Professional Documents
Culture Documents
Identitas
Nama : Nn. RM
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jatirasa Barat 01/01 Karang Pawitan, Karawang Barat.
Status Perkawinan : Belum Kawin
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Anamnesis
Diambil dari : Autoanamnesis
Tanggal : 19 Desember 2016
Pukul : 16.00
KELUHAN UTAMA
Telinga kanan berdengung sejak 3 hari yang lalu
KELUHAN TAMBAHAN
Telinga berbunyi gemuruh di telinga kanan saat mendengar suara
keras dan terasa tersumbat (bindeng). Terdapat riwayat demam
satu minggu yang lalu. Adanya riwayat pilek, bersin disangkal.
RIWAYAT KEBIASAAN
Sehari-hari pasien tidak terpapar di lingkungan bising.
Pasien memiliki riwayat menggunakan headset dengan
volume keras selama kurang lebih dua jam per hari.
Pasien tidak memiliki riwayat merokok maupun
meminum alkohol.
Pemeriksaan Fisik
KEPALA
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : normal
Kesadaran
:
komposmentis
Bentuk pupil
Isokor
Mata
Pupil:
Konjungtiva: Tidak
anemis
Isokor
Sklera : Tidak ikterik
Reflek cahaya
Pergerakan bola
mata
Lapang pandang
Normal
normal
Normal
normal
Ketajaman
penglihatan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Status THT
Aurikular
SinistraDekstra
Inspeksi
Bentuk :
Besar :
Fistel :
Sikatrik :
normotia normotia
normal normal
tidak ada tidak ada
tidak ada tidak ada
Palpasi
Benjolan : tidak ada
Preaurikular
Dekstra
Sinistra
Inspeksi
Fistel : tidak ada tidak ada
Sikatriks : tidak ada tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan tragus : tidak ada tidak ada
Benjolan : tidak ada tidak ada
Perkusi
Nyeri ketok : tidak ada tidak ada
Retroaurikuler
Dekstra
Sinistra
Inspeksi
Kulit
Fistel
Sikatriks
Abses
Massa
: tidak ada
tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan : tidak ada tidak ada
Benjolan : tidak ada tidak ada
Perkusi
Nyeri ketok mastoid :
tidak ada
tidak ada
Membran Timpani
dextra sinistra
Refleks cahaya : - +
Perforasi
: - Kolesteatoma : - Granulasi : - Hiperemis: - Lain-lain : Terdapat kesuraman (bayangan sekret) yang
terlihat pada membran timpani telinga kanan.
TES PENDENGARAN
Tes Penala
Tes Rinne
: negatif pada telinga kanan
Tes Weber : lateralisasi ke arah telinga kanan (telinga
yang
sakit)
Tes Schwabach : memanjang
HIDUNG
Dekstra Sinistra
Hidung luar
Inspeksi
Bentuk : simetris simetris
Deformitas: tidak ada tidak ada
Oedem : tidak ada tidak ada
Massa : tidak ada tidak ada
Perdarahan : tidak ada tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan : tidak ada tidak ada
Krepitasi : tidak ada tidak ada
Rhinoskopi Anterior
Dekstra sinistra
Mukosa : normal normal
Septum Nasi: tidak ada deviasi tidak ada deviasi
Konka Inferior
: hipertrofi
hipertrofi
Sekret : Pasase Udara : baik baik
Massa : tidak ada tidak ada
Perdarahan : tidak ada tidak ada
Krusta : tidak ada tidak ada
Rhinoskopi Posterior
Koana
:
Adenoid
:
Orifficium Tuba
: Tidak dilakukan
Torus Tubarius
:
Fossa Rusenmuller
:
TRANSILUMINASI (Tidak dilakukan)
Sinus Frontalis Sinus Frontalis
Sinus Maksillaris
Sinus Maksillaris
Resume
Pasien perempuan berusia 20 tahun datang ke poliklinik THT
dengan keluhan telinga kanan berdenging sejak 3 hari yang
lalu. Telinga berbunyi gemuruh di telinga kanan saat
mendengar suara keras. Pasien mengaku telinga kanan
terasa seperti tersumbat. Terdapat riwayat demam satu
minggu yang lalu.
Pasien pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Tidak ada
riwayat trauma kepala, atau dalam masa pengobatan. Pasien
juga tidak ada riwayat menggunakan obat tetes telinga.
Pasien tidak memiliki riwayat asma sejak kecil atau riwayat
alergi.
Pemeriksaan Penunjang
Tes darah rutin
Hitung sel darah tepi
Audiometri nada murni
Tes IgE spesifik
Tes cukit kulit
Tidak dilakukan
Diagnosis
DIAGNOSIS AKHIR
Otitis Media Akut stadium Oklusi
Diagnosis Banding
Otitis Media Akut stadium Hiperemis
Otitis Media Akut stadium Supuratif
Otitis Media Akut stadium Perforasi
Penatalaksanaan
HCL efedrin 0,5% (nasal spray)
Pseudoepherine 120 mg tab 2x1
Metilprednisolone 4 mg 2x1
Amoxicillin clavulanat 3x625 mg selama 7 hari (90
mg/kg/hari untuk amoksisilin, 6,4 mg/kg/hari klavulanat
Tinjauan Pustaka
Otitis media adalah suatu peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah. Otitis media akut
didefinisikan bila proses peradangan pada telinga
tengah yang terjadi secara cepat dan singkat (dalam
waktu kurang dari 3 minggu) yang disertai dengan
gejala lokal dan sistemik.
Anatomi
Membran timpani merupakan struktur trilaminar.
Permukaan lateralnya dibentuk oleh epitel skuamosa,
lapisan medial merupakan kelanjutan dari epitel mukosa
dari telinga tengah.
Sumbatan pada tuba
Eustachius merupakan faktor
utama penyebab OMA.
Fungsi drainase, proteksi dan
ventilasi terganggu.
Etiologi
Bakteri yang paling sering ditemukan pada OMA adalah
Streptococcus pneumaniae, diikuti oleh Haemophilus
influenza, Streptococcus grup A, dan Staphylococcus
aureus.
Selain itu bisa disebabkan virus parainfluenza (tipe 1,2,
dan 3), influenza A dan B, rinovirus, adenovirus,
enterovirus, dan koronavirus.
Patofisiologi
Sumbatan pada tuba Eustachius
merupakan faktor utama
penyebab terjadinya OMA.
Klasifikasi
Stadium
Stadium
Stadium
Stadium
Stadium
oklusi
hiperemis
supurasi eksudat purulen dan bulging
perforasi
Resolusi
Diagnosis
Penyakitnya muncul mendadak (akut);
Ditemukannya tanda efusi di telinga tengah. Efusi
dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda
berikut: menggembungnya gendang telinga, terbatas /
tidak adanya gerakan gendang telinga, adanya
bayangan cairan di belakang gendang telinga, cairan
yang keluar dari telinga
Adanya tanda / gejala peradangan telinga tengah, yang
dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda
berikut: kemerahan pada gendang telinga, nyeri telinga
yang mengganggu.
Penatalaksanaan
1. Stadium Oklusi : diberikan obat tetes hidung HCL
efedrin 0,5%, dan pemberian antibiotik.
2. Stadium Hiperemis : analgetika, antibiotika (biasanya
golongan ampicillin atau penisilin) dan obat tetes
hidung.
3. Stadium Supurasi : diberikan antibiotika dan obatobat simptomatik. Dapat juga dilakukan miringotomi
bila membran timpani menonjol dan masih utuh untuk
mencegah perforasi.
4. Stadium Perforasi : Diberikan H2O2 3% selama 3-5
hari dan diberikan antibiotika yang adekuat.
Kesimpulan
Penatalaksanaan OMA meliputi observasi, terapi
simtomatis, antibiotik, timpanosintesis, dan
miringotomi. Terapi simtomatis terutama untuk
penanganan nyeri telinga.
Timpanosintesis direkomendasi kan pada anak bila
tanda dan gejala OMA menetap setelah 2 paket terapi
antibiotik.