara
penyebaran bisa secara langsung menembus
simpai ginjal ke jaringan sekitarnya dan melalui
pembuluh limfe atau v. Renalis. Metastasis
tersering ialah ke kelenjar getah bening
ipsilateral, paru, kadang ke hati, tulang ,
adrenal dan ginjal kontralateral (De Jong, 2000).

M A N IFESTA SI K LIN IS
Menurut Mary Baradero (2008). Gejala

yang paling banyak ditemukan


adalahhematuria, nyeri dan tekanan
darah tinggi.
Warna urin abnormal.
Kelelahan
Anemia
Terdapat massa
Tanda metalase
Demam

P EM ER IK SA A N D IA G N O STIK
Ultrasound.
Biopsi
MRI
Pemeriksaan Fisik
Tes Urin
Tes Darah
Intravenous Pyelogram (IVP)

PEN ATALAKSAN AAN


Operasi
Arterial embolization
Terapi radiasi

Kemoterapi
Terapi Biologis
Nutrisi

Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
Identitas
Riwayat Penyakit
Pemeriksaan Fisik, meliputi :
Keadaan umum
Berat badan
Pengkajian Head To Toe
TTV
Kaji pola nutrisi
Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen
Periksa adanya benjolan pada perut.
Adanya perdarahan per uretra

D iagnosa Keperaw atan


Nyeri b/d agen cidera biologis
Devisit volume cairan b/d kehilangan

cairan aktif.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan untuk
mengabsorpsi nutrien

Intervensi

Nyeri b/d agen cidera biologis (kerusakan ginjal)


KH : setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama2x24 jam nyeri klien menghilang


Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,


kualitas dan factor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
tentang ketidak efektifan control nyeri masa
lampau
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan

Kurangi factor presipitasi nyeri


Pilih dan lakukan penanganan nyeri

(farmakologi, non farmakologi dan inter


personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan control nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak berhasil

Devisit volume cairan b/d kehilangan

cairan aktif.
KH : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama2x24 jamvolume
cairan dalam batas normal
Pertahankan catatan intake dan output yang

akurat
Monitor status hidrasi ( kelembaban
membran mukosa, nadi adekuat, tekanan
darah ortostatik ), jika diperlukan
Monitor hasil lAb yang sesuai dengan
retensi cairan (osmolalitas urin)
Monitor vital sign

Monitor masukan makanan / cairan dan

hitung intake kalori harian


Kolaborasi pemberian cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan
Berikan diuretik sesuai interuksi
Dorong masukan oral
Dorong keluarga untuk membantu pasien
makan
Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
muncul meburuk

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b/d ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien


KH : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama2x24
jamnutrisi pasien tercukupi.
Kaji adanya alergi makanan
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin

C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
harian.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Monitor kulit kering dan perubahan

pigmentasi
Monitor mual dan muntah
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Monitor kalori dan ntake nuntrisi
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas oral.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.

You might also like