You are on page 1of 51

LAPORAN KASUS

PENYAKIT RADANG PANGGUL

Oleh :
Komang Agus Triyana 1202006073
I Gusti Ayu Made Dwi Mas Istri 1202006097
Gde Giri Prathiwindya 1202006147

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNUD/RSUD BULELENG
2016

BAB I : PENDAHULUAN

Abses Tuba Ovarial (ATO) -> komplikasi akut penyakit radang panggul
Abses Tuba Ovarial (ATO) -> massa inflamasi yang ditandai dengan radang
bernanah yang terjadi pada ovarium dan atau tuba valopii, baik unilateral
maupun bilateral

Abses tubo ovarial paling sering ditemui pada wanita usia reproduktif dan
biasanya merupakan kelanjutan dari infeksi saluran genital bagian bawah
Dalam dua dekade terakhir, di seluruh dunia terjadi peningkatan insiden
penyakit radang panggul
Di Indonesia, insiden penyakit radang panggul diperkirakan mencapai lebih
dari 850.000 kasus baru setiap tahunnya

penggunaan Intra Uterine Contraceptive Device (IUD), usia diatas 40 tahun,


remaja, status sosiokenomi rendah, berganti-ganti pasangan seksual (multiple
sex partners)
Pasien dengan abses tubo ovarial biasanya menunjukkan gejala nyeri perut
(88%), demam (35%), massa adneksa (35%), diare (24%), mual dan muntah
(18%) dan haid tidak teratur (12%)
Prognosis abses tubo ovarial umumnya baik. Apabila dengan terapi
medikamentosa tidak terdapat perbaikan keluhan dan gejala ataupun
pengecilan abses, sebaiknya dilakukan tindakan operatif secepatnya

BAB I : TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Penyakit radang panggul (PRP) atau PID
(Pelvic Inflamatory Disease) adalah
penyakit peradangan di atas niveu orifisum
internum yang meliputi endometritis,
miometritis, pelvik selulitis, salpingitis,
salpingo-oovoritis, pelvioperitonitis, dan
abses (abses tubo-ovarial dan abses kavum
Douglasi).
Salah satu penyakit yang merupakan bagian
dari PRP yaitu abses tubo-ovarial (ATO). ATO
merupakan inflamasi yang mengandung pus
yang terjadi pada ovarium dan atau tuba
falopii unilateral atau bilateral
Sarwono P. Ilmu Kandungan. Edisi ke 3 Cetakan 2015
Silva F., Castro J., Godhino C., Goncalves., Ramalho G., Valente F. Minimally invasive approach of tubo-ovarian abscesses. Rev Bras Ginecol Obstet. 2015;
37(3): 115-118

TINJAUAN PUSTAKA
Epidemiologi
Di Indonesia insidensinya diperkirakan
sebesar lebih dari 850.000 kasus baru
setiap tahun
Umum terjadi pada perempuan usia 16
sampai 25 tahun
Kenaikan insidensi PRP dalam 2 sampai 3 dekade yang lalu
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adat istiadat sosial
yang lebih liberal, insidensi patogen menular seksual dan
penggunaan metode alat kontrasepsi dalam rahin (AKDR)
Sarwono P. Ilmu Kandungan. Edisi ke 3 Cetakan 2015
Silva F., Castro J., Godhino C., Goncalves., Ramalho G., Valente F. Minimally invasive approach of tubo-ovarian abscesses. Rev Bras Ginecol Obstet. 2015;
37(3): 115-118

TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi
Neisseria gonorrhoeae (GC)
Chlamydia trachomatis (CT)
Trichomonas vaginalis
Mycoplasma genitalium
Mycoplasma hominis
Ureaplasma urealyticum
Bacterial vaginosis (BV)

TINJAUAN PUSTAKA
Faktor Resiko
Kontak seksual
Riwayat infeksi menular seksual. Infeksi oleh
organisme meular seksual dan sekitar 15%
pasien dengan gonorea anogenital tanpa
komplikasi akan berkembang menjadi PRP
pada akhir atau segera setelah menstruasi.
Pemakaian AKDR dapat meningkatkan resiko
PRP tiga sampai lima kali. Resiko PRP
terbesar terjadi pada waktu pemasangan
AKDR dan dalam 3 minggu pertama setelah
pemasangan.
Dilatasi dan kuretase (DC)

TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi

Tahap pertama berupa adanya infeksi vagina


atau infeksi pada serviks. Infeksi ini dering
muncul akibat penylaran melalui seksual dan
dapat berupa tanpa gejala.
Tahap kedua merupakan perjalanan langsung
dari mikroorganisme dari vagina atau serviks
menuju saluran genitalia atas, dengan infeksi
dan inflamasi pada struktur tersebut
Coitus berkontribusi terhadap infeksi ascending melalui
ritme kontraksi uterus yang muncul selama orgasme. Bakteri
dapat terbawa bersama dengan sperma ke dalam uterus dan
tuba falopii

TINJAUAN PUSTAKA
Manifestasi Klinis

Keluhan yang paling sering


ditemukan :
Nyeri Perut Bawah

Keluhan lain :
keluarnya cairan vagina atau
perdarahan
demam dan menggigil
mual
disuria

TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Umum

Peningkatan Suhu
Takikardi
Nyeri Suprasimpisis
Dapat dietmukan distensi abdomen

Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan Inspekulo
Pemeriksaan Vaginal Toucher

TINJAUAN PUSTAKA
Kriteria Diagnosis
Kriteria Mayor
Nyeri tekan uterus
Nyeri tekan adneksa
Nyeri gerak serviks

Kriteria Minor
Suhu rektal >38oC
Cairan serviks atau vagina tidak normal
atau mucopurulent
Mikroorganisme patologi pada sekret
endoserviks
Leukosit lebih dari 10.000/mm3
Kenaikan laju endap darah
Protein reaktif-C meningkat

TINJAUAN PUSTAKA
Kriteria Diagnosis
Derajat

Deskripsi

Derajat I

Radang panggul tanpa penyulit, terbatas pada


tuba dan ovarium, dengan atau tanpa pelvioperitonitis

Derajat II

Radang panggul dengan penyulit didapatkan


massa radang atau abses pada kedua tuba
atau ovarium

Derajat III

Radang panggul dengan penyebaran di luar


organ-organ pelvik

TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis Banding
Kehamilan ektopik
terganggu
Abortus Septik
Ruptur kista
Apendisitis
Pada ATO Utuh tanpa keluhan, Diagnosis
banding :
Tumor ovarium
Kehamilan ektopik
Abses periapendik
Pada ATO dengan keluhan, Diagnosis
banding :
Kista ovarium terinfeksi atau terpeluntir
Apendisitis perforasi
Divertikel Perforasi
Perforasi Uklus Peptikum

TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap dan kultur
darah, cairan tubuh, sekresi
vagina
USG
Kuldosentesis
Laparoskopi

TINJAUAN PUSTAKA
Terapi

Kriteria Rawat Inap menurut CDC


Kedaruratan bedah (misalnya apendisitis atau kehamilan

PRP derajat I : Rawat Jalan


PRP derajat II : Rawat Inap

ektopik) tidak dapat dikesampingkan


Pasien sedang hamil
Pasien tidak memberi respon klinis terhadap antibiotika oral
Pasien tidak mampu mengikuti atau mentaati pengobatan
rawat jalan
Pasien menderita sakit berat, mual dan muntah, atau demam
tinggi
Ada abses tuboovarial

TINJAUAN PUSTAKA
Terapi

Derajat I
Rawat Jalan
Istirahat, menghindari pekerjaan berat
Tidak melakukan hubungan seksual
Amoksisilin 3 g perhari selama 1 hari
Tiamfenikol 3,5 g peroral pada hari pertama dilanjutkan
dengan 4x 500 mg perhari peroral selama 7-10 hari,
Eritromisin 4x 500 mg perhari peroral selama 7-10 hari

TINJAUAN PUSTAKA
a. Derajat II dan III

Terapi

Terapi yang diberikan pada derajat II dan III dengan rawat inap, istirahat di tempat
tidur dan medikamentosa berupa antibiotik, analgetik dan antiinflamasi. Antibiotik
yang diberikan berupa :
1) Kombinasi I
) Ampisilin 4x 1-2 g perhari intravena selama 5-7 hari
) Gentamisin 5 mg/kgBB perhari melalui intramuskular/intravena 2x perhari selama 5-7
hari
) Metronidazol 1 g rektal suppositorial 2x perhari selama 5-7 hari
1) Kombinasi II
) Sefalosporin generasi III, 2-3x 1 g perhari selama 7 hari
) Metronidazole 1 g rektal suppositorial 2x perhari selama 5-7 hari

TINJAUAN PUSTAKA
ATO Utuh

Terapi

Terapi pada kasus ATO utuh dilakukan dengan konservatif dan rawat inap dengan memasang cairan
intravena, terapi antibiotika dan tindakan laparotomi. Antibiotika yang diberikan dapat berupa :
1) Kombinasi I
Ampisilin 4x 1-2 g perhari intravena selama 5-7 hari
Gentamisin 5 mg/kgBB intramuskular/intravena 2x perhari selama 5-7 hari
Metronidazol 1 g rektal suppositorial 2x perhari selama 5-7 hari
2) Kombinasi II
Sefalosporin generasi III 2-3x 1 g perhari selama 5-7 hari
Metronidazol 1 g rektal suppositorial 2x perhari selama 5-7 hari
ATO Pecah
Sefalosporin generasi III 2-3x 1 g perhari selama 5-7 hari
Metronidazol 1 g rektal suppositorial 2x perhari selama 5-7 hari

BAB III : LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : KS
No CM : 540160
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 32 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : Tamat Sekolah Menengah Atas
Pekerjaan : Swasta
Status : Kawin
Alamat : Anturan, Buleleng
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
MRS : 12 Agustus 2016

ANAMNESIS

Keluhan Utama
Nyeri perut bagian kanan bawah.
Keluhan Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian kanan bawah sejak tanggal 5
Agustus 2016 . Nyeri dirasakan terus menerus dan semakin kuat saat dilakukan
penekanan pada bagian tersebut. Pasien merasa nyeri tersebut mengganggu
kegiatan sehari-hari. Nyeri dirasakan semakin lama semakin kuat dan tidak
menghilang ataupun berkurang saat pasien istirahat maupun dengan perubahan
posisi sehingga membuat pasien tidak dapat tidur.
Pasien juga mengeluh mengalami demam sejak 2 hari yang lalu dan keputihan sejak
kurang lebih 1 minggu yang lalu. Keputihan disebutkan berwarna putih kekuningan,
tidak terlalu banyak, agak kental, terkadang disertai rasa gatal dan berbau. Keluhan
lain seperti demam, mual dan muntah disangkal oleh pasien. Pasien tidak pernah
mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Keluarga pasien pun tidak memiliki
riwayat keluhan ini. Pasien mengaku dalam kesehariannya tidak minum alkohol
maupun merokok.

ANAMNESIS

Riwayat Menstruasi
HPHT pasien dikatakan lupa. Pasien mengatakan menarche
umur 12 tahun, siklus haid teratur sebulan sekali, lamanya 3 - 5
hari.
Riwayat Pernikahan dan Persalinan
Menikah satu kali dengan suami, umur saat menikah 15 tahun.
Memiliki dua orang anak.
Riwayat Kehamilan:
I : Perempuan 15 tahun, aterm, 2500gr, Spontan
II : Perempuan 2 tahun, aterm, 2500gr, Spontan
Riwayat Kontrasepsi
Pasienn mengaku menggunakan kontrasepsi IUD sejak tahun

ANAMNESIS

Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi makanan maupun obat.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat penyakit sistemik seperti penyakit
asma, hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit jantung.
Riwayat Pengobatan
Pasien mengatakan belum pernah mencari pengobatan untuk keluhan
yang saat ini di rasakan.
Riwayat Penyakit di Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit penyakit asma, penyakit
jantung, kencing manis, dan tekanan darah tinggi.

PEMERIKSAAN FISIK

Status present

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : E4V5M6
Tekanan Darah: 110/70 mmHg Nadi
: 80x/menit
Respirasi
: 20x/menit
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 44 kg
Tax
: 38.20C

Status General

Kepala
:
Toraks
:
Pulmo
:
Abdomen :
Ekstremitas :

Mata : Anemis (-)/(-), Ikterus (-)/(-), Isokor.


Jantung : S1S2 tunggal, Reguler, Murmur (-).
vesikuler (+)/(+), Ronkhi (-)/(-), Wheezing (-)/(-).
status ginekologi.
Superior & Inferior : Oedema (-)/(-).

PEMERIKSAAN FISIK

Status ginekologi
Abdomen

Inspeksi : luka bekas operasi (+),distensi (-),jaringan parut (+)


Palpasi : tinggi fundus uteri (-), nyeri tekan adnexa (+), massa (+)
Perkusi : suara timpani (+) distribusi merata
Auskultasi : bising usus (+)

Anogenital
Inspeksi : Vulva dalam batas normal, keputihan dan berbau (+)
Inspekulo : Flx (-), Fl (+),p (-), erosi (-)
Vaginal Toucher : Flx (-), Fl (+),p (-), nyeri goyang (+), corpus uteri retro flexi
teraba besar dan konsistensi normal, teraba massa (+) 2 x 2cm, cavum
douglas bulging (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Darah Lengkap


Parameter

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

WBC

14.2

4.0 10.0

103/L

RBC

4.77

4.20 - 5.40

106/ L

HGB

14.1

11.0 16.0

g/dL

MCH

29.5

27.0 31.0

Pg

MCV

87.5

82.0 95.0

fL

MCHC

33.7

32.0 36.0

g/dL

PLT

314

150 450

103/L

Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Pemeriksaan
Immunologi
Tes kehamilan

Negative

Negative

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kesan :

Tampak uterus retro flexi 6,42 x 3,51 cm


El : 0,457
Tampak massa hiperchoic 2,8 x 1,86 cm, Kesan dari adnexa kanan
Cairan bebas (-)

DIAGNOSIS

Abses Tuba Ovarial

PENATALAKSANAAN

a. Planning diagnostic : b. Terapi :


- IVFD RL 20tpm
- Ampicilin 4x1 gram IV selama 5 hari
- Gentamicin 2x80 ml IV selama 5 hari
- Metrodinazole 3x500mg IV selama 5 hari
- Paracetamol 3x1 flash bila tax >38
- Asam mefenamat 3x500mg intraoral
- Tirah baring semi fowler

PERJALANAN PENYAKIT / 13 Agustus 2016


S

Nyeri perut bagian kanan

KU baik, kesadaran CM

bawah (+), demam(+)

Status present

A
Abses Tuba ovarial

P
- IVFD RL 20tpm
-Ampicilin 4x1gr (iv)

T : 110/70 mmHg

-Gentamicin 2x80gr (iv)

N : 80x/menit

-Metronidazole 3x100gr (iv) flash

R : 20x/menit

-Asam Mefenamat 3x500mg (io)

Tax : 38oC

-Paracetamol flash 3x1 bila tax > 38 oC

Status general

-Tirah baring semi fowler

Mata : an -/-

Monitoing :

Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)

- Keluhan

Pul : Ves +/+, Wh -/- , Rh -/-.

- Vital sign

Eks : Hangat , Edema

-Tanda akut abdomen

Status Ginekologi
Abdomen : massa(+), BU(+) normal,
Distensi(-)
Vagina : Perdarahan(-), Keputihan(+)

KIE

PERJALANAN PENYAKIT / 14 Agustus 2016


S

Nyeri perut bagian kanan KU baik, kesadaran CM


bawah(+), demam(+)

Status present

A
Abses Tuba ovarial

P
- IVFD RL 20tpm
-Ampicilin 4x1gr (iv)

T : 120/70 mmHg

- Gentamicin 2x80gr (iv)

N : 80x/menit

-Metronidazole 3x100gr (iv) flash

R : 20x/menit

-Asam Mefenamat 3x500mg (io)

Tax : 37,6oC

-Paracetamol flash 3x1 bila tax > 38 oC

Status general

- Cek DL,LED,USG

Mata : an -/-

-Tirah baring semi fowler

Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)

Monitoing :

Pul : Ves +/+, Wh -/- , Rh -/-.

- Keluhan

Eks : Hangat , Edema

- Vital sign

Status Ginekologi

-Tanda akut abdomen

Abdomen : massa(+), BU(+) normal,

KIE

Distensi(-)
Vagina : Perdarahan(-), Keputihan(+)

PERJALANAN PENYAKIT / 15 Agustus 2016

Nyeri
kanan

S
perut

O
A
bagian KU baik, kesadaran CM, mobilisasi Abses Tuba ovarial
bawah(+) aktif

berkurang, demam(-)

P
- IVFD RL 20tpm
-Ampicilin 4x1gr (iv)

Status present

-Gentamicin 2x80gr (iv)

T : 120/80 mmHg

-Metronidazole 3x100gr (iv) flash

N : 80x/menit

-Asam Mefenamat 3x500mg (io)

R : 20x/menit

-Paracetamol flash 3x1 bila tax > 38 oC

Tax : 36oC

-Tirah baring semi fowler

Status general
Mata : an -/Cor : S1S2 tunggal, reguler,
murmur (-)
Pul : Ves +/+, Wh -/- , Rh -/-.
Eks : Hangat , Edema

Monitoing :
- Keluhan
- Vital sign
-Tanda akut abdomen
KIE

PERJALANAN PENYAKIT / 15 Agustus 2016


S

O
Status Ginekologi
Abdomen : massa(-), BU(+)
normal, Distensi(-)
Vagina : Perdarahan(-),
Keputihan(-)
Hasil DL
WBC : 8.24
RBC : 4.65
HGB : 13.6
MCH : 29.3
MCV : 91.5
MCHC : 32.1
PLT : 250
Hasil USG
Kesan :Tampak uterus retro
flexi 6,42 x 3,51 cm
EL : 0,457
Tampak massa hiperechoic
1,4 x 1,1 cm kesan dari
adnexa kanan
Cairan bebas (-)

PERJALANAN PENYAKIT 16 Agustus 2016


S

Nyeri perut bagian kanan KU baik, kesadaran CM, mobilisasi aktif


bawah(-), demam(-)

Status present

Abses Tuba ovarial

P
- IVFD RL 20tpm
-Ampicilin 4x1gr (iv)

T : 100/70 mmHg

-Gentamicin 2x80gr (iv)

N : 82x/menit

-Metronidazole 3x100gr (iv) flash

R : 22x/menit

-Asam Mefenamat 3x500mg (io)

Tax : 36oC

-Paracetamol flash 3x1 bila tax > 38 oC

Status general

- SF 2x300mg (io)

Mata : an -/-

-Tirah baring semi fowler

Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)

Monitoing :

Pul : Ves +/+, Wh -/- , Rh -/-.

- Keluhan

Eks : Hangat , Edema

- Vital sign

Status Ginekologi
Abdomen

massa(-),

-Tanda akut abdomen KIE


BU(+)

normal,

Distensi(-)
Vagina : Perdarahan(-), Keputihan(-)

PERJALANAN PENYAKIT 17 Agustus 2016


S

Nyeri perut bagian kanan KU baik, kesadaran CM, mobilisasi aktif


bawah(-), demam(-)

Status present

Abses Tuba ovarial

P
-aff. Infus
Obat pulang :

T : 120/80 mmHg

-Cefadroxyl 2x500mg (io)

N : 80x/menit

-Asam mefenamat 3x500mg(io) apabila

R : 20x/menit

nyeri

Tax : 36,2oC

-BPL kontrol tgl 20 agustus 2016

Status general
Mata : an -/-

KIE

Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)


Pul : Ves +/+, Wh -/- , Rh -/-.
Eks : Hangat , Edema
Status Ginekologi
Abdomen

massa(-),

BU(+)

normal,

Distensi(-)
Vagina : Perdarahan(-), Keputihan(-)

BAB V : PEMBAHASAN

DIAGNOSIS
Anamnesis
Nyeri pada perut kanan 90% dengan keluhan
bawah
dirasakan
sejak nyeri pada perut kanan
tanggal 5 Agustus 2016. atau kiri atau keduaPasien
juga
mengeluh duanya.
mengalami
keputihan Demam pada 60-80%
berwarna putih kekuningan kasus.
agak
kental,
terkadang Keputihan yang purulent
disertai gatal dan berbau. dan berbau.
Demam dirasakan sejak dua Perdarahan.
hari sebelum MRS dan tidak
terdapat
keluhan
mual

Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah : 110/70 mmHg Takikardia
Nadi
: 80x / menit
Peningkatan suhu tubuh
RR
: 20x / menit
Tax
: 38.2 0C
Abdomen :
TFU tidak teraba
Distensi (-), bising usus (+)
Nyeri tekan (+), massa (+)
Vagina

Nyeri abdomen atau nyeri


suprasimfisis, baik unilateral
atau bilateral.

Cairan sekresi vagina


berwarna kuning atau putih
Inspeksi : Flx (-), Fl (+) berbau
susu, berbau tidak sedap
Inspekulo
: Flx (-), Fl (+),
pembukaan (-), erosi (-) Nyeri goyang (+)
VT
: Flx (-), Fl (+), nyeri Teraba massa di regio adnexa
goyang
(+),
teraba
massa (+) 2x2cm

Pemeriksaan Penunjang
Tes kehamilan negatif.
Tes kehamilan :

Negatif
WBC : 14,2 x103/L
(Tinggi)

Leukosit lebih dari


10x103/L

Hasil
pemeriksaan Abses pada
pemeriksaan USG.
USG :

Tuba
menebal
penuh
Massa 2,8 x 1,86 cm,
berisi cairan.
kesan dari adnexa
kanan

Berdasarkan CDC (2015), kriteria diagnosis


dibedakan menjadi kriteria mayor dan kriteria
minor. Adapun kriteria tersebut yaitu:
Kriteria Mayor:
Nyeri tekan pada abdomen/uterus
Nyeri gerak serviks
Nyeri tekan adneksa

Kriteria Minor:
Suhu rektal >38oC
Cairan serviks atau vagina tidak normal atau
mucopurulent
Mikroorganisme patologi pada sekret endoserviks

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan


pemeriksaan penunjang, pasien ini telah memenuhi:
3 kriteria mayor
I. Nyeri tekan pada abdomen/ uterus
II. Nyeri pada adneksa
III. Nyeri gerak serviks

4 kriteria minor
I. Leukosit lebih dari 10x103/L
II. Suhu rektal >38oC
III. Cairan serviks atau vagina tidak normal atau mucopurulent
IV. Abses padat pada pemeriksaan USG

Faktor Resiko
Usia
IUD sejak tahun 2001 Status sosioekonomi
rendah
Multiple sex partners
Kontak seksual
Riwayat IMS
Pemakaian AKDR
Dilatasi dan kuretase

PENATALAKSANAAN
MRS
IVFD RL 20 tetes/menit
Posisi tidur semi fowler
Ampicilin 4x1 gram IV selama 5
hari
Gentamicin 2x80 ml IV selama 5
hari
Metrodinazole 3x500mg IV
selama 5 hari
Paracetamol 3x1 flash bila tax
>38oC
Asam mefenamat 3x500mg
intraoral

Konservatif
MRS dengan IVFD bila perlu
Tirah baring semi Fowler
Antibiotika
Kombinasi I:
Ampisilin 4x 1-2 gr/hari iv selama
5-7 hari
Gentamisin 5 mg/kgBB im/iv
selama 5-7 hari
Metronidazole 1 gr rektal supp.
2x/hari selama 5-7 hari
Kombinasi II:
Sefalosporin generasi III 23x1gr/hari selama 5-7 hari.
Metronidazole i gr rektal supp. 2
x/hari selama 5-7 hari.
Operatif laparotomi jika gagal
konservatif

PROGNOSIS
Prognosis pasien ini baik karena abses
yang dicurigai masih dalam kondisi utuh,
kondisi umum pasien baik dan keluhan
sudah tidak dirasakan.

BAB V : SIMPULAN

Abses tubo ovarial (ATO) merupakan salah satu


komplikasi akut dari penyakit radang panggul (PRP),
berupa suatu massa inflamasi yang ditandai dengan
radang bernanah yang terjadi pada ovarium dan
atau tuba fallopii, baik unilateral ataupun bilateral.
ANAMNESIS
Nyeri perut kanan bawah
Keputihan berwarna putih
kental, gatal dan berbau
Demam

kekuningan,

agak

PEMERIKSAAN FISIK
Nyeri tekan dan teraba massa.
Vulva dalam batas normal, keputihan dan berbau (+).
Vaginal toucher : keputihan (+), tidak terdapat pembukaan,
nyeri goyang (+). Teraba massa berukuran 2x2cm, nyeri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes kehamilan negatif.
Peningkatan leukosit 14.200 L.
Massa hiperechoic ukuran 2,8x1,86 cm, kesan dari adnexa
kanan.
Tidak tampak adanya cairan bebas.

FAKTOR RESIKO
Riwayat penggunaan AKDR (IUD)
TATA LAKSANA
Penanganan pasien sesuai dengan derajat penyakit
yaitu PRP Derajat II dengan penanganan MRS dan
terapi medikamentosa.
PROGNOSIS
Diperkirakan abses masih dalam keadaan utuh
sehingga prognosis penyakit pada pasien tergolong
baik.

TERIMAKASIH

You might also like