You are on page 1of 26

KERACUNAN LOGAM BERAT

Disusun oleh:
Ahmad Amsori
11310022
Desti Omega Rohyadi
11310093
Novia Isna Patmala
11310263
Rino Agustian Praja
11310328
Yuli Darlinawati
11310412

Pembimbing :
dr. Jims Ferdinan Possible, M.Ked.For, Sp.F

Pendahuluan
Tujuan

Manfaat

Latar Belakang

Toksikologi berasalTOKSIKOLOGI
dari kata Yunani, toxicos
DEFINISI
dan logos merupakan studi mengenai
perilaku dan efek yang merugikan dari suatu
zat terhadap organism atau makhluk hidup.
Dalam toksikologi, dipelajari mengenai
gejala, mekanisme, cara detoksifikasi serta
deteksi keracunan pada sistem biologis
makhluk
hidup.
Toksikologi
sangat
bermanfaat
untuk
memprediksi
atau
mengkaji akibat yang berkaitan dengan
bahaya toksik dari suatu zat terhadap
manusia dan lingkungannya

Toksikologi forensik, adalah penerapan toksikologi


untuk membantu investigasi medikolegal dalam
kasus kematian, keracunan maupun penggunaan
obat-obatan. Yang menjadi perhatian utama dalam
toksikologi forensik yaitu mengenai teknologi dan
teknik dalam memperoleh serta menginterpretasi
hasil seperti: pemahaman perilaku zat, sumber
penyebab keracunan atau pencemaran, metode
pengambilan sampel dan metode analisa,
interpretasi data terkait dengan gejala atau efek
atau dampak yang timbul serta bukti-bukti lainnya
yang tersedia.

Berdasarkan tempat dimana racun berada, dapat


dibagi menjadi racun yang terdapat di alam bebas,
misalnya gas racun di alam, racun yang terdapat di
rumah
tangga
misalnya
deterjen,
insektisida,
pembersih. Racun yang digunakan dalam pertanian
misalnya insektisida, herbesida, pestisida. Racun yang
digunakan dalam industri laboratorium dan industri
misalnya asam dan basa kuat, logam berat. Racun
yang terdapat dalam makanan misalnya CN di dalam
singkong, toksin botulinus, bahan pengawet, zat aditif
serta racun dalam bentuk obat misalnya hipnotik
sedatif. Pembagian lain berdasarkan atas kerja atau
efek yang ditimbulkan.

Ada racun yang bekerja secara lokal,


sistemik dan lokal-sistemik

Zat Toksik

Gejala

1. Asam (nitrat, hidroklorat, sulfat)

Luka bakar pada kulit, mulut, hidung, membran mukosa

2. Anilin

Kulit muka dan leher menghitam (gelap)

3. Arsen

Diare parah

4. Atropin

Pelebaran pupil mata

5. Basa (kalium, hidroksida)

Luka bakar pada kulit, mulut, hidung, membran mukosa

6. Asam karbolat (atau fenol lainnya)

Bau desinfektan

Karbon monoksida
7. Sianida

Kulit berwarna merah terang Kematian cepat, kulit memerah

8. Keracunan makanan

Muntah, nyeri perut

9. Senyawa logam

Diare, muntah, nyeri perut

10. Nikotin

Kejang

11. Asam oksalat

Bau bawang putih

12. Natrium fluorida

Kejang

13.Striknin

Kejang, muka dan leher menghitam (gelap)

Jenis-Jenis Keracunan
1. Keracunan Karbon Monoksida (CO)

Sejak di kenal cara membuat api,


manusia senantiasa terancam oleh asap
yang mengandung CO. Gas CO adalah
gas yang tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak merangsang selaput lendir,
sedikit lebih ringan dari udara sehingga
mudah menyebar.

Pemeriksaan Kedokteran Forensik Keracunan CO

Diagnosis keracunan CO pada korban hidup biasanya


berdasarkan anamnesis adanya kontak dan di
temukannya gejala keracunan CO. Pada korban yang
mati tidak lama setelah keracunan CO, ditemukan
lebam mayat berwarna merah terang (cherry pink
colour) yang tampak jelas bila kadar COHb mencapai
30% atau lebih. Warna lebam mayat seperti itu juga
dapat ditemukan pada mayat yang di dinginkan,
pada korban keracunan sianida dan pada orang yang
mati akibat infeksi oleh jasad renik yang mampu
membentuk nitrit, sehingga dalam darahnya
terbentuk nitroksi hemoglobin.

Meskipun demikian masih dapat di bedakan dengan


pemeriksaan sederhana. Pada mayat yang didinginkan dan
pada keracunan CN, penampang ototnya berwarna biasa,
tidak merah terang. Juga pada mayat yang di dinginkan
warna merah terang lebam mayatnya tidak merata selalu
masih ditemukan daerah yang keunguan (livid).

Sedangkan pada keracunan CO, jaringan otot, visera dan


darah juga berwarna merah terang. Selanjutnya tidak
ditemukan tanda khas lain. Kadang-kadang dapat
ditemukan tanda asfiksia dan hyperemia visera. Pada otak
besar dapat ditemukan petekiae di substansia alba bila
korban dapat bertahan hidup lebih dari jam.

Keracunan Sianida
Sianida (CN) merupakan racun yang
sangat toksik, karena garam sianida
dalam takaran kecil sudah cukup untuk
menimbulkan kematian pada seseorang
dengan cepat. Tetapi mungkin pula
terjadi
akibat
kecelakaan
di
laboratorium,
pada
penyemprotan
(fumigasi)
dalam
pertanian
dan
penyemprotan di gudang-gudang kapal.

Pemeriksaan Kedokteran Forensik Keracunan


Sianida

Pada pemeriksaan korban mati, pada pemeriksaan bagian luar


jenazah, dapat tercium bau amandel yang patognomonig
untuk keracunan CN, dapat tercium dengan cara menekan
dada mayat sehingga akan keluar gas dari mulut dan hidung.
Bau tersebut harus cepat dapat ditentukan karena indra
pencium kita cepat teradaptasi sehingga tidak dapat membaui
bau khas tersebut. Harus dingat bahwa tidak semua orang
dapat mencium bau sianida karena kemampuan untuk
mencium bau khas tersebut bersifat genatik sex-linked trait.

Sianosis pada wajah dan bibir, busa keluar dari mulut, dan
lebam mayat berwarna terang, karena darah vena kaya akan
oksi-Hb. Tetapi ada pula yang mengatakan karena terdapat
Cyanmet-Hb.

Keracunan Arsen (As)


Disamping itu keracunan arsen kadangkadang dapat terjadi karena kecelakaan
dalam
industri
dan
pertanian
akibat
memakan/meminum makanan/minuman yang
terkontaminasi dengan arsen. Kematian
akibat
keracunan
arsen
sering
tidak
menimbulkan kecurigaan karena gejala
keracunan
akutnya
menyerupai
gejala
gangguan
gastrointestinal
yang
hebat
sehingga dapat didiagnosa sebagai suatu
penyakit.

Pemeriksaan Kedokteran Forensik As


Korban mati keracunan akut. Pada pemeriksaan luar ditemukan
tanda-tanda dehidrasi. Pada pembedahan jenazah ditemukan tandatanda iritasi lambung, mukosa berwarna merah, kadang-kadang
dengan perdarahan (flea bitten appearance). Iritasi lambung dapat
menyebabkan produksi musin yang menutupi mukosa dengan akibat
partikel-partikel As berwarna kuning sedangkan As2O3 tampak
sebagai partikel berwarna putih. Pada jantung ditemukan
perdarahan sub-endokard pada septum. Histologik jantung
menunjukkan infiltrasi sel-sel radang bulat pada miokard. Sedangkan
organ lain parenkimnya berwarna putih. Korban mati akibat
keracunan arsin. Bila korban cepat meninggal setelah menghirup
arsin, akan terlihat tanda-tanda kegagalan kardiorespirasi akut. Bila
meninggalnya lambat, dapat ditemukan ikterus dengan anemia
hemolitik, tanda-tanda kerusakan ginjal berupa degenerasi lemak
dengan nekrosis fokal serta nekrosis tubuli. Korban mati akibat
keracunan kronik. Pada pemeriksaan luar tampak keadaan gizi
buruk. Pada kulit terdapat pigmentasi coklat (melanosis arsenik).

Keracunan Alkohol
Alkohol banyak terdapat dalam berbagai minuman
dan sering menimbulkan keracunan. Keracunan
alkohol menyebabkan penurunan daya reaksi atau
kecepatan, kemampuan untuk menduga jarak dan
ketrampilan mengemudi sehingga cenderung
menimbulkan kecelakaan lalu-lintas di jalan,
pabrik dan sebagainya. Penurunan kemampuan
untuk mengontrol diri dan hilangnya kapasitas
untuk berfikir kritis mungkin menimbulkan
tindakan
yang
melanggar
hukum
seperti
perkosaan, penganiayaan, dan kejahatan lain
ataupun tindakan bunuh diri.

Pemeriksaan Kedokteran Forensik Keracunan


Alkohol
Pada orang hidup, bau alkohol yang keluar dari udara
pernapasan merupakan petunjuk awal. Petunjuk ini harus
dibuktikan dengan pemeriksaan kadar alkohol darah, baik
melalui pemeriksaan udara pernapasan atau urin, maupun
langsung dari darah vena. Kelainan yang ditemukan pada
korban mati tidak khas, Mungkin ditemukan gejala-gejala yang
sesuai dengan asfiksia. Seluruh organ menunjukkan tanda
perbendungan, darah lebih encer, berwarna merah gelap.
Mukosa
lambung
menunjukkan
tanda
perbendungan,
kemerahan dan tanda inflamasi tapi kadangkadang tidak ada
kelainan. Organ-organ termasuk otak dan darah berbau alkohol.
Pada pemeriksaan histopatologik dapat dijumpai edema dan
pelebaran pembuluh darah otak dan selaput otak, degenerasi
bengkak keruh pada bagian parenkim organ dan inflamasi
mukosa saluran cerna.

Faktor Yang Mempengaruhi


Keracunan
1. Cara masuk
----Keracunan paling cepat terjadi jika masuknya racun secara inhalasi. Cara masuk lain
secara berturut-turut melalui intravena, intramuskular, intraperitoneal, subkutan, peroral
dan paling lambat ialah melalui kulit yang sehat.
2. Umur.
----Orang tua dan anak-anak lebih sensitif misalnya pada barbiturat. Bayi prematur lebih
rentan terhadap obat oleh karena ekskresi melalui ginjal belum sempurna dan aktifitas
mikrosom dalam hati belum cukup.
Pakaian. Pada pakaian dapat ditemukan bercak-barcak yang disebabkan oleh tercecernya
racun yang ditelan atau oleh muntahan. Misalnya bercak berwarna coklat karena asam
sulfat atau kuning karena asam nitrat.
Lebam mayat. Warna lebam mayat yang tidak biasa juga mempunyai makna, karena
warna lebam mayat pada dasarnya adalah manifestasi warna darah yang tampak pada
kulit.
Perubahan warna kulit. Pada hiperpigmentasi atau melanosis dan keratosis pada telapak
tangan dan kaki pada keracunan arsen kronik. Kulit berwarna kelabu kebiru-biruan akibat
keraunan perak (Ag) kronik (deposisi perak dalam jaringan ikat dan korium kulit). Kulit
akan berwarna kuning pada keracunan tembaga (Cu) dan fosfor akibat hemolisis juga pada
keracunan insektisida hidrokarbon dan arsen karena terjadi gangguan fungsi hati.

Kuku. Keracunan arsen kronik dapat ditemukan


kuku yang menebal yang tidak teratur. Pada
keracunan Talium kronik ditemukan kelainan
trofik pada kuku.
Rambut. Kebotakan (alopesia) dapat
ditemukan pada keracunan talium, arsen, ari
raksa dan boraks.
Sklera. Tampak ikterik pada keracunan dengan
zat hepatotoksik seperti fosfor, karbon
tetraklorida. Perdarahan pada pemakaian
dicoumarol atau akibat bisa ular.

Gejala

Jenis yang paling umum dari keracunan makanan


umumnya menimbulkan gejala dalam waktu 2 - 6 jam
makan makanan.
Gejala mungkin termasuk:
Perut kram
Diare(mungkin berdarah)
Demamdan menggigil
Sakit kepala
Mual dan muntah
Kelemahan(mungkin serius dan menyebabkan
serangan pernapasan, seperti dalam kasus botulisme)

Patofisiologi

Patogenesis diare pada keracunan makanan diklasifikasikan luas


menjadi
jenis peradangan atau inflamasi. Peradangan diare
disebabkan oleh aksi enterotoksin pada mekanisme sekresi
mukosa dari usus kecil, tanpa invasi.Hal ini menyebabkan tinja
berair volume besar dengan tidak adanya darah, nanah, atau
sakit perut yang parah.Sesekali, dehidrasi yang mendalam dapat
terjadi. Enterotoksin dapat berupa proses sebelum menelan atau
diproduksi dalam usus setelah konsumsi. Contohnya termasuk
Vibrio cholerae,enterotoxicEscherichia coli,
Clostridium
perfringens, Bacillus cereus,aureus organisme,Giardia lamblia
,Cryptosporidium, rotavirus, norovirus (genus Norovirus, yang
sebelumnya disebutvirus Norwalk) danadenovirus.

Diare inflamasi disebabkan oleh aksi cytotoxin pada mukosa, yang


menyebabkan invasi dan kehancuran.Usus besar atau usus kecil
distal umum yang terlibat. Diare biasanya berdarah, berlendir dan
leukosit yang hadir.Pasien biasanya demam dan mungkin muncul
beracun.Dehidrasi kurang mungkin dibandingkan dengan diare
peradangan karena volume tinja lebih kecil.Leukosit tinja atau

Kadang-kadang, organisme menembus mukosa dan berkembang


biak dalam jaringan limfatik lokal, diikuti dengan penyebaran
sistemik.Contohnya termasuk Campylobacter jejuni, Vibrio
parahaemolyticus,enterohemorrhagic dan enteroinvasifE coli,
Yersinia
enterocolitica,Clostridium difficile,
Entamoeba histolytica,danSalmonelladanShigellaspesies.
Pada
beberapa
jenis
keracunan
makanan
(misalnya,
staphylococci,B cereus), muntah disebabkan oleh toksin yang
bekerja pada sistem saraf pusat.Sindrom klinisbotulismehasil
dari penghambatan pelepasan asetilkolin di ujung saraf oleh
botulinum itu. Mekanisme patofisiologis yang menghasilkan
gejala gastrointestinal akut yang dihasilkan oleh beberapa
penyebab keracunan makanan tidak menular (alami zat
[misalnya,jamur, jamur payung] danlogam berat[misalnya,
arsenik, merkuri, timbal]) tidak dikenal.

Diagnosis

Anamnesis
tentang
sebelumnya, keluhan.

makanan

yang

Anda

makan

Memeriksa tanda-tanda keracunan makanan, Pemeriksaan


fisik dimulai dengan mengambil tanda-tanda vital pasien
(seperti tekanan darah, denyut nadi dan suhu). Tandatanda klinis dehidrasi termasuk kering, kulit tenting, mata
cekung,mulut kering dan kurangnya keringat di ketiak dan
pangkal paha.Pada bayi, selain tanda-tanda dehidrasi
halus di atas mungkin termasuk otot miskin, miskin
menyusui, dan fontanel cekung.

Tes dapat dilakukan pada darah rutin, tinja, muntahan, atau


makanan yang dimakan untuk menentukan penyebab dari
gejala.Namun, tes mungkin tidak dapat membuktikan
bahwa Anda memiliki keracunan makanan. mungkin perlu
diperiksa kadar elektrolit di dalam darah serta fungsi ginjal
Jika ada kekhawatiran tentang hepatitis,tes fungsi hati

Dalam kasus yang jarang tetapi mungkin serius, mungkin


dilakukan sigmoidoskopi, suatu prosedur dimana sebuah tabung
tipis ditempatkan di anus untuk mencari sumber perdarahan atau
infeksi.
Sampel tinja mungkin berguna terutama jika ada kekhawatiran
tentang
infeksi
yang
disebabkan
olehSalmonella,
ShigelladanCampylobacter, terutama terjadi ketika pasien hadir
dengan diare berdarah, dianggap akibat infeksi.Jika ada
kekhawatiran tentang infeksi parasit, sampel tinja dapat diperiksa
juga untuk kehadiran parasit.
Tergantung pada penyebab diduga keracunan makanan, ada
beberapa tes imunologi (misalnya, deteksi racun Shiga) bahwa
CDC merekomendasikan. Metode lain dapat digunakan (misalnya,
deteksi prion dalam contoh jaringan).


Perawatan dan Obat-Obatan

Pengobatan untuk keracunan makanan biasanya tergantung


pada sumber penyakit, jika diketahui, dan tingkat keparahan
gejala.Bagi kebanyakan orang, penyakit sembuh tanpa
pengobatan dalam beberapa hari, meskipun beberapa jenis
keracunan makanan dapat berlangsung seminggu atau lebih.
Pengobatan keracunan makanan dapat termasuk:
Penggantian cairan yang hilang.Cairan dan elektrolit - mineral
seperti
natrium,
kalium
dan
kalsium
yang
menjaga
keseimbangan cairan dalam tubuh Anda - hilang untuk
kebutuhan diare persisten diganti.Anak-anak dan orang dewasa
yang sangat membutuhkan pengobatan dehidrasi di rumah sakit,
di mana mereka dapat menerima garam dan cairan melalui vena
(intravena), bukan melalui mulut. Hidrasi intravena memberikan
tubuh dengan air dan nutrisi penting jauh lebih cepat daripada
larutan oral lakukan.

Antibiotik.Dokter mungkin meresepkan antibiotik


jika Anda memiliki beberapa jenis keracunan
makanan bakteri dan gejala yang berat.
Keracunan makanan disebabkan oleh kebutuhan
listeria untuk diobati dengan antibiotik intravena
di rumah sakit.Dan pengobatan cepat dimulai,
lebih
baik.Selama
kehamilan,
pengobatan
antibiotik yang cepat dapat membantu menjaga
infeksi dari mempengaruhi bayi.
Obat untuk membantu mengontrolmual dan
muntah.
Obat untuk mengurangi frekuensi diare dapat
diindikasikan tetapi jika keracunan makanan
dicurigai, yang terbaik adalah berkonsultasi

TERIMAKASIH

You might also like