You are on page 1of 85

TATA LAKSANA PEMERIKSAAN MEDIS DAN

IDENTIFIKASI PADA PENANGANAN


KORBAN BENCANA/
KECELAKAAN MASSAL

dr. JIMS F. TAMBUNAN,


Mked For, SpF

IDENTIFIKASI MANUSIA

Upaya pengenalan kembali jati diri seorang


manusia, baik mati maupun hidup, melalui
methode Identifikasi ilmu kedokteran forensik
dan medikolegal.

IDENTIFIKASI MASSAL

Proses mengenal kembali jati diri korban, akibat


bencana massal.

BENCANA MASSAL

Kematian serentak pada manusia dengan jumlah


korban lebih dar 8 orang yang disebabkan oleh
1.Unsur alam spt, badai Tsunami, gempa bumi dan
tanah longsor.
2.Unsur buatan (manusia/ human error)
a. Terjadi tidak direncanakan: Kecelakaan udara,
laut,darat dan kebakaran hutan.
b. Terjadi direncanakan: Terorisme.

DISASSTER VICTIM IDENTIFICATION (DVI)


Prosedur untuk mengidentifikasi korban, akibat
bencana massal yang dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah dan mengacu kepada standar baku
INTERPOL.

DISASSTER VICTIM IDENTIFICATION (DVI)


Prosedur untuk mengidentifikasi korban, akibat
bencana massal yang dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah dan mengacu kepada standar baku
INTERPOL.

DI INDONESIA : Mulai diterapkan pada identifikasi


kasus korban bencana massal akibat Bom
Bali(Oktober 2002). Korban mati sebanyak 202 orang.
Teridentifikasi -/+ 99% dalam waktu kurang dari 4
bulan.

DASAR HUKUM DAN PERATURAN

1.Norma Dan Doktrin Kesehatan Universal :


World Helath Organization (WHO): The Right to Health
Care (1994) dan Declaration Health for All (2000) .
2.Pasal 53 UU Kesehatan No 23/ 1992 dan PP No. 32/
1996 tentang : Jaminan nilai norma yang terkandung
dalam aspek keadaan terpaksa (necessity) dan imunitas
kerelaan/ kebaikan (charitable immunity)
3.Kep. MenKes RI no. 783/ Menkes/ SK/X/ 2006 tentang:
Regionalisasi Pusat Bantuan Penanggulangan Krisis
Kesehatan Akibat Bencana.
4.Kep. Menkes RI no. 679/ Menkes/ SK/VI/ 2007
tentang:Organisasi Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan Regional.

PROSEDUR DVI

PROSEDUR DVI

1.Struktur Organisasi.
2.Prinsip dan Alur Kerja.
3.Methode Identifikasi.
4.Peralatan dan Tatalaksana DVI.
5.Perawatan dan Penyerahan Jenazah.

STRUKTUR ORGANISASI
1.TINGKAT NASIONAL.
2.TINGKAT REGIONAL.
3.TINGKAT PROPINSI.

MAP OF INDONESIA

1st WESTERN REGION

EASTERN REGION

2nd WESTERN REGION


MIDDLE REGION
Jakarta

Di tingkat Pusat dibentuk Tim Identifikasi Nasional.


Di tingkat daerah dibentuk Tim Identifikasi Regional
dan Tim Identifikasi Propinsi.
Tim ini berkoordinasi dengan Badan Koordinasi
Nasional Penanggulangan Bencana dan Pengungsi
(Bakornas PBP) di tingkat Pusat dan Satuan Koordinasi
Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi
(Satkorlak PBP) di tingkat Propinsi.

TEAM IDENTIFIKASI NASIONAL (BADAN


PELAKSANA TINGKAT PUSAT)

Membina dan mengkoordinasikan semua usaha dan


kegiatan Identifikasi.

FUNGSI KERJA

1.Memberi masukan kepada eselon tentang kebijakan


teknis maupun managerial dalam pelaksanaan DVI.
2.Membina dan mengendalikan operasi, mengevaluasi,
menyusun rencana dan program.
3.Melakukan hubungan dan kerjasama lintas. fungsi
dan lintas sektoral.

TEAM IDENTIFIKASI REGIONAL BADAN


PELAKSANA TINGKAT REGIONAL

Menyelenggarakan suatu koordinasi kegiatan dengan


semua unsur terkait dalam suatu wilayah tanggung
jawabnya.

FUNGSI KERJA

1.Mengkoordinasikan Team Identifikasi Propinsi semua


unsur terkait (pemerintah, swasta, masyarakat).
2.Merencanakan, membina, dan mengendalikan
pelaksanaan proses identifikasi massal di propinsi.

3.
4.
5.

Membina kerjasama dengan unsur-unsur terkait.


Melakukan monitoring dan evaluasi hasil Team
Identifikasi Propinsi di wilayah kerjanya.
Melaporkan hasil pelaksanaan ke Team Identifikasi
Nasional.

TEAM IDENTIFIKASI PROPINSI

Melaksanakan prosedur dan proses identifikasi


terhadap semua korban mati.

FUNGSI KERJA

1.Melakukan koordinasi dengan Team Medik dan aparat


keamanan untuk melakukan evaluasi korban mati dan
tempat kejadian.
2.Melakukan koordinasi dengan RS setempat atau
tempat rujukan korban mati.
3.Melakukan identifikasi terhadap korban mati dengan
memanfaatkan berbagai sumber yang ada.

3.
4.
5.

Membuat kesimpulan sementara terhadap hasil


pemeriksaan.
Melaporkan hasil identifikasi kepada Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi, Kepala Kepolisian Daerah
setempat, serta Team Identifikasi Regional.
Menyalurkan bantuan tenaga teknis dan material
dari lembaga asing/ negara lain.

MECHANISME & PROCEDURE ASSISTANCE


INDONESIAN EXPERTS

NEAR PROV
DVI TEAM

FOREIGNER EXPERTS

NATIONAL
D.V.I
TEAM

REG. DVI
TEAM

LOCAL PROV
DVI TEAM

SPECIALIZED EQUIPMENTS

NEAR PROV
DVI TEAM

LEGEND :
DIRECT REPORT & COMMAND
COORDINATIONS

TASK FORCE
DVI TEAM

ST
A
DIS

ER

PRINSIP DAN ALUR KERJA

PRINSIP KERJA : Mencari dan mencocokkan


data Ante mortem terhadap data Post mortem

ALUR KERJA
KELUARGA KORBAN

TEMPAT KEJADIAN PERISTIWA

UNIT AM

UNIT TKP

UNIT
PEMBANDING
DATA

TIM
IDENTIFIKASI

KORBAN
TERIDENTIFIKASI

KORBAN TIDAK
TERIDENTIFIKASI
KORBAN
TAK
DIKENAL

UNIT PM
CARI DATA TAMBAHAN

DI MAKAMKAN
OLEH
PEMERINTAH
SETEMPAT

METHODE IDENTIVIKASI (INTERPOL)


1 .Identifikasi Primer (Primary)
a . Sidik jari (Fingerprints)
b . Rekam gigi (Dental Records)
c . DNA.
2 .Identifikasi Sekunder (Secondary)
a. Medis (Medical)
b . K epemilikan (Property)
c. Dokumentasi (Photography)
d. Visual (data tambahan).
(Didapati minimal 1 data primer atau
minimal 2 data sekunder).

Rekam gigi (Dental Records),

DNA

PERALATAN DAN TATALAKSANA

PERALATAN
1.Kantong jenazah.
2.Kantong-kantong plastik tempat properti korban.
3.Label mayat tahan air.
4.Alat tulis menulis.
5.Formulir antemortem (yellow form) dan post
mortem (pink form).
6.Kamera digital.
7.Komputer dan printer .
8.Perlengkapan perorangan
a. Sepatu lars karet
b. Sarung tangan panjang.
c. Masker.
d. Dll

TATALAKSANA

1.PRA KEJADIAN
1. Kesiapsiagaan
2. Pelatihan
2.SAAT KEJADIAN
1. Komunikasi dan koordinasi
2. Operasi penyelamatan
3. Penatalaksanaan korban hidup
4. Penatalaksanaan korban mati

TAHAPAN (FASE-FASE)
PENANGANAN
1.THE SCENE (TKP)
2.POSTMORTEM
3.ANTE MORTEM
4.RECONCILIATION
5.DEBRIEFING

THE SCENE (TKP)

1.Membuat sektor atau zona pada TKP tiap luas area 5 x


5 m.
2.Memberikan tanda pada setiap sektor.
3.Memberikan pertolongan pada korban yang masih
hidup.
4.Memberikan label orange pada jenazah dan putih
pada barang pemilik yang tercecer.
5.Membuat sketsa dan foto (dokumentasi) pada tiap
sektor.

6. Angkut korban hidup yang telah dilakukan


pertolongan utama di TKP ke RS/ pos yang
ditentukan.
7. Masukan jenazah/ potongan jenazah dan barangbarang korban yang tercecer pada kantung-kantung
plastik dan diberi label.
8. Angkut kantung jenazah dan kantung barang-barang
ke tempat pemeriksaan dan penyimpanan ke RS/ pos
yang telah ditentukan.

FASE I (THE SCANE)

POSTMORTEM

1. Menerima jenazah/ potongan jenazah dan barangbarang dari unit TKP.


2. Registrasi ulang dan mengelompokkan kiriman
tersebut berdasarkan jenazah utuh, tidak utuh,
potongan jenazah, dan barang-barang jenazah.
3. Membuat foto jenazah (sebelum dan sesudah
pemeriksaan).
4. Mencatat ciri-ciri korban sesuai Pink Formulir yang
tersedia.

5.
6.
7.
8.
9.

Mengambil sidik jari korban dan golongan darah.


Mencatat gigi-geligi korban.
Rontgen foto (jika diperlukan).
Autopsi (jika diperlukan).
Mengambil data-data ke unit pembanding data (mis
memerlukan data tambahan).

DATA-DATA POST MORTEM TUBUH


JENAZAH

Diperoleh dari tubuh jenazah berdasarkan pemeriksaan


dari berbagai keahlian seperti dokter forensic, dokter
umum, dokter gigi forensik, sidik jari, fotografi, dan
DNA.

URUTAN-URUTAN PEMERIKSAAN PADA


JENAZAH
1.
2.
3.
4.

Dicatat nomor jenazah.


Foto awal sesuai apa adanya.
Ambil sidik jari.
Pakaian dilepas dan dikumpulkan serta diberi
nomor sesuai nomor jenazah.
5. Perhiasan difoto, dikumpulkan dan diberi nomor
sesuai nomor jenazah.

6. Periksa secara teliti mulai dari kepala sampai dengan


kaki yang meliputi:
a. Perlukaan.
b. Ciri-ciri (BB, TB, cacat badan, tato, dll).
c. Ambil sampel untuk pemeriksaan serologi. DNA,
atau lain-lain.
d. Foto akhir sesuai kondisi korban.
e. Serahkan bagian pemeriksaan gigi.

ANTEMORTEM

1.Mengumpulkan data-data korban semasa hidup spt :


foto, dikumpulkan dari keluarga/ kenalan korban,
instansi tempat korban bekerja, dokter gigi pribadi,
polisi (sidik jari).
2.Memasukkan data-data yang ada/ masuk dalam
Yellow Formulir yang tersedia.
3.Mengelompokkan data-data Ante Mortem/
berdasarkan jenis kelamin dan umur.
4.Mengirimkan data yang telah diperoleh ke Unit
Pembanding Data (reconsiliasi).

REKONSILIASI

1.Mengkoordinasikan rapat penentuan identitas korban


(unit TKP, unit data PostMortem dan unit data
AnteMortem).
2.Mengumpulkan data-data korban yang dikenal untuk
dikirim ke Tim Identifikasi.
3.Mengumpulkan data-data tambahan dari unit TKP
Post Mortem dan Ante Mortem untuk korban yang
belum dikenal.

DEBRIFING

1.Check dan recheck hasil unit pembanding data.


2.Mengumpulkan hasil identifikasi korban.
3.Membuat surat keterangan kematian untuk korban
yang dikenal dan surat-surat lain yang diperlukan.
4.Menerima keluarga korban.
5.Publikasi yang benar dan terarah oleh Team
Identifikasi sangat membantu masyarakat mendapat
informasi yang terbaru dan akurat.

PERAWATAN DAN PENYERAHAN JENAZAH


1.Perbaikan/rekonstruksi tubuh jenazah.
2.Pengawetan jenazah.
3.Perawatan sesuai agama korban.
4.Memasukan dalam peti jenazah.
5.Serah terima jenazah dengan dicatat : Tanggal/jam,
nomor registrasi jenazah, diserahkan kepada siapa,
alamat lengkap, hubungan keluarga dengan korban,
dibawa kemana atau akan dimakamkan dimana?
6.Jenazah yang tidak teridentifikasi untuk tenggang
waktu yang telah ditentukan, akan diserahkan kepada
kepolisian bersama pemerintah setempat (mewakili
negara) untuk dapat dimakamkan secara massal,
setelah dilakukan perawatan jenazah sebagaimana
mestinya.

CONTOH PERMASALAHAN PADA KEGIATAN DVI


Ada seorang laki-laki meninggal pada kasus bencana
massal, mempunyai 2 istri. Kedua istri tersebut
meminta surat resmi penyerahan jenazah dan surat
kematian dari dokter untuk asuransi dan hak ahli waris.
Laporkan hal tersebut kepada polisi (selaku penyidik).
Dokter hanya memberikan, kepada yang berhak
(menurut perintah penyidik). Oleh karena korban
(corpus delikty) adalah milik penyidik.

ERIMA KASIH
HORAS

You might also like