You are on page 1of 35

Pemenuhan Kebutuhan

Keamanan dan
Keselamatan
JUNAIDI, S.ST, S.Kep, M.Kes

KONSEP KEBUTUHAN KEAMANAN


DAN KESELAMATAN
PENGERTIAN
Secara umum keamanan (safety)
adalah status seseorang dalam keadaan
aman, kondisi yang terlindungi secara
fisik, sosial, spiritual, finansial, politik,
emosi, pekerjaan, psikologis atau
berbagai akibat dari sebuah kegagalan,
kerusakan, kecelakaan, atau berbagai
keadaan yang tidak diinginkan.

Keamanan tidak hanya mencegah


rasa sakit dan cedera tetapi juga
membuat individu merasa aman
dalam aktifitasnya. Keamanan dapat
mengurangi stres dan meningkatkan
kesehatan umum.

Keamanan fisik (Biologic safety) merupakan


keadaan fisik yang aman terbebas dari
ancaman kecelakaan dan cedera (injury)
baik secara mekanis, thermis, elektris
maupun bakteriologis. Kebutuhan keamanan
fisik merupakan kebutuhan untuk melindungi
diri dari bahaya yang mengancam kesehatan
fisik, yang pada pembahasan ini akan
difokuskan pada providing for safety atau
memberikan lingkungan yang aman.

Sedangkan keselamatan adalah


suatu keadaan seseorang atau lebih
yang terhindar dari ancaman
bahaya/kecelakaan.
Kecelakaan adalah kejadian yang
tidak dapat diduga dan tidak
diharapkan yang dapat menimbulkan
kerugian.

Karakteristik keamanan dan keselamatan :

1. Pervasiveness (insidensi)
Keamanan bersifat pervasive artinya
luas mempengaruhi semua hal.
Artinya klien membutuhkan
keamanan pada seluruh aktifitasnya
seperti makan, bernafas, tidur, kerja,
dan bermain.

2. Perception (persepsi)
Persepsi seseorang tentang
keamanan dan bahaya
mempengaruhi aplikasi keamanan
dalam aktifitas sehari-harinya.
Tindakan penjagaan keamanan dapat
efektif jika individu mengerti dan
menerima bahaya secara akurat.

3. Management (pengaturan)
Ketika individu mengenali bahaya
pada lingkungan klien akan
melakukan tindakan pencegahan
agar bahaya tidak terjadi dan itulah
praktek keamanan. Pencegahan
adalah karakteristik mayor dari
keamanan.

Faktor faktor yang


mempengaruhi kebutuhan
keamanan dan keselamatan :
1.Usia
Individu belajar untuk melindungi dirinya dari berbagai
bahaya melalui pengetahuan dan pengkajian akurat
tentang lingkungan. Perawat perlu untuk mempelajari
bahaya-bahaya yang mungkin mengancam individu sesuai
usia dan tahap tumbuh kembangnya sekaligus tindakan
pencegahannya.
2.Gaya Hidup
Faktor gaya hidup yang menempatkan klien dalam resiko
bahaya diantaranya lingkungan kerja yang tidak aman,
tinggal didaerah dengan tingkat kejahatan tinggi,
ketidakcukupan dana untuk membeli perlengkapan
keamanan,adanya akses dengan obat-obatan atau zat aditif
berbahaya.

3.Status mobilisasi
Klien dengan kerusakan mobilitas akibat
paralisis, kelemahan otot, gangguan
keseimbangan/koordinasi memiliki resiko
untuk terjadinya cedera.
4.Gangguan sensori persepsi
Sensori persepsi yang akurat terhadap
stimulus lingkungan sangat penting bagi
keamanan seseorang. Klien dengan
gangguan persepsi rasa, dengar, raba,
cium, dan lihat, memiliki resiko tinggi
untuk cedera.

5.Tingkat kesadaran
Kesadaran adalah kemampuan untuk menerima
stimulus lingkungan, reaksi tubuh, dan berespon
tepat melalui proses berfikir dan tindakan. Klien yang
mengalami gangguan kesadaran diantaranya klien
yang kurang tidur, klien tidak sadar atau setengah
sadar, klien disorientasi, klien yang menerima obatobatan tertentu seperti narkotik, sedatif, dan
hipnotik.
6.Status emosional
Status emosi yang ekstrim dapat mengganggu
kemampuan klien menerima bahaya lingkungan.
Contohnya situasi penuh stres dapat menurunkan
konsentrasi dan menurunkan kepekaan pada simulus
eksternal. Klien dengan depresi cenderung lambat
berfikir dan bereaksi terhadap stimulus lingkungan.

7.Kemampuan komunikasi
Klien dengan penurunan kemampuan untuk
menerima dan mengemukakan informasi juga
beresiko untuk cedera. Klien afasia, klien dengan
keterbatasan bahasa, dan klien yang buta huruf,
atau tidak bisa mengartikan simbol-simbol tanda
bahaya.
8.Pengetahuan pencegahan kecelakaan
Informasi adalah hal yang sangat penting dalam
penjagaan keamanan. Klien yang berada dalam
lingkungan asing sangat membutuhkan
informasi keamanan yang khusus. Setiap
individu perlu mengetahui cara-cara yang dapat
mencegah terjadinya cedera.

9.Faktor lingkungan
Lingkungan dengan perlindungan
yang minimal dapat beresiko menjadi
penyebab cedera baik di rumah,
tempat kerja, dan jalanan.
10. Informasi / komunikasi
Gangguan komunikasi seperti afasia
atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.

11. Penggunaan antibiotic yang tidak


rasional
Antibiotic dapat menimbulkan
resisten dan syok anafilaktik.
12. Keadaan imunitas
Gangguan imunitas akan
mengakibatkan menurunnya daya
tahan tubuh sehingga mudah
terserang penyakit

13. Ketidakmampuan tubuh dalam


memproduksi sel darah putih
Sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan
tubuh terhadap suatu penyakit.
14. Status nutrisi
Keadaan nutrisi yang kurang dapat
menimbulkan kelemahan dan mudah
terserang penyakit, demikian sebaliknya
kelebihan nutrisi berresiko terhadap penyakit
tertentu.
15. Tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadinya gangguan
keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.

Penatalaksanaan untuk
pemenuhan kebutuhan keamanan
dan keselamatan :

1. Meningkatkan keamanan sepanjang


hayat manusia
Memastikan keamanan klien pada semua
usia berfokus pada: obsevasi atau prediksi
situasi yang mungkin membahayakan
sehingga dapat dihindari dan memberikan
pendidikan kesehatan yang memberikan
kekuatan bagi klien untuk menjaga dirinya
dan keluarganya dari cedera secara
mandiri.

2.Mempertahankan kondisi aman dari


api dan kebakaran
Upaya pencegahan yang bisa
dilakukan perawat adalah
memastikan bahwa ketiga elemen
tersebut dapat dihilangkan. Jika
kebakaran sudah terjadi ada dua
tujuan yang harus dicapai yaitu:
melindungi klien dari cedera dan
membatasi serta memadakan api.

3.Mencegah terjadinya jatuh pada klien


Orientasikan klien pada saat masuk rumah sakit dan
jelaskan sistem komunikasi yang ada
Hati-hati saat mengkaji klien dengan keterbatasan
gerak
Supervisi ketat pada awal klien dirawat terutama
malam hari
Anjurkan klien menggunakan bel bila membutuhkan
bantuan
Berikan alas kaki yang tidak licin
Berikan pencahayaan yang adekuat
Pasang pengaman tempat tidur terutama pada klien
dengan penurunan kesadaran dan gangguan mobilitas
Jaga lantai kamar mandi agar tidak licin

4.Melakukan tindakan pengamanan pada


klien kejang:
Pasang pengaman tempat tidur dengan
dilapisi kain tebal (mencegah nyeri saat
terbentur)
Pasang spatel lidah untuk mencegah
terhambatnya aliran udara
Longgarkan baju dan ikatan leher (kerah
baju)
Kolaborasi pemberian obat antikonvulsi.
Berikan masker oksigen jika diperlukan.

5.Memberikan pertolongan bila terjadi


keracunan
Perawat dapat memberikan pendidikan
kesehatan pada masyarakat bila terjadi
keracunan melalui identifikasi adanya
zat-zat beracun dirumah yang
terkonsumsi, segera laporkan ke institusi
kesehatan terdekat serta menyebutkan
nama dan gejala yang dialami klien, jaga
klien pada posisi tenang ke satu sisi atau
dengan kepala ditempatkan diantara
kedua kaki untuk mencegah aspirasi.

6.Memberikan pertolongan bagi klien yang


terkena sengatan listrik
Jika seseorang terkena macroshock (sengatan
listrik yang cukup besar) jangan sentuh klien
tersebut sampai pusat listrik dimatikan dan
klien aman dari arus listrik. Macroshock
sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan luka bakar, kontraksi otot, dan
henti nafas serta henti jantung. Untuk
mencegah macroshock gunakan mesin/alat
listrik yang berfungsi dengan baik, pakai
sepatu dengan alas karet, berdirilah diatas
lantai nonkonduktif, dan gunakan sarung
tangan non konduktif.

7.Melakukan penanganan bagi klien yang


terpapar kebisingan
Kebisingan memiliki efek psikososial dan efek
fisiologis. Efek psikososial seperti rasa jengkel,
tidur dan istirahat terganggu, serta gangguan
konsentrasi dan pola komunikasi. Efek
fisiologis meliputi peningkatan nadi dan
respirasi, peningkatan aktifitas otot, mual, dan
kehilangan pendengaran jika intensitas suara
tepat. Kebisingan dapat diminimalisir dengan
memasang genting, dinding, dan lantai yang
kedap suara; memasang gorden; memasang
karpet; atau memutar background music.

8.Melakukan Heimlich maneuver pada klien


yang mengalami tersedak.
9.Melakukan perlindungan terhadap radiasi
Tingkat bahaya radiasi tergantung dari:
lamanya, kedekatan dengan sumber
radioaktif, dan pelindung yang digunakan
selama terpapar radiasi. Upaya yang harus
dilakukan oleh perawat dalam hal ini adalah
memakai baju khusus, memakai sarung
tangan, mencuci tangan sebelum dan
sesudah memakai sarung tangan, dan
membuang semua benda yang
terkontaminasi.

10. Melakukan pemasangan restrain pada klien


Restrain adalah alat atau tindakan pelindung
untuk membatasi gerakan/aktifitas fisik klien
atau bagian tubuh klien. Restrain diklasifikasikan
menjadi fisikal(physical) dan kemikal(chemical)
restrain. Fisikal restrain adalah restrain dengan
metode manual atau alat bantu mekanik, atau
lat-alat yang dipasang pada tubuh klien
sehingga klien tidak dapat bergerak dengan
mudah dan terbatas gerakannya. Kemikal
restrain adalah restrain dalam bentuk zat kimia
neuroleptics, anxioulytics, sedatif, dan
psikotropika yang digunakan untuk mengontrol
tingkahlaku sosial yang merusak.

Restrain sebaiknya dihindari sebab berbagai


komplikasi sering dikeluhkan akibat
pemasangan restrain. Komplikasi fisik
diantaranya luka tekan, retensi urin,
inkontinensia, dan sulit BAB, bahkan kematian
pun dilaporkan. Komplikasi psikologisnya
adalah penurunan harga diri, bingung, pelupa,
depresi, takut, dan marah. Restrain hendaknya
digunakan sebagai alternatif terakhir. Bila
dilakukan maka haruslah (a) dibawah
pengawasan dokter dengan perintah tertulis,
apa penyebabnya, dan untuk berapa lama (b)
klien setuju dengan tindakan tersebut.

HAL HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN

Riwayat keperawatan :
Riwayat cedera atau jatuh
Riwayat imunisasi
Riwayat infeksi akut atau kronik
Terapi yang sedang dijalani
Stressor emosional : ekspresi verbal dan non verbal,
gaya hidup.
Proses penyakit yang terlihat pada klien dan keluhan
fisik.
Status nutrisi.
Tingkat kesadaran, kelemahan fisik, imobilisasi,
penggunaan alat bantu.

Pemeriksaan fisik :
Infeksi local, terbatas pada kulit dan membrane
mukosa. Tanda tandanya meliputi bengkak,
kemerahan, nyeri, panas dan gangguan fungsi
gerak.
Infeksi sistemik, tanda tandanya meliputi demam,
peningkatan frekuensi nadi dan pernafasan,
malaise, anoreksia, mual, muntah, sakit kepala,
pembesaran kelenjar di area infeksi.
Sistem Neurologis : Status mental, Tingkat
kesadaran, Fungsi sensori, Sistem reflek, Sistem
koordinasi, Test pendengaran, penglihatan dan
pembauan, Sensivitas terhadap lingkungan

Sistem Cardiovaskuler dan Respirasi :


Toleransi terhadap aktivitas, Nyeri dada,
Kesulitan bernafas saat aktivitas, Frekuensi
nafas, tekanan darah dan denyut nadi
Integritas kulit : Inspeksi terhadap keutuhan
kulit klien, Kaji adanya luka, scar, dan lesi,
Kaji tingkat perawatan diri kulit klien
Mobilitas : Inspeksi dan palpasi terhadap
otot, persendian, dan tulang klien, Kaji
range of motion klien, Kaji kekuatan otot
klien, kaji tingkat ADLs klien

Pemeriksaan penunjang :
Berupa data laboratorium yang
menunjukkan adanya infeksi meliputi
peningkatan angka leukosit,
penignkatan laju enap darah, dan
kultur urin, darah serta secret
menunjukkan adanya
mikroorganisme pathogen.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG


MUNGKIN MUNCUL

1. Resiko infeksi
2. Resiko cedera
3. Kurang pengetahuan

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1.Resiko infeksi
NOC :
Kontrol resiko
Kriteria hasil :
Klien bebas dari tanda tanda infeksi
Klien mampu menjelakan tanda dan
gejala infeksi
Klien menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi.

NIC :
Kontrol infeksi
Menjaga kebersihan lingkungan.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah
memberi perawatan dan pengobatan.
Menggunakan sarung tangan saat
melakukan perawatan.
Membatasi pengunjung bila perlu.
Mendorong keluarga untuk mencuci
tangan saat masuk dan meninggalkan
ruangan.

Mendorong klien untuk meningkatkan intake


nutrisi, cairan dan istirahat.
Menekankan memperbanyak intake protein
untuk pembentukan system imun.
Mengajarkan kepada klien dan keluarga tentang
cara mencegah infeksi dan tanda gejala infeksi.
Mengkaji suhu klien, dan melaporkan jika suhu
lebih dari 38 C.
Memonitor nilai laboratorium.
Mengkaji warna kulit, tekstur dan turgor.

TUGAS
Cari
NOC (Nursing outcomes classification
/tujuan keperawatan)
NIC (Nursing interventions
classification /Intervensi keperawatan)

Sekian

You might also like