You are on page 1of 23

PROTOZOA

Kanti Ratnaningrum

Protozoa

Rhizopoda (amoeba)
Ciliphora (ciliata)
Mastigophora (flagelata)
Sporozoa

Sporozoa
Cocodia
Isospora
Isospora belli
Isospora hominis

Toxoplasma
Hemaosporidia
Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium

falciparum
malariae
vivax
ovale

New emerging diseases


Crystosporidium parvum
Blastocystis hominis
Pneumocystis carinii

Plasmodium

Stadium
Stadium sporogoni
Stadium pre eritrosit/ pre
eksoeritrosit/ liver/ schizogony
Stadium eritrositik

Daur hidup Plasmdium sp.

Sporozoites Plasmodium
Ukuran 10-15 m
Letak nukleus di
tengah
highly elongated
shapes
Bentuk invasif
Plasmodium

Transmisi plasmodium
Nyamuk menginfeksi manusia
melalui proboscis
Dalam proboscis mengandung saliva
sporozoid pada glandula saliva
masuk ke tubuh hospes (dalam
darah/limfe)

Stadium liver
Plasmodium melakukan perkembangbiakan pada liver
Plasmodium hidup dalam sel parenkim liver
(hepatosit)
Mekanisme sporozoid mencapai hepatosit belum
diketahui secara pasti
Sel kupffer diduga sebagai sel yang
bertanggungjawab sehingga sporozoid mencapai
hepatosit
Mekanisme sporozoid menginfeksi hepatosit melalui
interaksi antara:
Parasite surface proteins
Hepatosite surface molecule

Invasi ke sel darah merah


(RBC)
Merozoid lepas dari schizont
hepatic ke RBC melalui tahap:
Attachment/penempelan
pada reseptor spesifik di
permukaan RBC
Re-orientasi apex merozoid
ke RBC
Membentuk tigh junction
pada RBC melalui ropthtries
secreted enzymes
Invaginasi pada RBC
Perkembangan pada
membran bound menjadi
pharasitophorous vacuole

Plasmodium falciparum
Ditemukan dalam sediaan darah tepi:
Tropozoid muda
Gametosit

Angka parasit yang ditemukan tidak berkolerasi dengan


parasitemia
indikasi rawat inap (malaria berat), jika ditemukan:
Tropozoid tua
Schizont

Paling besar kemungkinan menjadi malaria serebral


Menyebabkan penyumbatan darah pada otak (obstruksi
mikrosirkulasi) saat malaria serebral melalui proses:
Squestrasi
Rosetting
cytoadherense

Rosetting
proses perlekatan plasmodium red
blood cells (PRBC) dengan satu atau
lebih eritrosit non parasit.
Ikatan tersebut melibatkan lebih dari
10 eritrosit (PRBC dan non-PRBC),
maka
Bentuknya jadi seperti bunga
(rosette).

Cytoadherense
melekatnya eritrosit yang terinfeksi
plasmodium (PRBC) matang ke
permukaan endotel pembuluh darah.
Mekanisme ini hanya terjadi di
pembuluh darah kapiler dan venula

Sequestration
Mekanisme sitoadherens di
pembuluh kapiler dan post kapiler
akan menyebabkan PRBC
terperangkap di dalam organ-organ
vital dan RES, terutama limpa.
Peristiwa ini dapat menjelaskan
adanya ke tidak sesuaian antara
derajat parasitemia di darah perifer
dengan jumlah total parasit di dalam
tubuh dan berat ringannya gejala

Plasmodium falciparum
( tropozoit muda)
Bentuk cincin tipis/kecil
0,1-0,3x eritrosit
Sitoplasma tampak halus
kadang seperti cincin/
koma/ seperti burung
terbang dipinggir eritrosit
(accole)/ tonjolan
dipermukaan eritrosit
(knop)
Kadang terdapat 2 inti
pada infeksi ganda
(bentuk double dot,
Multipel infeksi

Plasmodium falciparum
( tropozoit tua)
Bentuk amoeboid
Bintik maurer
dalam eritrosit
(maurer cleft)
Hemozoin/ pigmen
malaria mulai
tampak
Inti 1 atau 2
Plasma
mengelilingi
vakuola

Plasmodium falciparum
( schizont muda)
Parasit mengisi
separuh eritrosit
Bentuk membulat
Inti sudah membelah
tapi belum diikuti oleh
sitoplasmanya
Pigmen malarial mulai
tampak diantara inti
Bintik maurer
menghilang

Plasmodium falciparum
(schizont tua)
Sitoplasma tidak
mengisi seluruh eritrosit
Kira-kira bagian
Inti sudah membelah
15-32 buah
Pembelahan inti diikuti
pembelahan sitoplasma
membentuk merozoit
Pigmen malaria
menggumpal dibagian
tengah

Plasmodium falciparum
( makrogametosit)
Bentuk langsing
seperti pisang
Plasma warna biru
Inti kecil padat
ditengah
Pigmen malaria
tersebar disekitar
inti
Ujung relatif lancip

Plasmodium falciparum
( mikrogametosit)
Bentuk lebih gemuk
seperti ginjal
Plasma warna
merah muda
Inti lebih besar,
tersebar, pucat
Pigmen malaria
tersebar diantara
inti
Ujung relatif tumpul

You might also like