You are on page 1of 37

TEORI

PERKEMBANGAN
REMAJA
FONG XIN YEE
TAN SHU TING
CHAI MING KAI
NAMA PENSYARAH: ENCIK ABDUL JAMIL BIN SABDIN

MORAL
Istilah moral berasal dari kata Latin mos
(Moris) yang bererti adat istiadat, kebiasaan,
peraturan,
nilai-nilai
atau
tata
cara
kehidupan.
Moralitas
merupakan
kemahuan
untuk
menerima dan melakukan peraturan, nilainilai atau prinsip-prinsip moral.

MITCHELL - 5 PERUBAHAN
DASAR DALAM MORAL REMAJA
Pandangan moral individu semakin lama semakin
menjadi lebih abstrak dan kurang konkrit.
Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar
dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul
sebagai kekuatan moral yang dominan.
Penilaian moral menjadi semakin kognitif.
Penilaian moral menjadi kurang egosentris.
Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal
dalam erti bahawa penilaian moral merupakan bahan
emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis.

Tiga tugas pokok remaja dalam


mencapai moralitas remaja dewasa:
Mengganti konsep moral khusus
dengan konsep moral umum.
Merumuskan konsep moral yang baru
dikembangkan ke dalam kod moral
sebagai kod perilaku.
Melakukan pengendalian terhadap
perilaku sendiri.

TEORI YANG DIPILIH

TEORI
SISTEM
EKOLOGI

TEORI
JANGKA
HAYAT

TEORI
MORAL
REMAJA

TEORI SISTEM EKOLOGI


BRONFENBRENNER
Berfokus pada konteks sosial di mana anak tinggal dan
orang-orang yang mempengaruhi perkembangan anak.
Lima sistem lingkungan teori ini terdiri dar 5 sistem
lingkungan yang merentang dari interaksi interpersonal
sampai ke pengaruh klutur yang lebih luas.

Teori Ekologi Bronfenbrenner

Persekitaran yang terdekat di mana remaja


mempunyai interaksi secara langsung dan
menghabiskan paling banyak masa

ADIK
BERAD
IK

RAKAN
RAKAN
MIKROSISTE
M

IBU
BAPA

JIRAN

Perhubungan antara mikrosistem dengan mikrosistem yang lain


Sebarang perkara yang berlaku dalam satu mikrosistem dapat
MESOSISTE
mempengaruhi interaksi dengan mikrosistem yang lain.
M

Pengalaman dengan persekitaran yang tidak melibatkan murid


secara langsung tetapi keputusan yang diambil dalam
persekitaran memberi kesan kepada remaja.
EKOSISTEM
Pengalaman individu turut dipengaruhi oang lain.

Melibatkan perkembangan individu yang dipengaruhi oleh norma,


nilai dan amalan dalam sesebuah masyarakat.
MAKROSIS
Melibatkan sistem persekitaran yang abstrak.
TEM

Merujuk kepada pola peristiwa dan transisi yang berlaku dalam


persekitaran individu di sepanjang hayatnya
KRONOSIST Peredaran masa meminkan penting dalam mempengaruhi
EM
perkembangan setiap individu.

IMPLIKASI TERHADAP DIRI


REMAJA
Mikrosistem
Keluarga ,sekolah dan tempat kerja merupakan
tempat yang mempengaruhi seseorang individu
dalam pembentukan tingkahlaku mereka.
Guru bukan mengajar semata-mata, tetapi
berperanan sebagai pembimbing.
Aktiviti P&P mesti bersesuaian dengan minat,
pengetahuan dan perkembangan murid.

Mesosistem
Guru perlu menunjukkan sikap yang baik kepada
remaja.
Guru berperanan penting dalam pendidikan sahsiah
murid.
Pengaruh guru akan memberi kesan terhadap murid.
Seseorang individu yang mempunya imasalah di rumah
akan memberi kesan kepada kualiti kerja
Contohnya, jika guru merokok, murid menganggap
merokok itu baik dan tidak memberi kesan sampingan.

Ekosistem
Pengalaman individu mempengaruhi individu lain secara tidak langsung.
Persekitaran sekolah mempengaruhi corak tingkah laku dan perkembangan sosial

mereka.
Corak pengurusan, kemudahan dan peraturan yang diguna pakai akan

mempengaruhi tingkahlaku seseorang.


Contohnya, Murid yang pasif/aktif akan mempengaruhi penyediaan aktiviti guru

semasa P&P.

Makrosistem
Perkembangan individu yang dipengaruhi oleh norma, nilai,dan amalan masyarakat.
Perbezaan-perbezaan ini wujud kerana ia dibentuk dan dicipta oleh persekitaran

sosial itu sendiri


Contohnya, Anak-anak perempuan tidak diberikan hak pendidikan yang sama

berbanding anak lelaki.

Kronosistem
Perubahan keadaan dalam suatu tempoh masa.
Implikasi daripada sistem ini jelas dibuktikan dengan
perubahan teknologi, remaja labih gemar bermain
permainan berbanding bersukan atau permainan
tradisional.
Contohnya, Pengaruh ICT kepada remaja juga boleh
menimbulkan kesan negatif jika penggunaan komputer
ini tidak dikawal selia oleh ibu bapa atau guru.

TEORI JANGKA HAYAT


ERIC ERIKSON
Eric Erikson mengembangkan teori psikososial sebagai
pengembangan teori psikoanalisis dari Freud. Di dalam
teori

psikososial

disebutkan

perkembangan

individu

dibentuk

pengaruh

oleh

selama
sosial

bahawa
siklus
yang

tahap

hidupnya,
berinteraksi

dengan individu yang menjadi matang secara fisik dan


psikologis

Secara umum inti dari teorinya adalah:

Perkembangan emosional sejajar dengan pertumbuhan fisik.


Adanya interaksi antara pertumbuhan fisik dan perkembangan
psikologis.
Adanya keteraturan yang sama antara pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikologis.
Dalam menuju kedewasaan, perkembangan psikologis, biologis, dan
sosial akan menyatu.
Pada setiap saat anak adalah gabungan dari organisme, ego, dan
makhluk sosial.
Perkembangan manusia dari sejak lahir hingga akhir hayat dibagi
dalam 8 fasa, dengan tugas-tugas perkembangan yang harus
diselesaikan pada setiap fasa.

PRINSIP-PRINSIP
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1.Tumbang manusia akan berjalan sesuai dengan yang diprediksikan, berkelanjutan
dan berurutan.
2.Tumbang neuromuskular mengikuti / sesuai dengan pola cephalo-caudal atau
proximodistal
3.Setiap perkembangan terkini adalah diyakini sebagai tanda telah selesainya tugas
perkembangan yang sebelumnya, dan sebagai dasar untuk mengembangankan
keahlian baru.
4.Tumbang mungkin untuk sementara akan gagal atau menurun selama periode
kritis.
5. Pola tumbang setiap individu berbeda tergantung genetik. Lingkungan yang
mempengaruhi selama masa kritis

Teori perkembangan yang dikemukakan

Erik Erikson

merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat


dalam

psikologi.

Erik

erikson

menyimpulkan

bahwa

perkembangan anak itu mengalami lapan tahap dan


setiap tahapnya menawarkan potensi kemajuan dan
potensi kemunduran (Human Development; 1978).

FASA PERKEMBANGAN ERIKSON


DEVELOPMENTAL STAGE

BASICS COMPONENTS

Infancy (0-1 Thn)

Trust & Mistrust

Early Childhood (1-3 Thn)

Autonomy vs Shame, Doubt

Preschool Age (4-5 Thn)

Initiative vs Guilt

School Age (6-11 Thn)

Industry vs Inferiority

Adolescene (12-20 Thn)

Identity vs Identity Confusion

Young Adulthood (21-40 Thn)

Intimacy vs Isolation

Adulthood (41-65 Thn)

Generativity vs Stagnation

Senescene (+65 Thn)

Igo Integrity vs Despair

INFANCY (0-1 THN)


- TRUST VS MISTRUST
Masa bayi (infancy) ditandai adanya kecenderungan trustmistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau
tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya
mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing
dia tidak akan mempercayainya. Oleh kerana itu kadang-kadang
bayi menangis bila dipangku oleh orang yang tidak dikenalnya.
Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing
tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing,
perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasisituasi tersebut seringkali bayi menangis.

EARLY CHILDHOOD (1-3 THN)


- MALU DAN RAGU-RAGU
Masa kanak-kanak awal (early childhood) ditandai adanya
kecenderungan autonomy-shame, doubt. Pada masa ini sampai
batas-batas tertentu anak sudah biasa berdiri sendiri, dalam erti
duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa
ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai
memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga
seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.

PRESCHOOL AGE (4-5 THN)


- INITIATIVE VS GUILT
Masa

pra

sekolah

kecenderungan

(Preschool

initiative-guilty.

Age)

Pada

ditandai

masa

ini

adanya

anak

telah

memiliki beberapa kecekapan, dengan kecekapan-kecekapan


tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi
kerana kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya
dia

mengalami

menyebabkan

dia

kegagalan.
memiliki

Kegagalan-kegagalan
perasaan bersalah,

tersebut

dan untuk

sementara waktu dia tidak mahu berinisatif atau berbuat.

SCHOOL AGA (6-11 THN)


- KERAJINAN VS INFERIORITAS
Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan
industry-inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap
sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa
saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui
dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di
pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan
pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran,
hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat
menyebabkan anak merasa rendah diri.

ADOLESCENE (12-20 THN)


IDENTITAS VS KEKACAUAN IDENTITAS
Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada
saat masa puber dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Masa
Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identityIdentity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung
pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia
berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciriciri yang khas dari dirinya.

Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada


para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan sehingga
tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan
atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di
satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang
besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya
mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka
sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing
anggota.

YOUNG ADULTHOOD (21-40 THN) - GENERATIVITAS VS


STAGNASI
Masa dewasa (dewasa tengah) berada pada posisi ke tujuh, dan
ditempati oleh orang-orang yang berusia sekitar 30 sampai 60 tahun.
Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya kecenderungangenerativitystagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini
individu

telah

mencapai

puncak

dari

perkembangan

segala

kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup


banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun
pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak
mungkin

dapat

sehingga

tetap

menguasai

segala

pengetahuan

dan

macam

ilmu

kecakapannya

dan

kecakapan,

terbatas.Untuk

mengerjakan atau mencapai hal hal tertentu ia mengalami hambatan.

ADULTHOOD (40-65 THN)


- KEINTIMAN VS ISOLASI
Tahap pertama hingga tahap kelima sudah dilalui, maka setiap
individu akan memasuki jenjang berikutnya yaitu pada masa dewasa
awal yang berusia sekitar 20-30 tahun. Masa Dewasa Awal (Young
adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy-isolation. Kalau
pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan
kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah
mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan
yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi
pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang
intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang
dengan yang lainnya.

SENESCENE (+65 THN)


- INTEGRITAS VS KEPUTUSASAAN

Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja yang
diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas.
Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya kecenderungan ego
integrity-despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau
intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah
menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak
digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir.

Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang


akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali
kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa
putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi
pengikisan

kemampuan

kerana

usia

seringkali

dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acap kali.

mematahkan

TEORI MORAL REMAJA


KOHLBERG
Teori Kohlberg tentang perkembangan moral merupakan
perluas, modifikasi, dan redefeni atas Teori Piaget.
Sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pembelajaran yang
diperoleh dari pengalaman.
Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktiviti
spontan kanak-kanak.
Moral yang hanya ada dalam fikiran dan yang dibedakan
dengan tingkah laku moral dalam erti perbuatan nyata.
Moral tinggi tingkah laku bertanggungjawab

Kohlberg mengklarifikasikan perkembangan moral atas


tiga tingkatan, yang kemudian dibahagi menjadi enam
tahap.
3 TINGKAT PERKEMBANGAN MORAL MENGIKUT
KOHLBERG
3. Pasca
Konvensional /
2. Konvensional
Berprinsip
(Remaja / Orang
Individu adalah
1. Prakonvensio
Dewasa)
entitas yang
nal Moralitas
terpisah dari
(Kanak-kanak)
Menilai moralitas
masyarakat kini
Anak mengenal
moralitas
berdasarkan
hadiah dan
hukuman.
Tidak melanggar
aturan kerana
takut hukuman.

dari suatu tindakan


dengan
membandingkanny
a dengan
pandangan dan
harapan
masyarakat.
Terwujudnya
harapan keluarga
atau bangsa
bernilai pada diri
sendiri.

menjadi semakin
jelas.
Perskeptif
seseorang harus
dilihat sebelum
perspektif
masyarakat.
Seseorang
berusaha
mendapatkan
perumusan nilai
moral dan

6 TAHAP PERKEMBANGAN MORAL MENGIKUT


KOHLBERG

1. Orientasi
Kepatuhan
dan
Hukuman

Tingkat
Prakonvens
ional
Moralitas

2. Orientasi
Hedonistic

Individu memfokuskan diri pada


konsekuensi langsung dari tindakan mereka
yang dirasakan sendiri.
Suatu tindakan dianggap salah secara
moral bila orang yang melakukannya
dihukum.
Kepatuhan terhadap aturan adalah untuk
menghindari hukuman. Semakin keras
hukuman diberikan dianggap semakin salah
tindakan itu.
Menepati posisi apa untungnya buat saya,
perilaku yang benar didefinisikan dengan
apa yang paling diminatinya.
Kekurangan perspektif tentang masyarakat
dalam tingkat pra-konvensional kerana
semua tindakan dilakukan untuk melayani
kebutuhan diri sendiri sahaja.
Beranggap bahawa tindakan yang benar
adalah tindakan yang dapat menjadi alat
untuk memuaskan kebutuhan diri dan
orang lain.

3. Orientasi
Anak Baik

Tingkat
Konvension
al

4. Orientasi
Keteraturan
dan
Perilaku

Seseorang memasuki masyarakat dan


memiliki peranan sosial.
Individu mahu menerima persetujuan atau
ketidaksetujuan dari orang lain kerana hal
tersebut merefleksikan persetujuan
masyarakat terhadap peranan diri.
Mencuba menjadi seorang anak baik untuk
memenuhi harapan.
Menilai moralitas dari suatu tindakan
dengan mengevaluasi konsekuensinya
dalam bentuk hubungan interpersonal.
Otoritas peraturan-peraturan yang sudah
ditetapkan dan pemeliharaan ketertiban
sosial dijunjung tinggi dalam tahap ini.
Tingkah laku disebut benar, bila orang
melakukan kewajibannya, menghormati
otoritas dan memelihata ketertiban sosial.
Kebutuhan masyarakat harus melebihi
kebutuhan peribadi

Tingkat
Pasca
Konvension
al

5. Orientasi
Sosial
Contract

4. Orientasi
Kata Hati
Kebenaran

Orang mengertikan benar salahnya suatu


tindakan atas hak-hak individu dan normanorma yang sudah teruji di masyarakat.
Disedari bahawa nilai-nilai yang bersifat
relative, maka perlu ada usaha untuk
mencapai suatu consensus bersama.
Benar salah tindakan ditentukan oleh
keputusan suara hati.
Sesuai dengan prinsip-prinsip etis itu
bersifat abstrak. Pada intinya prinsip etis
adalah keadilan, kesamaan hak, hak asasi,
hormat pada harkat (nilai) manusia
sebagai peribadi.

PERBANDINGAN
TEORI PERKEMBANGAN REMAJA
TEORI SISTEM
EKOLOGI
BRONFENBREN
NER
Berfokus pada
konteks sosial.

KONSE
P

Peserkitaran
dan individu
akan
mempengaruhi
perkembangan
diri.

TEORI JANGKA
HAYAT
ERIC ERIKSON

TEORI MORAL
REMAJA
- KOHLBERG

Terhadap
Sikap moral
hubungan
bukan hasil
interaksi antara
sosialisasi atau
pertumbuhan
pembelajaran
fisik dan
yang diperoleh
perkembangan
dari
psikologis.
pengalaman.
Dalam menuju
kedewasaan,
perkembangan
psikoligis,

Moral yang
hanya ada
dalam fikiran
dan yang

TEORI SISTEM
EKOLOGI
BRONFENBREN
NER
5 Sistem
Lingkungan:
1. Mikrosistem
2. Mesosistem
3. Ekosistem
4. Makrosistem
5. Kronosistem

TAHAP

TEORI JANGKA
HAYAT
ERIC ERIKSON
8 Fasa
Perkembangan:
1. Infancy (0-1
Thn)
2. Early
Childhood
(2-3 Thn)
3. Preschool Age
(4-5 Thn)
4. School Age
(6-11 Thn)
5. Adolescene
(12-20 Thn)
6. Young
Adulthood (2140 Thn)
7. Adulthood
(41-65 Thn)
8. Senescene
(+65 Thn)

TEORI MORAL
REMAJA
- KOHLBERG
3 Tingkat, 6 Tahap
Perkembangan
Moral:
1. Tingkat
Prakonvension
al Moralitas
-. Orientasi
Kepatuhan dan
Hukuman
-. Orientasi
Hedenistic
2. Konvensional
-. Orientasi Anak
Baik
-. Orientasi
Keteraturan dan
Perilaku
3. Pasca

RUJUKAN
Kimiko.
(2012).
Perkembangan
Moral
Kohlberg.
http://fitrika1127.blogspot.my/2012/04/perkembangan-moral-kohlberg.html. Diakses
pada 17 November 2016.
Islahun nimah, Devita, Nuril aula syani. (2014). Makalah Psikologi Perkembangan
Moral. Subaraya:
Universitas Islam Negeri Sulan.
Zainal Madon, Mohd. Sharani Ahmad. (2005). Panduan Mengurus Remaja Moden.
Pahang: PT Professional
Publishing Sdn. Bhd.

You might also like