You are on page 1of 13

ATRESIA ESOFAGUS

A. DEFINISI

Atresia berarti buntu


atresia esofagus adalah suatu keadaan
tidak adanya lubang atau muara (buntu),
pada esofagus (+).
Pada sebagian besar kasus atresia
esofagus ujung esofagus buntu,
sedangkan pada -1/3 kasus lainnya
esophagus bagian bawah berhubungan
dengan trakea setinggi karina (disebut
sebagai atresia esophagus dengan
fistula).

B. ETIOLOGI
1.

Secara umum :

Faktor obat
Salah satu obat yang dapat menimbulkan
kelainan
kongenital yaitu thali domine.
Faktor radiasi
Radiasi pada permulaan kehamilan mungkin
dapat menimbulkan kelainan kongenital pada
janin yang dapat menimbulkan mutasi pada gen
Faktor gizi
Kurangnya cukup gizi pada ibu pada saat
pembentukan janin

2.

Secara khusus :

Secara epidemologi anomali ini terjadi


pada umur kehamilan 3-6 minggu akibat:
Deferensasi usus depan yang tidak
sempurna dan memisahkan dari masing
masing menjadi esophagus dan trachea

C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala atresia esofagus yang
mungkin timbul:
1) Batuk ketika makan atau minum
2) Bayi menunjukkan kurangnya minat
terhadap makanan atau
ketidakmampuan untuk menerima
nutrisi yang cukup (pemberian makan
yang buruk)
3) Gelembung berbusa putih di mulut bayi
4) Memiliki kesulitan bernapas

LANJUTAN..

5) Memiliki warna biru atau ungu pada


kulit dan membran mukosa karena
kekurangan oksigen (sianosis)
6) Meneteskan air liur
7) Muntah-muntah
8) Biasanya disertai hidramnion (60%) dan
hal ini pula yang menyebabkan kenaikan
frekuensi bayi lahir prematur
9) Bila pada BBL timbul sesak yang disertai
dengan air liur yang meleleh keluar, di
curigai terdapat atresia esofagus.

LANJUTAN.

10) Segera setelah di beri minum, bayi


akan berbangkis, batuk dan sianosis
karena aspirasi cairan kedalam jalan
nafas.
11) Pada fistula trakeosofagus, cairan
lambung juga dapat masuk kedalam paru,
oleh karena itu bayi sering sianosis

D. PATOFISIOLOGI

Janin dengan atresia esofagus tidak dapat menelan


cairan amnion dengan efektif. Pada janin dengan atresa
esofagus dan TEF distal, cairan amnion akan
mengalir menuju trakea, ke fistula kemudian menuju
usus. Akibat dari hal ini dapat terjadi polihidramnion.
Polihidramnion sendiri dapat menyebabkan kelahiran
prematur. Janin seharusnya dapat memanfaatkan
cairan amnion, sehingga janin dengan atresia esofagus
lebih kecil daripada usia gestasinya

E. KLASIFIKASI
1.

2.

3.

4.

5.

Atresia Esofagus dengan fistula


trakheooesophageal distal ( 82% Vogt III.grossC)
Atresia Esofagus terisolasi tanpa fistula ( 9%,
Vogg II, Gross A)
Fistula trakheo esofagus tanpa atresia ( 6 %,
Groos E)
Atresia erofagus dengan fistula trakeo esofagus
proksimal (2%. Vogt III & Gross B).
Atresia esofagus dengan fistula trakheo
esofagus distal dan proksimal ( < 1% Vogt IIIa,
Gross D).

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.
b.
c.

CT SCAN
MRI
ULTRASOUND

G. PENATALAKSANAAN

Pasang sonde lambung antara No 6-8 F yang


cukup kalen dan radio opak sampai di
esophagus yang buntu. Lalu isap air liur secara
teratur setiap 10-15 menit
Pada groos II bayi tidur terlentang dengan
kepala lebih tinggi
Pada groos I bayi tidur terlentang dengan
kepala lebih rendah
Bayi di puasakan dan di infus
Konsultasi dengan yang lebih kompeten
Rujuk ke rumah sakit

H. KOMPLIKASI

Dismotilitas esophagus
Gastroesofagus refluk
Trakeo esogfagus fistula berulang
Disfagia atau kesulitan menelan
Kesulitan bernafas dan tersedak
Batuk kronis
Meningkatnya infeksi saluran
pernafasan

TERIMAKASIH

You might also like