You are on page 1of 12

Tinjauan Pustaka

Stroke Perdarahan
Intraserebral

Definisi
Stroke perdarahan intraserebral atau perdarahan
intraserebral primer adalah suatu sindroma yang ditandai
adanya perdarahan spontan ke dalam substansi otak.
Perdarahan intraserebral (PIS) adalah perdarahan yang
terjadi di otak yang disebabkan oleh pecahnya (ruptur)
pada pembuluh darah otak. Perdarahan dalam dapat
terjadi di bagian manapun di otak. Darah dapat terkumpul
di jaringan otak, ataupun di ruang antara otak dan
selaput membran yang melindungi otak. Perdarahan
dapat terjadi hanya pada satu hemisfer (lobar
intracerebral hemorrhage), atau dapat pula terjadi pada
struktur dari otak, seperti thalamus, basal ganglia, pons,
ataupun cerebellum (deep intracerebral hemorrhage).

Epidemiologi
Perdarahan intraserebral lebih sering terjadi
pada pria daripada wanita, terutama yang
lebih tua dari 55 tahun, dan dalam populasi
tertentu, termasuk orang kulit hitam dan
Jepang. Selama periode 20 tahun studi The
National Health and Nutrition Examination
Survey Epidemiologic menunjukkan insiden
perdarahan intraserebral antara orang kulit
hitam adalah 50 per 100.000, dua kali insiden
orang kulit putih.

Faktor Resiko

Hipertensi
Cerebral Amyloid Angiopathy
Arterivenous Malformation
Neoplasma intrakranial. Akibat
nekrosis dan perdarahan oleh
jaringan neoplasma yang
hipervaskular.

Patofisiologi
Kasus PIS umumnya terjadi di kapsula interna (70 %), di
fossa posterior (batang otak dan serebelum) 20 % dan 10
% di hemisfer (di luar kapsula interna). Gambaran
patologik menunjukkan ekstravasasi darah karena
robeknya pembuluh darah otak dan diikuti adanya edema
dalam jaringan otak di sekitar hematom. Akibatnya terjadi
diskontinuitas jaringan dan kompresi oleh hematom dan
edema pada struktur sekitar, termasuk pembuluh darah
otak dan penyempitan atau penyumbatannya sehingga
terjadi iskemia pada jaringan yang dilayaninya, maka
gejala klinis yang timbul bersumber dari destruksi
jaringan otak, kompresi pembuluh darah otak / iskemia
dan akibat kompresi pada jaringan otak lainnya.

Gejala Klinik

Onset saat aktivitas


Penurunan Kesadaran
Nyeri Kepala Hebat
Muntah
Parese sesuailetak perdarahan

Diagnosis
PIS khas terjadi sewaktu aktivitas, onset pada saat tidur sangat
jarang
Biasanya disertai dengan penurunan kesadaran.
Sakit kepala hebat dan muntah yang merupakan tanda peningkatan
tekanan intrakranial dijumpai pada PIS, tetapi frekuensinya
bervariasi
Pada perdarahan pons terdapat kelumpuhan gerak horisontal mata
dengan ocular bobbing.
Perdarahan di thalamus akan berakibat pupil miosis dan reaksinya
lambat
Pada perdarahan di mesensefalon, posisi pupil di tengah,
diameternya sekitar 4-6 mm, reaksi pupil negatif
Pada perdarahn di pons terjadi pinpoint pupils bilateral tetapi masih
terdapat reaksi, pemeriksaannya membutuhkan kaca pembesar

Pola pernafasan pada perdarahan diensefalon adalah


Cheyne-Stroke
lesi di mesensefalon atau pons pola pernafasannya
hiperventilasi sentral neurogenik
Pada lesi di bagian tengah atau caudal pons
memperlihatkan pola pernafasan apneustik
Gejala klinik yang sangat menonjol pada perdarahan pons
ialah onset yang tiba-tiba dan terjadi koma yang dalam
dengan defisit neurologik bilateral serta progresif dan fatal.
Bahkan perdarahan kecil segera menyebabkan koma, pupil
pinpoint (1 mm) namun reaktif, gangguan gerak okuler
lateral, kelainan saraf kranial, kuadriplegia, dan postur
ekstensor. Nyeri kepala, mual dan muntah jarang.

Penatalaksanaan
Semua penderita yang dirawat
dengan intracerebral hemorrhage
harus mendapatpengobatan untuk :
1.
2.
3.
4.

Normalisasi tekanan darah


Pengurangan tekanan intrakranial
Pengontrolan terhadap edema serebral
Pencegahan kejang.

Obat-obat anti hipertensi yang


dianjurkan adalah dari golongan :
1. Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitors
2. Angiotensin Receptor Blockers
3. Calcium Channel Blockers

Tindakan untuk mengurangi peninggian TIKantara


lain :
1. Elevasi kepala higga 30o untuk mengurangi volume vena
intrakranial serta memperbaiki drainase vena.
2. Manitol intravena (mula-mula 1,5 g/kg bolus, lalu 0,5
g/kg tiap 4-6 jam untukmempertahankan osmolalitas
serum 295-310 mOsm/L).
3. Restriksi cairan ringan (67-75% dari pemeliharaan)
dengan penambahan bolus cairan koloidbila perlu.
4. Ventrikulostomi dengan pemantauan TIK serta drainase
CSS untuk mempertahankan TIK kurang dari 20 mmHg.
5. Intubasi endotrakheal dan hiperventilasi,
mempertahankan PCO2 25-30 mmHg.

You might also like