You are on page 1of 32

Asuhan Keperawatan pada

klien dengan Ca Ovarium

Di Ruang Rajawali 4A RSUP Dr. Kariadi

Disusun oleh:
1. Annisah Dwi Astuti (P1337420614025)
2. Kamila Aulia (P1337420614026)
3. Ayu Novita Sari (P1337420614027)
4. Fitriani Widyastanti (P1337420614028)
5. Rr. Retno Jayanti H.H (P1337420614029)
6. Anggun Eka A. (P1337420614030)
7. Rista Hernidawati (P1337420614031)

CA OVARIUM

Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan


pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali. (Apotik Online
dan Media Informasi Obat-Penyakit. 2009).
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang
paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker
ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui
sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke
hati dan paru-paru.
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah
kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan,
2006)

PATHWAYS

LP-1 CA OVARI.doc

Asuhan Keperawatan
Tanggal pengkajian: 31-08-2016
A. Data Umum Klien:
. Initial Klien
: Ny. J
. Usia
: 55 tahun
. Suku Bangsa
: Jawa
. Agama
: Islam
. Status Perkawinan : Kawin
. Pekerjaan
: Wiraswasta
. Pendidikan Terakhir
: SD
. Alamat
: Semarang
. Diagnosa medis
: Post Op Sub Optomal Debulking (H9) atas
indikasi ca ovarium stadium lanjut

B. Riwayat Keperawatan
. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri abdomen dan perut membesar,
klien juga merasakan sesak napas.
. Riwayat Keperawatan Sekarang
Tiga bulan yang lalu klien mengeluh nyeri abdomen dan
merasa perutnya semakin membesar. Klien cemas
kemudian di bawa ke rumah sakit di Pekalongan.
Kemudian rumah sakit pekalongan langsung merujuk ke
RSUP Dr. Kariadi dikarenakan alat medisnya kurang
memadai. Ketika di RSUP Dr. Kariadi klien dilakukan
tindakan operasi kanker ovarium. Setelah dilakukan
tindakan operasi klien mengeluh nyeri pada bagian luka
post op dan mengalami sesak napas sehingga diberikan
oksigen. Tindakan post op membuat klien terbatas dalam
melakukan aktivitas.

C.Riwayat Keperawatan Dahulu


Klien tidak pernah mengalami penyakit yang
diderita saat ini sebelumnya.
D.Riwayat Keperawatan Keluarga
Keluarga klien tidak pernah menderita penyakit
yang sama dengan penyakit yang diderita klien
saat ini. Keluarga klien juga tidak ada yang
menderita penyakit menurun dan menular
lainnya.
E. Riwayat Obsetri
P2A1, usia klien menikah pertama yaitu 12 tahun

Lanjt....
F.Riwayat Reproduksi
.Menarche
: 12 tahun
.Siklus menstruasi
: teratur setiap
bulan
.Lamanya
: seminggu
.Masalah menstruasi : Tidak ada
.Menopause
: umur 50 tahun
G.Riwayat KB
Klien tidak menggunakan KB

H.Pola Kesehatan:
1. Pola Managemen Kesehatan
Untuk menjaga kesehatan, klien dan keluarga
makan dan tidur teratur. Ketika klien merasa
sakit klien langsung ke rumah sakit.
2. Pola Nutrisi dan Cairan
Sebelum sakit klien selalu makan 3x sehari
secara
teratur
dengan
makanan
yang
mengandung karbohidrat,lemak dan protein.
Pasien minum air putih kira-kira 1 liter perhari
dengan ditambah segelas teh dipagi hari. Klien
tidak mempunyai pantangan maupun alergi
terhadap suatu makanan.
Setelah sakit klien makan sehari 3 kali yaitu
makan bubur tetapi dengan porsi yang sedikit-

Lanjt....

3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit klien selalu BAB setiap
hari dengan tekstur lunak,berbau khas
dan berwarna kuning kecoklatan. Klien
BAK 5-6 kali/hari.
Setelah sakit, setiap harinya klien BAK
menggunakan alat bantu DC dan belum
bisa BAB setelah dilakukan operasi.

4. Pola Aktivitas dan Latihan


Sebelum sakit klien setiap harinya bekerja
dirumah sebagai ibu rumah tangga dan penjual
makanan.
Setelah sakit
Skrining fungsional
. Personal Hygiene (3) Memakai pakaian (8)
. Mandi (3)
kontrol BAB (5)
. Makan (8)
kontrol BAK (2)
. Toileting (5)
Ambulasi/ kursi roda (3)
. Menaiki tangga (2) Transfer kursi tempat
tidur (12)
Total skor : 51 (ketergantungan sedang)

Lanjt ...

5.Pola Istirahat dan Kenyamanan


Sebelum sakit klien tidur selama 8 jam.
Setelah sakit Klien mengalami gangguan
tidur karena klien merasakan nyeri pada
saat mobilisasi terutama pada bagian
abdomen karena post op.
6.Pola Hubungan dan Peran
Klien seorang Ibu rumah tangga yang
mempunyai 2 orang anak dan seorang
suami. Hubungan klien dengan keluarga

7. Pola Kognitif dan Persepsi Sensori


. Kognitif : pasien sudah mengetahui penyakitnya. Baik
pasien maupun keluarga sudah mengetahui dengan
pengobatan yang dijalani.
. Persepsi : Pasien dapat berorientasi dengan benar
tentang
waktu,
tempat,
dan
orang-orang
yang
disekitarnya. Pasien meyakini bahwa Ia akan sembuh dan
dapat berkumpul dengan keluarganya.
. Sensori : Pasien masih bisa melihat dengan jelas,
mendengar
dengan
jelas,
pasien
masih
dapat
membedakan bau yang berbeda. Pasien masih dapat
merasakan nyeri.
P : nyeri disebabkan oleh post op ca ovarium.
Q : nyeri seperti hantaman benda tumpul
R : nyeri didaerah sekitar abdomen
S : Skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul

Lanjt....

8. Pola Konsep Diri


Klien dapat berorientasi dengan benar tentang waktu,
tempat,

orang

disekitarnya.

Klien

mengerti

tentang

keadaan yang dialami saat ini dan mempunyai persepsi


klien dapat sembuh dan dapat beraktivitas kembali
seperti semula.

9. Pola Koping terhadap stress


Klien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada
masalah, termasuk dengan akan penyakit yang dialami
sekarang dan macam-macam pengobatannya.

10.Pola Seksual dan Reproduksi


Klien merupakan seorang istri dan ibu dengan 2 orang
anak. Klien telah mengalami menopause sejak 5 tahun
yang lalu. Saat berhubungan seksual klien tidak
merasakan kesakitan.
11.Pola Spiritual
Klien memeluk agama Islam dan rajin beribadah.
Sebelum sakit klien selalu mengerjakan sholat 5 waktu
tanpa bantuan orang lain. Selama sakit pasien tidak
dapat menjalankan sholat 5 waktu. Walaupun begitu
tetap berusaha dan selalu berdoa agar cepat sembuh.

Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital

Keadaan Umum

: Composmentis

Kesadaran (GCS) : 15
BB

: 70 kg

TB

: 155 cm

Nadi

: 90x/menit

Pernafasan

: 16x/menit

TD
Suhu

: 130/70
:36,60c

Kepala

Kepala

: Mesochepal, tidak ada lesi dan benjolan, rambut rapi dan tidak mudah rontok.

Mata

: tidak ada edema Palpebra, konjunctiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.

Hidung : Simetris, tak ada kotoran didalam lubang hidung, tak ada polip
Mulut
: Mukosa bibir normal, mulut bersih, gigi sudah tidak ada, tidak ada
pembengkakan gusi, tidak ada stomatitis

Telinga : Simetris, tak ada serumen, tak ada benjolan


Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan vena
jugularis

Dada
Paru- paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan dan kiri simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan fremitus raba kanan sama dengan

kiri
Perkusi : redup SIC II IV / Sonor
Auskultasi :terdapat bunyi ronchi basah/wheezing
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlalu jelas
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : konfiguran jantung dalam batas normal
Auskultasi :bunyi jantung S1 - S2 normal, tidak ada gallop
Payudara
Kesan umum : Baik, bersih, hiperpigmentasi areola dan payudara simetris
kanan dan kiri.
Puting susu : menonjol dan besar

Pemeriksaan Penunjang
Foto Thoraks Pre Op (AP Semierect/ Inspirasi kurang)
Klinis : Tumor PADAR OVARIUM DYSPNEU
COR
: bentuk dan letak jantung normal
Pulmo : corakan vaskuler tampak normal, tak tampak
bercak maupun nodul pada ke 2 lapangan paru
Foto Thoraks Post Op
Ujung distal endotracheal tub setinggi corpus vertebra
thoracal 3-4 (pada carina)
COR sulit dievaluasi
Curiga efusi pleura kanan, masih mungkin disertai
atelektasis lobus inferior paru kanan.

Pemeriksaan USG Abdomen

Klinis : Azotemia, Akl, CKD


Hepar : ukuran tak membesar, parenkim homogen, ekogenesitas normal, tak tampak
nodul, V porta tak melebar, V hepatika tak melebar.

Duktus biliaris : intra dan ekstrahepatal tak melebar


Vesika felea : ukuran normal, dinding tak menebal, tak tampak batu, tak tampak sludge
Pankreas : parenkim homogen, tak tampak massa maupun klarifikasi.
Ginjal kanan : bentuk dan ukuran normal, peningkatan ekogenesitas kortek sama
dengan hepar, batas kortikomeduler jelas, tak tampak penipisan korteks, tak tampak
batu, PCS tak melebar, ureter proksimal tak melebar.

Ginjal kiri : bentuk dan ukuran normal, peningkatan ekogenesitas kortek sama dengan
hepar, batas kortikomeduler jelas, tak tampak penipisan korteks, tak tampak batu, PCS
tak melebar, ureter proksimal tak melebar.

Lien : tak membesar, tak tampak massa.

Aorta : tak tampak nodul paraaorta


Lanjt....
Vesika urinaria : dinding tidak menebal, permukaan rata, tak tampak batu, tak
tampak massa.

Uterus : tak membesar


Tampak multiple lesi 150-hipoekoik (ukuran tidak bisa dievaluasi), batas tak
tegas tapi ireguler yang memenuhi kavum peritoneum.

Tampak cairan bebas intraabdomen.


Tak tampak cairan bebas
Supradiafragma kanan dan kiri
Kesan
Ukuran kedua ginjal normal dengan peningkatan ekogenesitas korteks kedua
ginjal (Brenbridge 1)- cenderung proses kronis kedua ginjal

Lesi hipoekoik nodular pada perifer hepar, kavum peritoneum dan interstitial
curiga gambaran peritoneal carcinomatosis

Hematologi ( 28 Agustus 2016)


Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai
normal

Hematologi
Hemoglobin

10,3

g/dL

12-15

Hematokrit

30,5

35-47

Eritrosit

3,45

10^6/ ul

4,4-5,9

MCH

29,8

pg

27-32

MCHC

33,9

g/dL

29-36

MCV

88,1

76-96

Leukosit

19,9

10^3/ul

3,6-11

Trombosit

178

10^3/ul

150-400

RDW

18,1

11,6-14,8

MPV

8,57

4-11

77
2.0
1,6
98
8,4

Mg/dL
g/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL

mmol
mmol
mmol

60-140
3,5-5,2
0,9-1,3
<50
2,6-6,0

136-145
3,3-5,1
98-106

KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
Sewaktu
Albumin
Creatinine
Ureum
Asam urat
ELEKTROLIT
Natrium darah
Kalium darah
Chlorida darah

134
4,6
104

Terapi yang diberikan 31 September 2016)

Ceftriaxon
2gr/24jam (IV)
Tramadol
1amp/8jam (IV)
N. Asetil Sistem 200mg/8jam (p.o)
Allopurinol
100mg/24jam (p.o)
Ca dan B3
800mg/8jam (p.o)
Nebulizer biotec=bisolvon / 12 jam

Prioritas Masalah
No Tgl/jam
1

31

Data Fokus

Masalah

Keperawatan
DS : Klien mengatakan nyeri pada bagian Nyeri berhubungan

Agustus post op abdomen.

dengan post op ca

2016

P : nyeri disebabkan oleh post op bagian ovarium

Jam

abdomen

15.00

Q : nyeri seperti hantaman benda tumpul


R : nyeri didaerah sekitar luka post op
abdomen
S : Skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
DO :

Nadi : 90 x/menit

RR : 16x/menit

TD : 130/70 mmHg

TTD

Lanjt....

31

DS : klien mengatakan sesak Ketidakefektifan

Agust napas

pola

us

DO :

berhubungan

2016

Klien terpasang oksigen 4L

dengan gangguan

jam

Nadi : 90 x/menit

pernafasan akibat

RR : 16x/menit

penekanan

TD : 130/70 mmHg

pada diafragma

Hasil

15.00

USG

abdomen

nafas

asites

yang

menunjukkan adanya asites

31

DS

Klien

mengatakan Nutrisi kurang dari

Agust makannya bubur dengan porsi kebutuhan

tubuh

us

yang sedikit

berhubungan

2016

DO :

dengan

mual,

jam

muntah

akibat

15.00

Badan terlihat lemas

makan bubur dengan porsi penekanan usus


sedikit

Intervensi
NO
DP
1
Nyeri

TUJUAN
Tujuan: dalam

berhubun waktu 3x 24 jam

INTERVENSI
a. Kaji tingkat nyeri yang
komprehensif

gan

nyeri klien

b. Monitor TTV

dengan

berkurang.

c. Monitor skala nyeri

post op

Kriteria Hasil :

d. Ajarkan tehnik relaksasi

ca

a. Skala nyeri

ovarium

nafas dalam

berkurang dari 5 e. Informasikan kepada


menjadi 3

pasien dan keluarga

b. Pasien mampu

tentang factor yang

melaporkan

menyebabkan nyeri

gejala nyeri

meningkat

terkontrol
c. Pasien mampu
mengenali factor
yang

f. Kolaborasi pemberian
obat analgetik

Lanjt .....

Ketidakefe
ktifan pola
nafas
berhubung
an dengan
gangguan
pernafasan
akibat
penekanan
asites pada
diafr

Tujuan: Dalam waktu


3x24 jam klien tidak
megalami
sesak
napas lagi.
Kriteria Hasil:
a.Klien
tidak
mengeluh
sesak
napas lagi
b.RR normal kembali
antara 20 x/mnt
c.Klien tidak terlihat
cemas dan gelisah
Nutrisi

kurang
Setelah dilakukan
dari
asuhan keperawatan
kebutuhan selama 3 x 24 jam
tubuh
diharapkan
berhubung pemenuhan
an dengan kebutuhan nutrisi
mual,
klien meningkat
muntah
dengan KH :
akibat

penekanan . tidak mual


ususagma . tidak muntah
. Nafsu makan px
meningkat

a. Kaji pola nafas seperti,


bunyi
nafas,
irama
kecepatan dan keadaan.
b. Longgarkan baju klien
c. Monitor TTV
d. Berikan posisi semi fowler
e. Kolaborasi pemberian O2
sesuai indikasi.

Tingkatkan intake makan


melalui :
. Kurangi gangguan dari luar
. Sajikan makanan dalam
kondisi hangat
. Selingi makan dengan
minum
. Berikan makan sedikit tapi
sering
. Kolaborasi dengan ahli gizi
. Banyak konsumsi putih
telur
. Pemeriksaan ulang lab

IMPLEMENTASI
Tgl/jam
Dx
31
Nyeri

Implementasi
a. Mengkaji tingkat nyeri yang

agustus berhubungan

komprehensif

2016

dengan post

18.00

op ca ovarium b. Memonitor TTV

Respon Pasien
a. Pasien mengatakan
nyeri di sekitar
abdomen
b. Nadi : 90 x/menit

RR : 16 x/menit

TD : 130/70 mmHg

Suhu : 36,6 oC

18.00

c.

18.00

d. Mengajarkan tehnik relaksasi

Memonitor skala nyeri


nafas dalam

18.00

c. skala nyeri 5
d. pasien dapat
mendemonstrasikan
teknik relaksasi napas

e. Menginformasikan kepada pasien

18.00

dalam

dan keluarga tentang factor yang e. pasien dan keluarga


f.

menyebabkan nyeri meningkat

memperhatikan

Melakukan Kolaborasi pemberian

penjelasan yang

obat analgetik

diberikan
f. Obat masuk dan tidak
ada tanda-tanda alergi

TTD

Lanjt...

31

Ketidakefekt -mengkaji pola napas

Agustus ifan pola


2016
jam

nafas

-Klien bersedia

-memonitor tanda-tanda vital

-klien bertanya

TD ; 130/70 mmHg, N ; 80

tentang hasilnya

berhubunga x/menit, RR ; 16x/menit

19.30

n dengan

-memposisikan klien semi

-klien mengatakan

gangguan

fowler

lebih nyaman dengan

19.30

pernafasan

posisi semi fowler

akibat

-klien bisa bernapas

penekanan

lebih lega

asites pada

-pola napas klien

diafragma

-memberikan oksigen 4 liter

1
septem

merasa sesak, tidak


-Mengkaji pola pernapasan

ber
2016

sudah teratur , tidak


ada bunyi ronkhi
maupun mengi

- memonitor tanda-tanda vital

-klien menanyakan

TD ; 110/80 mmHg, N ; 90

hasilnya

x/menit, RR ; 20 x/menit

14.30

-memberikan oksigen 2 liter

-klien mengatakan

Lanjt...

Nutrisi

septe kurang

a. Menganjurkan

a. Klien mencoba

mber dari

pemberian makanan

untuk

2016 kebutuha

atau nutrisi dengan

mempraktikan

15.00 n tubuh

porsi kecil tapi sering

nya

berhubun b. Menjelaskan

gan

pentingnya asupan

dengan

nutrisi yang adekuat

mual,

muntah

akibat

mengkonsumsi putih

penekana

telur

n usus

b. Klien
memahami
pentingnya

c. Menganjurkan untuk

nutrisi
c. Klien mencoba
untuk makan
putih telur
sebagai makan

d. Menyajikan makanan
dalam kondisi hangat

selingan
d. Klien
menyukai

Evaluasi
Tgl/ja
m
2
septe
mber
2016
Jam
09.00
2
Septe
mber
2016
Jam
09.10

Dx

Evaluasi

Nyeri
S : pasien mengatakan nyeri

berhubungan
disekitar abdomen
dengan post op ca O : klien mengatakan nyeri
ovarium
berkurang dari skala 5 menjadi 3
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Ketidakefektifan S: pasien mengatakan sesak napas


pola nafas
berkurang
berhubungan
O:
dengan gangguan Pasien terpasang oksigen dengan
pernafasan akibat
volume 2 liter
penekanan asites Keadaan umum : composmentis
pada diafragma
TTV
TD : 120/70 mmHg
Suhu : 36,4oC
RR : 22 kali/menit
HR : 82 kali/menit
A: masalah belum teratasi

TTD

Lanjt...

Nutrisi

S : Klien mengatakan napsu

Septe kurang dari

makan bertambah

mber kebutuhan

O : Klien makan bubur

2016

tubuh

dengan 1/4 porsi

berhubunga

A : Masalah teratasi

jam

09.20 n dengan

sebagian

mual,

P :Lanjutkan Intervensi

muntah

a. Menganjurkan pemberian

akibat

makanan atau nutrisi

penekanan

dengan porsi kecil tapi

usus

sering
b. Menganjurkan untuk
mengkonsumsi putih telur
c. Menyajikan makanan

Terima Kasih
^_^ ^_^ ^_^

You might also like