You are on page 1of 37

PROPOSAL ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK K DENGAN BRONKHOPEUMONIA


DI RUANG PERAWATAN RSUD PLOSO

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2015

1. Gunung Wahyudi S, Kep


2. Ayu Ari Kristanti S, Kep
3. Putri Wulandari S, Kep
4. Deni Librianto S, Kep
5. Ummi Fajarul Aini S, Kep
6. Dadang Dwi Purwanto S, Kep
7. Diyaz Eka Pratama S, Kep
8. Ike Pennysa M.I S, Kep
9. Eviani S, Kep
10. Istiqomah S, Kep
11. Evie Mayangsari S, Kep
12. Cahya Andhika S, Kep
13. Febri Puji Irfandi S, Kep
14. Rudi Prihanto S, Kep
15. Syaeful Islam S, Kep

LAPORAN PENDAHALUAN
BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK
DEFINISI
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim
paru yang melibatkan bronkus yang berupa distribusi
bercak-bercak (Patchy Distributrsi) Bremnele, 2013.
Bronko Pneumonia adalah penyakit peradangan akut
pada paru yang disebabkan oleh injeksi mikroorgaisme
dan sebagian kecil disebabkan oleh penyakit non infeksi
yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat (Bradly et.al.2011)

ETIOLOGI
1. Bakteri
2. Jamur
3. Virus
4. Kimiawi
MANIFESTASI KLINIS
Bronkopneumonia biasanya didahuli oleh infeksi saluran
nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu naik 39-40 0C
dan mungkin disertai dengan kejang. Anak dapat gelisah,
dispnea pernasfasan cepat dan dangkal disertai pernafasan
cuping dan sianosis disekitar hidung dan mulut. Gejala
disertai batuk setelah beberapa hari dimana pada awalnya
batuk kering, kumudian menjadi batuk produktif ( Bannete,
2013).

KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi lesi di paru
Pneumonia lobaris
Pneumonia intersikalis
Bronkopneumonia
Berdasarkan asal infeksi
Pneumonia yang didapat di masyarakat (Community Acquired Pneumonia)
Pneumonia yang didapat di RS (Hospital Besed Pneumonia)
Berdasarkan mikroorgaisme penyebab
Pneumonia bakteri
Pneumonia jamur
Pneumonia mikroplasma
Pneumonia virus
Berdasarkan karakteristik penyakit
Pneumonia tipikal
Pneumonia atipikal
Berdasarkan lama penyakit
Pneumonia akut
Pneumonia persisten

PATOFISIOLOGI

G:\askep kelompok\woc bp anak.docx

PEMERIKSAAN DIAGOSTIK
1. Pemeriksaan Radiologi
2. Pemeriksaan Laboratorium
.PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan umum
2. Penatalaksanaan khusus

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHOPNEUMONIA PADA ANAK

Pengkajian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Identitas
Riwayat keperawatan
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Imunisasi
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Nutrisi

Pemeriksan fisik
1. Kardiovaskuler
2. Pernafasan
3. Pencernaan
4. Elimiasi
5. System saraf
6. Muskuluskeletal
7. Endokrin
8. Integument
9. Pengindraan

Diagnose keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Intoleransi aktifitas
3. Nyeri akut
4. Hipertermi
5. Deprivasi tidur

Intervensi keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Tujuan/ kriteria evaluasi NOC
1. Menunjukkan status pernafasan : kepatenan jalan nafas yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:
2. Kemudahan bernafas
3. Irama dan freuensi pernafasan dalam rentang normal
4. Pergerakan sputum keluar dari jalan nafas
5. Pergerakan sumbatan keluar dari jalan nafas
Intervensi NIC
6. Kaji keefektifan pemberian O 2, frekuensi, kedalaman dan upaya pernafasan.
7. Kaji faktor yang berhubungan dengan batuk tidak efektif, mukus kental dan
keletihan.
8. Auskultasi dada posterior untuk mengetahui ada tidaknya ventilasi dan suara nafas
tambahan
9. Instruksikan pada keluarga dan anak teknik batuk efektif
10. Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan suction, nebulizer
11. Seimbangkan kebutuhan terhadap pembersihan jalan nafas dengan kebutuhan
untuk menghindari keletihan akibat batuk menjadi persisten/merupakan gejala
dispnea

Hipertermia
Tujuan/ kiteria evaluasi NOC
Pasien akan menunjukkan termoregulasi yang dibuktikan oleh
indikator: peningkaton suhu kulit, hipertermia, dehdrasi,
mengantuk.
Intervensi NIC
1. Pantau hidrasi (turgor kulit, kelembaban membrane mukosa)
2. Pantau denyut nadi dan pernafasan
3. Pantau warna kulit dan suhu
4. Berikan obat antipiretik
5. Gunakan matras dingin, lepas pakaian yang berlebih dan
selimuti pasien
6. Pantau suhu minimal 2 jam
7. Gunakan waslap dingin di aksila, kening, tengkukdan lipatan
paha.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK K


DENGAN BRONKOPNEUMONIA

Tanggal Pengkajian : 23 Maret 2015/ 14.00 Wib


Ruang
: Perawatan Anak Kelas B
No. RM
: 010433
Dx. Medis
: Bronkopneumonia

A. IDENTITAS
Identitas Pasien
Nama Pasien : An K
Umur: 4 Tahun 18 Hari
Alamat : Kopensari, Rejoagung
No. RM : 010433
Tanggal Lahir : 07 Maret 2011
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal MRS : 23-03-2015 / 13.30 Wib
Diagnosa Medis : Bronkopneumonia
Sumber Informasi : Orang tua dan Rekam medis
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn H
Nama Ibu : Ny. D
Pekerjaan Ayah/Ibu : Wiraswasta
Pendidikan Ayah/Ibu : SMA
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Kopensari, Rejoagung

B. Keluhan Utama
Ayah pasien mengatakan anaknya batuk grok-grok, pilek,
panas sudah 4 hari.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Ayah pasien mengatakan anaknya batuk mulai tanggal 19
Maret 2015 kemudian ayah pasien membawa ke RS
Airlangga Jombang untuk dilakukan pemeriksaan DL dan
Radiologi, kemudian pasien dianjurkan untuk rawat inap
di RSUD PLOSO. Paien dibawa ke IGD RSUD PLOSO
jam 13.30 Wib dan dilakukan tindakan infus serta injeksi
oleh perawat IGD kemudian pasien dipindahkan ke ruang
perawatan anak kelas B.

D. Riwayat Penyakit Dahulu


1.Riwayat Kehamilan
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Selama
masa kehamilan ibu pasien pernah menderita penyakit
anemia dan ibu pasien hanya mengkonsumsi obat yang
dianjurkan bidan seperti tablet Fe.
2. Riwayat Persalinan
Ibu pasien melahirkan pasien secara sectio caesarea,
penolong persalinannya adalah dokter. Berat badan lahir
pasien 3400 gram dan panjang badan 51 cm. Pasien lahir
tanpa ada kelainan congenital.

3. Riwayat penyakit anak


Pasien sebelumnya pernah menderita penyakit batuk,
pilek. Pasien tidak memiliki riwayat alergi dan operasi.
4.Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Pasien tumbuh gigi umur 4 bulan, mampu merangkak
umur tahun, mampu berjalan umur 13 bulan, mampu
berbicara umur 14 bulan. Mulai bayi sampai sekarang
berat badan pasien menunjukkan garis hijau. Berat badan
pasien saat ini 11,1 kg dan tinngi badan 95 cm.
5. Imunisasi
Pasien sudah mendapatkan imunisasi hepatitis, polio dan
campak

E. Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah pasien mengatakan anggota keluarganya tidak
ada yang menderita penyakit menular seperti TBC,
HIV dan penyakit keturunan seperti Asma, hipertensi
dan DM. Ayah pasien mengatakan dalam keluarga
tidak ada yang merokok.
F. Riwayat Psikososial
Pasien mengatakan lebih senang berada dirumah,
lebih senang badannya sehat karena bisa masuk
sekolah dan bertemu teman-temannya. Pasien tampak
tidak takut dengan petugas kesehatan.
Ayah pasien mengatakan hubungan antar anggota
keluarga baik, orang tua selalu menjaga pasien di
rumah sakit.

G. Riwayat Sosial
Ayah pasien mengatakan anaknya suka bermain dengan
temn sebayanya baik dirumah, disekolah maupun di rumah
sakit.
H. Dampak Hospitalisasi
Pada orang tua adalah cemas karena takut anaknya
kenapa-kenapa sedangkan pada anak anak tampak tidak
takut dengan petugas kesehatan.
I Riwayat Spiritual
Ayah pasien mengatakan pasien belum bisa melaksanakan
sholat secara mandiri karena masih kecil, tetapi anak
sering kalau orang tuanya sholat dan mengaji di sore hari.

J. Pengkajian Dasar
1 Oksigenasi
Anak bernafas spontan tanpa bantuan O2 nasal/masker.
Pernapasan
regular
28x/menit.
Bunyi
nafas
bronkovesikuler. Ausultasi paru ronkhi ka/ki.
2. Nutrisi
Di Rumah
: Pasien makan 1-2 x/hari, habis 1
porsi setiap kali makan dengan proporsi nasi, sayur dan
lauk.
Di Rumah Sakit : Pasien makan 3 x/hari, habis porsi
setiap kali makan dengan proporsi nasi tim/bubur, sayur
dan lauk.

3. Cairan dan Elektrolit


Di Rumah
: Ayah pasien mengatakan anaknya
dirumah minum air putih 1 gelas besar dalam 1 hari,
pasien lebih sering minum susu 3x200 cc dalam sehari.
Di Rumah Sakit : Pasien mendapat terapi D5 Ns 1000
cc/24 jam. Pasien terpasang iv line ditangan kanan
ukuran 24.
4. Eliminasi
Di Rumah
: Pasien BAB 1x setiap bangun tdur
pagi hari, BAK 3-4 x/hai
Di Rumah Sakit : Pasien belum BAB, BAK 2x pagi dan
siang, malam hari pasien pakai pampers, urine berwarna
kuning jernih.

5. Istirahat Tidur
Di Rumah
: Pasien tidur siang jam
11.00 14.00, malam tidur jam 21.00 06.00
Wib.
Di Rumah Sakit : Ayah pasien mengatakan
anaknya jarang tidur siang. Tidur malam jam
20.00 06.00 Wib.
6. Aktifitas
Di Rumah : Anak aktif dalam beraktifitas,
pagi pasien sekolah , sore mengaji.
Di Rumah Sakit : Pasien hanya berbaring dan
sekali-sekali berjalan di depan ruang
perawatan. Pasien bermain di tempat tidur.

7. Personal Higiene
Di Rumah
: Pasien mandi dan sikat
gigi 2x sehari pagi dan sore, ganti baju 2x
sehari.
Di Rumah Sakit : Pasien tidak mandi dan
tidak gosok gigi, pasien hanya diseka
dengan air hangat dan diganti
pakaiannya 1x sehari.

L. Pemeriksaan Fisik ( Body System)


Keadaan Umum
1. Kesadaran
Kualitatif : Composmentis ; Kuantitatif / GCS : E= 4 V=5 M= 6
N= 98 x/menit, S= 380C, BB= 11,1 kg, RR= 28 x/menit
2. Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris bulat, kulit kepala bersih, penyebaran
rambut merata
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
3. Mata
Inspeksi : Simetris ka/ki, tidak anemis, tidak ekterik
4. Hidung
Inspeksi : Simetris ka/ki, lubang hidung terdapat secret, septum
nasi +, regular +
Masalah Keperawatan : Bersihan jalan napas tidak efektif

5. Mulut
Inspeksi : Bibir kering, tidak ada stomatitis, gigi bersih, lidah bersih,
tidak ada pembesaran tonsil
6. Telinga
Inspeksi : Simetris ka/ki, terdapat serumen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
7. Leher
Inspeksi : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada distensi
vena jugularis
Palpasi : Tdak ada nyeri tekan
8. Dada
Inspeksi : Terdapat retraksi dada, bentuk dada simetris ka/ki, tidak
terdapat benjolan
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Terdapat ronkhi/crakels pada kedua cabang bronkus
Masalah Keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif

9. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris, belum BAB, BAK 2x
Palpasi : Supel +, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU 7 x/menit
Masalah Keperawatan : 10. Genetalia
Bersih
11. Kulit
Inspeksi : Kulit bersih, lesi
Palpasi : Panas, Suhu 38,30C
12. Ekstremitas
5
5
5
5
Tidak ada dermofitas, tidak ada fraktur

M. Pemeriksaan lab
1. Laboratorium

Pemeriksaan

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Normal

Darah Lengkap

Hb

13,4

L= 13,4-17,7 g/dl
P= 11,4 15,1 g/dl

Leukosit

9400

4700 10.300 sel/mm

Hematokrit

36,2

L = 45 48 % P= 29-42
%

Eritrosit

4.540.000

P = 4,5 5,5 jt/ul L = 4


5 jt/ul

Trombosit

265.000

150.000

400.000

sel/mm

Hitung Jenis

-/-/-/56/38/6

1 3 / 0 1 / 3 5 / 50
65 / 25 40 / 4 - 10

Pemeriksaan
IGM SALMONELA
( TUBEX TF )

Jenis Pemeriksaan
IGM Salmonela

Hasil
Score 6

Normal
0-2 (-), 3 Border line ; 4
weak, positif (6 10) (+)

2.Hasil Thorax AP
Bronkopneumonia

N. Terapi
Infus D5 Ns 1200 cc/24 jam
Injeksi Cefotaxime 3 x 400 mg
Injeksi Dexametasone 2 x amp
Injeksi Ranitidine 3 x 1/3 amp
Injeksi Atrain 2 x 100 mg

Diagnosa Keperawatan :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Prioritas Masalah
2. Hipertermia

Analisa Data

Etiologi

DS :
-

Ayah

pasien

mengatakan

Problem

Obstruksi Jalan Napas

Bersihan jalan napas tidak efektif

Gangguan termoregulasi

Hipertermia

anaknya

batuk, pilek, panas sejak 4 hari yang


lalu.
-

Ayah

pasien

mengatakan

batuk grok-grok

anaknya

tetapi tidak bisa

mengluarkan dahak
DO :
-

Pasien

menggunakan

otot

bantu

pernapasan
-

Retraksi dada +

Ronkhi +

Pasien batuk produktif tetapi tidak


efektif

N= 98 x/menit, S= 38,30C,
RR= 28 x/menit

DS :
-

Ayah

pasien

mengatakan

panas sejak 4 hari yang lalu.


DO :
-

Kulit panas

N= 98 x/menit, S= 38,30C,
RR= 28 x/menit

anaknya

Diagnosa Keperawatan

bersihan jalan napas tidak efektif

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Tujuan:

1.

Kaji keefektifan pemberian O2

1.

Batuk efektif

2.

Kaji frekuensi, kedalaman dan

2.

Mengeluarkan

sekret

secara

efektif
3.
4.

upaya pernafasan
3.

Kaji faktor yang berhubungan

Mempunyai jalan nafas yang

dengan batuk tiak efektif, mucus

paten

kental dan eletihan

Pada

pemeriksaan

auskultasi 4.

Auskultasi dada posterior untuk

mempunyai suara nafas yang

mengetahui ada tdaknya ventilasi

jernih

dan suara nafas tambahan

kriteria hasil:

5.

Menunjukkan kepatenan jalan nafas


yang

dibuktikan

oleh

5.

Kemudahan bernafas

6.

Frekuensi dan irama nafas

7.

Gerakan sputum keluar

8.

Pergerakan sumbatan keluar

pada

anak

dan

keluarga tentang tehknik batuk

indikator

sebagai berikut:

Instrksikan
efektif

6.

Konsultasikan

dengan

dokter

kebutuhan suction da nebulizer


7.

Instruksikan

keluarga

pemberian minuman hangat

untuk

Hari/Tanggal

Implementasi

Senin, 23-03-2015

1.

Mengkaji RR: 28 x/m ; kedalaman dan upaya pernapasan

14.40 WIB

2.

Mengauskultasi dada untuk mengetahui ada tidaknya suara nafas tambahan

3.

Mengajarkan pada pasien tehnik batuk efektif

4.

Menganjurkan pada keluarga untuk memberikan minuman hangat untuk


mengencerkan sekret

5.

Menginjeksi: cefotaxime 400 mg, antrain 100 mg, ranitidine 1/3 amp

6.

Mengganti cairan D5 NS 14 tpm

7.

Memberkan HE tentang penyebab bronkopneumonia

Selasa, 24-03-2015

1.

Mengkaji RR: 25 x/m ; kedalaman dan upaya pernapasan

07.30

2.

Mengauskultasi dada untuk mengetahui ada tidaknya suara nafas tambahan

3.

Mengajarkan pada pasien tehnik batuk efektif

4.

Melakukan injeksi: cefotaxime 400 mg, dexametasone amp, ranitdine

amp
5.

Melakukan nebulizer dengan ventolin 1/3 amp + aquabides 1 cc

6.

Mengobservasi TTV

Rabu, 25-03-2015

1.

Mengkaji RR: 28 x/m ; kedalaman dan upaya pernapasan

14.40

2.

Mengauskultasi dada untuk mengetahui ada tidaknya suara nafas tambahan

3.

Mengajarkan pada pasien tehnik batuk efektif

4.

Memberikan pada HE pada keluarga tentang pemberian antibiotik

5.

Melakukan injeksi cefotaxime 400 mg

6.

Melakukan nebulizer dengan ventolin 1/3 amp + aquabides 1 cc

1/3

Hari/Tanggal
Senin, 23-03-2015

Evaluasi
S: ayah pasien mengatakan anaknya masih panas dan batuk grok-

14.40 WIB

grok
O: - S: 38,30 C, RR: 28 x/m, N: 98 x/m
-

Kulit hangat

Batuk tidak efektif

Ronkhi (+)

Bibir kering

A: Masalah belum teratasi


P: - Lanjutkan intervensi 1-7
-

Lanjutkan terapi injeksi cefotaxime 3x 400 mg, dexametasone


amp, ranitidine amp, antrain 100mg

Selasa 24-03-2015

S: Ayah pasien mengatakan batuknya sudah berkurang tapi masih

07.40

grok-grok
O: - Ronkhi (+), retraksi dada (-)
-

Batuk tidak efektif

S: 370C, RR: 25x/m, N: 98x/m

A: Masalah teratasi sebagian


P: - Lanjutkan intervensi 1-7
-

Terapi injeksi cefotaxime 3x400mg, dexametasone amp

Rabu 25-03-2015

S:

07.40

Ayah

pasien

mengatakan

batuknya

sudah

berkurang tapi masih grok-grok


O: - Ronkhi (+), retraksi dada (-)
-

Batuk tidak efektif

S: 36,40C, RR: 24x/m, N: 94x/m

A: Masalah teratasi sebagian


P: - Lanjutkan intervensi 1-7
-

Terapi injeksi cefotaxime 3x400mg, dexametasone


amp

Created : Ners Muda STIKes ICMe JOMBANG

TERIMAKASIH ATAS
PARTISIPASINYA

You might also like