You are on page 1of 40

Frida A. Niode S. (030.11.

109)
Hena Tri Hardiyanti (030.11.126)
Meiria Sari (030.11.186)
Vivy Desyanti (030.11.303)

SINUSITIS

Puji Lestari (030.12.211)

Pembimbing
dr. Caecil, Sp.Rad

PENDAHULUAN
Sinusitis

sering ditemukan dalam praktek dokter


sehari-hari, bahkan salah satu penyebab gangguan
kesehatan tersering di seluruh dunia.

Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus

paranasal.
Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis,

sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal


disebut pansinusitis.
2

SINUS PARANASAL
maksilaris
Kelompok
ruang berisi
udara yang
mengelilingi
rongga
hidung

frontal
etmoidalis
sfenoidalis

Sinus
maksilaris
Sinus frontalis

Sinus terbesar, bentuk piramid


Anterior : os maksila (fosa kanina)
Posteriornya : infra-temporal maksila
Medial : lateral rongga hidung
Superior : dasar orbita
Inferior : prosesus alveolaris dan palatum
Terbentuk bulan ke empat fetus
Berasal dari sel-sel resesus frontal / infundibulum etmoid
kanan dan kiri biasanya tidak simetris , dipisahkan oleh sekat
yang terletak di garis tengah

Sinus
etmoidalis

paling bervariasi
Dapat merupakan fokus infeksi
Bentuk piramid
Dasarnya di bagian posterior

Sinus
sfenoidalis

Terletak dalam os sfenoid, di belakang sinus etmoid posterio.


Septum intersfenoid
Superior : fosa serebri media dan kelenjar hipofisa
Inferior : atap nasofaring,
Lateral : berbatasan sinus kavernosus dan arteri karotis
interna
Posterior : berbatasan fosa serebri posterior di daerah pons

FISIOLOGI SINUS PARANASAL


SISTEM MUKOSILIAR1

silia
bergerak
teratur

mengalirka
n lendir

ostium
alamiah

Pada dinding lateral hidung terdapat 2 aliran transpor mukosiliar dari sinus.
Lendir yang berasal dari kelompok sinus anterior yang bergabung di
infundibulum etmoid dialirkan ke nasofaring di depan muara tuba
Eustachius
5

SISTEM TRANSPOR MUKOSILIER1


Pada Sinus Maksila

Pada sinus frontal


mengikuti gerakan
spiral

Menggerakkan sekret
(dinding anterior,
medial, posterior,
lateral , atap rongga
sinus)

Sekret berjalan
menuju septum
interfrontal

membentuk
gambaran halo /
bintang

ke atap, dinding
lateral, dan bagian
inferior dari dinding
anterior dan
posterior

mengarah ke ostium
alamiah

menuju resesus
frontal.

pada sinus sfenoid

Pada sinus etmoid

Gerakan spiral

gerakan rektilinier
jika ostiumnya
terletak di dasar
sinus

menuju ke ostium

gerakan spiral jika


ostium terdapat pada
salah satu dindingnya

FUNGSI SINUS PARANASAL


sebagai pengatur kondisi udara
sebagai penahan suhu
membantu keseimbangan kepala
membantu resonansi suara
peredam perubahan tekanan udara
membantu produksi mukus untuk membersihkan

rongga hidung.

Data dari DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan bahwa penyakit hidung


dan sinus berada dalam urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat
utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit.

EPIDEMIOLOGI

Data dari Divisi Rinologi Departemen THT RSCM Januari-Agustus 2005


menyebutkan jumlah pasien rinologi pada kurun waktu tersebut adalah
435 pasien, 69%nya adalah sinusitis.2

Sesuai anatomi dan secara epidemiologi sinus yang paling sering terkena
terkena, yaitu sinusitis maksila, sinusitis etmoid, sinusitis frontal dan
sinusitis sfenoid.3,4,5

ETIOLOGI

Dentoge
n

Rinogen

trauma langsung, barotrauma,


berenang atau menyelam, fraktur
dan tumor
infeksi virus pada selesma
infeksi bakterial
infeksi jamur

FAKTOR PREDISPOSISI

kelainan anatomi hidung


hipertrofi konka
polip hidung
rinitis alergi

Waktu
Akut
< 1bulan

KLASIFIKAS
I

Subakut
1-3 bulan

Kronis
> 3bulan

Lokasi

Penyeba
b

Maksilaris

Rinogenik

Ethmoidali
s

Dentogeni
k

Frontalis

Sfenoidalis

PATOFISIOLOGI

Obstruksi
jalan
Kelainan

keluar

pada

sekresi

mukosiliar

sinus

Berubahnya
kualitas dan
kuantitas
mukus

SINUSITIS

ANAMNESIS

Gejala mayor

Gejala minor

Nyeri atau rasa tertekan pada wajah

Sakit kepala

Sekret nasal purulen

Batuk

Demam

Rasa lelah

Kongesti nasal

Rasa lelah

Obstruksi nasal

Halitosis

Hiposmia atau anosmia

Nyeri gigi

INSPEKS
I

PEMERIKSAA
N FISIK

PALPASI

oedem

nyeri tekan
dan
tenderness

Pada muka,
pipi sampai
kelopak
mata atas /
bawah

Pada sinus

TRANSILU

RHINOSKOP
I ANTERIOR

MINASI

mukosa

Gambaran
gelap total

Kelainan
anatomi

Pada sinus
maksila dan
frontal

Pus pada meatus medius

Pembengkakan pipi pada pasien sinusitis

Rhinitis
alergi

Asma

Bronkhitis

DIAGNOSIS
BANDING

Influenza

Micomycosi
s

PEMERIKSAA
N
PENUNJANG

Foto Rontgen
Caldwell
Waters
Lateral
Submentovertex
Towne
CT-Scan
MRI

Caldwell

Menunjukkan gambaran air fluid level pada sinus

maxillaris merupakan gambaran sinusitis akut

Gambaran Normal pada Sinus Frontalis Dextra

Gambaran Perselubungan Homogen pada Sinus Frontalis Sinistr

Waters

Perselubungan homogen pada sinus maxilaris dextra

Perselubungan homogen pada kedua sinus maksilaris

Tampak Air fluid level dan penebalan mukosa pada kedua sinus

maksilaris

Tampak Airfluid Level Pada Sinus Maksilaris Dextra

Tampak Airfluid Level Pada Sinus Maksilaris Dextra

Tampak perselubungan homogen pada sinus maksilaris sinistra


Tampak penebalan mukosa pada sinus maksilaris dextra

CT Scan

Penebalan Mukosa pada sinus Spheno-Ethmoidalis Dextra

Penebalan mukosa pada sinus maksilaris sinistra dan deviasi septum

nasalis

Penebalan mukosa pada sinus maksilaris dextra dan sinistra

TATALAKSANA

Bedah
Jendela nasoantral
Caldwel-luc
Bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF)

Sinusitis akut

Sinusitis kronik

Edema palpebra

KOMPLIKASI

Selulitis orbita
Abses subperiosteal
Abses orbita
Trombosis sinus kavernosus
Meningitis
Abses ekstradural atau subdural
Abses otak

Fistula oroantral atau fistula

pada pipi
Sinobronkitis

Ad vitam

: ad bonam

Ad functionam : dubia ad bonam


PROGNOSIS

Ad sanationam : dubia ad bonam

KESIMPULAN
Sinusitis merupakan inflamasi mukosa sinus paranasal.

Umumnya disertai oleh rinitis sehingga disebut dengan


rinosinusitis.
Sinus yang paling sering terkena adalah sinus etmoid dan

maksila, sedangkan sinus frontal dan sfenoid lebih jarang


terjadi.
Kesembuhan sinusitis sendiri tergantung kepada tindakan

pengobatan yang dilakukan dan komplikasi penyakitnya. Jika


ditangani dengan benar dan tanpa adanya komplikasi maka
pasien mempunyai prognosis yang baik.

You might also like