You are on page 1of 22

Penatalaksanaan

pada Atonia Uteri

Pembimbing : dr. Vinsensius Harry,


SpOG
Oleh : Richard Simak (112015039)

Pendahuluan
Pada perdarahan postpartum, tiga faktor utama yang berperan
adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan atau
preeklamsia, dan infeksi. Dengan perdarahan sebagai faktor
penting penyebab kematian ibu.
Salah satu faktor penyebab perdarahan postpartum tersering
adalah atonia uteri.
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus untuk berkontraksi
secara efektif

Anatomi
Ukuran panjang uterus 7-7,5 cm, lebar sekitar 5,25 cm, tebal
2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm
Terdiri dari fundus uteri, korpus uteri, dan serviks uteri

Vaskularisasi uterus diberikan oleh arteria uterina sinistra et


dekstra ,pembuluh darah ini berasal dari a.iliaka interna
(a.hipogastrika) yang melalui dasar ligamentum latum

Faktor Resiko
Yang berhubungan dengan peregangan uterus yang
berlebihan :
Kehamilan ganda
Polihidramnion
Bayi makrosomia
Faktor persalinan:
Induksi persalinan
Partus lama
Tindakan manual plasenta

Penggunaan obat relaksasi uterus:


Anestesi dalam
Magnesium sulfat
Faktor intrinsic:
Riwayat perdarahan post partum sebelumnya :
Perdarahan antepartum
Obesitas
Umur > 35 thn

Patofisiologi
Awal persalinan estrogen meningkat uterus lebih mudah
terangsang + prostaglandin meningkat yang kemudian
menyebabkan kontraksi uterus estrogen juga meningkatkan
jumlah reseptor oksitosin saat persalinan kontraksi uterus
menyebabkan dilatasi serviks umpan balik positif
menambah pengeluaran oksitosin kontraksi semakin kuat,
dan terus menerus sampai kala III mencegah perdarahan
Adanya peregangan berlebih atau berkurangnya kerja reseptor
oksitosin dapat menyebabkan hipotonia uteri yang bila
dibiarkan akan menjadi atonia uteri

Manifestasi Klinis
Perdarahan pervaginam:
sering terjadi darah keluar disertai gumpalan, karena tromboplastin sudah tidak
mampu lagi sebagai anti pembeku darah. Jumlah darah yang keluar >500 cc.
Konsistensi rahim lunak:
gejala terpenting/khas atonia
Fundus uteri tidak teraba:
Disebabkan adanya darah yang terperangkap dalam cavum uteri dan menggumpal.
Terdapat tanda-tanda syok:
Hipotensi, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lainlain.

Apabila terjadi perdarahan postpartum banyak memberikan


oksigen, dan pemberian cairan intrevena cepat, monitoring
tanda-tanda vital, monitoring jumlah urin, dan monitoring
saturasi oksigen. Crossmatch diperlukan bila akan diberikan
transfusi darah

Masase fundus uteri dan kompresi bimanual

Jika uterus berkontraksi, pantau ibu dengan seksama selama


kala IV, 15 menit untuk 1 jam pertama, 30 menit untuk 1 jam
kedua
Jika uterus tidak berkontraksi dalam 1-2 menit, segera rujuk ibu
karena ini bukan atonia uteri sederhana

Penggunaan Tampon Uterus


Vagina dibuka dengan speculum, dinding depan dan belakang
serviks dipegang dengan ring tang, kemudian tampon
dimasukkan dengan menggunakan tampon yang melalui serviks
sampai ke fundus uteri

menggunakan SOS Bakri tamponade balloon catheter, Rusch hidrostatik balloon kateter
(Folley catheter) atau Sengstaken-Blakemore tube

Ligasi arteri uterine


Ligasi arteri Iliaka Interna

Teknik B-Lynch
Histerektomi

Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko


perdarahan postpartum dan juga dapat mengurangi kebutuhan
obat tersebut sebagai terapi.
Kegunaan utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri yaitu
onsetnya yang cepat, dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan
darah atau kontraksi tetani seperti ergometrin
Pemberian oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia
uteri
Aktif protokol yaitu pemberian 10 unit IM, 5 unit IV bolus atau 10-20
unit per liter IV drip 100-150 cc/jam

Kesimpulan
Atonia uteri merupakan salah satu penyebab perdarahan post
partum tersering. Gambaran klinis pada atonia uteri meliputi
perdarahan pervaginam yang melebihi 500cc, uterus teraba
lunak, fundus uteri tidak teraba, dan bahkan dapat
menyebabkan syok sehingga akan terdapat tanda-tanda syok.
Penatalaksanaan mulai dari masase fundus uteri, kompresi
bimanual disertai pemberian uterotonika, pemasangan tampon,
ligasi arteri uterine, ligase arteri iliaka interna, dan teknik b
lynch, dan pilihan terakhir yang dapat diberikan adalah dengan
melakukan histerektomi.

You might also like