You are on page 1of 32

CASE Otitis Media

Akut stadium oklusi


Kiki Puspitasari
112016077

Identitas
Nama : Nn. RM
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jatirasa Barat 01/01 Karang Pawitan, Karawang Barat.
Status Perkawinan : Belum Kawin
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam

Anamnesis
Diambil dari : Autoanamnesis
Tanggal : 19 Desember 2016
Pukul : 16.00
KELUHAN UTAMA
Telinga kanan berdengung sejak 3 hari yang lalu
KELUHAN TAMBAHAN
Telinga berbunyi gemuruh di telinga kanan saat mendengar suara
keras dan terasa tersumbat (bindeng). Terdapat riwayat demam
satu minggu yang lalu. Adanya riwayat pilek, bersin disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke poliklinik THT dengan keluhan telinga
kanan berdengung sejak 3 hari yang lalu. Pasien
mengaku telinga kanan terasa seperti tersumbat.
Tidak ada sekret yang keluar dari telinga, tidak ada
nyeri telinga, tidak ada nyeri tekan mastoid, dan tidak
mengalami penurunan pendengaran.
Tidak ada keluhan bersin dan batuk. Riwayat nyeri
menelan dan sulit menelan disangkal. Pasien tidak
merasakan adanya cairan yang keluar dari dinding
belakang tenggorokan.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien pertama kali mengalami keluhan seperti ini.
Tidak ada riwayat trauma kepala, atau dalam masa
pengobatan. Pasien juga tidak ada riwayat
menggunakan obat tetes telinga.
Pasien tidak memiliki riwayat asma sejak kecil atau
riwayat alergi. Sehari-hari pasien tidak terpapar di
lingkungan bising. Pasien tidak memiliki riwayat
hipertensi, penyakit jantung, maupun diabetes melitus.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Keluarga pasien tidak memiliki keluhan yang sama.
Keluarga pasien tidak ada yang menderita alergi atau
asma.
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien tidak dalam masa pengobatan.
RIWAYAT ALERGI
Pasien tidak ada riwayat alergi

RIWAYAT KEBIASAAN
Sehari-hari pasien tidak terpapar di lingkungan bising.
Pasien memiliki riwayat menggunakan headset dengan
volume keras selama kurang lebih dua jam per hari.
Pasien tidak memiliki riwayat merokok maupun
meminum alkohol.

Pemeriksaan Fisik

KEPALA

STATUS GENERALIS
Keadaan umum : normal
Kesadaran
:
komposmentis
Bentuk pupil
Isokor

Mata
Pupil:
Konjungtiva: Tidak
anemis
Isokor
Sklera : Tidak ikterik

Reflek cahaya

Pergerakan bola
mata
Lapang pandang

Normal

normal

Normal

normal

Ketajaman
penglihatan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Status THT
Aurikular
SinistraDekstra
Inspeksi
Bentuk :
Besar :
Fistel :
Sikatrik :

normotia normotia
normal normal
tidak ada tidak ada
tidak ada tidak ada

Palpasi
Benjolan : tidak ada

Preaurikular
Dekstra

Sinistra

Inspeksi
Fistel : tidak ada tidak ada
Sikatriks : tidak ada tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan tragus : tidak ada tidak ada
Benjolan : tidak ada tidak ada
Perkusi
Nyeri ketok : tidak ada tidak ada

Retroaurikuler
Dekstra

Sinistra

Inspeksi
Kulit

: tidak adatidak ada

Fistel

: tidak adatidak ada

Sikatriks

: tidak adatidak ada

Abses

: tidak adatidak ada

Massa

: tidak ada

tidak ada

Palpasi
Nyeri tekan : tidak ada tidak ada
Benjolan : tidak ada tidak ada

Perkusi
Nyeri ketok mastoid :
tidak ada

tidak ada

Canalis Acusticus Eksternus


Dekstra Sinistra
Inspeksi lapang lapang
Kulit : tenang tenang
Serumen : sedikit sedikit
Sekret : tidak ada tidak ada
Granulasi : tidak ada tidak ada
Mukosa: tenang tenang
Oedem : tidak ada tidak ada
Benda asing : tidak ada tidak ada

Membran Timpani
dextra sinistra
Refleks cahaya : - +
Perforasi
: - Kolesteatoma : - Granulasi : - Hiperemis: - Lain-lain : Terdapat kesuraman (bayangan sekret) yang
terlihat pada membran timpani telinga kanan.

TES PENDENGARAN
Tes Penala
Tes Rinne
: negatif pada telinga kanan
Tes Weber : lateralisasi ke arah telinga kanan (telinga
yang
sakit)
Tes Schwabach : memanjang

HIDUNG
Dekstra Sinistra
Hidung luar
Inspeksi
Bentuk : simetris simetris
Deformitas: tidak ada tidak ada
Oedem : tidak ada tidak ada
Massa : tidak ada tidak ada
Perdarahan : tidak ada tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan : tidak ada tidak ada
Krepitasi : tidak ada tidak ada

Rhinoskopi Anterior
Dekstra sinistra
Mukosa : normal normal
Septum Nasi: tidak ada deviasi tidak ada deviasi
Konka Inferior
: hipertrofi
hipertrofi
Sekret : Pasase Udara : baik baik
Massa : tidak ada tidak ada
Perdarahan : tidak ada tidak ada
Krusta : tidak ada tidak ada

Rhinoskopi Posterior
Koana
:
Adenoid
:
Orifficium Tuba
: Tidak dilakukan
Torus Tubarius
:
Fossa Rusenmuller
:
TRANSILUMINASI (Tidak dilakukan)
Sinus Frontalis Sinus Frontalis
Sinus Maksillaris

Sinus Maksillaris

Resume
Pasien perempuan berusia 20 tahun datang ke poliklinik THT
dengan keluhan telinga kanan berdenging sejak 3 hari yang
lalu. Telinga berbunyi gemuruh di telinga kanan saat
mendengar suara keras. Pasien mengaku telinga kanan
terasa seperti tersumbat. Terdapat riwayat demam satu
minggu yang lalu.
Pasien pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Tidak ada
riwayat trauma kepala, atau dalam masa pengobatan. Pasien
juga tidak ada riwayat menggunakan obat tetes telinga.
Pasien tidak memiliki riwayat asma sejak kecil atau riwayat
alergi.

Sehari-hari pasien tidak terpapar di lingkungan bising.


Pasien memiliki riwayat menggunakan headset dengan
volume keras selama kurang lebih dua jam per hari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan normotermi 36,8 oC.
Pada pemeriksaan telinga didapatkan kesuraman pada
membran timpani telinga kanan. Refleks cahaya pada
telinga kanan negatif. Pada pemeriksaan hidung
didapatkan konka inferior hipertrofi, tidak ditemukan
sekret, mukosa ditemukan edema. Hasil pemeriksaan
garpu tala menunjukkan hasil tuli konduktif pada telinga
kanan.

Pemeriksaan Penunjang
Tes darah rutin
Hitung sel darah tepi
Audiometri nada murni
Tes IgE spesifik
Tes cukit kulit

Tidak dilakukan

Diagnosis
DIAGNOSIS AKHIR
Otitis Media Akut stadium Oklusi
Diagnosis Banding
Otitis Media Akut stadium Hiperemis
Otitis Media Akut stadium Supuratif
Otitis Media Akut stadium Perforasi

Penatalaksanaan
HCL efedrin 0,5% (nasal spray)
Pseudoepherine 120 mg tab 2x1
Metilprednisolone 4 mg 2x1
Amoxicillin clavulanat 3x625 mg selama 7 hari (90
mg/kg/hari untuk amoksisilin, 6,4 mg/kg/hari klavulanat

Tinjauan Pustaka
Otitis media adalah suatu peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah. Otitis media akut
didefinisikan bila proses peradangan pada telinga
tengah yang terjadi secara cepat dan singkat (dalam
waktu kurang dari 3 minggu) yang disertai dengan
gejala lokal dan sistemik.

Anatomi
Membran timpani merupakan struktur trilaminar.
Permukaan lateralnya dibentuk oleh epitel skuamosa,
lapisan medial merupakan kelanjutan dari epitel mukosa
dari telinga tengah.
Sumbatan pada tuba
Eustachius merupakan faktor
utama penyebab OMA.
Fungsi drainase, proteksi dan
ventilasi terganggu.

Etiologi
Bakteri yang paling sering ditemukan pada OMA adalah
Streptococcus pneumaniae, diikuti oleh Haemophilus
influenza, Streptococcus grup A, dan Staphylococcus
aureus.
Selain itu bisa disebabkan virus parainfluenza (tipe 1,2,
dan 3), influenza A dan B, rinovirus, adenovirus,
enterovirus, dan koronavirus.

Patofisiologi
Sumbatan pada tuba Eustachius
merupakan faktor utama
penyebab terjadinya OMA.

Klasifikasi
Stadium
Stadium
Stadium
Stadium
Stadium

oklusi
hiperemis
supurasi eksudat purulen dan bulging
perforasi
Resolusi

Diagnosis
Penyakitnya muncul mendadak (akut);
Ditemukannya tanda efusi di telinga tengah. Efusi
dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda
berikut: menggembungnya gendang telinga, terbatas /
tidak adanya gerakan gendang telinga, adanya
bayangan cairan di belakang gendang telinga, cairan
yang keluar dari telinga
Adanya tanda / gejala peradangan telinga tengah, yang
dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda
berikut: kemerahan pada gendang telinga, nyeri telinga
yang mengganggu.

Penatalaksanaan
1. Stadium Oklusi : diberikan obat tetes hidung HCL
efedrin 0,5%, dan pemberian antibiotik.
2. Stadium Hiperemis : analgetika, antibiotika (biasanya
golongan ampicillin atau penisilin) dan obat tetes
hidung.
3. Stadium Supurasi : diberikan antibiotika dan obatobat simptomatik. Dapat juga dilakukan miringotomi
bila membran timpani menonjol dan masih utuh untuk
mencegah perforasi.
4. Stadium Perforasi : Diberikan H2O2 3% selama 3-5
hari dan diberikan antibiotika yang adekuat.

Timpanosintesis adalah pengambilan cairan dari telinga


tengah dengan menggunakan jarum untuk pemeriksaan
mikrobiologi. Risiko dari prosedur ini adalah perforasi
kronik membran timpani, dislokasi tulang-tulang
pendengaran, dan tuli sensorineural traumatik, laserasi
nervus fasialis atau korda timpani.

Kesimpulan
Penatalaksanaan OMA meliputi observasi, terapi
simtomatis, antibiotik, timpanosintesis, dan
miringotomi. Terapi simtomatis terutama untuk
penanganan nyeri telinga.
Timpanosintesis direkomendasi kan pada anak bila
tanda dan gejala OMA menetap setelah 2 paket terapi
antibiotik.

You might also like