You are on page 1of 21

Duty On : 3 January 2016

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ni Nyoman Sojo
No CM
: 601541
Umur
: 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku
: Bali
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Hindu
Alamat
: Jl. Meliling, Tabanan
Pekerjaan
: IRT
Status Pernikahan: Menikah

ANAMNESIS
Nyeri Perut

Pasien datang sadar ke UGD BRSU Tabanan dengan keluhuan nyeri


pada perut kanan atas.
Nyeri perut kanan atas tsbt awalnya dirasakan sejak kurang lebih 1
bulan SMRS, keluhan memberat sejak 2 jam SMRS, nyeri dirasakan
hilang timbul dan berlangsung sekitar 20-30 menit, nyeri dikatakan
pada perut kanan atas menjalar sampai ke bahu bagian belakang,
nyeri muncul biasanya setelah os makan terutama makan makanan
yang berlemak (gorengan), kadang disertai mual.
Pasien juga mengeluhkan badan kuning sejak 5 hari SMRS. Keluhan
ini terjadi pada seluruh tubuh pasien.
1 minggu SMRS pasien mengalami demam, demam naik turun
kadang disertai menggigil. BAK seperti teh sejak 2 minggu SMRS,
frekuansi BAK 3-4 kali/hari, nyeri saat BAK tidak ada. BAB dempul (-).

Keluhan serupa sebelumnya (-), hipertensi (-), DM (-) dan


riwayat penyakit sistemik dan bawaan lainnya (-).

Tidak ada alergi obat maupun makanan.

Keluhan serupa (-), riwayat sistemik pada keluarga (-). hipertensi


(-), DM (-) dan riwayat penyakit sistemik dan bawaan lainnya (-)

Pasien adalah ibu rumah tangga. Riwayat


konsumsi alkohol disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi Umum
Kesadaran
GCS
Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu aksila
VAS

:
:
:
:
:
:
:
:

Sakit sedang
Compos mentis
E4 V5 M6
100/70 mmHg
102 kali/menit
20 kali/menit
38 oC
7/10

Kepala
Mata
(-/-)
THT
Telinga
Hidung
Tenggorokan
Mukosa bibir
Gusi
Lidah
Leher
tiroid (-),

: normocephali
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (+/+),
refleks pupil (+/+) isokor, edema palpebrae

:
:
:
:
:
:

bentuk normal, sekret tidak ada


bentuk normal, sekret tidak ada, epistaksis (-)
tonsil T1/T1, hiperemis (-)
sianosis (-)
perdarahan gusi (-)
atrofi papil lidah (-), glossitis (-)

: JVP PR 0 cm H2O, pembesaran kelenjar


pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Auskultasi
Pulmo
Inspeksi
Palpasi

Perkusi

Auskultasi

: bentuk simetris, ikterik (+)


: pulsasi iktus kordis tidak terlihat
: iktus kordis teraba pada apeks jantung
: batas atas
: setinggi ICS II
batas kanan
: parasternal line dekstra
batas kiri
: midclavicular line sinistra ICS V
: S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
: simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
: vokal fremitus N|N
N|N
N|N
: sonor | sonor
sonor | sonor
sonor | sonor
: vesikuler
+|+, ronkhi
-|-, wheezing
+|+,
-|-,
-|+|+,
-|-,
-|-

-|-

Abdomen
Inspeksi
: ikterik (+). distensi (-), ascites (-)
Auskultasi
: bising usus (+) normal
Palpasi: nyeri tekan (+) di daerah epigastrium
Murphy Sign (+).
Hepar : teraba 1 jari dibawah arcus costa 12, permukaan
licin, tepi rata
lien tidak teraba, ballotement (-)
Perkusi: timpani, shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
Ekstremitas : Ikterik
+
+
edema
+
+
Akral Hangat pada seluruh ekstremitas, pembesaran KGB
(-)

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan

Hasil

Normal

Keterangan

WBC
Neu %
Lym %
Mo %
Eo %
Ba %

37.8
87,3
27,2
7,2
0,9
0,9

4,6-10,2
40,0-70,0
20,0-40,0
1,70-9,30
0,00-6,00
0,00-1,00

Tinggi
Tinggi

Eritrosit
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV

3.77
10,7
32,6
86,5
28,3
32,7
15.2
579
6.34

4.4-6,0
11,5-18,00
37,00-54,00
80,0-100,0
27,0-32,0
31,0-36,0
11.6-14.8
150-400
6.8-10

Rendah
Rendah
Rendah

Tinggi
Rendah

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan
SGOT

Hasil
102

Keterangan
Tinggi

Norma;
0-50

36

0-50

Bilirubin Total

14, 89

<1.0

Bilirubin Direk

12,36

0.0-0.2

Bilirubin
Indirek

2.55

0.0-1.1

Glukosa

83

SGPT

74-102

Kolangitis e.c Koledokolitiasis

PLANNING DIAGNOSTIC
Pemeriksaan UL(?), alkali fasatase {?), Gamma GT (?)
HbsAg , Anti HCV (?)
PLANNING THERAPY
Rawat Inap Pasien menolak RS. Wisma Prashanti
IVFD Ringer Laktat 20 tpm
Drip ketorolac + Petidin dalam Nacl 0.9% 200 cc
Cefrtiaxone 2x 2 gr Kosong Cefotaxim
Urdahex 2x1
Omeprazole 2x1 IV
Parasetamol 3x1 (K/P)
Hepatin 2x1
MONITORING
Vital sign dan keluhan
Cairan masuk dan cairan keluar

TERIMA KASIH

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
11
.

Penyebab kolangitis
Choledocholithiasis
Striktur sistem bilier
Neoplasma pada sistem bilier
Komplikasi iatrogenik akibat manipulasi "CBD" (Common Bile
Duct)
Parasit : cacing Ascaris, Clonorchis sinensis
Pankreatitis kronis
Pseudokista atau tumor pankreas
Stenosis ampulla
Kista Choledochus kongenital atau penyakit Caroli
Sindroma Mirizzi atau Varian Sindroma Mirizzi
Diverticulum Duodenum

90%

Kriteria Diagnosis Kolangitis Akut


A. Konteks dan
manifestasi klinis

TRIAD
CHARCOT

1. Riwayat penyakit saluran


bilier
2. Demam dan/atau menggigil
3. Ikterik
4. Nyeri abdomen
B.
Data 1. Mengarah ke respon
laboratorium
peradangana
2. Hasil abnormal pada fungsi
hatib
C. Temuan foto
1. Dilatasi duktus biliaris, atau
mengarah kepada etiologi
(striktur, batu, sten, dll)
Diagnosis dugaan
Dua atau lebih pada temuan A
Diagnosis pasti
(1) Charcots Triad (2 + 3 + 4)
(2) Dua atau lebih pada temuan
A + antara
temuan
dan C
a.
Abnormal nilai WBC, peningkatan
level serum
CRP,Bdan
b.

lainnya yang menunjukkan indikasi peradangan


Peningkatan level serum ALP, r-GTP (GGT), AST, dan ALT.

Kriteria Penentuan Derajat


Penyakit Kolangitis Akut
Mild (grade I) Kolangitis Akut
Mild (grade I) Kolangitis Akut merupakan kolangitis akut dimana respon untuk
penatalaksanaan medis awal a.
Moderate (grade II) Kolangitis Akut
Moderate (grade II) Kolangitis Akut merupakan kolangitis akut dimana tidak
menunjukkan respon pada penatalaksanaan medis awal dan tidak disertai disfungsi
organ.
Severe (grade III) Kolangitis Akut
Severe (grade III) Kolangitis Akut merupaka kolangitis akut yang berhubungan dengan
onset dari disfungsi setidaknya pada satu pada organ atau sistem organ berikut:
1.Sistem Kardiovaskular : Hipotensi yang membutuhkan dopamin 5 g/kg per min, atau
dosis apa saja pada dobutamin.
2.Sistem Saraf : gangguan kesadaran
3.Sistem Pernapasan : PaO2/FiO2 rasio < 300
4.Ginjal : Serum kreatini > 2,0 mg/dl
5.Hepar : PT-INR > 1,5
6.Sistem Hematologi : Nilai WBC < 100.000/l
Catatan : Dikompromikan pada pasien seperti usia lanjut (>75 tahun) dan pasien dengan komorbiditas
medis, memerlukan monitoring ketat.
a. Perawatan suportif secara umum dan antibiotik.

TERAPI
MEDIKAMENTOSA
-Puasa
-Pemberian cairan IV
-Antibiotika dan
analgetika
-Monitoring tanda vital
dan urin output.

Skema Penatalaksanaan Kolangitis Akut


Menurut Tokyo Guidelines 2007

Antibakteri Untuk Kolangitis Ringan


Generasi pertama sepalosporin
Generasi kedua sepalosporin
Penisilin / -lactamase inhibitor

Cefazoline
Cefmetazole,
Oxacephem, Flomoxef
Ampisilin/sulbactam

Cefotiam,

Antibiotik Untuk Kolangitis Akut Sedang Dan


Berat
Pilihan pertama

Spektrum luas penisilin / -lactamase Ampisilin/subacam,


inhibitor (sebagai agen tunggal)
piperacilin/tazobactam
Generasi
ketiga
dan
keempat Cefoperazone/sulbactam, ceftriaxone,
golongan sepalosporin
ceftazidime, cefepime, cefoxopran
Monobactams
Aztreonam
Salah satu pilhan obat di atas + metronidazole (untuk mengatasi bakteri
anaerob)
Pilihan kedua

Fluoroquinolon
Ciprofloxacin, levofloxacin,
pazufloxacin
Salah satu pilhan obat di atas + metronidazole (untuk mengatasi bakteri
anaerob)
Carbapenems
Meropenem, imipenem/cilastatin,

1. Penilaian keparahan = didasarkan pada respon


terhadap terapi inisial dan adanya disfungsi organ.
2. Penatalaksanaan = manajemen konservatif dan
pemberian antibiotika serta drainase saluran empedu.
Drainase saluran empedu = drainase endoskopi diikuti
percutaneous transhepatic cholangial drainage (PTCD) dan
drainase dengan pembedahan
3. Diagnosis kolangitis akut berdasarkan kriteria Tokyo
Guidelines = triad Charcot atau ditemukan tanda-tanda
inflamasi akut dan obstruksi saluran empedu dari
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang.

DRAINASE BILIER

A. DRAINASE ENDOSKOPIK
Endoscopic Sphincterotomy (EST)

Endoscopic nasobiliary
drainage (ENBD)

Plastic Stent Placement

You might also like