You are on page 1of 11

Asuhan Keperawatan

Anak Penderita RDS


Kelompok 1
Feramalinda Christi
Aufa Aldhea Onaisha
Dewi Ernawati
Iis Triwulan
Lusiana Gardiningtyas
Laily Safitri
Galih Yudhatama

Pengertian RDS
Respiratory Distress Syndrome (RDS)
Sindrom Distres Pernapasan adalah
sekumpulan temuan klinis, radiologis, dan
histologis yang terjadi terutama akibat
ketidakmaturan paru dengan unit
pernapasan yang kecil dan sulit
mengembang dan tidak menyisakan udara
diantara usaha napas (Bobak, 2005)

Terjadinya Respiratory Distress


Syndrome (RDS)
Faktor-faktor yang memudahkan
terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil
sehingga kesulitan berkembang,
pengembangan kurang sempurna
karena dinding thorax masih lemah
dan produksi surfaktan kurang
sempurna. Kekurangan surfaktan
mengakibatkan kolaps pada alveolus
sehingga paru-paru menjadi kaku.

Manifestasi klinik
Manifestasi

dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli,


edema, dan kerosakan sel dan selanjutnya menyebabkan
kebocoran serum protein ke dalam alveoli sehingga
menghambat fungsi surfaktan. Gejala klinikal yang timbul
yaitu: adanya sesak nafas pada bayi prematur segera
setelah lahir, yang ditandai dengan takipnea (>60 x/minit),
pernafasan cuping hidung, grunting, retraksi dinding dada,
dan sianosis, dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama
setelah lahir. Tanda dan gejala yang muncul dari RDS adalah:
a. Pernapasan cepat
b. Pernapasan terlihat parodaks
c. Cuping hidung
d. Apnea
e. Murmur
f. Sianosis pusat

Komplikasi
Menurut

Suriadi dan Yulianni


(2006) komplikasi yang
kemungkinan terjadi pada RDS
yaitu:
a. Komplikasi jangka pendek
b. Komplikasi jangka panjang
:
a)
b)

Bronchopulmonary Dysplasia (BPD)


Retinopathy prematur

Penatalaksanaan Medis
Mengatasi

masalah kegawatan
pernafasan
Pengobatan yang biasa diberikan
selama fase akut penyakit RDS

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pemeriksaan fisik

Frekuensi nafas
Mekanika usaha pernafasan
Warna kulit / membran mukosa

Pemeriksaan penunjang

Foto rontgen thorak


Pemeriksaan hasil analisa gas darah
Tes fungsi paru

Diagnosa
a)

b)

c)

d)
e)

Keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
imatur paru dan dinding dada atau kurangnya
jumlah cairan surfaktan.
Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan
dengan obstruksi atau pemasangan intubasi trakea
yang kurang tepat dan adanya secret pada jalan
napas.
Tidak efektif pola napas berhubungan dengan
ketidaksamaan nafas bayi dan ventilator, dan posisi
bantuan bentilator yang kurang tepat.
Resiko kurangnya volume cairan berhubungan
dengan hilangnya cairan yang tanpa disadari (IWL).
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan menelan,
motilitas gastrik menurun, dan penyerapan.

Perencanaan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
imatur paru dan dinding dada atau kurangnya
jumlah cairan surfaktan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan pola nafas efektif.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan


dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan
sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan
nafas ditandai dengan: dispneu, perubahan pola
nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan
atau tanpa sputum, cyanosis
Tujuan: Pasien dapat mempertahankan jalan nafas
dengan bunyi nafas yang jernih dan ronchi (-).

Tidak efektifnya pola nafas yang berhubungan


dengan ketidaksamaan nafas bayi dan
ventilator, tidak berfungsinya ventilator dan
posisi bantuan ventilator yang kurang tepat.
Tujuan: Pola nafas efektif

Resiko kurangnya volume cairan berhubungan


dengan hilangnya cairan yang tanpa disadari.
Tujuan: mempertahankan cairan dan elektrolit

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan, motilitas gerak menurun dan
penyarapan.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi adekuat.

TERIMAKASIH

You might also like