You are on page 1of 22

DISUSUN OLEH:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Nadia charmenita
Nihlatul amalina
Nikmatur rizky
Ning rahayu
Nisaul qomariyah
Noor hamidah
Nur ikha rahma diana
Nur indahyanti
Nur rochmah kusuma

ASUHAN KEPERAWATAN
KKP
KURANGAN KALORI PROTEI

PENGERTIAN
Kurang kalori protein adalah defisiensi gizi
yang terjadi pada anak yang kurang
mendapat masukan makanan yang
kurang mendapat masukan makanan
yang cukup bergizi atau asupan kalori
dan protein kurang dalam waktu yang
cukup lama.

KLASIFIKASI
1.
2.
3.

KWASHIOKOR
MARASMUS
KWASHIOKOR MARASMUS

1. KWASHIOKOR
PENGERTIAN
Kwashiorkor adalah penyakit gangguan metabolic dan
perubahan sel yang menyebabkan perlemakan hati yang
disebabkan karena kekurangan asupan kalori dan protein
dalam waktu yang lama
ETIOLOGI

Kurangnya masukan protein (terutama protein hewani)


Diare
Malabsorbsi protein
Infeksi
Perdarahan / luka bakar
Kegagalan dalam sintesis protein
Proteinuria
Kekurangan ASI

MANIFESTASI KLINIS
Wujud Umum
Secara umum pasien tampak pucat, atropi pada ekstremitas, edema,asites.
Pada tahap lanjut pasien bias apatis,sopor atau koma.
Redardasi pertumbuhan
Pertumbuhan terganggu, BB menurun.
Perubahan mental
Biasanya pasien menjadi cengeng, anoreksia dan rewel..
Kelainan rambut
Rambut kepala mudah dicabut tanpa rasa sakit, rambut kusam, halus, kering,
jarang dan berubah warna menjadi putih.
Kelainan kulit
Kulit kering garis-garisnya mendalam, hiperpigmentasi dan persisikan kulit.
Kelainan gigi dan tulang
Terdapat deklasifikasi, osteoporosis, hambatan pertumbuhan, jaringan otot
mengecil dengan tonusnya menurun, jaringan subkutan tipis dan lembek serta
caries pada gigi penderita.
Kelainan gastrointestinal
Diare, infeksi usus, intoleransi laktasa, malabsorbsi lemak.

2. MARASMUS

PENGERTIAN
Maramus adalah keadaan kurang gizi yang diakibatkan
karena rendahnya konsumsi energi kalori dan protein
dalam makanan sehri hari sehingga mengakibatkan
tidak adkuatnya intake kalori yang dibutuhkan tubuh.
ETIOLOGI
Pemasukan kalori yang tidak mencukupi
Kebiasaan makan makanan yang tidak layak
Gangguan system tubuh yang parah yang mengakibatkan

terjadinya malnutrisi
Faktor
ekonomi atau diare kronik malabsorbsi
protein,proteinuria,infeksi menahun,luka bakar & penyakit
hepar.

MANIFESTASI KLINIS
Anak cengeng,rewel dan lemas
Diare
Mata besar dan dalam
Akar dingin dan sianosis
Wajah seperti orang tua
Pertumbuhan dan perkembangan terganggu
Pantat begi karena Atrofi otot
Kulit kriput dan turgor jelek
Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus

yang jelas
Nadi lambat
Ubun ubun besar cekung
Tulang dagu dan pipi menonjol
Anoreksia
Sering bangun malam

3. KWASHIOKOR MARASMUS

Kwashiorkor marasmus merupakan kelainan


gizi yang menunjukkan gejala klinis campuran
antara kwashiorkor dan marasmus.
Kwashiorkor marasmus merupakan malnutrisi
pada panen yang telah mengalami kehilangan
BB lebih dari 10%. penurunan cadangan lemak,
protein serta kemunduran fungsi fisiologi.

Ciri-cirinya adalah penyusutan jaringan yang


hebat , hilangnya lemak subkutan dan dehidrasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium: albumin,
kreatinin,nitrogen,elektrolit,Hb, Ht.

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan KKP :
Diit tinggi kalori ,protein , mineral dan vitamin
Pemberian terapi dan cairan elektrolit
Penanganan diare bila ada, cairan ,antidiare ,dan antibiotik
Penatalaksanaan KKP berat dirawat inap dengan pengobatan rutin
Atasi / cegah hipoglikemi Periksa kadar gula darah
Atasi / cegah hipotermi-Bila suhu rektal <35,5 C, segera berikan
makanan cair , hangatkan tubuh pasien dengan selimut , berikan
antibiotik & periksa suhu sampai 36,5 C
Atasi / cegah dehidrasi
Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KKP berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun
kadar Na plasma rendah. Defisiensi kalium dan magnesium.
Ketidakseimbangan mengakibatkan edema.

Asuhan keperawatan
PENGKAJIAN
. Pola nafas
Selama sakit pola nafas pasien tidak menunjukkan adanya gangguan.
. Pola nutrisi
Selama sakit pasien mengalami penurunan nafsu makan
. Kebutuhan eliminasi
Selama sakit , BAK pasien frekuensinya normal seperti hari hari
biasanya dan pasien BAB 2 hari sekali.
. Pola aktivitas
Selama sakit pasien tidak dapat beraktivitas aktif.
. Kebutuhan istirahat dan tidur
Selama sakit, pasien sering terbangun pada malam hari dan rewel.
. Kebutuhan berpakaian
Selama sakit , kebutuhan berpakaian pasien dibantu oleh keluarga.
. Mempertahankan temperatur tubuh dan sirkulasi
Suhu tubuh pasien berkisar 36,5 37,5 C
A.

Kebutuhan personal hygiene


Selama sakit,kebutuhan personal hygiene pasien dibantu oleh
kelurganya
9. Gangguan rasa aman dan nyaman
Selama sakit, pasien merasa kurang nyaman terhadap kondisi / dampak
dari sakitnya
10. Kebutuhan komunikasi
Kebutuhan komonikasi pasien tidak mengalami gangguan
11. Kebutuhan spiritual
Pasien dan keluarganya senantiasa berdoa untuk kesembuhan pasien
12. Kebutuhan bekerja
Selama sakit pasien tidak bisa beraktivitas (bekerja )
13. Kebutuhan belajar
Selama sakit pasien tidak bisa beraktivitas (belajar )
14. Kebutuhan rekreasi
Selama sakit pasien tidak bisa berlibur untuk mendapat hiburan
8.

Diagnosa dan intervensi dari kasus


kwashiorkor:
1.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kurang kalori dan


protein
Tujuan : kebutuhan nutrisi adekuat
KH : nafsu makan baik,BB meningkat,porsi makan dihabiskan,pasien tidak
lemas
Intervensi :
Kaji antropometri, meliputi BB, TB, dll
R : menentukan BB, osteometri, dan resiko berat berlemakserta kurus
Pantau BB setiap hari
R : menentukan ketidakseimbangan nutrisi mengalami perbaikan atau tidak
Anjurkan untuk meningkatkan pemberian Asi oleh ibu dan makanan
selingan yang tinggi protein dan kalori
R : pemberian ASI yang adekuat mempengaruhi kebutuhan nutrisi si anak,
serta mencegah iritasi gaster dan meningkatkan proses penyembuhan.
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian masukan nutrisi dan cairan.
R : berguna dalam merencanakan masukan nutrisi dan cairan yang cukup

2.

Kelebihan volume cairan b.d edema


Tujuan : kelebihan volume cairan teratasi
KH
: terbebas dari edema dan anarsaka
Intervensi :
Kaji lokasi dan luas edema
R : menentukan luas lokasi dan edema
Monitor intake dan output makanan/ cairan
R : menentukan informasi status keseimbangan cairan
Berikan pengetahuan tentang bahaya dari kelebihan
volume cairan
R : keluarga ikut serta memantau kondisi pasien
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian deuretik
( jika perlu)
R : untuk mengurangi edema pasien

3.

Resiko kerusakan integritas kulit b.d hyperpegmentasi, turgor kulit


jelek, dan kondisi ketidakseimbangan nutrisi.
Tujuan : turgor kulit kembali baik atau normal
KH
: integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi,
elastisitas, temperatur, hidrasi, dan pigmentasi) ,Tidak ada lesi pada
kulit
Intervensi :
Kaji tanda-tanda kerusakan integritas kulit
R : menentukan ada atau tidaknya kerusakan integritas kulit
Berikan krim kulit untuk melembabkan kulit
R : dapat melembabkan dan melindungi kulit
Anjurkan untuk mengganti pakaian jika lembab atau basah
R : kelembaban meningkatkan resiko gangguan kulit
Kolaborasi dengan dokter atau ahli gizi dalam pemberian vitamin
R : vitamin dapat mengurangi resiko kerusakan integritas kulit.

4.

.
.

Gangguan citra tubuh b.d perubahan kondisi fisik (kulit


bersisik dan rambut memutih serta mudah dicabut)
KH dan Tujuan : gangguan citra tubuh teratasi,citra
tubuh baik,mempertahankan interaksi sosial
Intervensi :
Kaji secara verbal dan non verbal respon pasien terhadap
tubuhnya
R : menentukan respon pasien terhadap kondisi tubuhnya
Dorong pasien mengungkapkan perasaannya
Jelaskan tentang pemgobatan, perawatan, kemajuan dan
prognosis penyakit
R : memberikan pengertian kepada pasien terhadap
dampak penyakitnya
Kolaborasi dengan psikologi
R : memberikan terapi psikis terhadap dampak
penyakitnya.

Diangnosa dan intervensi


keperawatan pada kasus marasmus
1.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah,


intake kurang.
Tujuan dan KH : - peningkatan BB ideal terhadap TB
-tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
Pantau/kaji antropometri, turgor kulit, nutrisi dan cairan
R: menentukan tanda-tanda malnutrisi
Pantau intake dan output kalor, nutrisi dan cairan
R: menentukan keseimbangan nutrisi dan cairan
Anjurkan makan sedikit tapi sering dengan kalori, protein dan cairan
yang cukup, serta tingkatkan masukan ASI
R: memperbaiki/ mencukupi kebutuhan tubuh
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan enteral/
parenteral
R:menentukan asupan pada pasien

Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status nutrisi


Tujuan dan KH : -integritas kulit yang baik bias dipertahankan
,tidak ada luka atau lesi, perfusi jaringsn baik
Intervensi
. Monitor kuli dengan adanya lesi/ luka, kemerahan, kering, dll
R: menentukan ada/ tidaknya kerusakan integritas kulit
. Berikan lotion pada daerah yang beresiko terjadi kerusakan
integritas kulit dan rawat luka sampai sembuh jika ada
R: memberikan kelembaban kulit dan mempercepat proses
penyembuhan
. Ajarkan dan anjurkan untuk mobilisasi 2 jam sekali
R: penekanan yang terlalu lama beresiko terjadi kerusakan
integritas kulit
. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat untuk luka dan
ahli gizi dalam memberikan makanan bervitamin
R: mempercepat proses penyembuhan luka
2.

3.

keterlambatan tumbuh kembang b.d malnutrisi


Tujuan dan KH: -nutrisi adekuat, pertubuhan dan
perkembangandalam batas normal, kemampuan
kognitif
dalam batas yang sesuai
Intervensi
Kaji tanda-tanda kelemahan tumbuh dan kembang pasien
R:
menentukan
kelemahan
pertumbuhan
dan
perkembangan pasien
Diskusikan dengan keluarga untuk membuat dasar kogrutif
prainjuri
R: menentukan dasar kognitif prainjuri
Ajak pasien berkomunikasi dan beraktifitas sesuai
kemampuannya
R: membantu pasien dalam menelesaikan masalahnya dan
beraktivitas normal
Kolabori dengan ahli fisik okupasi
R: menentukan tindakan yang tepat untuk menangani
keterlambatan tumbuh kembang pasien,

You might also like