Professional Documents
Culture Documents
pada
pasien stroke
Definisi Stroke
Sindrom klinis yang timbulnya
mendadak
progresif
cepat,
berupa defisit neurologi fokal
atau global yang berlangsung 24
jam atau lebih yang disebabkan
oleh gangguan peredaran darah
ke otak.
Patologi Stroke
Iskemia
(80 %)
Trombhosis
Emboli
Hipoperfusi
Pecah
pembuluh darah
Intraserebral
Subarakhnoid
Deteksi Dini
Face
(wajah)
Arms (tangan)
Speech (bicara)
Time (waktu)
Komplikasi
Stress
Ulcer
Pneumonia
DVT (Deep Vena Trombosis)
Decubitus
Infeksi saluran kemih
Sepsis
Spastisitas
Stress Ulcer
Kelainan mukosa akut yang disebabkan
oleh berbagai keadaan patologik atau
stresor.
Terjadi
karena
ketidakseimbangan faktor agresif dan
faktor defensif.
Deteksi dini: nyeri ulu hati, mual,
muntah, anoreksia, kembung, sendawa,
cepat kenyang atau rasa penuh.
Pem. Fisik: nyeri tekan ulu hati dan
epigastrium. Pada NGT terdapat cairan
lambung hitam kecoklatan.
Penatalaksanaan
Terapi
antasida
/
sitoprotektor
/
penghambat reseptor H2
Hindari obat2 / makan dan minum yang
iritatif(NSAID,
kortikosteroid,
as.
Mefenamat, antalgin, rokok, jamu dll)
Bilas lambung / 6 jam
Pemeriksaan penunjang
Lab: Hb, Ht, leukosit, trombosit
Tinja: darah samar
Radiologi: rongten barium meal / OMD
Endoscopy
Pneumonia
Kondisi inflamasi pada paru yang
terdapat
konsolidasi
dan
terjadi
pengisian rongga alveoli oleh eksudat
yang disebabkan oleh virus, bakteri,
jamur dan benda2 asing.
Faktor resiko: hygiene mulut dan gigi,
tirah
baring
lama,
penurunan
kesadaran, parese berat.
Gejala khasnya meliputi batuk, nyeri
dada, demam dan kesulitan bernapas.
Pem. penunjang
Pemindaian ultrasound tipe
doppler untuk menentukan posisi
trombus.
Penatalaksanaan
pakai stocking kompresi
Pemberian obat
antikoagulan(heparin dan
warfarin)
Latihan fisik regular (berjalan)
Decubitus
Mati jaringan karena jaringan darah
pada suatu bagian kulit dirintangi
oleh tekanan terus menerus sebagai
akibat dari duduk yang terlalu lama,
kondisi koma atau imobilitas.
Deteksi dini: kemerahan, perubahan
konsistensi jaringan (lebih keras
atau lunak), perubahan temperatur
kulit (lebih dingin atau lunak)
Penatalaksanaan
Mengurangi
/
menghindari
tekanan yang berlebihan dengan
cara perubahan posisi tiap 2 jam
di tempat tidur.
Pemeriksaan dan perawatan kulit
Kasur anti decubitus
Nutrisi adekuat
Fisioterapi
Debridement: jar. nekrosis, skin
graft jika diperlukan
Sepsis
Istilah
Penatalaksanaan
Support terapi: perbaikan organ
ginjal, hati dan paru
Perbaiki
respirasi bila infeksi
respirasi
Konsultasi bedah : infeksi intra
abdominal (abses dll)
Diet makan & cairan optimal
(NGT)
Balance cairan & elektrolit
Aktivitas: bed rest total & ICU
Anti mikroba: jenis kuman, kultur
Spastisitas
Kekakuan
abnormal
atau
kontraksi tidak sengaja dari otototot tubuh yang bergantung pada
kecepatan
gerakan.
Dapat
menyebabkan
dislokasi,
kontraktur,
dan
skoliosis.
Kebanyakan
3
bulan
pasca
stroke.
Penatalaksanaan:
terapi fisik,
terapi okupasi, biofeedback, kursi
roda, obat-obatan.
Gangguan Kesadaran
Kesadaran
secara
sederhana
dapat dikatakan sebagai keadaan
dimana
seseorang
mengenal
atau mengetahui tentang diri
maupun lingkungannya.
Koma
adalah suatu keadaan
tidak sadar total terhadap diri
sendiri dan lingkungan meskipun
distimulasi verbal maupun nyeri.
Etiologi
Lesi
infra tentorial
Lesi supra tentorial
Gangguan metabolik
Neoplasma
Trauma
kesadaran
Pola pernapasan
Ukuran dan reaksi pupil
Asuhan keperawatan
Pengkajian
primer:
Pengkajian
sekunder:
Pengkajian
sistematik:
Airway
Breathing
Sirkulasi
Riwayat penyakit
seperti
stroke, infeksi
tumor, tumor otak.
Pemeriksaan
fungsional seperti
aktivitas, istirahat,
sirkulasi, eliminasi,
nutrisi dan cairan.
Keadaan umum
Sistem integumen
Sistem respirasi
Sistem neurologi
Sistem genitalia
Sistem
muskuloskletal
Status mental
Respon proteksi
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
Resiko
obstruksi
jalan napas b/d
hilangnya
reflek
menelan,
reflek
batuk
atau
penurunan
kesadaran.
Bersihan jalan
napas
tidak efektif b/d
aspirasi
yang ditandai
dengan
penumpukan
sekret
Tujuan
Intervensi
Monitor tanda
obstruksi
Bersihkan jalan napas
Inhalasi sesuai
program
Hidrasi yang cukup
Fisioterapi dada
Suction secara benar
Jalan napas bersih: Auskultasi bunyi napas
Tidak ada stridor
Tinggikan posisi
Secret mudah
tempat tidur
Observasi jumlah &
keluar
Jalan napas bersih karakter secret
Suction secara regular
Oksigen sesuai indikasi
Jalan napas tetap
paten:
Suara napas
normal
Tidak mengorok
Ekspansi paru
normal
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
Gangguan perfusi
jaringan serebral
b/d suplai oksigen
ke otak menurun
Resiko perubahan
membran mukosa
b/d status puasa,
ketidakmampuan
menelan
Resiko gangguan
integritas kulit b/d
immobilisasi dan
kehilangan reflek
proteksi
Tujuan
Mempertahankan
perfusi serebral:
TIK < 15 mmHg
Tidak gelisah
Respon pupil baik
Tanda-tanda vital
stabil
Dapat
mempertahankan
mukosa dengan
baik, membran
mukosa tidak
kering
Tidak terjadi
gangguan
integritas kulit:
Kulit tetap utuh
Tidak ada lecet &
iritasi
Intervensi
Tinggikan kepala
tempat tidur 15-30
derajat
Pertahankan posisi
netral
Status neurologi
teratur
Observasi
reflek pupil
Inspeksi mukosa
setiap
hari
Berikan terapi sesuai
program
Lakukan perawatan
mulut
Hindari zat beralkohol
Menyikat gigi dengan
Lakukan perawatan
halus
kulit
Hindari penekanan
yang lama
Lakukan massage
Lakukan perawatan
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Gangguan
pemenuhan nutrisi
b/d
penurunan
kesadaran
Keadaan nutrisi
pasien adekuat:
BB stabil
Konsumsi kalori
cukup
Nilai albumin
darah normal
Tidak mengalami
trauma selama
perawatan
Intervensi
Kaji kebutuhan nutrisi
Beri intake kalori
seimbang
Pasang NGT untuk
nutrisi optimal
Catat intake & output
dengan akurat
Catat jika ada
dehidrasi/edema
Pasang sampiran
tempat tidur, berikan
bantalan & pengalas
lunak
Observasi adanya
gejala kejang
Berikan bantalan
penyokong
Penghalang tempat
hipostatik
DVT
Kerusakan
integritas kulit
Perubahan eliminasi
Atropi
Kontraktur
Kehilangan kemampuan
proteksi diri
untuk
Tatalaksana umum
Elevasi
neutral
Tekanan darah normal
Atasi kejang
Atasi rasa cemas
Atasi rasa nyeri
Menjaga suhu tubuh normal < 37
derajat
Koreksi kelainan metabolik dan
elektrolit
status neurologis
Pantau tanda vital
Pertahankan suhu tubuh dalam batas
normal
Pantau pola miksi dan defekasi
Pantau cairan masuk dan keluar
Berikan pelunak feses sesuai indikasi
Perhatikan prosedur mencegah kejang
Lakukan personal hygiene
Latih ROM pasif (immobilisasi)
Disfagia
adalah
kesulitan
dalam
menelan cairan dan atau makanan
yang
disebabkan
karena
adanya
gangguan pada proses menelan.
Deteksi gangguan menelan: adanya
drooling (ngeces), sulit mengunyah
makanan berserat, bicara pelo, tersisa
makanan di mulut, sulit menelan
makan padat, cairan atau air putih,
berkurang
/
menghilangnya
pengecapan, batuk / tersedak.
3
4
Kesadaran pasien
Afasia atau disartria
Hasil Observasi
Hasil Observasi
Mampu menelan:
lanjut ke no. 6
5 patient safety
Ada beberapa prinsip umum pada saat
latihan makan dan minum, yaitu:
Pasien harus compos mentis(sadar penuh)
Pastikan pasien tersebut duduk setegak
mungkin dengan elevasi kepala 70-90
derajat dan sedikit fleksi
Pastikan suapan pertama habis (2 kali
telan), lalu suapan berikutnya
Pasien jangan diajak bicara
Pasien diharapkan harus nyaman
Mengamankan
jalan
napas
dari
kemungkinan aspirasi
Memungkinkan nutrisi, hidrasi dan
intake kalori yang adekuat
Memaksimalkan
seluruh
respon
sensorik dan motorik
Meningkatkan kepercayaan diri pasien
dan
keluarganya
agar
mengerti
keadaannya serta menguasai teknik
makan dan menelan yang baik
1
:
menyerupai
puding/pure, lembut,
halus,
perlu
menggunakan
pengental
Tahap 2 : lebih padat, makanan
lunak
Tahap 3 : mendekati makanan
biasa
1 : agar-agar, peanut
butter, keju
scrambled egg,
telur rebus/mata
sapi
Tahap 2 : nasi, roti, roti kering,
jagung,
dan
kacangkacangan
Tahap 3 : buah yang keras (apel,
pir),
jagung
utuh,
kacang-kacangan,
kripik
/ masalah
Gizi seimbang
Bentuk : - tingkat kesadaran
- kemampuan fungsi
menelan
mengunyah / menelan
Penurunan kesadaran
Asupan kurang
Malabsorbsi
Cedera
cairan dan
elektrolit
Memperbaiki masalah gizi dan
faktor penyulit
Tekanan darah terkontrol
Kadar gula darah pada DM
Lipid mendekati normal
Mencegah penyakit berulang
bladder
menampung
urine 300-500 ml, bila lebih dari itu
bladder akan menstimulus untuk
mengosongkan bladder tsb
Normalnya rasa buang air kecil tiap
4-6 jam selama sehari & sesekali
pada malam hari
Saat buang air kecil tidak ada
keluhan atau lancar nyaman sampai
urine tsb keluar & bladder kosong
Penatalaksanaan inkontinensia
urine
Kaji
Penatalaksanaan retensi
urine
Kaji
Bladder Training
Suatu
upaya
untuk
mengembalikkan fungsi kandung
kencing
yang
mengalami
gangguan ke keadaan normal
atau
ke
fungsi
optimal
neurogenik.
Tujuannya ialah untuk melatih
kandung
kemih
dan
mengembalikkan pola normal
perkemihan dengan menghambat
atau menstimulasi pengeluaran
Langkah-langkah latihan
Beritahu
Lanjutan
Klien
dinyatakan mempunyai
fungsi kandung kemih normal bila
setiap selesai miksi selama tiga
kali berturut-turut mempunyai
sisa urin kurang dari 100 ml
Pelaksanaan fisioterapi
Prinsip
Pelaksanaan program
latihan
Restorasi
restoratif
adalah
cabang ilmu neurologi yang
mempergunakan prosedur aktif
untuk memperbaiki sistem saraf
yang
rusak
baik
secara
fungsional
maupun
patologik
dengan cara memodifikasi secara
selektif
struktur
dan
fungsi
kontrol saraf.
dengan
patofisiologimempertimbangkan
neuroanatomi dan neurofisiologi
Penanganan ditujukan ke sistem
saraf bukan organ
Penanganan
bersifat stimulasi
sistem saraf
Pendekatan multidisiplin terpadu
Tata laksana
neurorestorasi
Pengaturan
posisi
elevasi
kepala 30
Cegah leher tertekuk dan kaki
lurus
Pengaturan postural = Trunk
Kontrol
Skrining disfagia
Oral hygiene
Fungsi bladder
planning
planning
Pendekatan
interdisipliner
Pengkajian kebutuhan klien
tentang perawatan kesehatan di
luar Rumah Sakit
Kerjasama dengan klien dan
keluarga klien dalam
mengembangkan rencanarencana perawatan setelah
perawatan di Rumah sakit
Konsep discharge
planning
Terstandar
lanjutan
Pasien
meningkatkan,
memelihara atau memperbaiki
kesehatan dan memaksimalkan
kemandirian pasien & keluarga
Kontinuitas
perawatan
tergantung komunikasi yang baik
antara penyusunan discharge
plan
dan
penyelenggaraan
perawatan di rumah
memegang
minum
makan
berhias
memakai
melepas
mengenakan
naik kursi
naik tempat
Beberapa perawatan
KELUMPUHAN/KELEMAHAN
perhatikan
posisi
duduk
perhatikan
posisi
berdiri
- perhatikan posisi
ketika
berbaring
- mengaktifkan gerak
anggota tubuh secara
rutin terutama yang
lemah
- melatih pasien
melakukan aktifitas
GANGGUAN SENSIBILITAS
- Berikan sentuhan
lembutpada sisi terkena
dampak stroke
- hindari benda-benda panas
dan tajam
- Berikan cermin sepanjang
tubuh
Lanjutan
GANGGUAN KOMUNIKASI
DAN BICARA
Gangguan
- anjurkan pasien
menulis
- anjurkan pasien
membaca
- anjurkan
mendengarkan radio dan
menonton TV
penglihatan
- letakkan benda
pada sisi yang dapat
dilihat oleh pasien
- orientasikan tempat
atau benda yang ada
di sekitar pasien
Lanjutan
Memberikan
Support
Memberikan