You are on page 1of 15

Asuhan

Kehamilan
Kunjungan
Awal

Susiana Sariyati

Pengertian
Kunjungan

awal kehamilan adalah


kunjungan yang dilakukan oleh ibu
hamil ke tempat bidan pada trimester
pertama yaitu pada minggu pertama
kehamilan hingga sebelum minggu ke14.

Tujuan Kunjungan
1.Mengumpulkan

informasi mengenai ibu untuk membantu


kita dalam membangun hubungan kepercayaan dengan
ibu
2.Diskusi kehamilan yg sdg berlangsung kekhawatiran, dsb)
3.Mendapatkan perawatan kehamilan
4.Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau
tidak.
5.Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
6.Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
7.Menentukan status kesehatan ibu dan janin
8.Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan
9.Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya

Pengkajian data
Sebelum menganamnesa klien, bidan
terlebih dahulu melakukan hal-hal
berikut:
Menyambut klien
Memperkenalkan diri kepada klien

Anamnesa ( data S dan data


O)
L:\ALMA ATA\DOKBID\ASKEB\ASKEB HAMIL.
docx

Menentukan Diagnosis
1.

2.

Menetapkan Normalitas Kehamilan

Membuat kesimpulan dari seluruh hasil temuan.


Berdasarkan data dasar ( subjektif dan objektif ) yang
mengacu pada kondisi yang fisiologis dalam kehamilan.
Dituntut pemahaman mengenai perubahan anatomi
fisiologi ibu hamil, serta adaptasi psikologis ibu hamil di
setiap trimester.
Membedakan Ketidaknyamanan selama kehamilan
dengan Komplikasi Kehamilan.

Mengkaji dari keluhan yang dirasakan pasien


melalui anamnesis yang efektif dan komunikatif.
Perlu adanya hubungan interpersonal yang baik
terlebih dahulu dengan pasien sehingga pasien
dapat dengan nyaman menyampaikan apa yang
dirasakan dengan terbuka.

Dikuatkan dengan pemeriksaan fisik, terutama


yang berkaitan dengan keluhan yang
dirasakan pasien untuk lebih dipertajam
Pengambilan kesimpulan yang tidak tepat
dapat berakibat fatal.
Kunjungan ini dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pasien untuk belajar mengenai halhal yang berhubungan dengan kehamilannya.
Bidan harus aktif dalam mengajukan
pertanyaan yang dapat menggiring kepada
kesimpulan mengenai apa yang harus
disampaikan kepada pasien, sehingga
penyuluhan ( KIE ) yang diberikan benar-benar
sesuai dengan kebutuhan pasien.

Mengembangkan Perencanaan
1.Menetapkan

Kebutuhan Pemeriksaan Laboratorium


Pemeriksaan
Laboratorium awal dan rutin yang harus
dilakukan adalah pemeriksaan kadar Hb, untuk mengetahui
apakah pasien dalam keadaan anemia atau tidak di awal
kehamilannya. Pemriksaan awal ini dijadikan sebagai patokan
dalam memantau kemajuan kehamilannya.
Pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai berikut :
Kadar leukosit, apabila ada indikasi terjadi infeksi.
Protein urine, untuk penapisan pre-eklamsi.
Glukosa urin, untuk DM
Hb, untuk anemia
Hematokrit, untuk penapisan DHF.
Pemeriksaan darah, untuk penapisan penyakit malaria.
Pemeriksaan pembiakan bakteri jika ada indikasi khussu untuk
penegakan diagnosis infeksi.

2.

Menetapkan Kebutuhan Belajar / Bimbingan


bagian apa pasien.
Berdasarkan apa yang ditanyakan pasien.
Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif.

3.

Menetapkan kebutuhan untuk Pengobatan


Komplikasi Ringan
Bidan mempunyai hak untuk melakukan pengobatan
komplikasi ringan pada ibu hamil.
Namun dalam pemberian pengobatan ini bidan juga tetap
harus memperhatikan aturan (dosis) yang tepat. Jika obat
yang diberikan adalah antibiotic, maka hati-hati dengan
adanya riwayat alergi pasien terhadap obat antibiotik.
Menetapkan Kebutuhan untuk Konsultasi atau Rujukan ke
Tenaga Kesehatan lain
Dalam pelaksanaan asuhan kadang dijumpai kasus yang
membutuhkan konsultasi atau rujukan ke tenaga
kesehatan lain.
Konsultasi ini bertujuan agar perencanaan masalah yang
diambil benar-benar sesuai dengan apa yang dialami oleh
pasien karena ditangani secara lebih spesifik oleh ahli
yang kompeten

5.

Menetapkan Kebutuhan untuk konseling yang spesifik


(Anticipatory Guidance)
Setiap pasien yang diasuh mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda dan mempunyai kebutuhan yang berbedabeda pula.
Bidan perlu untuk menitikberatkan ini untuk membuat
keputusan tentang perlu tidaknya diberikan konseling
secara khusus.
Konseling ini dimaksudkan agar permasalahan atau
ketidaktahuan pasien dapat diatasi sehingga masa
kehamilan dapat berlangsung dengan aman dan nyaman.
Beberapa kasus yang membutuhkan konseling atau
anticipatory guidance antara lain sebagai berikut :

Primigravida
Multigravida dengan sibling rivaly.
Pasangan usia muda.
Kehamilan di luar nikah.
Primitua.
Kehamilan dengan penyulit dan sebagainya.

6.

Menetapkan Jadwal Kunjungan sesuai


perkembangan Kehamilan

Jadwal kunjungan dibuat berdasarkan kesepakatan


antara pasien dengan
bidan. Bidan memberikan gambaran atau informasi
mengenai frekuensi kunjungan ibu hamil (minimal
satu bulan sekali atau 4 kali selama hamil ).
Jadwal Kunjungan dibuat berdasarkan kesepakata,
hal ini dimaksudkan agar pasien mempunyai
tanggung jawab terhadap kesehatan dirinya serta
adanya penghargaan terhadap pasien dalam
membuat keputusan.

Anamnesa Kunjungan
Ulang
Kunjungan ulang yaitu setiap kali
kunjungan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan antenatal pertama.
Kunjungan ulang ini difokuskan pada
pendeteksian komplikasi-komplikasi,
mempersiapkan kelahiran dan
kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik
yang terfokus dan pembelajaran.

Elemen-elemen
penting
dari
riwayat
serta
pemeriksaan
fisik
selama
kunjungan
ulang
antenatal sebagai berikut:
1.Riwayat kehamilan sekarang
Gerakan janin (penyulit)
Setiap masalah atau tanda bahaya
Keluhan-keluhan yang lazim dalam kehamilan
Kekhawatiran-kekhawatiran yang lain
Selama pengambilan riwayat, bidan tetap
membeina hubungan yang saling percaya dengan
ibu dan keluarganya.

Pemeriksaan fisik
Berat badan
Tekanan darah
Pengukuran tinggi fundus (setelah 2 minggu dengan
palpasi, setelah 22 minggu dengan pita ukuran)
Palpasi abdomen untuk mendeteksi kehamilan ganda
(setelah 28 minggu)
Manuver Leopold untuk mendeteksi kelainan letak (setelah
36 minggu)
DJJ (setelah 18 minggu)
Penelitian membuktikan bahwa pemeriksaan tekanan darah
secara rutin merupakan cara yang efektif untuk mendeteksi
preeklampsia, dan bahwa perkembangan bayi dapat
dimonitor dengan pengukuran tinggi fundus.
3. Pemeriksaan laboratorium, meliputi pemeriksaan
proteinuria, reduksi dan hemoglobin.
2.

You might also like