Professional Documents
Culture Documents
FERTILISAS
Disusun Oleh:
1. Herfilan wijayanta 4123049
2. Muhammad qomarudin 4123065
3. Nihlatul amalina 4123072
4. Nisaul qomariyah 4123075
5. Nur rochmah kusuma w 4123080
KELOMPOK 5
S1- KEPERAWATAN/3B
PENGERTIAN
FERTILITAS adalah sama dengan
angka (live birth), yaitu terlepasnya
bayi dari rahim dari seorang dengan
adanyatanda- tanda kehidupan,
isalnya berteriak, bernafas,jantung
berdenyut dan sebagainya. Apabila
pada waktu lahir tidak ada tandatanda kehdupan disebut dengan lahir
mati(still birth) yang didalamnya
peristiwa demografi tidak dianggap
next
3 variabelyang mempengaruhi conception,yaitu:
1. Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan oleh
hal-hal yang tidak disengaja
2. Pemakaian kontrasepsi
3. Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan oleh
hal-hal yang disengaja
ASUHAN KEPERAWATAN
INFERTILITAS
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
A. Wanita
d) Riwayat Obstetri
)Tidak hamil dan melahirkan selama
satu tahun tanpa alat kontrasepsi
)Mengalami aborsi berulang
)Sudah pernah melahirkan tapi tidak
hamil selama satu tahun tanpa alat
kontrasepsi
B. Pria
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan konsep diri ; harga diri
rendah berhubungan dengan
gangguan fertilitas
Nyeri akut berhubungan dengan efek
test diagnostic
Resiko tinggi terhadap kerusakan
koping individu / keluarga
berhubungan dengan metode yang
digunakan dalam investigasi fertilitas
1.
2.
3.
4.
Tujuan
Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil
1. Pasien dapat beraktivitas dengan bebas seperti semula
2. Nyeri dapat hilang atau terkontrol
Intervensi
Catat lokasi, lamanya intensitas dan penyebaran. Perhatikan
tanda nonverbal, contoh peningkatan TD dan nadi, gelisah,
merintih.
Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan
karakteristik nyeri.
Berikan tindakan relaksasi, contoh pijatan dan lingkungan
istirahat.
Bantu atau dorong penggunaan nafas efektif, bimbingan
imajinasi dan aktivitas terapeutik.
Kriteria hasil
1. Pasien dapat menerima kondisinya
2. Pasien menemukan kembali konsep dirinya
Intervensi
1. Tanyakan dengan nama apa pasien ingin dipanggil.
2. identifikasi orang terdekat, dari siapa pasien memperoleh kenyaman
dan siapa yang harus memberitahukan jika terjadi keadaan bahaya.
3. dengarkan dengan aktif masalah dan ketakutan pasien.
4. Dorong pasien mengungkapkan perasaan, menerima apa yang
dikatakannya.
5. Diskusikan pandangan pasien terhadap citra diri dan efek yang
ditimbulkan dari penyakit / kondisi.