Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Atresia esofagus :
- penanganan sulit, butuh waktu yang lama
di meja operasi
- perlu pengelolaan pasca bedah yang
tepat, dan follow up
yang lama
- membutuhkan perhatian dan kesiapan
ahli bedah anak
- merupakan kelainan yang sangat fatal
dan tantangan
dalam perawatan untuk dapat hidup
Moore KL: The Respiratory System. The Developing Human Being. 5th ed. Philadelphia, WB
Saunders, 1993
Minggu ke 4 :
terjadi interupsi, pemanjangan dan
pembagian dari saluran esofagus
dan trakhea terhambattimbul
fistel yang persisten dan celah
diantara kedua saluran
tersebutpertumbuhan inkomplit
dari esofagus
Kelainan Penyerta
Hampir 50% dari 218 kasus
atresia esofagus (Waterstoon,
dkk) disertai berbagai
malformasi, misalnya :
- kelainan jantung bawaan
- Imperforatus ani
- Obstruksi saluran cerna
VACTERL : kelainan vertebral,
anal, cardiac,
SEJARAH
Durston (1670) : Pertama yang
menemukan atresia esophagus
Gibson (november 1696) yang pertama
men-diskripsikan atresia esofagus dengan
fistula distal, pada outopsi klinis
Hill (1840) : Pertama menemukan AE yang
disertai MAR
Holmes(1869) dan Steel (1888) mulai
mencoba operasi penderita AE
Insidens
Holden :1000 kasus kelainan esofagus:
1. Atresia esofagus dengan fistula
trakeoesofagus : 86,5%
2. Atresia esofagus tanpa fistula
trakeoesofagus : 7,7%
3. Fistula trakeoesofageal tanpa atresia
esofagus (tipe-H) : 4,2%
4. Atresia esofagus dengan fistula diantara
pouch pada esofagus
proksimal dengan
trakhea : 0,8%
5. Atresia esofageal dengan fistula pada ke
dua pouch : 0,7%
Survey-1058
Patients, 1964
Present Series-118
Patients
86..5
7.7
4.4
0.7
0.8
100* (85)
3 (2.5)
7 (6)
6+(5)
2+(1.5)
Gejala Klinis
Awal : regurgitasi saliva yang
terkumpul didalam esofagus bagian
proksimal yang buntu sampai jelas
kelihatan sekitar mulut sebagai buih
Minum pertamatersedak, batuk,
dan regurgitasi
Distensi abdomenpaling dominan,
karena adanya udara lewat fistel ke
dalam gaster
Pemeriksaan
Tambahan
Foto polos abdomen :
Kategori Waterstoon
Tahun 1962
Pengelolaan
1. Bayi ditempatkan pada boks bayi
dengan penghangat (warmer)
2. Posisi head up
3. Terapi cairan intravena
4. Terapi antibiotika
5. Pemasangan NGT pada esofagus
yang buntu, dan dihisap reguler, jika
tidak memadai maka dilakukan
gastrostomi sementara.
Manajemen Post
Operatif
Komplikasi
Kematian
Anastomotic leakage
Gastro-oesophageal reflux
Tracheomalacia
Recurrent tracheo-oesophageal
fistula
Anastomotic strictures
THE OPERATIONS