You are on page 1of 21

ASKEP KEJANG DAN

DEMAM PADA ANAK


kelompok 1
Ilham Alawy
Mesrani Situmorang
Safuroh
Ari Setyawati
Andri Saputra Alam

PENGERTIAN
Kejang adalah suatu gerakan anggota tubuh yang
tidak disadari, dan ditimbulkan oleh kontraksi
sebagian atau seluruh otot-otot tubuh. Kontraksi
otot-otot secara spontan keras ini tidak
dikendalikan dan biasanya disebabkan suatu
rangsangan terhadap susunan syaraf. Kejang
biasanya berlangsung selama 2-5 menit.
Sesudahnya penderita bisa merasakan sakit
kepala, sakit otot, sensasi yang tidak biasa,
linglung dan kelelahan.
Penderita biasanya tidak dapat mengingat apa
yang terjadi selama dia mengalami kejang.
Demam adalah meningkatnya temperatur tubuh
secara abnormal lebih dari 37,5oC, merupakan

LANJUTAN ,,,
Kejang demam (febrile convulsion) adalah kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal lebih
dari 380 ) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang
paling sering dijumpai pada anak, terutama pada
golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir
3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah
menderita kejang demam. Pada percobaan yang
dilakukan pada binatang, suhu yang tinggi
menyebabkan terjadinya kejang.
Maka kejang demam adalah bangkitan kejang yang
terjadi karena peningkatan suhu tubuh yang sering di
jumpai pada usia anak dibawah lima tahun.

GAMBAR
KEJANG DEMAM PADA ANAK

PATOFISIOLOGI
Untuk mempertahan kan kelangsungan hidup sel atau
organ

otak

diperlukan

metabolisme.Bahan

baku

energi

yang

didapat

dari

otak

yang

metabolisme

terpenting adalah glukosa. Sifat proses itu adalah


oksidasi

dengan

perantara

fungsi

paru-paru

dan

diteruskan ke otak melalui sistem kardiovaskuler.Dari


uraian tersebut dapat diketahui bahwa sum ber energi
otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi yang
dipecah menjadi karbondioksida dan air.
Pada

keadaan

demam

kenaikan

suhu

1 0C

akan

mengakibatkn kenaikan metabolisme basal 10-15% dan

LANJUTAN ,,,
Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapt meluas
keseluruh sel maupun membran sel disekitarnya dengan bantuan
yang disebut neurotransimitter dan terjadi kejang.
Tiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda dan tergangtung
tinggi rendahnya ambang kejang seseorang. Anak akan menderita
kejang pada suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang
rendah, kejang akan terjadi pada suhu 380C sedangkan anak dengan
ambang kejang yang tinggi, kejan akan terjadi pada suhu 40 0C atau
lebih. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa berulangnya
kejang demam lebih sering terjadi pada anak dengan ambang
kejangg yang rendah. Dalam penanggulannya perlu memperhatikan
pada tingkat suhu beberapa pasien menderita kejang

ETIOLOGI
Penyebab demam itu sendiri disebabkan oleh:
Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran
pernapasan atas, otitis media, pneumonia,
gastroentritis, dan infeksi saluran kemih, kejang
tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi.
Efek produk toksik pada mikroorganisme.
Respon alaergik atau keadaan umum yang
abnormal oleh infeksi.
Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Ensefalitis viral ( radang otak akibat virus ) yang
ringan, yang tidak diketahui atau enselofali
toksik sepintas.

PROSES ,,,

GAMBARAN KLINIS
Kejang demam terkait dengan suhu yang tinggi dan biasanya
berkembang bila suhu tubuh mencapai 390C atau lebih, ditandai
dengan adanya kejang khas menyeluruh lamanya beberapa detik
sampai 10 menit. Kejang demam yang menetap >15 menit
menunjukkan penyebab organik seperti proses infeksi atau toksik,
selain itu juga dapat terjadi mata terbalik keatas dengan disertai
kekakuan dan kelemahan serta gerakan sentakan berulang.
Tanda dan Gejala :
Suhu Anak tinggi.
Anak pucat diam saja.
Mata terbelalak ke atas disertai kekakuan dan kelemahan.
Umumnya kejang demam berlangsung singkat
Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekuatan atau hanya
sentakan atau kekakuan fokal.
Serangan tonik klonik (dapat berhenti sendiri)

komplikasi
Komplikasi kejang demam umumnya
berlangsung 15 menit yaitu:
Kerusakan otak yang terjadi melalui
mekanisme eksitotoksik neuron saraf
yang aktif sewaktu kejang
melepaskan glutamat yang mengikat
resptor yang mengakibatkan ion
kalsium dapat masuk ke sel otak yang
merusak sel neuron secara
irrevesible.
Retardasi mental dapat terjadi karena
deficit neurologis ada demam
neonatus.

TEST DIAGNOSTIK

Ada beberapa cara pemeriksaan diagnostik,yaitu:


EEG : Untuk membuktikan jenis kejang fokal / gangguan difusi otak akibat lesi
organik, melalui pengukuran EEG ini dilakukan 1 minggu atau kurang setelah
kejang.
CT SCAN : Untuk mengidentifikasi lesi serebral,mis : infark,hematoma,edema
serebral,dan abses
Pungsi Lumbal : Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan
yang ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan
meningitis.
Laboratorium : Darah tepi, lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit ) mengetahui
sejak dini apabila ada komplikasi dan penyakit kejang demam.
Magneti resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan
menggunakan lapanganmagnetik dan gelombang radio, berguna untuk
memperlihatkan daerah daerah otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan
pemindaian CT.
Pemindaian positron emission tomography ( PET ) : untuk mengevaluasi kejang
yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik
atau alirann darah dalam otak

PENCEGAHAN
pencegahan difokuskan pada pencegahan
kekambuhan berulang dan pencegahan
berulang.
1. Pencegahan berulang.
.Mengobatin infeksi yang mendasari kejang.
.Penkes tentang :
a. Tersedianya obat penurun panas yang
didapat atas resep dokter.
b. Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan
penggunaan termometer, cara pengukuran
suhu tubuh anak, serta keterangan batasbatas suhu normal pada anak (36-37C).
c. Anak diberi obat anti piretik bila orang tua
mengetahuinya pada saat mulai demam dan
jangan menunggu sampai meningkat.

LANJUTAN
,,,

2. Mencegah cedera saat kejang


berlangsung kegiatan ini meliputi :
a. Baringkan pasien pada tempat
yang rata.
b. Kepala dimiringkan untuk
menghindari aspirasi cairan tubuh
c. Pertahankan lidah untuk tidak
menutupi jalan napas
d. Lepaskan pakaian yang ketat
e. Jangan melawan gerakan pasien
guna menghindari cidera

PENGKAJI
AN
Identitas pasien (Nama Klien,Jenis
Kelamin,Usia,Status perkawinan,Agama,Suku
bangsa,pendidikan,bahasa yang
dgunakan,pekerjaan,alamat)
Resume : Awal klien masuk sampai ke rawat inap dan
diangnosa perawat lain sebelum kita diagnosa.
Riwayat Keperawatan (Riwayat Kesehatan Sekarang,
Riwayat Masa Lalu)
Aktifitas / Istirahat
Sirkulasi
Eliminasi
Makanan dan cairan
Neurosensori
Nyeri / kenyaman
Pernafasan

Diagnosa keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh b.d proses
patologis.
2. Gangguan volume cairan kurang dari
kebutuhann tubuh b.d peningkatan
suhu tubuh.
3. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
b.d peningkatan sekresi mucus.
4. Resiko tinggi kejang berulang b.d
riwayat kejang.
5. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake yang
tidak adekuat.

INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses patologis
A.NOC : Setelah diilakukan tindakan keperawatan 324 jam suhu tubuh normal,
dengan
.Criteria hasil :
.TTV stabil, suhu tubuh dalam batas normal
B. NIC : Manajemen suhu tubuh
Guidance
Kaji tanda-tanda vital
R/ mengetahui status kesehatan pasien
Support
Bantu pasien dalam beraktifitas
R/ membantu pasien
Teaching
Ajarkan keluarga untuk memberikan kompres
R/ menurunkan suhu tubuh
Developmen environment
Ciptakan lingkungan bersih dan tenang
R/memberikan kenyamanan dalam beristirahat
Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipyretic

Dx 2. Tidak Efektinya Bersihan Jalan Nafas b.d Peningkatan


Sekresi Mukus
A.NOC : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 324 jam
diharapkan bersihan jalan nafas kembali efektif
.Kriteria hasil:
.Pasien dapat bernafas efektif kembali
.sekresi mukus berkurang
B. NIC :Manajemen bersihan jalan nafas
Guidance
Kaji pola napas pasien
R/ : untuk mengetahui pola napas pasien.
Support
Lakukan penghisapan lendir
R/ : menurunkan resiko aspirasi
Teaching
Ajarkan keluarga pasien untuk memposisikan pasien semi fowler atau
high fowler
R/ : memudahkan pasien dalam proses respirasi
developmen environment
Batasi kunjungan dan berikan ketenangan
R/ memberikan kenyamanan dalam beristirahat
colaboration
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

Dx 3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu


tubuh
A.
NOC: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 324 jam kebutuhan cairan klien
terpenuhi.
.
Kriteria hasil:
.
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
.
Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urin adekuat.
.
Turgor kulit baik.
.
membrane mukosa mulut lembab.
B. NIC : Manajemen cairan
Guidance
Ukur dan catat jumlah muntah yang dikleuarkan, warna, konsistensi.
R/ : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan tubuh
Support
Berikan cairan sesuai kebutuhan pasien
R/ : memnuhi kebutuhan cairan pasien
Teaching
Aujurkan pasien banyak minum air putihR/ : meningkatkan konsumsi cairan klien
Dev.environment
Ciptakan lingkungan yang bersih dan tenang
R/:Memberikan kenyamanan dalam beristirahat
Kolaborasi
Berikan pengobatan seperti obat antimual.
R/ : menurunkan dan menghentikan muntah klien

Implementasi
Pelaksanaan keperawatan
merupakan kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan, selama
pelaksanaan kegiatan dapat
bersifat mandiri dan kolaboratif.
Selama melaksanakan kegiatan
perlu diawasi dan monitor
kemajuan kesehatan

EVALUASI
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut
pengumpulan data subjektif dan objektif yang akan
menunjukkan apakah tujuan pelayanan keperawatan
sudah dicapai atau belum. Bila perlu langkah evaluasi
ini merupakan langkah awal dari identifikasi dan
analisa masalah selanjutnya.seperti ,,
Kekurangan volume cairan tidak terjadi.
Bersihan Jalan Nafas kembali efektif.
Keseimbangan kebutuhan cairan klien tercukupi.
Resiko tinggi kejang berulang tidak terjadi.
kebutuhan Nutrisi klien dapat terpenuhi.

THANK YOU

You might also like