You are on page 1of 16

Asuhan keperawaratan

terhadap pasien dewasa


dengan tuberkolosis

Anatomi Sistem
Pernapasan

Saluran pernapasan bagian atas:


Lubang hidung (cavum nasalis)
Sinus paranasalis
Sinus berfungsi untuk:
Membantu menghangatkan dan melembabkan udara
(humidifikasi)
Meringankan berat tulang tengkorak
Mengatur bunyi suara manusia dengan ruang
resonansi
Faring
Pembagian faring:
Nasofaring
Orofarng
Laringofaring
Laring

Lanjutan....
Saluran pernapasan bagian bawah:
Trakhea
Bronkhus dan bronkhiolus
Paru-paru

Defenisi
Tuberculosis paru-paru (TB Paru) merupakan
penyakit infeksi kronis atau menahun yang
menyerang parenkim paru-paru yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis
Etiologi
Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob
yakni menyukai daerah yang banyak oksigen.
Oleh karena itu, M. tuberculosis senang tinggal di
daerah apeks paru-paru yang kandungan
oksigennya tinggi. Daerah tersebut menjadi
tempat yang kondusif untuk penyakit
tuberkulosis (Irman somantri, 2008).

Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang umum
termasuk keletihan, penurunan
berat badan, letargi, anoreksia
(kehilangan nafsu makan), dan
demam ringan yang biasanya
terjadi pada siang hari. Berkeringat
malam dan ansietas umum sering
tampak. Dispnea, batuk purulen
produktif disertai nyeri dada, dan
hemoptsis adalah juga temuan
yang umum (Niluh dan Cristiantie,

patofisiologis
Infeksi primer. Pertama kali klien terinfeksi oleh
tuberculosis disebut sebagai infeksi primer dan biasanya
terdapat pada apeks paru atau dekat pleura lobus bawah.
Infeksi primer mungkin hanya berukuran mikroscopis.
Perkembangan sensitivitas tuberkulin ini terjadi pada
semua sel-sel tubuh 2-6 minggu setelah infeksi primer.
Faktor yang tampaknya mempunyai peran dalam
perkembangan TB menjadi penyakit aktif termasuk:
usia lanjut
imunosupresi
infeksi HIV
Malnutrisi
alkoholisme dan penyalahgunaan obat
adanya keadaan penyakit lain
predispose genetic

komplikasi
Pengobatan yang tidak adekuat
atau tidak patuh menyebabkan
munculnya strainmikrobakteri
multiresisten yang dapat sulit
dieradiksi. Supervisi kompulsif dan
isolasi pasien tersebut mungkin
diperlukan (Jeremy dan Richard,
2007).

Pemeriksaan diagnostik
Kultur

sputum
Ziehl-Neeslen (pewarnaan tahan
asam
Tes kulit mantoux(PPD, OT
Ronsen dada
Biopsi jarum jaringan paru
ADG
Pemeriksaan fungsi pulmonal
(Niluh dan Cristiantie, 2003).

Peatalaksanaan
Penatalaksanaan

medis
Beberapa klien dengan TB aktif mungkin di rawat di rumah
sakit karena alasan:
Mereka sakit akut
Situasi kehidupan mereka dianggap berisiko tinggi
Mereka diduga tidak patuh terhadap program pengobatan
Terdapat riwayat TB sebelumnya dan penyakit aktif kembali
Terdapat penyakit lain yang bersamaan dan bersifat akut
Tidak terjadi perbaikan sesudah terapi, dan
Mereka resisten terhadap pengobatan yang biasa,
membutuhkan
Lamanya pengobatan beragam, beberapa program
mempunyai pendekatan dua fase:
Fase intensif yang menggunakan dua atau tiga jenis obat,
ditujukan untuk menghancurkan sejumlah besar organisme
yang berkembang baik dengan cepat, dan
Fase rumatan, biasanya dengan dua obat, diarahkan pada
pemusnahan sebagian besar basil yang masih tersisa.

Lanjutan.........
Penatalaksanaan

keperawatan
Penatalasanaan diet
Macam diet untuk penyakit TBC:
Diet Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP
I)
Energy: 2600 kkal, protein 100 gram
(2/kg BB)
Diet Tinggi Energi Tinggi Protein II
(TETP II)
Energy: 3000 kkal, protein 125 gram
(2,5 gr/kg BB)

Asuhan keperawatan
teoritis
Pengkajian
Data

pasien
penyakit tuberkulosis (TB) dapat menyerang manusia
mulai dari usia anak sampai dewasa dengan perbandingan
yang hampir sama antara laki-laki dan perempuan
Riwayat kesehatan
Keluhan yang sering muncul
Demam
Batuk
Sesak nafas
Nyerri dada
Malaise
Sianosis, sesak nafas, dan
Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena
biasanya penyakit ini muncul bukan karena sebagai penyakit
keturunan tetapi merupakan penyakit infeksi menular

Lanjutan........................
Pemeriksaan fisik
Pada tahap ini sulit diketahui
Ronki basah, kasar, dan nayring
Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas
yang cukup dan pada auskultasi
memberikan suara umforik.
Pada keadaan lanjut terjadi atropi,
retraksi interkostal, dan fibrosis.
Bila mengenai pleura terjadi effusi
pleura (perkusi memberikan suara
pekak)

Lanjutan..............
Pemeriksaan tambahan
Spultum culture.
Ziehl neelsen (Acid-fast Staind applied to smear of body
fluid) posisi untuk BTA
Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer patch)
Chest X-ray
Histologi atau kultur jaringan (termasuk kumbah lambung,
urine dan CSF, serta biopsi kulit) : positif untuk M.
Tuberkulosis.
Needle biopsi of lung tissue
Elektrolit
ABGs
Bronkografi
Darah
Tes fungsi paru

penatalaksanaan
Penyuluhan
Pencegahan
Pemberian

obat-obatan:
OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
Bronkodilator
Ekspektoran
OBH (Obat Batuk Hitam)
Vitamin
Fisioterpai dan rehabilitasi
Konsultasi secara teratur

Diagnosa keperawatan
Bersihan

jalan napas tidak efektif


b.d mukus dalam jumlah
berlebihan
ketidak seimbangan nutrisi b.d
factor biologis yang mengalami
tuberkolosis
Risiko infeksi b.d penyakit kronis
Gangguan pertukaran gas b.d
perubahan membrane alveolar
kapiler

Sekian
terimakasih

You might also like