You are on page 1of 92

ANALISA INTELIJEN

(Pointers dan Skematis)

Di rangkum oleh :
Drs. Poerwono Sigit
Kombes Pol (Purn)

SISTIMATIKA
BAB I.

PENDAHULUAN

BAB II.

PENGERTIAN & HAKEKAT ANALISA INTELIJEN

BAB III.

SISTIM DAN METHODOLOGI

BAB IV.

PENULISAN ANALISA INTELIJEN &


PENYAJIANNYA

BAB V.

PRASYARAT & KENDALA-KENDALA


PENGANALISAAN

BAB. VI. PENUTUP

Pengantar
Analisa Intelijen adalah suatu pengetahuan tentang Intelijen yang mengkhususkan diri pada
pembahasan tentang aspek-aspek penganalisaan. Pada tulisan untuk kepentingan dinas ini,
materi disarikan dari berbagai buku kedinasan dilingkungan Intelijen dengan menyertakan
persepsi, interpertasi dan apresiasi penulis terhadap berbagai tulisan tentang analisa pada
berbagai refrensi disiplin terkait seperti teori kesistiman, logika, statistik dan methode2 riset
sosial.
Lingkup materi dimulai dari pengertian-pengertian dan hakekat analisa, sistim dan
methodologi analisa, tehnik dan format penulisan analisa dan kendala-kendala penganalisaan.
Hakekat ataupun anatomi permasalahan (issue) yang menjadi materi sasaran analisa, atau
yang dikalangan militer disebut hakekat ancaman, difocuskan kepada permasalahanpermasalahan Keamanan Negara, dan disajikan pada tulisan tersendiri.
Format penyajian materi diperuntukan bagi kursus-kursus atau Diklat dengan alokasi waktu
yang terbatas, sehingga bersifat pointers dan skematis. Diharapkan masing-masing peserta
lebih mendalami untuk kebulatan penguasaannya,dan dapat menarik manfaat dan relevansi
pengetahuan yang sederhana ini sesuai tujuan dan tema kursus.
Terima kasih.

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

Peran dan Permasalahan Analisa


Intelijen

Analisa dan peran/fungsi intelijen


Analisa dan pelaksanaan tugas pokok
Analisa dan hakekat ancaman
Analisa dan ketersediaan informasi/data intelijen
Analisa dan etika profesi
Analisa dan berbagai kendala dan kelemahannya
Analisa dan kepercayaan pimpinan
Analisa dan kemampuan analis

KEMAMPUAN INTELIJEN ADA 2 (DUA) ASPEK:


1. Kegiatan klandestine (trade craft)
Aktifitas tertutup (kegiatan rahasia) melalui sistem dinamika agen
dan jaringannya.
2. Analisa
Kemampuan menghasilkan intelijen (transfer info intelijen) dalam
prinsip prinsip kecepatan (dini), ketepatan masalah yg dilaporkan
dan akurasi data unsur2nya serta aman/nirbaya dlm proses dan
penyajiannya ( fast, timely, well told and secure)
Keduanya:
- Komplementatif
- Sama penting (tidak satu lebih penting dari yang lain)
(Bertumpuk info tanpa dianalisa,kurang bermakna,dan tidak akan ada analisa
yg baik tanpa tersedianya info yang cukup)
- Kedua kemampuan tugas tsb masing2 memerlukan sistim dan metoda
penyaringan, recruitment, dan pembinaan personil secara khusus/ berbeda
dan persyaratannya.
- Dalam mengantisipasi lahirnya UU intelijen kemampuan2 tsb perlu
diorientasikan kpd kesiapan menghadapi resiko tugas akibat dari diperolehnya
kewenangan-kewenangan tertentu bagi petugas intelijen (agen maupun
analis).

VELOX ET
EXATUS

DETEKSI DINI

CEPAT DAN TEPAT


DILAPRKAN KE USER (CIGRA)

PERINGATAN
DINI

DORONGAN
KESIAPAN
ANTISIPASI

KOORDINASI
DINI

AKSI/ANTISIPASI
DINI

- OPTIMALISASI
- KESETARAAN
- NORMATIF
- MINIMALISASI RESIKO

- Bijak yang tepat


- Cegah/tindak efektif

Catatan : Aplikasi dlm misi intelijen diperhatikan prinsip SECURE (nirbaya)

ETIKA PROFESI - PROFESI


INTELIJEN *

JURNALIS

Orientasi kuat
kepada interest
nasional (integritas &
loyalitas).

Kecepatan sebagai
kriteria pokok,akurasi
menyusul.

Mencari pemecahan
yang terbaik trhadap
problem nasional

Agresifitas

Kecepatan
merupakan kriteria
pokok,akurasi
menyusul.
Keamanan, sbg hal
utama.
Forecasting
(prediktif-estimasi)

CENDIKIAWAN

KEDOKTERAN

Obyektivitas /
kebenaran hakiki.

Kemanusiaan (not
violence)

Eksperimental

Tidak rasialis

Hipotesis

Akurasi

Spektakuler
Akurasi
Dimensi panggung
Penalaran (logika)
Keterbukaan /
kebebasan.

Ilmiah

Orientasi kepada
publik (massa).

Anonim, tdk
mementingkan
formalitas & keakuan
Tanpa batasan
pengakuan (does not
recognize
bounderies)

* Ada perbedaan pendekatan antar profesi intelijen sektor / fungsi.

SEORANG INTELIJEN YANG IDEAL


(Menurut LADISLAS FARAGO)
1. MORIL TIINGGI DAN MENCINTAI PEKERJAANNYA
2. SEMANGAT TINGGI, BERANI MENGAMBIL RESIKO DAN DEDIKASI TINGGI
3. DAPAT BERFIKIR SECARA CEPAT DAN PRAKTIS
4. TENANG, DIAM, TOLERAN, SEHAT, JIWANNYA STABIL DAN TAHAN
MENGHADAPI KESULITAN2 SERTA TEKANAN-TEKANAN.
5. DAPAT BERGAUL DENGAN SIAPAPUN DAN DAPAT BEKERJA SEBAGAI TIM
6. PANDAI BERORGANISASI, ADMINISTRASI, PENUH RASA TANGGUNG JAWAB
SERTA LEADERSHIP.
7. DAPAT MEMEGANG RAHASIA SEKERAS-KERASNYA
8. DAPAT MEYAKINKAN ORANG LAIN
9. MEMILIKI KEBERANIAN YANG TINGGI
10. PUNYA KEMAMPUAN OBSERVASI YANG TINGGI TERHADAP SEGALA MASALAH,
DPT MENGINGAT-INGAT DETAIL, DAN AKURAT, SERTA MAMPU MEMBUAT
LAPORAN YANG BAIK ATAS OBSERVASINYA.

FAKTOR UTAMA KEBERHASILAN SUATU BADAN INTELIJEN

Penguasaan visi, misi intelijen dibekali teknik , taktik profesi yang


tinggi oleh para agen dan analisnya.
Jaring2 akses kepada sumber-sumber informasi yang luas/
beragam
Kepemimpinan yang baik di dukung oleh sistem organisasi dan
manajemen intelijen yang sesuai dengan dinamika ancaman yang
di hadapi.
Konsistensi kebijakan pimpinan negara maupun kebijakan
pimpinan lembaga terhadap profesi intelijen (tidak selalu berubah
karena pimpinan yang berganti).
In take, recruitment dan pembinaan kemampuan profesi serta
aplikasi sistem penugasan yang terencana dengan baik
(membangun integritas,mentalitas,dan loyalitas yang optimal).
Dukungan dan penguasaan teknologi informasi intelijen sesuai
kebutuhan perkembangan ancaman.
Dukungan intelijen devices dan sarana mobilitas operational
secara cukup dan berkelanjutan.

BAB II
PENGERTIAN
PENGERTIAN

PENGERTIAN UMUM
* Pada dasarnya dalam pengertian yang umum, kedua istilah
tersebut (analisa dan intelijen) sudah saling memberikan arti/makna,
dari satu kepada yang lain.
* Setiap orang secara naluriah hakikatnya adalah analis, karena
orang selalu melakukan analisis untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya. Ia akan selalu membutuhkan/mencari informasi/fakta
dan berusaha menafsirkan secara cerdas (intelijen), dalam
mencapai/memperjuangkan kepentingannya.
* Makin cukup perbendaharaan pengetahuan (frame of reffrence)
seseorang, makin tinggi kemampuan analisisnya, lebih lagi bila
didorong oleh talenta dan kepekaannya terhadap fenomenafenomena yang sedang berkembang diulingkungannya.

RUJUKAN PENGERTIAN
ANALISA ADALAH PENYELIDIKAN SUATU PERISTIWA (KARANGAN, PERBUATAN) UNTUK
MENGETAHUI APA SEBABNYA, BAGAIMANA DUDUK PERSOALANNYA.
(PURWADARMINTA, KAMUS HAL. 39, CETAKAN XII/1991)
ANALISA ADALAH PEMISAHAN SECARA ABSTRAK OBYEK PENYELIDIKAN KE DALAM
BAGIAN-BAGIAN UNSUR POKOKNYA AGAR DAPAT DIKAJI SIFATNYA DAN DITENTUKAN HUB.
ATAU KAITAN DI ANTARA BAGIAN2NYA DAN DENGAN KESELURUHANNYA.
(JACK C. PLANO; DICTIONARY OF POLITICAL ANALYSIS, diterjemahkan oleh
Drs. EDY S. SIAGIAN)
ANALISA ADALAH BERFIKIR KREATIF TENTANG SUATU PERMASALAHAN. (UNTUK
MEMPEROLEH GAMBARAN TENTANG BOBOT (KUALITAS) MASALAH, KECENDERUNGAN DAN
KEMUNGKINAN PEMECAHAN PERMASALAHANNYA)
(BRIGJEN TNI Purn IRAWAN SOEKARNO, WIDYAISWARA BINDasar-dasar Intelstrat)

Analyisis is the comprehensive examination of facts to distinguish


(The constituents parts
The relation of such parts to each other
The relation of the single part to the whole
Resulting is systimatic description of interrelationships according to
formal and material classification)
Yoseph. H. Bunzel, Dictionary of sociology.

Analysis is that get from the fact. A fact means surprisingly litte unless it
is related to some other facts, or its significance is pointer out (fact
means nothing)
Wasington Platt, Strategic Intellegence Production

Beberapa naskah kedinasan di lingkungan Intelijen (BIN,


Intelstrat/BAIS, POLRI) mendifinisikan analisa dan intelijen sebagai
berikut :
Analisa :
Kegiatan meneliti secara seksama terhadap bahan2 keterangan (informasi)
yang sebelumnya telah dinilai ttg kebenaran dan sumbernya, dlm rangka
keterkaitannya dengan masalah yg dibahas (untuk memperoleh kesimpulan
berupa fakta yg bermakna tentang masalah tersebut atau produk intelijen).
Pemilihan dan penyaringan bahan2 keterangan yang telah dinilai dan
dipisahkan dari bahan2 keterangan yang lain sesuai kepentingan dan persoalan,
atau sasaran tugas yang akan dihadapi.
Merupakan bagian awal dari proses penafsiran dgn mengurai unsur2 dari fakta
untuk langkah selanjutnya yaitu mengintegrasikan (sinthesa) guna
menemukan kesimpulan berupa keterkaitan yg bermakna kebenaran (yang
sebenarnya), melalui berfikir secara logis dan rasional.
Lebih jauh dijelaskan : dalam pelaksanaan analisa diperlukan pertimbangan
yang menyeluruh (komprehensif integral) menyangkut bidang-bidang atau
aspek-aspek berpengaruh dan berkaitan dengan obyek atau masalah yang
dihadapi.

Intelijen : Sebagai Kegiatan (aktifitas)


Adalah segala aktifitas (yang dilakukan oleh aparat berwenang atau
Badan khusus lainnya yang ditunjuk), baik aktivitas secara tertutup maupun
terbuka berlandaskan tuntutan tugas pokok (dan berpedoman kepada doktrin dan
etika profesi) untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan mengantisipasi berbagai
kemungkinan bentuk ancaman maupun kecenderungan lainnya (yang dapat
menganggu, menghambat, merusak atau menghancurkan kepentingan nasional
serta kelangsungan hidup bangsa dan negara), agar mampu meniadakan,
mengeliminasi, mencegah, menangkalnya secara dini.
Sebagai produk / pengetahuan
Adalah suatu hasil akhir kegiatan mendeteksi dan mengidentifikasi bahan
keterangan (informasi) melalui proses pengolahan yang meliputi tahap-tahap mulai
dari pemilihan, pencatatan, penilaian, integrasi, konklusi yang memuat penafsiran
antisipatif, untuk kemudian produk tersebut disajikan kepada user.
Sebagai organisasi / lembaga
Adalah suatu badan yang mewadahi kegiatan dan pengolahan hasil-hasil
kegiatan intelijen.
(Bertolak dari Sherman Kent : Intelligence is organization, knowledge and activities)

KONSEP ANALISA INTELIJEN


Memperhatikan pemahaman2 diatas, dpt di rangkum suatu konsep Analisa Intelijen sbb :
Suatu proses berfikir kreatif dan terstruktur (sistimatis), thd input permasalahan yg ada
(fakta/data, situasi, kondisi, fenomena, peristiwa) dlm suatu lingkungan yg saling berpengaruh
dan selalu dlm perubahan utk mperoleh output berupa (produk) intelijen, yg akan
bermanfaat,membantu client/user dlm menentukan kebijakan dan atau mengambil keputusan.
Proses berfikir kreatif terstruktur adl dialog (proses dialektika) antara nalar dan hati nurani
dihadapkan kepada fakta2, dgn dorongan mencari jawaban ataupun penjelasan kritis dan
obyektif ttg obyek/permasalahan.
Proses tsb bisa bersifat hubungan sebab akibat (causative) yang hakekatnya adalah syillogistic
(deduktif-induktif), perbandingan (comparative), maupun hubungan pengaruh timbal balik
(korelatif), antar fakta unsur-unsurnya. Output-nya dpt bersifat gambaran (discription) kualitas
masalah, kecenderungan2 bersifat warning, ataupun adanya simpul-simpul makna sbg
kemungkinan2 pemecahan masalah yg terbaik (best answer atau best solution)
Berfikir kreatif adlh berfikir mengikuti penjelajahan logika nalar (imajinasi) dan campur tangan
hati nurani dengan memadukan kehendak menciptakan sesuatu atau sebagai usaha secara
sadar utk itu. Dlm proses analisa merupakan upaya mencari dan menemukan hakekat
permasalahan sebagai suatu kebenaran atau mungkin justru membantah atau meluruskan pra
anggapan (hypothesa) tentang permasalahan tsb, lebih jauh dpt merupakan sinthesa
(konstruksi kesimpulan) menuju pemecahan permasalahan.
Terstruktur (sistimatis) dlm arti secara tertib mengikuti suatu tahapan/bangunan langkah2 yg
digunakan dalam proses bernalar/berlogika secara benar.

BAB III
Sistim dan
Methodologi

ANALISA INTELIJEN SEBAGAI SISTIM


Analisa Intelijen pd hakekatnya adl suatu sistim didalam proses berfikir intelijen sbgmn
pengertian
pada kutipan berikut :
Sistim Analisa adalah suatu cara pendekatan (approach analyisis) terhadap masalah
pemilihan yang kompleks dan biasanya dalam situasi ketidakpastian (uncertainties),
untuk membantu dalam pengambilan keputusan, dengan melaksanakan :
Pemeriksaan secara sistimatis dan berulang baik terhadap sasaran, ataupun berbagai
alternatif yang visible untuk mencapai sasaran tersebut.
Pembobotan, sedapat mungkin secara kuantitatif, baik
resiko/ancaman, manfaat maupun akibat-akibat pemakaian alternatif tersebut.

mengenai

nilai

Dalam konteks tersebut, analisa adalah suatu proses sistimatis, yaitu suatu siklus
yang kontinyu, yang terdiri dari langkah-langkah :
Formulasi (tahap konsepsi)
Riset (tahap pulbaket)
Evaluasi (tahap penilaian)
Interpretasi (tahap judgement)
Verifikasi (tahap pengujian)
(Ir. Pranowo, Dosen SESKOGABAnalisa System).

Analisa sistim adalah suatu pendekatan sistimatis untuk membantu


para pengambil keputusan dalam memilih suatu tindakan, dengan cara
mempelajari persoalannya dengan seksama, mengenali tujuan dan
alternatif2 pemecahannya, membandingkan alternatif2 tersebut menurut
konsekwensi2 yg mungkin ditimbulkannya, dengan menggunakan
kerangka pemikiran analitis (model) yang tepat, untuk dipertimbangkan
dan diputuskan oleh pengambil keputusan

Ditekankan perlunya model yaitu suatu gambaran akurat mengenai


unsur2 dan kaitannya dalam suatu sistim (bentuk/pola), untuk
memudahkan pencarian alternatif pemecahan masalah.
(DR. Ir. Harsono Tarupratjeka, Dosen SESKOGAB, Pengetahuan Sistim)
Catatan :
- Analisa sistim adalah berfikir sistim atau berpikir dengan pendekatan sistim.
- Pada aplikasinya banyak menggunakan model-model dan atau teknik-teknik tertentu.

STRUKTUR ANALISYIS
(Sistim dalam proses analisa)
PROSES IDENTIFIKASI MASL

HIPOTESA
(pra anggapan)
PROSES PEMISAHAN
(MENGURAI)

-Sekian pertanyaan/persoalan dalam masalah


(Ketepatan/penetapan masalah)
-Pernyataan/asumsi sementara yg dianggap benar
(tentatif, pra anggapan) yang harus dibuktikan, atau perlu
tambahan keterangan.
- Tiap pokok persoalan. Masalah dilepas unsur2nya pd tiap
aspek2nya (morfhologi)
- Dicermati/dikaji fakta2nya
- Ditemukan keterkaitannya

STRUKTUR
DLM PROSES
BERFIKIR
KREATIF

PROSES
PENGINTEGRASIAN

- DIHUBUNG2KAN (matching), dibanding2kan(comporatif),


DITIMBANG: DLM LOGIKA NALAR/MENTAL.
- Dimunculkan pertanyaan, dicari jawaban,.
- Dimunculkan akibat, dicari sebab2, dan fakta2nya (causatif)
(proses dialog dg fakta-fakta)
- DIFORMULASIKAN ASUMSI-ASUMSI (ditentukan
kecenderungan).
- Bentuk gambaran utuh ttg suatu yg ditemukan (mozaik yg
trbentuk dr asumsi2), mngarah kpd pembuktian (bantahan,
koreksi) hipotesa melalui langkah uji teori dan konfirmasi
pakar.

PROSES PENYIMPULAN

- Menemukan penyimpulan yg bersifat : penjelasan yg


lengkap (hypotesa yg telah diteliti kebenarannya) dan
menunjuk kpd suatu dominasi kecenderungan dan skala
prioritas kemungkinan utk suatu :

Early warning (peringatan dini)

PRODUK (ANALISIS) INTEL

Problem solving (best answer)


FORE COSTING (PERKIRAAN), atau astimate

SISTIM ANALISA INTELIJEN (SUB SISTIM PENGOLAHAN)

PENCATATAN
(recording)
PENILAIAN
(evaluasi)

PUL

REN

SIKLUS
INTELIJEN

OLAH

SAJI

ANALISA
(MENGURAI)

INTEGRASI
(sintesa)
PENYIMPULAN
(konklusi)

Frame of reference
File/doc/bdi
(akumulasi)
-Konsentrasi/fo

Tidak
Berdiri
sendiri

Kegiatan simultan
dlm proses berfikir
kreatif &
tersetruktur

cus (inkubasi)
Kepekaan
(Sense)
Indra ke enam (Illuminasi)
(insting)
Talenta
-Cek, recek, crosscek
-(verifikasi)

Aplikasi model2 analisa


Dan tehnik2 prediksi pada
Proses berfikir

Cepat
Tepat
Akurat
Aman

PENULISAN
Perencanaan penulisan
Prinsip-prinsippenulisan
Susunan penulisan (model)

Aplikasi
Produk Intelijen

PENGOLAHAN INTELIJEN
(SUB SYSTEM Proses PRODUKSI INTELIJEN)

PUL
(LID, PAM, GAL)

REN
(GIAT/OPS)

Proses
(siklus)
produksi
intelijen

Catat
Nilai

OLAH

Analisa
Integrasi
Konklusi

SAJI
(dlm format baku)
Arahan pimp :
(UUK-TO)

The best answer/solution, estimate, e.w.s, dan diskripsi utuh,


menunjuk kejelasan/kwalitas
Ukuran profesionalisme intel (kemampuan utama)
One client only
Cepat, tepat/akurat, aman
(fast, timely, well told, secure)

Proses
Analisa
Terstruktur
(sistimatik)

Ilmiah
Logika
Intuisi

SISTIM PRODUKSI INTELIJEN


(SUB SYSTEM dalam 3 dimensi pengertian INTELIJEN)
Diatas permukaan (struktural)
ORGAN

Dibawah permukaan
(jaringan/sarang laba2)

Landasan Bin Profesi


Doktrin/Sis.

Intel.
Org & Jemen Dinas Rhs
Etika profesi
Tekno. Informasi intelijen

PRODUKSI
(INTELIJEN)

AKTIVITAS

Ren, Pul, Olah, Saji


Periodik, insidentil (tiga jalur
informasi)
Min intelijen (dokumentasi)

Operasi
Giat Rutin

Fungsi :
Lidik
Pam
Gal

- Salah satu
menjadi ujung
tombak, sesuai
pola dan
sasaran giat/ops
yg ditetapkan.

Model dinas
Rahasia

MAKRO DAN MIKRO


ANALISA MAKRO :

Pembahasan multi dan lintas disiplin/sektor/fungsi


(komprehensif/integral) tentang suatu permasalahan atau
issue berskala nasional, regional maupun global.
Penyimpulan bersifat esensi (benang merah) dan
suatu kecenderungan dalam garis besar, kualitatif, untuk
kepentingan kebijakan/ keputusan2 pre-emptive, bersifat
strategis.

ANALISA MIKRO :-

Analisa cepat suatu situasi/kondisi/kasus/peristiwa atau


permasalahan bersifat sektoral (fungsi tertentu) ataupun
berlingkup lokal (wilayah tertentu).
Banyak membutuhkan unsur2 kwantitatif terkait
kasus/peristiwa/permasalahan/situasi/kondisi.
Mencari prioritas alternatif pemecahan bersifat/guna
kepentingan operasional dilapangan
Kesimpulan lebih konkrit untuk suatu saran
tindakan/sikap yang lebih nyata dan cepat baik utk
preventif maupun refresif (CB)

Catatan :
BIN Menghasilkan Analisa makro (utk Presiden)
Poswil Menghasilkan Analisa Mikro (utk KA BIN)
Intelijen Sektor/Dep & Jajarannya Menghasilkan Analisa makro sektoral & mikro.

PENDEKATAN, MODEL DAN ATAU TEHNIK DALAM ANALISA


PENDEKATAN KUALITATIF A.L :
(pilihan tergantung sifat
permasalahan)

A
N
A
L
I
S
A

Black box analys system


Comperative SWOT
analysis
Brainstorming
Analogie
Probability
Logika (sylogisme)
DLL

* Kuantifikasi adlh tehnik (alat


bantu) utk menjelaskan kualitas
secara lebih tepat/visual
* Mrp perluasan lebih logis dari
satu kpd yg lain (saling dukung
dlm logika)
* Apa yg dikuantifikasikan selalu
suatu yg kualitatif.

Tdk mutlak hrs


menggunakan
Model/tehnik
tertentu

Selera
client
Sesuai
keb/.
Karaterist
ik
permasal
ahannya
Yg paling
dikuasai
oleh
analis

Bagan/tabel statistik
PENDEKATAN KUANTITATIF A.L :

Lebih merupakan alat bantu,


sesuai kebutuhan

Time line, (jurnal)


Matrik
Chart
Diagram
keterpengaruhan

PROBLEMATIK
(HAKEKAT
ANCAMAN)

UNSUR-UNSUR PEMIKIRAN KREATIF


(POWERS OF CREATIVE ANALYSIS)
A.

B.

C.

D.

AKUMULASI

- SUATU DAYA FIKIR YANG TERBENTUK DARI KEKAYAAN


REFRENSI/KONSEP BERFIKIR KARENA BALAJAR DARI
PENGALAMAN-PENGALAMANNYA.

INKUBASI

- KEMAMPUAN MENGKONSENTRASIKAN (FOCUS) METERI


PEMIKIRAN YANG RELEVAN DENGAN PROBLEM YANG
DITANGANI, TERSUSUN DIDALAM SATU KONSEP PIKIRAN
TTG. MAKNA PERMASALAHAN

ILUMINASI

- SUATU DAYA PENILAIAN (KEMAMPUAN PENCERAHAN)


BAHWA SESUATU AKAN/BISA TERJADI ATAU MENJADI
TERANG/JELAS (INDERA KE-6, KETAJAMAN ALAMIAH KRN
PENGALAMAN)

VERIFIKASI

- KEMAMPUAN MENGKONFIRMASI KEBENARAN FAKTA


DENGAN MELAKUKAN PENGECEKAN/PEMBUKTIAN
HYPOTESA (CEK, RECEK, CROSSCECK, DAN KONSULTASI
AHLI)

BEBERAPA TEORI ANALISA PERKIRAAN


Causative Forecasting (sebab akibat)
Bertolak dari asumsi bahwa peristiwa/fenomena adalah suatu akibat yang lahir dari
suatu sebab yaitu situasi/kondisi tertentu sebelumnya, dan akan menjadi sebab dari
situasi/kondisi yang akan datang.
Atau suatu peristiwa / fenomena adalah juga merupakan suatu sebab timbulnya
akibat (berupa situasi/kondisi atau perkembangan tertentu) basicnya : deduktif
induktif (sylogisme-argumentasi)
Analogie Forecasting (persamaan/kehampirsamaan)
Mendasarkan kepada unsur-unsur suatu peristiwa/fenomena yang relatif sama/
hampir sama (tentu tidak sama) dengan yang sudah terjadi sebelumnya atau terjadi
di tempat lain dan menyimpulkan secara analisis bahwa kedua fenomena tersebut
dimungkinkan / cenderung sama (kesan sekilas, tidak akurat).
Propability Forecasting (kemungkinan) dapat di kuantifikasikan / prosentase
Teori ini mendasarkan kepada teori kemungkinan yang kualitatif namun
dimungkinkan pula dilakukan secara, kuantitatif. Fenomena sosial pada lazimnya
tidak selalu tepat mengikuti dalil-dalil matematis (kuantitatif). Kuantifikasi gejala
sosial sifatnya hanya perluasan logika dengan, mencoba memprosentasikan/
menominalkan suatu kualitas kemampuan dan atau harapan.

Presistance Forecasting (perkiraan atas dasar daya tahan sasaran)


Perkiraan perkembangan situasi yang didasarkan kepada ketahanan (daya
tahan) sasaran terhadap faktor-faktor yang berpengaruh.
Dengan dasar itu suatu perkiraan menetapkan asumsi asumsinya pada
masa yang akan datang dengan lebih dahulu mengidentifikasi kelemahan,
kelebihan, daya dukung/sumber daya, karateristik positif dan negatif.
Trajectory Forecasting (perkiraan atas dassar lintasan atau
perkembangan suatu kegiatan/kondisi usaha)
perkiraan tentang kondisi perkembangan tersebut dengan melihat tampilan
dinamika, kecepatan, konsistensi, kontinuitas, suatu kegiatan/usaha
(menggambarkan suatu keberhasilan usaha/bisnis) tidak lazim untuk
analisa intelijen.
Cyclic Forecasting (perkiraan atas dasar daur kejadian)
Perkiraan yang didasarkan kepada keajegan (kepastian kejadiannya)
tentang berulangnya kejadian tertentu pada periode waktu tertentu (terlihat
pada kalender), yang merupakan fenomena-fenomena karakteristik (kondisi
yang akan datang, diramalkan mengikuti daur keajegan tersebut)

KOMPONEN (INPUT) DASAR PROSES ANALISIS INTELIJEN


*

BASIC DISCRIPTIVE INTELLIGENCE (BDI)


- The past --- back word approach

DATA AKTUAL

CURRENT INTELLIGENT
HARD FACTS
FIRST HAND INFORMATIONS

FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH

The present

(CONTROLING FACKTORS)

LINGSTRA : GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL


(ENVIROMENT INPUT)
KETENTUAN PER-UU-AN (INSTRUMENTAL INPUT, governing factors)
OUTPUT

THE FUTURE

BASIC DISCRIPTIVE INTELLIGENCE


(BDI)

Suatu produk intelijen tentang kondisi mendasar dari :


- Wilayah, Gol/Kelompok, Organisasi massa, Parpol, dan tokoh prominen.

Menjadi refrensi fundamental dalam analisis intelijen untuk memperoleh gambaran


obyektif dan komprehensif integral.

Mengandung data faktual menyeluruh, valid dan bersifat karateristik.

BDI menjadi landasan pokok kirka maupun produk intelijen lainnya dalam rangka
mengantisipasi ancaman/permasalahan secara tepat,atau menjadi bahan penyusunan
renstra/renops/rengiat intel.

Up dating BDI secara berkala (konsisten) dan terpeliharanya validitas dan akurasi data
merupakan keharusan untuk kebutuhan perkiraan jangka panjang, (speculative
evaluatif) karena dapat menunjukkan trend yang sulit dibantah kebenarannya.
Produk BDI (IDD) adalah the past yang melalui powers of creative analysis akan
menghubungkan the know yaitu current inteligent (the pressent), kepada the un known,
(yaitu the future, berupa ATHG, dengan bentuk dan bobotnya masing-masing)

MODEL DAN TEHNIK ANALISA

Blackbox analysis system


Contoh :

INPUT
Ling-Stra berpengaruh

Suatu model aplikasi


analisis
RAW INPUT
(data acktual,
factual intelijen)

Proses
Terstruktur

OUTPUT
(warning, fore casting,
problem solving)

Bersifat matching (proses


keterpengaruhan adu
langsung antara raw input
dan ekternal input dlm
suatu kendali berfikir
analitis)

INPUT
(Ketentuan perundangundangan/kebijakan
berpengaruh)
Catatan :
-

Dalam kotak hitam tersebut terjadi proses berfikir kreatif yg sistimatis thd berbagai input dlm kondisi lingstra yang saling
keterpengaruhan. Berbagai faktor input tak ubahnya diadu langsung (matching) dlm pengawasan (drive control) power of
creative analysis.

Kebijakan/ketentuan per-UU-an adll aturan main mematuhinya sebagai landasan normatif adalah bentuk integritas analis
kepada negara

Comparative SWOT analysis


Adalah suatu teknik analisis yang memperbandingkan faktor-faktor atau unsur-unsur
SWOT (strength,weakness, opportunity, threat) dua pihak, dengan membandingkan secara
langsung, dengan penggelaran/penyandingannya sebanyak mungkin detail data unsur-unsur
kedua pihak secara komparatif tersebut.
Teknik ini menghimpun (secara kuantitatif) data plus dan minus unsur-unsur dua
pihak dan memaknai dengan tafsiran kelebihan dan kekurangan tersebut, dengan
resiko/dampak yang bisa timbul dari hal-hal tersebut, setelah memperhatikan faktorfaktor yang berpengaruh lainnya terhadap kedua pihak.
Bagaimana kelebihan dapat meminimalkan kelemahan, bagaimana kelemahan
diganti/dimaknai sebagai peluang yang ada, bagaimana ancaman dijadikan peluang,
bagaimanan peluang dimanfaatkan maksimal oleh kelebihan yang ada. Kesemuanya
terarah untuk tercapainya kepentingan pihak sendiri (national interest).

Analisa komparatif SWOT diarahkan sesuai kepentingan analisis


(deskriptif/identifikasi, mendeteksi kecenderungan (fore casting), problem
solving, dan seterusnya.
Persandingan dibuat antara 2(dua) negara, 2(dua) parpol/ormas, 2(dua) tokoh
nasional, atau antara Pemerintah dengan kelompok radikal, dan seterusnya.
Contoh yang dipahami secara umum :
Persandingan detail data 2 petinju yang akan bertanding.

Contoh :

Analisis SWOT dalam rangka penanggulangan anarkhist / teroris

Aspek

Target ( anarkhist )

Aparat Keamanan

Strengths

- Militansi tinggi.
- Siap berkorban.

- Memiliki wewenang berdasarkan UU.


- Sumber daya dan organisasi yang baik.

Weaknesses

- Tindakannya bertentangan
dengan UU.
- Ditentang oleh kelompok moderat
/ anti kekerasan.

- Resiko didemo kelompok ekstrim; tanpa


dukungan politik yang kuat.
- Dukungan oposisi dari pengusaha hiburan,
dicurigai sebagai uang haram

Opportunities

- Dukungan dari kelompok ekstrim,


politisi dan kelompok
kepentingan tertentu.

- Dukungan dari kelompok moderat, korban

Threats

- Tindakan hukum aparat.


- Perlawanan fisik dari korban
anarkhi.
- Terbentuknya stigma negatif dari
masyarakat.

- Serangan fisik kelompok ekstrim.


- Pembentukan opini negatif secara politik dan
sosial.
- Digiring / dijebak ke peradilan HAM.

anarki dan pendukung supremasi hukum


serta anti kekerasan.

ANALOGI :
Adalah teknik

analisis

dengan

cara

membandingkan

persamaan/

kehampirsamaan 2 (dua) kondisi (permasalahan, wilayah, organisasi, tokoh dll),


sebagai upaya mendapatkan penilaian/pengetahuan tentang kedua kondisi
tersebut. Persamaan/kehampirsamaan kondisi2 tersebut menjadi landasan
proses prediksi.
Yang dibandingkan / diamati adalah variable-variable (yang ditetapkan terlebih
dahulu) tentang situasi / kondisi tersebut.
Kesimpulan analogi berpedoman kepada :
- Semakin banyak persamaan, semakin memperkuat argument analogi dlm
memprediksi.
- Semakin banyak perbedaan atau salah menggunakan persamaan (miss
analogis, semakin lemah argumen dlm prediksi.

Catatan :
Analogi bukan sarana pembuktian yang akurat dalam analisa

Keuntungan dan Kerugian Analogi


Keuntungan Analogi

Kerugian Analogi

1. Sangat alami dan tampak logis

1. Sangat rentan terhadap pengaruh


pengalaman, prasangka dan sebagainya.

2. Sangat persuasive, melalui penyesuaianpenyesuaian.

2. Sering tidak obyektif dalam pengujian


keabsahan (tidak akurat).

3. Proses memperbandingkan (studi banding)


secara relatif cepat (tanpa ukuran2/norma
tertentu)

3. Analogi bersifat kemungkinan (tidak pasti


atau tidak akurat).

4. Mudah digunakan untuk penafsiran sekilas

4. Hasil analogi hanya merupakan konklusi


yang tidak terlalu menjamin kebenaran
obyektif.
5. Adanya resiko ketidakcocokan.

Catatan : Tehnik analogi tidak dianjurkan dalam analisis intelijen, meskipun secara
tak sadar/spontansering digunakan oleh analis.

PROBABILITY TREE
(POHON KEMUNGKINAN)
Menghadapi sesuatu yang tidak pasti (uncertainly) dg membuat alternatif
kemungkinan, melalui indikasi2 (sbg parameter) pada masing2 kemungkinan;
indikasi dipilih dari yang paling kuat (dominan).
Untuk memperluat logika analis dapat mengkuantifikasikan parameter2 tsb dgn
menetapkan derajat kemungkinan (nilai, bobot) atau membuat prosentase
skala kemungkinan.
Analis dapat menetapkan data informasi baru (input), dan merobah nilai
kemungkinan (subyektif bersyarat).
Catatan :
Ada 3 (tiga) hal yang diperhatikan bila gunakan teknik kuantitatif, yaitu :
- Derajat kemungkinan tidak dapat digunakan untuk kemungkinan2 yang
memiliki variabel dengan independensi mutlak karena data input harus pasti
(tetap), artinya untuk setiap variabel data inputnya tidak berobah (sekali terjadi
pada suatu saat) serta semua nilai kemungkinan (variable) harus dihitung.
- Analis harus dibatasi (dgn persyaratan2 tertentu) untuk tidak
memperkecil/memperbesar nilai kemungkinan atau menambah data baru
(secara subyektif), karena bisa terjadi bias.
- Penyajian dengan menyertakan derajat kemungkinan mengganggu prinsip
kecepatan. Mengutamakan akurasi tidak dg mengabaikan kecepatan, kecuali
untuk kepentingan tertentu.

ANALISA POHON KEMUNGKINAN


(Propability Tree)
Terorisme
di DN

Expansi
Paham/aliran
radikal

Arus informasi
global (cetak &
elektronik)
- Pers bebas
- Ketimpangan
arus info
- Ketimpangan
tingkat
pendidikan/da
ya serap
ilpengtek
- Badan/lembag
a control pers
vacum.

Kondisi
Migrasi
Manusia/barang

Transisi/
reformasi
di DN

Kondisi
Keberagaman/
Keyakinan.

Kondisi
KUM/KAM

Kondisi sosial
Pluralistik

- Infiltrasi
teroris/radikalis

- Mayoritas/min
oritas agama

- Kelemahan
Kum/Gakkum

- Lundup
senpi/handak

- Masy. dgn
idiologi
terbuka/posisi
silang

- Kesadaran
Kum/kam &
social control
lemah.

- Kebebasan
beragama dan
benturan
aktifitas/aliran
keagamaan

- Social
pathologis
tinggi.

- Pengangguran
/kemiskinan
tinggi.

- PAM
swakarsa
lemah.

- Keterisolasian
sosial/wilayah

- Geografi
terbuka/posisi
silang.
- Imigrasi/custom
/patroli
perbatasan
lemah

Kondisi partisipasi
Politik masy.

- Pluralistik
etnis, agama,
budaya adat

- Legislatif kurang
merepresentasik
an rakyat.

- Kesenjangan
sosial/
ekonomi.

- Orpol/ormas/
LSM yg kurang
dipercaya rakyat
tidak terkontrol
(miss orientasi).

Catatan :
- Variabel untuk tiap-tiap argumen diberi bobot, dijumlah, yg paling tinggi angkanya adlh yg mendekati benar.
- Atau kedua alternatif tsb diatas secara korelatif membangun terorisme di dalam negeri.

- Demokrasi yg
terlalu longgar
(euphoria)
- Otoda yg
bermasalah.

SKALA KEMUNGKINAN
(SUBYEKTIF - BERSYARAT)

TENTANG KEBENARAN DARI SUATU KESIMPULAN YANG DIBUAT SEBELUMNYA


Bahwa sesuatu
akan terjadi

100
90

Probability
(p)

Berapa kali peristiwa akan terjadi


Jml kesempatan terjadinya
peristiwa

Peristiwa akan terjadi


Ada peluang untuk terjadi

80
70

Banyak kemungkinan dari pada tidak

60
50
40

Kemungkinan terjadi peristiwa = kemungkinan tdk terjadi peristiwa

30
20
10
0

Kurang kemungkinannya dari pada tidak

Tentu

Peristiwa tidak akan terjadi


Tidak ada peluang

Catatan : Dasar skala probability :- Frekwensi peristiwa pd masa lampau yg saling berhubungan
- Perkiraan berdasarkan teori
- Perkiraan yg subyektif

LOGIKA DEDUKTIF
Data / fakta yang ada dideduksi atau disimpulkan
kepada satu sebab yang paling umum.
(Menarik satu sebab yang paling umum dari berbagai
fakta / fenomena yang ada), - generalisasi secara logis,
yaitu argumen deduktif : Bila pernyataan (premisnya
benar kesimpulan pasti benar).
Catatan :
* Generalisasi penyamarataann adalah kecenderungan naluriah/alami setiap orang untuk
menyimpulkan pengalamannya (observasinya) ilmu empiris
* Generalisasi yang logis menghapus kecerobohan
* Data/fakta bisa bersifat kasus, pendapat/pernyataan, situasi/kondisi.

Contoh : DEDUKSI

DIBEKASI TGL X + 1
JAM Y + 3 KERETA API
TERGELINCIR DARI REL

MOTIVASI & LTR.BLKG ?

DIDEPOK TGL X + 1
JAM Y + 4 ADA KA
TERGELINCIR

DIPASAR MINGGU
TGL X + 2 JAM Y + 2
ADA KERETA API
TABRAKAN

MOTIVASI & LTR.BLKG ?

MOTIVASI & LTR.BLKG ?


DITANGERANG
TGL X + 3
JAM Y + 1
ADA KERETA API
TERGELINCIR

MOTIVASI & LTR.BLKG ?


ALTERNATIF-1:

DIKLENDER
TGL X + 4
JAM Y - 2
ADA KERETA API
TERGELINCIR

DI TJ. PRIOK
TGL X + 1
JAM Y + 2
ADA KERETA API
TABRAKAN

MOTIVASI & LTR.BLKG ?

MOTIVASI & LTR.BLKG ?

MURNI
KECELAKAAN
Kesimpulan I
Argumen deduktif secara logis :Kecelakan
KA beruntun semata-mata kecelakaan yang
hampir bersamaan

ALTERNATIF-2:

SOMETHING
MASALAH

SABOTASE ?
Kesimpulan alternatif

Argumen deduktif secara logis :Kecelakaan KA


merupakan sabotase dengan tujuan tertentu

LOGIKA INDUKTIF

Dari suatu asumsi yang umum dicarikan fakta-fakta dan atau


fenomena yang mendukung. Kalau semua fakta-fakta dan
fenomena mendukung terhadap asumsi, maka ada
penyimpulan induktif (generalisasi secara sehat/terpercaya).
(Pendapat/premis benar, kesimpulan bisa benar bisa salah)

Generalisasi menjadi terpercaya karena (tergantung pada)


aplikasi proses induktif terhadap fakta/fenomena cukup dan
akurat/terpercaya atau bernilai

Contoh : INDUKSI
AKSI TERORISME DI
SEBABKAN OLEH TDK
TERKONTROLNYA SECARA
KETAT IMPORT DAN
PEMILIKAN SENPI DAN
HANDAK

KS.
BOM
BALI

KASUS.
BOM
GEREJA2

KASUS.
BOM
KEDUBE
S PHIL

KASUS.
AMBON
POSO

Penyimpulan induktif dgn


pendekatan pengawasan
terhadap alat/sarana teror
(Alternatif-1)

KASUS.
BOM
ATRIUM

KASUS.
JW.
MARIOT

Catatan :

Konklusi induktif lain adalah


- terorisme di DN disebabkan oleh berkembangnya paham radikal aspek keyakinan (alternatif-2)
- terorisme di DN disebabkan oleh banyaknya orang2 frustasi terhadap sulit/tidak adilnya kehidupan aspek ekonomi (alt3)

Kebenaran utama tergantung kepada ungkapan motif dan latar belakang pelaku teror.

DEDUKTIVE AND INDUKTIVE THINGKING


(SYILOGISME)

Kedua proses berfikir tersebut selalu


berlangsung secara timbal balik, atau tidak
berdiri sendiri (dua arah). Proses berfikir timbal
balik tersebut saling menguatkan / mendukung
penyimpulan generalisasi secara terpercaya
dan logis.
Catatan :
* Masing2 dijelaskan tersendiri hanya dalam kerangka teori supaya masing-masing jelas
pengertiannya dan hakekatnya.
* Proses berfikir silogisme mengikuti dalil-dalil tertentu melalui unsur2 :
- Pernyataan (premis-premis/proposisi) yang valid
- Proses conclusi yang syah dan benar.
- Proses argumentatif yang syah dan benar

Hakekat berfikir logik (deduktif dan induktif)


Deduktif

Susunan kognitif
(pengetahuan,
kesadaran, konsepkonsep pemikiran,
pengertian/pemahaman
)

Visi, paradigma
(niai-nilai),
prasangka,
metodologi dan,
norma / kaedah

Akumulasi hasil proses


belajar (pengalaman)

Induktif

Informansi
(data laporan) hasil
pengamatan

9 KESALAHAN DALAM BERLOGIKA

PRASANGKA (PREJUDISE)
- hanya kesan pertama
- terpengaruh kondisi/suasana sekitar
- tak berniat adil / obyektif.
SIMPLISTIK (SIKAP MENYEDERHANAKAN)
- tidak perpect/tidak cermat
PEMBELAAN KHUSUS/KEBERPIHAKAN
- fanatisme
- jatuh cinta
GENERALISASI NEGATIF
- prasangka/simplisitik/emosional
KEKELIRUAN, KEBOHONGAN, KEPALSUAN (FALLACY)
- pikiran yang menyesatkan
- kebenaran palsu
- analogi palsu
- ketidak cermatan (mengenyampingkan/menghilangkan pendapat yang penting : contoh tidak
tepat, alasan keliru, dilema yang salah.
SALAH MEMILIH KATA/ISTILAH
- tidak obyekti
- tidak adil
- tidak cermat
ARGUMEN TIDAK SYAH(tidak valid)/SALAH
- kesimpulan yang tidak berpangkal pada premis
Argumen suatu logika tidak dipermasalahkan benar maupun salahnya. Premis yang penting syah/valid sehingga
suatu konklusi bisa benar/sah, meskipun promisnya salah.
SALAH MENYIKAPI KONDISI DILLEMATIS
- tidak tegas memilih
- yang rasional formal (bukan kepatutan)
DIVERSI
- mengalihkan persoalan } dalam proses logika lisan
- memanfaatkan kelalian }

BERFIKIR DGN SEBENAR-BENARNYA BERFIKIR


(DENKEN DES SEIN)
Analis selalu akan terdorong untuk :
Menyingkap apa yang tersembunyi didalam fakta, sampai
setuntasnya
dengan
:
bertanya,
meminta
keterangan,
mendengarkan/melihat/merasakan dengan penuh rasa ingin tahu
kepada/tentang realitas (sein atau fakta)

Atau menanggapi suara realitas yang mengajak untuk mencari


jawaban atau membiarkan realitas/fakta berbicara (berdialog
dengan fakta dialektis) faktak tidak akan dibiarkan begitu saja.

Bukan menguasai fakta, tetapi menggembala/mengawal fakta (tidak


bicara tentang das solen, apalagi harus memanipulasi fakta)

BEDA NILAI BEDA FIKIR - BEDA SIKAP

* Berfikir tidak dialektis disebabkan oleh :


-

Menggunakan pandangan/nilai-nilai barat dalam mengevaluasi


nilai-nilai tradisi timur.
Menyarankan perlakuan terhadap masyarakat sipil dengan etika
kehidupan militer.
Penerapan manajemen dengan paradigma AS ke dalam praksis
manajemen Indonesia.

Tidak ada dialog dengan realitas, karena nilai berbeda


sehingga :
- Buntu, nalar tdk jalan
- Logik tidak berkembang

Tidak terjadi kesimpulan karena antara


premis dan kesimpulan tidak sambung

MENGUJI LOGIKA/NALAR ATAU JALAN FIKIRAN


PERNYATAAN :

DIA TIDAK BERNAFAS LAGI, DIA MATI

Pokok pernyataan/kesimpulan : Dia = mati


Alasan (Premis) : Dia tak bernafas lagi
Hubungan (jalan pikiran,argumen) : karena dia tak bernafas
lagi, maka dia dikatakan sudah mati.
Titik pangkal (landasan untuk menarik kesimpulan) : Dia =
Sudah mati

Coba teliti dengan pertanyaan2 kritis menguji :


- Apakah kesimpulan tsb benar?
- Apakah pasti, kalau tidak, mengapa?
- Apakah titik pangkalnya tepat?
- Apakah alasannya atau premisnya cukup kuat?
- Apakah jalan pikiran/argumen sudah logis?
Orang mati pasti tidak bernafas lagi, tentu! Tetapi apakah tak bernafas lagi itu
sudah pasti berarti mati? Tergantung berapa ia tidak bernafas lagi
Setelah adanya tindakkan medis, namun tidak berhasil.

BRAINSTORMING :
Menggali/mencari

tambahan

ide-ide/gagasan-gagasan/konsep-

konsep pemikiran dari banyak orang atau ahli yang berbeda-beda


(divergent), dan mencari simpul-simpul/titik temu untuk memperoleh
sekian alternatif prediksi, pemecahan masalah yang baik. Empunya
ide/penggagas didorong untuk mengapresiasi (memberikan nilainilai) terhadap masing-masing alternatif tersebut. Analis dapat
memperoleh/menarik kesimpulan yang paling bermanfaat dari
penilaian-penilaian atau pendapat-pendapat tersebut.
Catatan :
Efektif tidaknya brainstorming tergantung pada kapasitas para
peserta (forum) tentang materi yang dibahas dan kendali dalam
memacu gagasan/ide.

ALAT BANTU (TEKNIK) ANALISIS


KUANTITATIF

Derajat Kemungkinan
Adalah tabel peringkat kemungkinan atas dasar nilai
derajat (bobot) kemungkinan dari masing masing
peringkat, dimana nilai tersebut diperoleh dari
besaran angka (prosentase) sejumlah ukuran
(parameter) yang ditetapkan.

CONTOH DERAJAT KEMUNGKINAN


NO

DERAJAT

1.

Sangat mungkin

NILAI
5

PARAMETER
a.
b.
c.

2.

Mungkin

a.
b.

3.

4.

5.

Agak mungkin

Kurang mungkin

Kecil mungkin

Didukung oleh data-data intelijen yang


adasebelumnya
Didukung oleh data-data faktor korelatif yang
sudah ada.
Didukung oleh rencana pembangunan yang akan
dilaksanakan.
Didukung beberapa data intelijen yang ada
sebelumnya.
Didukung oleh rencana pembangunan yang akan
dilaksanakan.

3
a.
b.
c.

Didukung oleh data intelijen yang sangat minim.


Didukung oleh beberapa faktor korelatif.
Kemungkinan adanya pengaruh dari luar.

a.
b.
c.

Tidak ada data yang mendukung.


Faktor korelatif tidak mendukung.
Kemungkinan adanya pengaruh dari luar.

a.
b.
c.

Tidak didukung data.


Tidak didukung oleh faktor korelatif.
Tidak ada kemungkinan pengaruh dari luar.

DIAGRAM KETERPENGARUHAN
( Influence diagram)
Adalah suatu methoda (alat bantu visual) analisis untuk
mengidentifikasi hubungan keterpengaruhan (korelasi)
antar variable suatu data, yang akan membantu prediksi
perkembangan suatu kondisi/ situasi akibat perubahan
salah satu/beberapa variable akibat dalam saling
keterpengaruhan tersebut.
Identifikasi tersebut dapat membantu analis fokus terhadap
informasi yang diperlukan menyangkut perubahanperubahan variable tersebut, yang akan memperkuat
asumsi serta dijadikan dasar penyusunan rekomendasi
pemecahan masalah (Pengertian, basis membuat
perkiraan, pengumpulan informasi yg efisien/tepat).
Catatan :
Variable selalu berubah (contoh : hubungan antara faktor usia dan prestasi)
Hasil tidak eksat, bersifat tren/indikator

Contoh : Influence diagram penyalahgunaan Senpi / Handak


Penyalahgu
naan
Senpi /
Handak

(+)

Negara
yang
dilanda
separatisme
/teror

(+)
Sindikat /
lundup /
perdagangan
gelap senpi /
handak

(
Penertiban
kepemilikan/
tingkatkan
disiplin
penggunaan
senpi/handa
k

Keterangan :
( + ) = mendorong / menyebabkan
( _ ) = meminimalisir / menanggulangi

(+)
(+)

Penegakkan
hukum
kepemilikkan /
penyalahguna
an
senpi/handak

Contoh Klasifikasi Ancaman yang Eskalatif


Situasi Aman

Interaksi masyarakat masih asosiatif

Ancaman masih latent ( belum tampak)

Belum mengancam rasa aman, baru kepada tertib umum


(penyimpangan tertib sosial)
Situasi Rawan

Interaksi Masyarakat dissosiatif

Ketegangan sosial

Bentuk gangguan meningkat / kekerasan (kuantitas , kualitas)

Intensitas tindak pidana terasa pengaruhnya

Ketertiban jauh berkurang / rasa kurang aman

Ancaman terhadap kamdagri / pemerintah masih bersifat laten,


diduga sudah manfaatkan keadaan yang kurang stabil

Lanjutan :

Situasi Gawat
Ketegangan sosial----Konflik sosial
Ancaman KAMNEG/Pemerintahan mulai terasa
Berkembang konflik sosial, aksi saling menyerang
Ancaman KAMNEG / Pemerintahan semakin nyata
Situasi Bahaya
Ancaman KAMNEG / Pemerintahan terjadi di berbagai
aspek kehidupan
Gejala pertikaian bersenjata terlihat nyata
Terbentuk kekuatan yang besar untuk mengambil alih
kekuasaan.

CONTOH : PEMBOBOTAN BENTUK-BENTUK


ANCAMAN
Berdasarkan seberapa besar / serius bahaya yang
ditimbulkan dan berpengaruh terhadap :
Eksistensi Negara
Kehidupan masyarakat yang potensial
bahayakan eksistensi negara.

- 10
-9

Ekonomi negara dan hilangnya kepercayaan - 8 masyarakat,


generasi muda,media subversi /
gangguan keamanan lain.
Mata pencaharian kelompok masyarakat /
-7
sebagian warga sehingga timbulkan keresahan
masyarakat yang dapat dimanfaatkan golongan
ekstrim.

Lanjutan :
Timbulnya kelompok masyarakat anti sosial, mengganggu
kelompok masyarakat lain / kehormatan individu.
Timbulnya kegiatan individu yang membahayakan masyarakat /
mata
pencaharian /kepentingan keluarga.
Timbulnya gangguan / karesahan kehidupan
keluarga terganggunya kelompok masyarakat tertentu,
timbulkan kejahatan lain.
Timbulnya gangguan individu individu warga.

-6
-5

-4
-3
-2

Timbulnya gangguan ketertiban yang menuntut musyawarah


warga untuk mengantisipasinya
( RT, RW ).
Timbulnya kerusakan sarana umum lingkungan.

-1

Time Line ( Jurnal)

Adalah kronologis (horizontal atau vertikal)


kegiatan atau kejadian, yang dengan berbagai
data unsur-unsurnya dapat memberikan banyak
makna tentang masalah yang sedang terjadi.
Keterangan :
Analis akan dapat dibantu oleh urut urutan kejadian
yang direkam / dilaporkan dengan baik karena akan
memperoleh gambaran jelas tentang motivasi, strategi
pelaku / penanggung jawab kegiatan / kejadian tersebut.

Contoh. Jurnal Memilih Aktifis Unjuk Rasa Diantara 3


Tokoh Buruh yang dicurigai ?
NO

W
ak
tu
Na gia
t
m
a

1 Maret
08.00

1 Maret
09.30

1 Maret
13.00

1 Maret
15.00

1.

Rizal

Kerja

Kerja

Makan

Di Rumah

2.

Anton

Di Rumah

Kerja

Makan

Kerja

3.

Alex

Kerja

Rapat

Makan

Diskusi

Kesimpulan

Alex
adalah
aktifis
unjuk Rasa

Petunjuk : Seorang diantaranya adalah aktivis , yang pada tgl


dan jam jam tertentu melakukan rapat dan diskusi.

Tabel / bagan STATISTIK


Adalah suatu pola / bentuk susunan (kompulasi) sejumlah
besar data yang dapat menggambarkan kondisi secara
ringkas
maupun
menyeluruh
dan
memberi
makna/penyimpulan yang mudah dimengerti (dan mudah
dikelola) terhadap hal-hal yang penting dan mendasar, seperti
kecenderungan, komparasi atau rata rata.

Catatan :
Berbagai bentuk bagan seperti distribusi frekuensi;mengukur
tendensi sentral ( mean, median, mode ); mengukur disversi
(sebaran),
presentase,
range,
varian,
dan
standard
deviasi/perubahan; fluktuasi, bisa menunjukkan kegunaan secara
significant mengatasi single number statistic hilangnya informasi
di samping adanya kelemahan kelemahan manipulatif
(membantu analis lebih mengerti/memperhatikan hal2 yang lebih
mendasar dan penting).

Contoh Tabel (diagram) Statistik Penyalahgunaan


Senpi / Handak

Sumber : PIKN Koserse MABES POLRI

Kecendrungan yang teramati dalam tabel statistik tersebut di atas ( jumlah per tahun ) dapat di
kembangkan pengamatannya dalam berbagai aspek yang diperlukan untuk suatu kedalaman dan
ketajaman analisa seperti : asal usul senpi / bahan, jenis senpi / bahan, pekerjaan pelaku,
modus operandi, kebenaran dokumen, latar belakang, motifasi.

M a t r i k s
Adalah tabel konfigurasi dalam lebih dari satu
dimensi peran dan bobot/derajat pengukurannya,
melalui adanya variable yang terkait tentang suatu
obyek/issue, yang dengan pola perhitungan
tertentu dapat menggambarkan secara jelas
keseluruhan maksud dari konfigurasi

Catatan :
Bentuk bentuk matriks dapat secara bervariasi
diciptakan model-model, sesuai kebutuhan /
sasaran yang diamati.

3
21

2
14

1
7
PA
K

1
6

TH
D

18

12

A
RT G
EN I S T
TU HD
M
EN
GO
DI
L.
DI
JA
K
M
KP
KE IN
D.
GI AN
M
AT K
AS
ER
A
EF
N
Y
A
IN HA
IS
T
IE
S
NS ELE IAA
JE N
IA
N
TE
N
GG
RS
ED
AR
IA
AN
NY
A
J
AL
U
UT
M
/A
L
LS
A
US
H
EF
EK

KA
A
P E RU
M
EF
H
M
EK
E TH
P S RI N D
IK
TA CIT
O
R
TE LO H

PE
NG

DA
M

CONTOH :

MATRIK MEMILIH CARA BERTINDAK YANG COCOK

TERHADAP GANGGUAN KEAMANAN


BERLATAR BELAKANG SARA

1
4
3

8
3

12
1

6
1

9
3

15

10
1

5
3

2
4

1
2

3
6

69
55

54

Contoh :
MATRIK IDENTIFIKASI ANCAMAN PEMILU
(Analisa Mikro)

BE
AN NTUK
CA
Tahapan
MA
N
Pemilu

1. Kampanye
-

2. Pemungutan
suara
-

3. Pengumuman
pemenang
-

FKA SH

AF

CB
FKA :
SH :
AF :

Fungsi
yang
menangani

C H A R T

Adalah visualisasi berupa bentuk bentuk


tertentu yang dengan cara atau model
penafsiran
tertentu
dapat
memberikan
makna/kesimpulan tentang adanya suatu peran,
fungsi, atau kondisi (hubungan keterkaitan)
terhadap sesuatu issue / obyek perhatian

CONTOH :

ASSOCIATION CHARTING
UNTUK UNGKAP JARINGAN

= HUBUNGAN ERAT
= KURANG ERAT

N
O
R
M
AN
I
M
L
SA ZAL R
RI IKA
F
L
I
U
N
Z
JA
AN
X
AM
M
0 0

0 X

X
X = HUBUNGAN ERAT

0 = HUB. KURANG ERAT

Keterangan : Makin banyak yang erat hubungan,


makin tinggi perannya dalam jaringan

BAB IV

Penulisan Analisa Intelijen

Perencanaan penulisan
Memperhatikan asal penugasan penulisan
- atas perintah (UUK)
- Inisiatif sendiri (laporan, atensi)
Menetapkan posisi dan sikap analis dalam penulisan
Kejelasan permasalahan : pendifinisian supaya tidak
meluas atau menyimpang dari tema/topik, sekaligus
berfungsi sebagai tuntunan pulbaket dan landasan
penetapan sub-sub topik (pokok persoalan).
Membuat pola/alur pikir permasalahan, untuk membantu
menetapkan alur penulisan (sistimatika)
Identifikasi bentuk dan format sesuai kebutuhan dan
tujuan melalui juknis2 lazimnya dibakukan bentuk2
penulisan intelijen, baik yang periodik (berkala) maupun
isidentil.
Penetapan sumber data, akses memperoleh data (pulta).

Prinsip-prinsip penulisan

Jelas
- Dapat dimengerti
- Tidak salah mengerti
Ringkas
- Langsung kpd permasalahan
- Menyatakan yg perlu dikatakan (tdk basa-basi)
- Menghindari ungkapan yg berlebihan.
Akurat
- Persis, benar menurut apa yg semestinya
- Keakuratan faktual (persis apa yg dimaksud)
- Keakuratan mekanis (ejaan, tata bahasa dan tanda baca yg benar)
Tepat Sasaran
- Sesuai dg pembaca yang dituju atau diharapkan (siap akan baca, mengapa mau
membaca, bgm mereka akan baca)
Hubungan logis
- kalau tdk logis memancing resistensi, kecewa, frustasi cari kelemahan
- Kalimat/paragraf pembaca sgt penting (gagasan)
- Pegang teguh gagasan.
- Peralihan yg lancar
Lengkap
- Semua gagasan tercantum
- Semua gagasan sdh dipecahkan
- Kekosongan informasi/hal yg tdk diketahui sdh dinyatakan.

ALTERNATIF SUSUNAN MATERI PENULISAN


(Dinas telah menetapkan format-format baku)

Susunan menurut sektor-sektor wilayah (analisa daerah sasaran)


Peta wilayah dibagi dlm sektor2. Masing2 sektor wilayah dianalisis) mengikuti arah :
- Dari atas ke bawah
- Dari timur ke barat,atau sebaliknya.
- Dari pusat kejadian ke bagian luar (sentrifugal)
- Dari luar ke pusat (sentripetal)
- Sesuai perputaran jarum jam atau sebaliknya.
(tiap2 kejadian/peristiwa dianalisis dg urutan arah dlm peta kawasan)

Susunan logis :
- Kepentingan meningkat (diawali dg hal2/situasi normal, diakhiri dg kndisi
klimaknya).
- Kepentingan menurun (diawali dg klimaks permasalahan dikuti dg hal2/situasi yang
normal).
- Perbandingan (analogi, comparative SWOT)
- Mengikuti komponen2 permasalahan.
- Logika induktif, deduktif, (syllogisme)
- Logika sebab akibat (causative)
- Bertolak dari kalimat topik (tajuk) atau paragraf utama yg dijadikan heading tulisan.

Susunan menurut periode waktu (periodeisasi)


Contoh : Tahun demi tahun

(Pilihan disesuaikan dgn karakter permasalahan dan dituangkan ke dlm format yang ditetapkan dlm
ketentuan tulisan dinas)

CONTOH : SUSUNAN KERANGKA PENULISAN ANALISA INTELIJEN (MAKRO)


Identifikasi Masalah (Pendahuluan)
Mencermati masalah (lingkup dan kandungan persoalan) dan
merumuskannya secara lebih jelas dalam pokok-pokok persoalan.
Pra anggapan pemecahan masalah (hypotesa, asumsi tentatif), ttg
kecenderungan atau pengaruh yang ada yang harus dibuktikan.
Pra Pemecahan (Pembahasan, atau kecenderungan yg di bahas).
- Melaksanakan proses analisis untuk menunjukkan fakta2 kecenderungan/
dampak saling yang nyata (bagaimana, ke arah mana dan sejauh mana)
proses kecenderungan atau saling mempengarui/dipengarui (mathcing
input2 yang terjadi)
- Merumuskan gambaran lebih utuh dari proses tersebut diatas (mozaik)
Pemecahan (Kesimpulan dan Saran)
- Menunjukkan konklusi dengan kandungan alternatif2 pemecahan masalah
terhadap keterpengaruhan/kecenderungan2 yang ada (dalam skala prioritas)
- (Merumuskan) saran/solusi kebijakan yang terbaik, apabila
diperlukan/dikehendaki user.
Langkah lanjutan (setelah ada disposisi dari user)

IDENTIFIKASI MASALAH
(PENDAHULUAN)
Ungkapan pokok2 persoalan keterpengaruan tersebut secara jelas
lingkupnya, dan mudah dimengerti = (dalam bentuk pertanyaan) tentang
pokok2 persoalan.
Misalnya : Pengaruh perkembangan lingkungan strategi
terhadap keamanan dalam negeri.
Pertanyaan yang bisa dirumuskan antara lain :
- Faktor/situasi/kecenderungan/gejala lingkungan strategi apa yang mempengarui
situasi keamanan dalam negeri.
- Mempengarui apa dan sejauh mana ?
- Apa dampaknya ?
- Antisipasi apa yang harus dilakukan ?
Pencermatan unsur2 linkstra berpengaruh (global, regional) pemahaman
dan penetapan pokok2 persoalan keterpengaruan yang dihadapi, sejauh
mana pengaruh, dampak dan kemungkinan antisipasinya (pra anggapan,
hypotesa/asumsi tentatif).

PRA-PEMECAHAN MASALAH
(Pembahasan/kecenderungan yang ada)

Mengurai, mencari dan menemukan keterkaitan fakta2 tentang saling


keterpengaruhan dan kecenderungannya serta menetapkan asumsiasumsinya
Menyusun rangkuman asumsi-asumsi tersebut diatas (mozaik) (bilamana
diperlukan, menguji dengan teori-teori relevan dan konfirmasi pakar/ahli)

Contoh :
1. Menetapkan faktor lingkungan strategis yang berpengaruh, yaitu :
a b c d e f (6 faktor berpengaruh) dan
2. Mempengarui bidang-bidang didalam negeri yaitu :
x y z (3 faktor yang terpengaruh)

3. Menemukan proses saling keterpengaruhan (matching) dan


kecenderungannya / dampak yg timbul (melalui proses analisa, aplikasi tehnik
analisa yg dipilih) :
Matching variable keterpengaruhan
* a b c d e f terhadap bidang x lingkungan secara simultan terhadap
* a b c d e f terhadap bidang y masing2 fakta/data bidang2 DN
* a b c d e f terhadap bidang z
atau bisa juga sebaliknya matching:
Matching masing2 variable
* a terhadap bidang x y z
keterpengaruhan lingkungan thd seluruh
* b terhadap bidang x y z
fakta/data ttg bidang2 yang ada di DN
* c terhadap bidang x y z
* d terhadap bidang x y z
dst.
4. Menetapkan asumsi-asumsi dari temuan saling keterpengaruhan dan
kecenderungannnya, atau menemukan hakekat dampak pengaruh dan
kecenderungan yang sebenarnya (bisa bersifat mengoreksi atau membenarkan
pra anggapan).

Catatan :
a,b,c,d,e dan f ataupun x,y dan z pd wujudnya adalah current intelijen,
controllers factors dan BDI

PEMECAHAN MASALAH
(Kesimpulan dan Rekomendasi kebijakan)

Menemukan/merumuskan kesimpulan2 (konklusi)secara singkat


padat dan jelas yg mengarah kpd problem solving antisipasi bersifat
alternatif dlm skala prioritas yang didasarkan kpd tingkat dominasi
pengaruh serta dampaknya (nerve centre). Dalam hal ini
memanfaatkan pengaruh dan dampak positif dan menetralisasi
pengaruh dan dampak negatif.
Merumuskan saran (bila dikehendaki user) atau masukan kebijakan
melalui pertimbangan resiko yang timbul (menimalisasi resiko
dampak dan optimalisasi keuntungan/hal2 yang positif dari
dampak).
Dijaga kesinambungan antara topik, fakta dan pembahasan.

Contoh :

1.Kesimpulan (padat, singkat dan jelas)


a. Dampak positif perkembangan lingkungan strategi
situasi keamanan dalam negeri : (x,y,z) +
b. Dampak negatif perkembangan lingkungan strategi
situasi keamanan dalam negeri : (x,y,z) 2. Antisipasi yg disarankan saran kebijakan
a. Maksimalisasi dampak positif
1) CB I, dgn prakondisi P
Menuju (x,y,z) +
2) CB II, dgn prakondisi Q
dst.
3. Minimalisasi dampak negatif
1) CB A, dgn langkah extra R
2) CB B, dgn langkah extra S
dst.

Menuju (x,y,z) netral

Langkah Lanjutan (siklus intelijen)

Vide disposisi atasan (UUK)


Monitor perkembangan masalah yang dianalisa.
Bila situasi berubah agar dibuat analisa baru.
Dalam keterpeliharaan status quo dan kendali aktivitas
Bapul dan sumber informasi)

Antara lain :

Contoh Analisa Mikro

A. Analisa Tugas (persiapan, pelaksanaan tugas, berpedoman kpd


UUK) sebagai permintaan pimpinan, yg berarti perintah/tugas

a. Penetapan sasaran kegiatan sbg arah data collecting.


b. Waktu kegiatan, disesuaikan dgn karakteristik SAS
c. Metode yang dipilih dalam kegiatan, disesuaikan dgn SAS
d. Aspek pelaksana tugas, yang meliputi sarana komunikasi
dan struktur agen pelaksana, disesuaikan dgn karakteristik
SAS
Esensi Kegiatan tugas :
a. Mengetahui situasi dan kondisi wilayah serta masyarakat
dimana kegiatan akan dilaksanakan (kuantitatif)
b. Mengetahui kegiatan dan instalasi sasaran (kuantitatif)
c. Menentukan cover yang tepat dalam melakukan kegiatan

Faktor-faktor yang mempengarui kegiatan tugas :


a. Faktor ekstern

Kepekaan dilingkungan masyarakat terhadap pendatang atau orang asing.


Kondisi wilayah yang kemungkinan dapat menghambat/mempengaruhi kegiatan
(kuantitatif)
b. Faktor Intern
Kemampuan dan kelemahan personil yang akan melakukan tugas penyelidikan

Pembagian kegiatan :

Pembagian tugas yang didasari oleh kemampuan dan pengetahuan masing2


personil terhadap pelaksanaan penyelidikan. (CB) terpilih dan penetapan aparat

Contoh analisa sasaran


(berpedoman kepada BDI) analisa mikro
Pada hakekatnya adalah penelitian sasaran/obyek (kondisi parpol,
ormas floating mass, masa independen/lsm,Pemda/Kota wilayah, tokoh
prominen)
-

Data sasaran pada berbagai aspeknya. (masing-2 bentuk sas berbeda dalam
unsur-2 nya.
Selektifitas sasaran (skala prioritas), dari aspek ancaman, lihat tabel/derajat
kemungkinan.
Kemampuan/kelemahan sasaran.(dlm hubungan swat analisnya
Faktor-faktor yang mempengarui sasaran (ekstern, intern), dan berpengaruh
pula kepada kegiatan/agent (kendala, oposisi)

Catatan :. Analisa tugas dan sasaran juga dapat diaplikasikan pada kegiatan dan operasi lintas fungsi/gabungan fungsi
(antar sektor)
. Analisa mikro, terdapat pula pada laporan-laporan pelaksanaan tugas, telaahan perkiraan cepat dll.

BAB V
Kendala
Penganalisaan

KENDALA & KELEMAHAN DALAM ANALISIS


Antara lain :

Bias (analitical, tekhnical, dan consumer bias).


Kurang tersedia data yang berbobot (hard facts).
Dikejar dead line terancam terkena aturan (slide ruler effect).
Situasi berubah cepat (globalisasi informasi).
Termakan/ larut atau mengkonsumsi kebijakan (policy making
enviromental, political judgement).
Larut kedalam lingkungan organisasi (organization enviromental).
Terkena jebakan, penyesatan oposisi (rekayasa, konspirasi, desepsi).
Dibayang-bayangi kesalahan (takut salah terus menerus).
Ketidakpastian atau selalu ada penghalang dalam melihat kedepan (the
fog of the future).
Ada ancaman yang tidak nyata (the unforseen contigencies).
Sering terlalu berlebihan dalam memperkirakan sesuatu (over estimate),
sehingga kehilangan kepercayaan (cry wolt syndrome) dari client/user.
perbedaan mentalitas/ bahasa/ budaya menyebabkan adanya hambatan
dalam proses berpikir bersikap.

BIAS
Adalah asumsi yg salah (larut, terpengaruh) sehingga mengakibatkan kesalahan dalam
analisis. Bias meliputi/diakibatkan :
analitical bias
- bias karena beda/kesalahan berfikir
(logika keliru, human erorr, negative attitude) - tekhnical bias
- bias karena bahan keterangan tidak valid
consumer bias
- bias karena kesalahan prosedur
Menganggap semua orang berfikir seperti analis (rational actor
ANALITICAL
BIASdari consumer (user)
- bias yg datangnya
mode)

Mendikte user mengikuti kehendak analis (attamp to shage


policy)
Larut / jatuh cinta kpd hal tertentu dlm obyek anlysis, sehingga
memberi perhatian yg berlebihan & timbul keberpihakan (fall in
love the problem)
Sebaliknya terlalu benci kpd hal/ permasalahan tertentu, shg
menghindar/melawan permasalahan (melakukan keberpihakan)
againt the problem.
Fanatik thd sumber info tertentu (informational bias)
Menghindari bias pada dirinya, dengan cara hanya melihat
kebaikan saja (compensation)
Terlalu berpihak kepada latar belakang institusi (background
bias) pengaruh latar belakang lembaga dg norma2 pendidikan
lingkungannya.

CONSUMER

BIAS

- consumer yg merasa paling tahu, paling benar


- consumer yg tdk menerima pemikiran orang lain.

CARA MENGATASI BIAS


Secara umum diatasi dengan :

Berkepribadian, tetap pada prinsip2 yg diyakini (percaya diri)


Pandangan jauh ke depan pikiran terbuka, memperluas wawasan.
Memahami selera/keinginan pimpinan, dlm konteks mencari
model/teknik/pendekatan paling tepat utk peroleh atensi serius
atau keperpihakan (utk consumer bias)
Berlatih, meningkatkan profesionalisme
Belajar dari kegagalan (analisa diabaikan/tdk dipercaya), sehingga
selalu melakukan upaya yang terbaik.
Membiasakan diri berdiskusi/konfirmasi.
Hati-hati memilih/menilai fakta/informasi dan
Utk tehnical bias
Memilih tehnik/pendekatan yang tepat
Tidaksalah memilih kata/istilah/kalimat

Menghindari bias :
1. Memperluas pandangan.
- Tidak boleh langsung mempercayai kesan pertama.
- Lihatlah lebih dalam dan rinci, untuk dapatkan pengertian yang lebih baik.
(tidak berprasangka); pengamatan yg baik/cukup lebih baik dari kesan sekilas)
2. Sikap sebelum menetapkan topik.
- Penyesuaian dgn kesempatan, kondisi para pembacanya dan kemampuan diri.
- Topik yg luas menuntut waktu kemampuan mengembangkan pemikiran analisis
dan referensi yg memadai (harus ada keyakinan).
- Pilih topik yg tepat/khas, cocok dgn keadaan.
- Ruang lingkup dibatasi untuk menperjelas arah penelitian.
- Menghindari kesan teoritis (tidak realistis), tidak menarik dan atau tidak tegas.
- Memenuhi keinginan pimpinan.
3. Sikap sebelum mengakhiri penulisan
- Membaca ulang secara cermat (konsisten dgn tujuan penulisan)
- Diskusi (brainsforming) dengan beragam bidang/fungsi terkait (Direktorat/Deputi
/Staf Ahli.
- Konfirmasi dengan ahli dan atau rujukan/refrensi.

4. Menetapkan kerangka strategi kerja, agar tidak terpaku hanya kepada


penguraian komponen-komponen suatu masalah :
- membuat pola/alur pikir
- memilih jenis baket yang diperlukan
- memilih bentuk dan sumber baket yang relevan/terpercaya.
- membuat penyesuaian yang diperlukan.
- menyaring baket yang relevan/ memilah-milah melalui arah data collecting yg
tepat (konsisten pd topik, tema, pendekatan dan ruang lingkup yg ditetapkan).
Tetap pada kerangka produk intel yang logis, benar dan dapat diterima.
5. Membuat komitmen pribadi (konsisten dan terus kreatif)

6.

Evaluasi diri (menguji hati nurani, menghindari prasangka sendiri,


membangun obyektifitas diri)
Dengan alasan apa kita berfikir, bertindak seperti itu.
Seberapa jauh tingkat bias dari asumsi-asumsinya mempengarui hasil analisisnya
(berusaha obyektif)
Sejauhmana kesiapannya mengatasi hambatan analisis secara/atas sasaran yang
spesifik.
Mengetahui alasannya secara tepat mengapa dirinya berinteraksi dgn orang /
lingkungan dgn cara yang di lakukannya sekarang ini.
Berusaha memahami mengapa dirinya menerima sesuatu baket sbg sesuatu
kebenaran, dan atau menolak baket2 lain.
Mencoba/berusaha mengetahui proses mental yang di gunakan dlm menilai
motivasi/tindakan orang lain (sumber baket). Dalam arti seyogyanya sikap yg diambil.
semata2 hanya utk kepentingan analisis, bukan berdasarkan instink atau
selera/sensasi semata (memahami motivasi sendiri).
Memahami jenis kepribadian sumber baket utk dpt memahami motivasinya sehingga
utk suatu ia bersedia memberikan baket (agar tidak salah menduga).
Menghindari sikap menyerderhanakan/menyepelekan,
baik : - dalam mengamati
- dalam memahami
- dalam membuat keputusan thd baket yang ada.

MEMPERTAJAM DAYA ANALISIS


-

Kembangkan kreatifitas berfikir dlm imajinasi logis dan realistis


Berfikir jernih dan obyektif dlm menggali fakta2 (dlm menarik garis lurus antara sebab akibat).
Tidak mudah larut dlm emosi/imajinasi yg sensasional.
Selalu sadar akan dimensi waktu dan lingkungan, termasuk suasana dan situasi yg berkembang
disekelilingnya (adaptif)
Tidak terobsesi kepentingan tertentu yg tidak terlalu dipahami, sadar status dan posisi peran dan
fungsinya (konsisten dlm sikap/pemikiran yg telah menjadi komitmennya)
Kembangkan sikap pemikiran assosatif, alternatif, komparatif argumentatif, konseptual.
Pentingnya sikap normatif dlm menghadapi dan memecahkan masalah (mencari landasan
hukum) meskipun selalu berpegang kepada norma kadang2 tdk realistis.
Atensi thd pendpt orang lain (second opinion, alternatif opinion) atau terbuka utk berbagai
masukan.
Biasakan menggunakan kata/istilah dan kalimat yg tepat (tdk bermakna salah berlebihan/ganda)
konsisten pd difinisi normatif yg disepakati sebelumnya perbendaharaan bahasa yg cukup (sense
of language).
Backword approach disamping outword approach.
Kembangkan segi2 efektifitas dlm mengambil keputusan/penyimpulan, maupun dlm
menuangkannya dlm tulisan.
Kembangkan minat dan respos thd berbagai fenomena aktual secara kritis, merujuk kepada
dalil/teori yg ada (memperkaya refrensi & perbendaharaan konsep)
Selalu bersikap cek, re-cek, cross cek dan rajin konfirmasi dan diskusi dg ahli/pakar.

BAB VI
Penutup

PENUTUP
1. Dari uraian bab demi bab menunjukkan kepada kita adanya suatu prinsip
pemahaman bahwa analisa intelijen hakekatnya adalah suatu proses berfikir
kreatif yang sistimatis, dan sistim tersebut meliputi unsur-unsur sebagai
berikut :

adannya input berupa fakta2 aktual dan faktual dari suatu


permasalahan serta faktor2 yg berpengaruh
proses kegiatan, dengan methode dan teknik/keterampilan dari
disiplin ilmu pendukung.
output berupa produk analisa.

yang kesemuanya mempunyai peran secara interdependensi dlm


keseluruhan proses penganalisaan.
2. Pemikiran
kreatif dan terstruktur harus juga diikuti kemampuan
memanfaatkan methoda/teknik analisis dan penulisan dalam penyajian
produk secara cepat, tepat, meyakinkan dan aman. Kematangan analis
dibentuk oleh pengalaman penugasan/merekam permasalahan, frame of
reffrence dan latar belakang pendidikan profesi.

3. Suatu keharusan bagi seorang analis intelijen untuk memahami dan menguasai
hakekat sasaran tugas pokok dan berbagai faktor yang berpengaruh dari
perkembangan lingkungan strategis, serta melakukan pendekatan profesional dalam
setiap analisisnya.
4. Meskipun semua informasi yang diperlukan sudah berhasil dikuumpulkan, tanpa
melalui analisa intelijen yang baik tidak akan menghasilkan produk intelijen yg baik.
Dan produk intelijen harus dapat disajikan dan dikomunikasikan secara cepat/dini utuh
dan bermanfaat bagi User, sehingga kemampuan analisis merupakan tuntutan
profesionalisme intelijen yang sangat utama.
5. Pada era global saat ini, diyakini bahwa sebagian besar informasi tentang pengetahuan yg
dibutuhkan beredar dimedia massa (cetak dan elektronik), dan hal tersebut dapat
diperoleh dengan kegiatan terbuka. Hanya sebagian kecil berada dibalik layar dan harus
diselidiki dan ditemukan secara tertutup. Oleh karenanya sdh seharusnya sumber terbuka
digarap/dikelola sebaik-baiknya oleh Badan Pengumpul Informasi, utk memperoleh input
yg selengkap-lengkapnya harus diyakini bahwa pengetahuan adalah kekuasaan
(knowledge is power, Froncis Bacon).

Jaga Rahasia NegaraSekeras-kerasnya..!!!!

Jakarta,

Mei 2006

You might also like