Professional Documents
Culture Documents
Di rangkum oleh :
Drs. Poerwono Sigit
Kombes Pol (Purn)
SISTIMATIKA
BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II.
BAB III.
BAB IV.
BAB V.
Pengantar
Analisa Intelijen adalah suatu pengetahuan tentang Intelijen yang mengkhususkan diri pada
pembahasan tentang aspek-aspek penganalisaan. Pada tulisan untuk kepentingan dinas ini,
materi disarikan dari berbagai buku kedinasan dilingkungan Intelijen dengan menyertakan
persepsi, interpertasi dan apresiasi penulis terhadap berbagai tulisan tentang analisa pada
berbagai refrensi disiplin terkait seperti teori kesistiman, logika, statistik dan methode2 riset
sosial.
Lingkup materi dimulai dari pengertian-pengertian dan hakekat analisa, sistim dan
methodologi analisa, tehnik dan format penulisan analisa dan kendala-kendala penganalisaan.
Hakekat ataupun anatomi permasalahan (issue) yang menjadi materi sasaran analisa, atau
yang dikalangan militer disebut hakekat ancaman, difocuskan kepada permasalahanpermasalahan Keamanan Negara, dan disajikan pada tulisan tersendiri.
Format penyajian materi diperuntukan bagi kursus-kursus atau Diklat dengan alokasi waktu
yang terbatas, sehingga bersifat pointers dan skematis. Diharapkan masing-masing peserta
lebih mendalami untuk kebulatan penguasaannya,dan dapat menarik manfaat dan relevansi
pengetahuan yang sederhana ini sesuai tujuan dan tema kursus.
Terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
VELOX ET
EXATUS
DETEKSI DINI
PERINGATAN
DINI
DORONGAN
KESIAPAN
ANTISIPASI
KOORDINASI
DINI
AKSI/ANTISIPASI
DINI
- OPTIMALISASI
- KESETARAAN
- NORMATIF
- MINIMALISASI RESIKO
JURNALIS
Orientasi kuat
kepada interest
nasional (integritas &
loyalitas).
Kecepatan sebagai
kriteria pokok,akurasi
menyusul.
Mencari pemecahan
yang terbaik trhadap
problem nasional
Agresifitas
Kecepatan
merupakan kriteria
pokok,akurasi
menyusul.
Keamanan, sbg hal
utama.
Forecasting
(prediktif-estimasi)
CENDIKIAWAN
KEDOKTERAN
Obyektivitas /
kebenaran hakiki.
Kemanusiaan (not
violence)
Eksperimental
Tidak rasialis
Hipotesis
Akurasi
Spektakuler
Akurasi
Dimensi panggung
Penalaran (logika)
Keterbukaan /
kebebasan.
Ilmiah
Orientasi kepada
publik (massa).
Anonim, tdk
mementingkan
formalitas & keakuan
Tanpa batasan
pengakuan (does not
recognize
bounderies)
BAB II
PENGERTIAN
PENGERTIAN
PENGERTIAN UMUM
* Pada dasarnya dalam pengertian yang umum, kedua istilah
tersebut (analisa dan intelijen) sudah saling memberikan arti/makna,
dari satu kepada yang lain.
* Setiap orang secara naluriah hakikatnya adalah analis, karena
orang selalu melakukan analisis untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya. Ia akan selalu membutuhkan/mencari informasi/fakta
dan berusaha menafsirkan secara cerdas (intelijen), dalam
mencapai/memperjuangkan kepentingannya.
* Makin cukup perbendaharaan pengetahuan (frame of reffrence)
seseorang, makin tinggi kemampuan analisisnya, lebih lagi bila
didorong oleh talenta dan kepekaannya terhadap fenomenafenomena yang sedang berkembang diulingkungannya.
RUJUKAN PENGERTIAN
ANALISA ADALAH PENYELIDIKAN SUATU PERISTIWA (KARANGAN, PERBUATAN) UNTUK
MENGETAHUI APA SEBABNYA, BAGAIMANA DUDUK PERSOALANNYA.
(PURWADARMINTA, KAMUS HAL. 39, CETAKAN XII/1991)
ANALISA ADALAH PEMISAHAN SECARA ABSTRAK OBYEK PENYELIDIKAN KE DALAM
BAGIAN-BAGIAN UNSUR POKOKNYA AGAR DAPAT DIKAJI SIFATNYA DAN DITENTUKAN HUB.
ATAU KAITAN DI ANTARA BAGIAN2NYA DAN DENGAN KESELURUHANNYA.
(JACK C. PLANO; DICTIONARY OF POLITICAL ANALYSIS, diterjemahkan oleh
Drs. EDY S. SIAGIAN)
ANALISA ADALAH BERFIKIR KREATIF TENTANG SUATU PERMASALAHAN. (UNTUK
MEMPEROLEH GAMBARAN TENTANG BOBOT (KUALITAS) MASALAH, KECENDERUNGAN DAN
KEMUNGKINAN PEMECAHAN PERMASALAHANNYA)
(BRIGJEN TNI Purn IRAWAN SOEKARNO, WIDYAISWARA BINDasar-dasar Intelstrat)
Analysis is that get from the fact. A fact means surprisingly litte unless it
is related to some other facts, or its significance is pointer out (fact
means nothing)
Wasington Platt, Strategic Intellegence Production
BAB III
Sistim dan
Methodologi
mengenai
nilai
Dalam konteks tersebut, analisa adalah suatu proses sistimatis, yaitu suatu siklus
yang kontinyu, yang terdiri dari langkah-langkah :
Formulasi (tahap konsepsi)
Riset (tahap pulbaket)
Evaluasi (tahap penilaian)
Interpretasi (tahap judgement)
Verifikasi (tahap pengujian)
(Ir. Pranowo, Dosen SESKOGABAnalisa System).
STRUKTUR ANALISYIS
(Sistim dalam proses analisa)
PROSES IDENTIFIKASI MASL
HIPOTESA
(pra anggapan)
PROSES PEMISAHAN
(MENGURAI)
STRUKTUR
DLM PROSES
BERFIKIR
KREATIF
PROSES
PENGINTEGRASIAN
PROSES PENYIMPULAN
PENCATATAN
(recording)
PENILAIAN
(evaluasi)
PUL
REN
SIKLUS
INTELIJEN
OLAH
SAJI
ANALISA
(MENGURAI)
INTEGRASI
(sintesa)
PENYIMPULAN
(konklusi)
Frame of reference
File/doc/bdi
(akumulasi)
-Konsentrasi/fo
Tidak
Berdiri
sendiri
Kegiatan simultan
dlm proses berfikir
kreatif &
tersetruktur
cus (inkubasi)
Kepekaan
(Sense)
Indra ke enam (Illuminasi)
(insting)
Talenta
-Cek, recek, crosscek
-(verifikasi)
Cepat
Tepat
Akurat
Aman
PENULISAN
Perencanaan penulisan
Prinsip-prinsippenulisan
Susunan penulisan (model)
Aplikasi
Produk Intelijen
PENGOLAHAN INTELIJEN
(SUB SYSTEM Proses PRODUKSI INTELIJEN)
PUL
(LID, PAM, GAL)
REN
(GIAT/OPS)
Proses
(siklus)
produksi
intelijen
Catat
Nilai
OLAH
Analisa
Integrasi
Konklusi
SAJI
(dlm format baku)
Arahan pimp :
(UUK-TO)
Proses
Analisa
Terstruktur
(sistimatik)
Ilmiah
Logika
Intuisi
Dibawah permukaan
(jaringan/sarang laba2)
Intel.
Org & Jemen Dinas Rhs
Etika profesi
Tekno. Informasi intelijen
PRODUKSI
(INTELIJEN)
AKTIVITAS
Operasi
Giat Rutin
Fungsi :
Lidik
Pam
Gal
- Salah satu
menjadi ujung
tombak, sesuai
pola dan
sasaran giat/ops
yg ditetapkan.
Model dinas
Rahasia
ANALISA MIKRO :-
Catatan :
BIN Menghasilkan Analisa makro (utk Presiden)
Poswil Menghasilkan Analisa Mikro (utk KA BIN)
Intelijen Sektor/Dep & Jajarannya Menghasilkan Analisa makro sektoral & mikro.
A
N
A
L
I
S
A
Selera
client
Sesuai
keb/.
Karaterist
ik
permasal
ahannya
Yg paling
dikuasai
oleh
analis
Bagan/tabel statistik
PENDEKATAN KUANTITATIF A.L :
PROBLEMATIK
(HAKEKAT
ANCAMAN)
B.
C.
D.
AKUMULASI
INKUBASI
ILUMINASI
VERIFIKASI
DATA AKTUAL
CURRENT INTELLIGENT
HARD FACTS
FIRST HAND INFORMATIONS
FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH
The present
(CONTROLING FACKTORS)
THE FUTURE
BDI menjadi landasan pokok kirka maupun produk intelijen lainnya dalam rangka
mengantisipasi ancaman/permasalahan secara tepat,atau menjadi bahan penyusunan
renstra/renops/rengiat intel.
Up dating BDI secara berkala (konsisten) dan terpeliharanya validitas dan akurasi data
merupakan keharusan untuk kebutuhan perkiraan jangka panjang, (speculative
evaluatif) karena dapat menunjukkan trend yang sulit dibantah kebenarannya.
Produk BDI (IDD) adalah the past yang melalui powers of creative analysis akan
menghubungkan the know yaitu current inteligent (the pressent), kepada the un known,
(yaitu the future, berupa ATHG, dengan bentuk dan bobotnya masing-masing)
INPUT
Ling-Stra berpengaruh
Proses
Terstruktur
OUTPUT
(warning, fore casting,
problem solving)
INPUT
(Ketentuan perundangundangan/kebijakan
berpengaruh)
Catatan :
-
Dalam kotak hitam tersebut terjadi proses berfikir kreatif yg sistimatis thd berbagai input dlm kondisi lingstra yang saling
keterpengaruhan. Berbagai faktor input tak ubahnya diadu langsung (matching) dlm pengawasan (drive control) power of
creative analysis.
Kebijakan/ketentuan per-UU-an adll aturan main mematuhinya sebagai landasan normatif adalah bentuk integritas analis
kepada negara
Contoh :
Aspek
Target ( anarkhist )
Aparat Keamanan
Strengths
- Militansi tinggi.
- Siap berkorban.
Weaknesses
- Tindakannya bertentangan
dengan UU.
- Ditentang oleh kelompok moderat
/ anti kekerasan.
Opportunities
Threats
ANALOGI :
Adalah teknik
analisis
dengan
cara
membandingkan
persamaan/
Catatan :
Analogi bukan sarana pembuktian yang akurat dalam analisa
Kerugian Analogi
Catatan : Tehnik analogi tidak dianjurkan dalam analisis intelijen, meskipun secara
tak sadar/spontansering digunakan oleh analis.
PROBABILITY TREE
(POHON KEMUNGKINAN)
Menghadapi sesuatu yang tidak pasti (uncertainly) dg membuat alternatif
kemungkinan, melalui indikasi2 (sbg parameter) pada masing2 kemungkinan;
indikasi dipilih dari yang paling kuat (dominan).
Untuk memperluat logika analis dapat mengkuantifikasikan parameter2 tsb dgn
menetapkan derajat kemungkinan (nilai, bobot) atau membuat prosentase
skala kemungkinan.
Analis dapat menetapkan data informasi baru (input), dan merobah nilai
kemungkinan (subyektif bersyarat).
Catatan :
Ada 3 (tiga) hal yang diperhatikan bila gunakan teknik kuantitatif, yaitu :
- Derajat kemungkinan tidak dapat digunakan untuk kemungkinan2 yang
memiliki variabel dengan independensi mutlak karena data input harus pasti
(tetap), artinya untuk setiap variabel data inputnya tidak berobah (sekali terjadi
pada suatu saat) serta semua nilai kemungkinan (variable) harus dihitung.
- Analis harus dibatasi (dgn persyaratan2 tertentu) untuk tidak
memperkecil/memperbesar nilai kemungkinan atau menambah data baru
(secara subyektif), karena bisa terjadi bias.
- Penyajian dengan menyertakan derajat kemungkinan mengganggu prinsip
kecepatan. Mengutamakan akurasi tidak dg mengabaikan kecepatan, kecuali
untuk kepentingan tertentu.
Expansi
Paham/aliran
radikal
Arus informasi
global (cetak &
elektronik)
- Pers bebas
- Ketimpangan
arus info
- Ketimpangan
tingkat
pendidikan/da
ya serap
ilpengtek
- Badan/lembag
a control pers
vacum.
Kondisi
Migrasi
Manusia/barang
Transisi/
reformasi
di DN
Kondisi
Keberagaman/
Keyakinan.
Kondisi
KUM/KAM
Kondisi sosial
Pluralistik
- Infiltrasi
teroris/radikalis
- Mayoritas/min
oritas agama
- Kelemahan
Kum/Gakkum
- Lundup
senpi/handak
- Masy. dgn
idiologi
terbuka/posisi
silang
- Kesadaran
Kum/kam &
social control
lemah.
- Kebebasan
beragama dan
benturan
aktifitas/aliran
keagamaan
- Social
pathologis
tinggi.
- Pengangguran
/kemiskinan
tinggi.
- PAM
swakarsa
lemah.
- Keterisolasian
sosial/wilayah
- Geografi
terbuka/posisi
silang.
- Imigrasi/custom
/patroli
perbatasan
lemah
Kondisi partisipasi
Politik masy.
- Pluralistik
etnis, agama,
budaya adat
- Legislatif kurang
merepresentasik
an rakyat.
- Kesenjangan
sosial/
ekonomi.
- Orpol/ormas/
LSM yg kurang
dipercaya rakyat
tidak terkontrol
(miss orientasi).
Catatan :
- Variabel untuk tiap-tiap argumen diberi bobot, dijumlah, yg paling tinggi angkanya adlh yg mendekati benar.
- Atau kedua alternatif tsb diatas secara korelatif membangun terorisme di dalam negeri.
- Demokrasi yg
terlalu longgar
(euphoria)
- Otoda yg
bermasalah.
SKALA KEMUNGKINAN
(SUBYEKTIF - BERSYARAT)
100
90
Probability
(p)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Tentu
Catatan : Dasar skala probability :- Frekwensi peristiwa pd masa lampau yg saling berhubungan
- Perkiraan berdasarkan teori
- Perkiraan yg subyektif
LOGIKA DEDUKTIF
Data / fakta yang ada dideduksi atau disimpulkan
kepada satu sebab yang paling umum.
(Menarik satu sebab yang paling umum dari berbagai
fakta / fenomena yang ada), - generalisasi secara logis,
yaitu argumen deduktif : Bila pernyataan (premisnya
benar kesimpulan pasti benar).
Catatan :
* Generalisasi penyamarataann adalah kecenderungan naluriah/alami setiap orang untuk
menyimpulkan pengalamannya (observasinya) ilmu empiris
* Generalisasi yang logis menghapus kecerobohan
* Data/fakta bisa bersifat kasus, pendapat/pernyataan, situasi/kondisi.
Contoh : DEDUKSI
DIBEKASI TGL X + 1
JAM Y + 3 KERETA API
TERGELINCIR DARI REL
DIDEPOK TGL X + 1
JAM Y + 4 ADA KA
TERGELINCIR
DIPASAR MINGGU
TGL X + 2 JAM Y + 2
ADA KERETA API
TABRAKAN
DIKLENDER
TGL X + 4
JAM Y - 2
ADA KERETA API
TERGELINCIR
DI TJ. PRIOK
TGL X + 1
JAM Y + 2
ADA KERETA API
TABRAKAN
MURNI
KECELAKAAN
Kesimpulan I
Argumen deduktif secara logis :Kecelakan
KA beruntun semata-mata kecelakaan yang
hampir bersamaan
ALTERNATIF-2:
SOMETHING
MASALAH
SABOTASE ?
Kesimpulan alternatif
LOGIKA INDUKTIF
Contoh : INDUKSI
AKSI TERORISME DI
SEBABKAN OLEH TDK
TERKONTROLNYA SECARA
KETAT IMPORT DAN
PEMILIKAN SENPI DAN
HANDAK
KS.
BOM
BALI
KASUS.
BOM
GEREJA2
KASUS.
BOM
KEDUBE
S PHIL
KASUS.
AMBON
POSO
KASUS.
BOM
ATRIUM
KASUS.
JW.
MARIOT
Catatan :
Kebenaran utama tergantung kepada ungkapan motif dan latar belakang pelaku teror.
Susunan kognitif
(pengetahuan,
kesadaran, konsepkonsep pemikiran,
pengertian/pemahaman
)
Visi, paradigma
(niai-nilai),
prasangka,
metodologi dan,
norma / kaedah
Induktif
Informansi
(data laporan) hasil
pengamatan
PRASANGKA (PREJUDISE)
- hanya kesan pertama
- terpengaruh kondisi/suasana sekitar
- tak berniat adil / obyektif.
SIMPLISTIK (SIKAP MENYEDERHANAKAN)
- tidak perpect/tidak cermat
PEMBELAAN KHUSUS/KEBERPIHAKAN
- fanatisme
- jatuh cinta
GENERALISASI NEGATIF
- prasangka/simplisitik/emosional
KEKELIRUAN, KEBOHONGAN, KEPALSUAN (FALLACY)
- pikiran yang menyesatkan
- kebenaran palsu
- analogi palsu
- ketidak cermatan (mengenyampingkan/menghilangkan pendapat yang penting : contoh tidak
tepat, alasan keliru, dilema yang salah.
SALAH MEMILIH KATA/ISTILAH
- tidak obyekti
- tidak adil
- tidak cermat
ARGUMEN TIDAK SYAH(tidak valid)/SALAH
- kesimpulan yang tidak berpangkal pada premis
Argumen suatu logika tidak dipermasalahkan benar maupun salahnya. Premis yang penting syah/valid sehingga
suatu konklusi bisa benar/sah, meskipun promisnya salah.
SALAH MENYIKAPI KONDISI DILLEMATIS
- tidak tegas memilih
- yang rasional formal (bukan kepatutan)
DIVERSI
- mengalihkan persoalan } dalam proses logika lisan
- memanfaatkan kelalian }
BRAINSTORMING :
Menggali/mencari
tambahan
ide-ide/gagasan-gagasan/konsep-
Derajat Kemungkinan
Adalah tabel peringkat kemungkinan atas dasar nilai
derajat (bobot) kemungkinan dari masing masing
peringkat, dimana nilai tersebut diperoleh dari
besaran angka (prosentase) sejumlah ukuran
(parameter) yang ditetapkan.
DERAJAT
1.
Sangat mungkin
NILAI
5
PARAMETER
a.
b.
c.
2.
Mungkin
a.
b.
3.
4.
5.
Agak mungkin
Kurang mungkin
Kecil mungkin
3
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
DIAGRAM KETERPENGARUHAN
( Influence diagram)
Adalah suatu methoda (alat bantu visual) analisis untuk
mengidentifikasi hubungan keterpengaruhan (korelasi)
antar variable suatu data, yang akan membantu prediksi
perkembangan suatu kondisi/ situasi akibat perubahan
salah satu/beberapa variable akibat dalam saling
keterpengaruhan tersebut.
Identifikasi tersebut dapat membantu analis fokus terhadap
informasi yang diperlukan menyangkut perubahanperubahan variable tersebut, yang akan memperkuat
asumsi serta dijadikan dasar penyusunan rekomendasi
pemecahan masalah (Pengertian, basis membuat
perkiraan, pengumpulan informasi yg efisien/tepat).
Catatan :
Variable selalu berubah (contoh : hubungan antara faktor usia dan prestasi)
Hasil tidak eksat, bersifat tren/indikator
(+)
Negara
yang
dilanda
separatisme
/teror
(+)
Sindikat /
lundup /
perdagangan
gelap senpi /
handak
(
Penertiban
kepemilikan/
tingkatkan
disiplin
penggunaan
senpi/handa
k
Keterangan :
( + ) = mendorong / menyebabkan
( _ ) = meminimalisir / menanggulangi
(+)
(+)
Penegakkan
hukum
kepemilikkan /
penyalahguna
an
senpi/handak
Ketegangan sosial
Lanjutan :
Situasi Gawat
Ketegangan sosial----Konflik sosial
Ancaman KAMNEG/Pemerintahan mulai terasa
Berkembang konflik sosial, aksi saling menyerang
Ancaman KAMNEG / Pemerintahan semakin nyata
Situasi Bahaya
Ancaman KAMNEG / Pemerintahan terjadi di berbagai
aspek kehidupan
Gejala pertikaian bersenjata terlihat nyata
Terbentuk kekuatan yang besar untuk mengambil alih
kekuasaan.
- 10
-9
Lanjutan :
Timbulnya kelompok masyarakat anti sosial, mengganggu
kelompok masyarakat lain / kehormatan individu.
Timbulnya kegiatan individu yang membahayakan masyarakat /
mata
pencaharian /kepentingan keluarga.
Timbulnya gangguan / karesahan kehidupan
keluarga terganggunya kelompok masyarakat tertentu,
timbulkan kejahatan lain.
Timbulnya gangguan individu individu warga.
-6
-5
-4
-3
-2
-1
W
ak
tu
Na gia
t
m
a
1 Maret
08.00
1 Maret
09.30
1 Maret
13.00
1 Maret
15.00
1.
Rizal
Kerja
Kerja
Makan
Di Rumah
2.
Anton
Di Rumah
Kerja
Makan
Kerja
3.
Alex
Kerja
Rapat
Makan
Diskusi
Kesimpulan
Alex
adalah
aktifis
unjuk Rasa
Catatan :
Berbagai bentuk bagan seperti distribusi frekuensi;mengukur
tendensi sentral ( mean, median, mode ); mengukur disversi
(sebaran),
presentase,
range,
varian,
dan
standard
deviasi/perubahan; fluktuasi, bisa menunjukkan kegunaan secara
significant mengatasi single number statistic hilangnya informasi
di samping adanya kelemahan kelemahan manipulatif
(membantu analis lebih mengerti/memperhatikan hal2 yang lebih
mendasar dan penting).
Kecendrungan yang teramati dalam tabel statistik tersebut di atas ( jumlah per tahun ) dapat di
kembangkan pengamatannya dalam berbagai aspek yang diperlukan untuk suatu kedalaman dan
ketajaman analisa seperti : asal usul senpi / bahan, jenis senpi / bahan, pekerjaan pelaku,
modus operandi, kebenaran dokumen, latar belakang, motifasi.
M a t r i k s
Adalah tabel konfigurasi dalam lebih dari satu
dimensi peran dan bobot/derajat pengukurannya,
melalui adanya variable yang terkait tentang suatu
obyek/issue, yang dengan pola perhitungan
tertentu dapat menggambarkan secara jelas
keseluruhan maksud dari konfigurasi
Catatan :
Bentuk bentuk matriks dapat secara bervariasi
diciptakan model-model, sesuai kebutuhan /
sasaran yang diamati.
3
21
2
14
1
7
PA
K
1
6
TH
D
18
12
A
RT G
EN I S T
TU HD
M
EN
GO
DI
L.
DI
JA
K
M
KP
KE IN
D.
GI AN
M
AT K
AS
ER
A
EF
N
Y
A
IN HA
IS
T
IE
S
NS ELE IAA
JE N
IA
N
TE
N
GG
RS
ED
AR
IA
AN
NY
A
J
AL
U
UT
M
/A
L
LS
A
US
H
EF
EK
KA
A
P E RU
M
EF
H
M
EK
E TH
P S RI N D
IK
TA CIT
O
R
TE LO H
PE
NG
DA
M
CONTOH :
1
4
3
8
3
12
1
6
1
9
3
15
10
1
5
3
2
4
1
2
3
6
69
55
54
Contoh :
MATRIK IDENTIFIKASI ANCAMAN PEMILU
(Analisa Mikro)
BE
AN NTUK
CA
Tahapan
MA
N
Pemilu
1. Kampanye
-
2. Pemungutan
suara
-
3. Pengumuman
pemenang
-
FKA SH
AF
CB
FKA :
SH :
AF :
Fungsi
yang
menangani
C H A R T
CONTOH :
ASSOCIATION CHARTING
UNTUK UNGKAP JARINGAN
= HUBUNGAN ERAT
= KURANG ERAT
N
O
R
M
AN
I
M
L
SA ZAL R
RI IKA
F
L
I
U
N
Z
JA
AN
X
AM
M
0 0
0 X
X
X = HUBUNGAN ERAT
BAB IV
Perencanaan penulisan
Memperhatikan asal penugasan penulisan
- atas perintah (UUK)
- Inisiatif sendiri (laporan, atensi)
Menetapkan posisi dan sikap analis dalam penulisan
Kejelasan permasalahan : pendifinisian supaya tidak
meluas atau menyimpang dari tema/topik, sekaligus
berfungsi sebagai tuntunan pulbaket dan landasan
penetapan sub-sub topik (pokok persoalan).
Membuat pola/alur pikir permasalahan, untuk membantu
menetapkan alur penulisan (sistimatika)
Identifikasi bentuk dan format sesuai kebutuhan dan
tujuan melalui juknis2 lazimnya dibakukan bentuk2
penulisan intelijen, baik yang periodik (berkala) maupun
isidentil.
Penetapan sumber data, akses memperoleh data (pulta).
Prinsip-prinsip penulisan
Jelas
- Dapat dimengerti
- Tidak salah mengerti
Ringkas
- Langsung kpd permasalahan
- Menyatakan yg perlu dikatakan (tdk basa-basi)
- Menghindari ungkapan yg berlebihan.
Akurat
- Persis, benar menurut apa yg semestinya
- Keakuratan faktual (persis apa yg dimaksud)
- Keakuratan mekanis (ejaan, tata bahasa dan tanda baca yg benar)
Tepat Sasaran
- Sesuai dg pembaca yang dituju atau diharapkan (siap akan baca, mengapa mau
membaca, bgm mereka akan baca)
Hubungan logis
- kalau tdk logis memancing resistensi, kecewa, frustasi cari kelemahan
- Kalimat/paragraf pembaca sgt penting (gagasan)
- Pegang teguh gagasan.
- Peralihan yg lancar
Lengkap
- Semua gagasan tercantum
- Semua gagasan sdh dipecahkan
- Kekosongan informasi/hal yg tdk diketahui sdh dinyatakan.
Susunan logis :
- Kepentingan meningkat (diawali dg hal2/situasi normal, diakhiri dg kndisi
klimaknya).
- Kepentingan menurun (diawali dg klimaks permasalahan dikuti dg hal2/situasi yang
normal).
- Perbandingan (analogi, comparative SWOT)
- Mengikuti komponen2 permasalahan.
- Logika induktif, deduktif, (syllogisme)
- Logika sebab akibat (causative)
- Bertolak dari kalimat topik (tajuk) atau paragraf utama yg dijadikan heading tulisan.
(Pilihan disesuaikan dgn karakter permasalahan dan dituangkan ke dlm format yang ditetapkan dlm
ketentuan tulisan dinas)
IDENTIFIKASI MASALAH
(PENDAHULUAN)
Ungkapan pokok2 persoalan keterpengaruan tersebut secara jelas
lingkupnya, dan mudah dimengerti = (dalam bentuk pertanyaan) tentang
pokok2 persoalan.
Misalnya : Pengaruh perkembangan lingkungan strategi
terhadap keamanan dalam negeri.
Pertanyaan yang bisa dirumuskan antara lain :
- Faktor/situasi/kecenderungan/gejala lingkungan strategi apa yang mempengarui
situasi keamanan dalam negeri.
- Mempengarui apa dan sejauh mana ?
- Apa dampaknya ?
- Antisipasi apa yang harus dilakukan ?
Pencermatan unsur2 linkstra berpengaruh (global, regional) pemahaman
dan penetapan pokok2 persoalan keterpengaruan yang dihadapi, sejauh
mana pengaruh, dampak dan kemungkinan antisipasinya (pra anggapan,
hypotesa/asumsi tentatif).
PRA-PEMECAHAN MASALAH
(Pembahasan/kecenderungan yang ada)
Contoh :
1. Menetapkan faktor lingkungan strategis yang berpengaruh, yaitu :
a b c d e f (6 faktor berpengaruh) dan
2. Mempengarui bidang-bidang didalam negeri yaitu :
x y z (3 faktor yang terpengaruh)
Catatan :
a,b,c,d,e dan f ataupun x,y dan z pd wujudnya adalah current intelijen,
controllers factors dan BDI
PEMECAHAN MASALAH
(Kesimpulan dan Rekomendasi kebijakan)
Contoh :
Antara lain :
Pembagian kegiatan :
Data sasaran pada berbagai aspeknya. (masing-2 bentuk sas berbeda dalam
unsur-2 nya.
Selektifitas sasaran (skala prioritas), dari aspek ancaman, lihat tabel/derajat
kemungkinan.
Kemampuan/kelemahan sasaran.(dlm hubungan swat analisnya
Faktor-faktor yang mempengarui sasaran (ekstern, intern), dan berpengaruh
pula kepada kegiatan/agent (kendala, oposisi)
Catatan :. Analisa tugas dan sasaran juga dapat diaplikasikan pada kegiatan dan operasi lintas fungsi/gabungan fungsi
(antar sektor)
. Analisa mikro, terdapat pula pada laporan-laporan pelaksanaan tugas, telaahan perkiraan cepat dll.
BAB V
Kendala
Penganalisaan
BIAS
Adalah asumsi yg salah (larut, terpengaruh) sehingga mengakibatkan kesalahan dalam
analisis. Bias meliputi/diakibatkan :
analitical bias
- bias karena beda/kesalahan berfikir
(logika keliru, human erorr, negative attitude) - tekhnical bias
- bias karena bahan keterangan tidak valid
consumer bias
- bias karena kesalahan prosedur
Menganggap semua orang berfikir seperti analis (rational actor
ANALITICAL
BIASdari consumer (user)
- bias yg datangnya
mode)
CONSUMER
BIAS
Menghindari bias :
1. Memperluas pandangan.
- Tidak boleh langsung mempercayai kesan pertama.
- Lihatlah lebih dalam dan rinci, untuk dapatkan pengertian yang lebih baik.
(tidak berprasangka); pengamatan yg baik/cukup lebih baik dari kesan sekilas)
2. Sikap sebelum menetapkan topik.
- Penyesuaian dgn kesempatan, kondisi para pembacanya dan kemampuan diri.
- Topik yg luas menuntut waktu kemampuan mengembangkan pemikiran analisis
dan referensi yg memadai (harus ada keyakinan).
- Pilih topik yg tepat/khas, cocok dgn keadaan.
- Ruang lingkup dibatasi untuk menperjelas arah penelitian.
- Menghindari kesan teoritis (tidak realistis), tidak menarik dan atau tidak tegas.
- Memenuhi keinginan pimpinan.
3. Sikap sebelum mengakhiri penulisan
- Membaca ulang secara cermat (konsisten dgn tujuan penulisan)
- Diskusi (brainsforming) dengan beragam bidang/fungsi terkait (Direktorat/Deputi
/Staf Ahli.
- Konfirmasi dengan ahli dan atau rujukan/refrensi.
6.
BAB VI
Penutup
PENUTUP
1. Dari uraian bab demi bab menunjukkan kepada kita adanya suatu prinsip
pemahaman bahwa analisa intelijen hakekatnya adalah suatu proses berfikir
kreatif yang sistimatis, dan sistim tersebut meliputi unsur-unsur sebagai
berikut :
3. Suatu keharusan bagi seorang analis intelijen untuk memahami dan menguasai
hakekat sasaran tugas pokok dan berbagai faktor yang berpengaruh dari
perkembangan lingkungan strategis, serta melakukan pendekatan profesional dalam
setiap analisisnya.
4. Meskipun semua informasi yang diperlukan sudah berhasil dikuumpulkan, tanpa
melalui analisa intelijen yang baik tidak akan menghasilkan produk intelijen yg baik.
Dan produk intelijen harus dapat disajikan dan dikomunikasikan secara cepat/dini utuh
dan bermanfaat bagi User, sehingga kemampuan analisis merupakan tuntutan
profesionalisme intelijen yang sangat utama.
5. Pada era global saat ini, diyakini bahwa sebagian besar informasi tentang pengetahuan yg
dibutuhkan beredar dimedia massa (cetak dan elektronik), dan hal tersebut dapat
diperoleh dengan kegiatan terbuka. Hanya sebagian kecil berada dibalik layar dan harus
diselidiki dan ditemukan secara tertutup. Oleh karenanya sdh seharusnya sumber terbuka
digarap/dikelola sebaik-baiknya oleh Badan Pengumpul Informasi, utk memperoleh input
yg selengkap-lengkapnya harus diyakini bahwa pengetahuan adalah kekuasaan
(knowledge is power, Froncis Bacon).
Jakarta,
Mei 2006