Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Pada perdarahan postpartum, tiga faktor utama yang berperan
adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan atau
preeklamsia, dan infeksi. Dengan perdarahan sebagai faktor
penting penyebab kematian ibu.
Salah satu faktor penyebab perdarahan postpartum tersering
adalah atonia uteri.
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus untuk berkontraksi
secara efektif
Anatomi
Ukuran panjang uterus 7-7,5 cm, lebar sekitar 5,25 cm, tebal
2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm
Terdiri dari fundus uteri, korpus uteri, dan serviks uteri
Faktor Resiko
Yang berhubungan dengan peregangan uterus yang
berlebihan :
Kehamilan ganda
Polihidramnion
Bayi makrosomia
Faktor persalinan:
Induksi persalinan
Partus lama
Tindakan manual plasenta
Patofisiologi
Awal persalinan estrogen meningkat uterus lebih mudah
terangsang + prostaglandin meningkat yang kemudian
menyebabkan kontraksi uterus estrogen juga meningkatkan
jumlah reseptor oksitosin saat persalinan kontraksi uterus
menyebabkan dilatasi serviks umpan balik positif
menambah pengeluaran oksitosin kontraksi semakin kuat,
dan terus menerus sampai kala III mencegah perdarahan
Adanya peregangan berlebih atau berkurangnya kerja reseptor
oksitosin dapat menyebabkan hipotonia uteri yang bila
dibiarkan akan menjadi atonia uteri
Manifestasi Klinis
Perdarahan pervaginam:
sering terjadi darah keluar disertai gumpalan, karena tromboplastin sudah tidak
mampu lagi sebagai anti pembeku darah. Jumlah darah yang keluar >500 cc.
Konsistensi rahim lunak:
gejala terpenting/khas atonia
Fundus uteri tidak teraba:
Disebabkan adanya darah yang terperangkap dalam cavum uteri dan menggumpal.
Terdapat tanda-tanda syok:
Hipotensi, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lainlain.
menggunakan SOS Bakri tamponade balloon catheter, Rusch hidrostatik balloon kateter
(Folley catheter) atau Sengstaken-Blakemore tube
Teknik B-Lynch
Histerektomi
Kesimpulan
Atonia uteri merupakan salah satu penyebab perdarahan post
partum tersering. Gambaran klinis pada atonia uteri meliputi
perdarahan pervaginam yang melebihi 500cc, uterus teraba
lunak, fundus uteri tidak teraba, dan bahkan dapat
menyebabkan syok sehingga akan terdapat tanda-tanda syok.
Penatalaksanaan mulai dari masase fundus uteri, kompresi
bimanual disertai pemberian uterotonika, pemasangan tampon,
ligasi arteri uterine, ligase arteri iliaka interna, dan teknik b
lynch, dan pilihan terakhir yang dapat diberikan adalah dengan
melakukan histerektomi.