You are on page 1of 29

Gangguan tidur

M. Dwi Suprayogi
Pembimbing : Dr. Dharmawan SpKJ

pendahuluan
Tidur adalah suatu aktivitas khusus dari
otak, yang di kelola oleh mekanisme yang
rumit dan tepat.
Gangguan tidur berkepanjangan
menyebabkan perubahan pada siklus tidur
biologiknya, sehingga menurunkan daya
tahan tubuh dan prestasi kerja, mudah
tersinggung, depresi dan kurang
konsentrasi

Sebagian besar peneliti berpikir bahwa


sebenarnya tidak ada satu pusat pengendali
tidur sederhana, melainkan terdapat
sejumlah kecil sistem yang terutama
terletak di batang otak dan saling
mengaktifkan serta menghambat satu sama
lain

Pola tidur

Jenis jenis gelombang elektromagnetik otak


Gelombang Beta : Adalah gelombang otak yang
terjadi saat melakukan aktivitas mental
yang terjaga penuh. Diperlukan ketika otak
berpikir, problem solving, kegiatan sehari hari
(12 19 Hz)
Gelombang Alfa : Gelombang otak yang timbul
saat seseorang dalam kondisi relaksasi,
mulai santai, mengantuk, hipnosis dan
sugesti. Pada gelombang ini dapat dilakukan
pemrograman alam bawah sadar (8 12 Hz)

Gelombang Teta : gelombang otak yang


timbul saat tidur ringan, sangat
mengantuk, melakukan meditasi dan
ritual ritual agama. Disebut juga GOD
SPOT (4 8 Hz)
Gelombang Delta : gelombang otak dengan
amplitudo yang besar dan frekuensi rendah.
Timbul saat seseorang dalam kondisi tidur
lelap tanpa mimpi. Fase istirahat tubuh
(self repair, sintesis sel sel baru, selfcure)
(0.5 4 Hz)

Salah satu kriteria yang di gunakan adalah


siklus kleitman, yang terdiri dari aktivitas
bangun/ aktivitas harian dan siklus tidur
yang juga di kenal sebagai rest cycle
Terdiri dari :
REM : gelombang EEG berfrekuensi tinggi
bervoltase rendah
NREM : gelombang EEG berfrekuensi rendah
bervoltase tinggi.

Tahap 1 : Fase awal tidur. Mata tertutup,


tonus otot menurun, gerakan bola mata
minimal. Mudah dibangunkan . Berlangsung
3 5. Dominansi Gel. Alfa dan beta. (5%
durasi tidur)
Tahap 2 : Tidur lebih dalam dari tahap 1.
tonus otot menurun, gerakan bola mata (-),
dominansi gelombang teta (50%). Sleep
Spindle (+), Kcomplex (+). (50% durasi
tidur)

Tahap 3: Tidur lebih dalam lagi. Tonus otot


meningkat. Gerak bola mata (-). Dominansi
gelombang otak delta (20 50%). Sleep
spindle (+).(10 20% durasi tidur)
Tahap 4: Tidur paling dalam. Sulit
dibangunkan. Dominansi gelombang delta
(>50%).
REM : Tonus otot postural menurun, gerakan
bola mata meningkat. TTV meningkat, kadang
melebihi waktu terjaga. Tempat terjadinya
mimpi yang abstrak dan aneh

Tahap Tidur Normal Orang


Dewasa
NREM
TAHAP 1

NREM
TAHAP 2

NREM
TAHAP 3

NREM
TAHAP 4

REM

Pola tidur ini berubah selama rentang hidup


seseorang
Neonatus menunjukkan REM 50%, dan
pola EEG bergerak dari keadaan siaga
langsung ke keadaan REM tanpa melalui
tahap 1 sampai 4
Semakin bertambah usia, semakin
berkurang waktu REM
Dewasa : 75 % NREM + 25 % REM

GANGGUAN TIDUR

International Clasification of
Sleep Disorder

A. DISSOMNIA
Keadaan dimana seseorang mengalami
kesulitan untuk jatuh tidur (falling asleep),
mengalami gangguan selama tidur
(Difficulty in staying asleep), bangun terlalu
dini atau kombinasi diantaranya
Meliputi : Insomnia, hipersomnia;
gangguan tidur berhubungan dengan
pernapasan; gangguan tidur irama
sirkadian

1. INSOMNIA
Insomnia primer : Tidur yang bersifat tidak
menyegarkan atau kesulitan memulai atau
mempertahankan tidur, dan keluhan ini
terus berlangsung minimal 1 bulan, tanpa
adanya gangguan fisik atau psikologis
Insomnia sekunder : suatu keadaan yang
disebabkan oleh nyeri, kecemasan obat,
depresi, atau stress yang hebat

Insomnia dapat dialami dengan berbagai


cara
- sulit untuk tidur
- tidak masalah untuk tidur namun
mengalami kesulitan untuk tetap tidur
- bangun terlalu awal
Gejala yang dialami waktu siang hari adalah
mengantuk, resah, sulit berkonsentrasi, sulit
mengingat, gampang tersinggung

2. HIPERSOMNIA PRIMER
Tidur yang berlebihan atau terjadi serangan
tidur ataupun perlambatan waktu bangun
Hipersomnia dapat merupakan akibat dari
penyakit mental organis, penyakit organik,
idiopatik

3. NARKOPLESI
Narkolepsi terdiri atas rasa mengantuk yang
berlebihan di siang hari serta manifestasi
abnormal tidur REM yang terjadi setiap hari
selama minimal 3 bulan.
Serangan terjadi 2-3 x/hari, selama 10 20
menit

4. GANGGUAN TIDUR TERKAIT PERNAPASAN


Gangguan tidur yang terkait dengan
pernapasan, ditandai dengan tidur yang
menyebabkan rasa mengantuk berlebihan,
atau insomnia yang disebabkan gangguan
pernapasan terkait tidur
Gangguan pernapasan yang dapat terjadi saat
tidur diantaranya apneu, hipopneu, dan
desaturasi oksigen
Terdiri dari : sindrom apneu tidur obstruktif,
hipoventilasi alveolar pusat.

5. GANGGUAN TIDUR IRAMA SIRKADIAN


Sementara (acute work shift, jet lag)
Menetap (Shift worker)
Tipe :
a. Tiper fase tidur terlambat
b. Tipe jet lag
c. Tiper pergeseran kerja
d. Tipe fase terlalu cepat tidur
e. Tipe bangun tidur beraturan
f.
Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam

B. PARASOMNIA
Merupakan fenomena yang tidak diinginkan
atau yang tidak biasa yang terjadi tiba
tiba saat tidur atau terjadi pada ambang
antara bangun dan tidur. Biasanya terjadi
pada tahap 3 dan 4
3 faktor utama presipitasi terjadai
parasomnia :
a. Peminum alkohol
b. Kurang tidur
c. Stress psikososial

Parasomnia terdiri dari mimpi buruk,


teror tidur, dan tidur berjalan
Yang termasuk parasomnia lainnya adalah

Somniloquy (Berbicara sambil tidur)


Gg. Perilaku tidur REM
Brukisme terkait tidur
Jactatio capitis nocturna
Paralisis Tidur
Gangguan tidur akibat gangguan jiwa lain

1. Somnambulism (Tidur sambil berjalan)


Episod berulang bangkit dari tempat tidur
saat tidur, dan berjalan berkeliling terjadi
selama sepertiga malam selama tidur NREM
( 3 4)
Dalam beberapa menit setelah terjaga dari
episod tidur berjalan, tidak terdapat
gangguan aktivitas mental atau perilaku

2. NIGHTMARE (Gg. Mimpi Buruk)


Adalah mimpi yang lama dan menakutkan
yang membuat orang terbangun dengan
merasa ketakutan.
Hampir selalu terjadi selama tidur REM,
biasanya setelah periode REM yang panjang
di akhir malam

3. NIGHT TERROR (Gg. Teror Tidur)


Adalah terbangun pada sepertiga malam
selama tidur NREM dalam tahap 3 4.
gangguan ini hampir selalu diawali dengan
jeritan atau tangisan pilu disertai manifestasi
perilaku ansietas hebat yang hampir
mendekati panik.
Khas : pasien bangun dari tempat tidur
dengan ekspresi ketakutan, berteriak keras,
dan kadang kadang bangun secepatnya
dengan perasaan terteror yang intens.

PENATALAKSANAAN

Tujuan terapi adalah untuk mengurangi


morbiditas dan meningkatkan kualias hidup
bagi pasien dan keluarga

Pendekatan Non-Farmakologi
Pendekatan hubungan antara pasien dan
dokter
Konseling dan Psikoterapi
Tindakan Higiene tidur
Terapi pegontrolan stimulus
Sleep Restriction Therapy
Terapi relaksasi dan biofeedback
1.

2. Pendekatan Farmakologis
Dalam mengobati gejala gangguan tidur,
selain dilakukan pengbatan ecara kausal juga
dapat diberikan obat golongan sedatif hipnotik
ES. Dapat menimbulkan supresi SSP pada saat
tidur.
Pemilihan obat menurut sifat Gg. tidur
Initial Insomnia
Delayed Insomnia
Broken Insomnia

Terima kasih

You might also like