You are on page 1of 23

ASUHAN KEPERAWATAN

CEREBROVASKULAR ACCIDENT (CVA)

Nelly Br Barus S.Kep Ns M.Kep

Stroke atau cedera


cerebrovaskular accident (CVA)
adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke
bagian otak (Smeltzer & Bare,
2002).

Menurut Price & Wilson (2006)


pengertian dari stroke adalah
setiap gangguan neurologik
mendadak yang terjadi akibat
pembatasan atau terhentinya
aliran darah melalui sistem suplai
arteri otak.

kesimpulkan bahwa pengertian


stroke adalah gangguan sirkulasi
serebral yang disebabkan oleh
sumbatan atau penyempitan
pembuluh darah oleh karena
emboli, trombosis atau
perdarahan serebral sehingga
terjadi penurunan aliran darah ke
otak yang timbulnya secara
mendadak

Klasifikasi Stroke
Klasifikasi stroke dibedakan
menurut patologi dari serangan
stroke meliputi:
1. Stroke Hemoragik
2. Stroke Non Hemoragik

Stroke Hemoragik
Stroke

hemoragik adalah disfungsi


neurologis fokal yang akut dan
disebabkan oleh perdarahan primer
substansi otak yang terjadi secara
spontan bukan oleh karena trauma
kapitis, disebabkan oleh karena
pecahnya pembuluh arteri, vena
dan kapiler. Perdarahan otak dibagi
dua, yaitu:
a. Perdarahan Intraserebri (PIS)

Merupakan perdarahan serebri


dan mungkin perdarahan
subarakhnoid. Disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah otak
pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat
melakukan aktivitas atau saat
aktif, namun bisa juga terjadi
saat istirahat. Kesadaran klien
umumnya menurun.

Perdarahan otak dibagi dua, yaitu:


a. Perdarahan Intraserebri (PIS)
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma)
terutama karena hipertensi mengakibatkan
darah masuk ke dalam jaringan otak,
membentuk massa yang menekan jaringan
otak dan menimbulkan edema otak.
Peningkatan TIK yang terjadi cepat, dapat
mengakibatkan kematian mendadak
karena herniasi otak. Perdarahan serebri
yang disebabkan hipertensi sering dijumpai
di daerah putamen, talamus, pons dan
serebellum.

Perdarahan Subarakhnoid (PSA)


Perdarahan ini beradal dari pecahnya
aneurisma berry . Aneurisma yang pecah ini
berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi
dan cabang-cabangnya yang terdapat di luar
parenkim otak (Juwono, 1993). Pecahnya arteri
dan keluarnya ke ruang subarakhnoid
menyebabkan TIK meningkat mendadak,
meregangnya struktur peka nyeri, dan
vasospasme pembuluh darah serebri yang
berakibat disfungsi otak global (nyeri kepala,
penurunan kesadaran) maupun fokal
(hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia
dan lainnya).

Stroke Nonhemoragik
Dapat

berupa iskemia atau


emboli dan trombosis serebri,
biasanya terjadi saat setelah
lama beristirahat, baru bangun
tidur, atau di pagi hari. Tidak
terjadi perdarahan namun terjadi
iskemia yang menimbulkan
hipoksia dan selanjutnya dapat
menimbulkan edema sekunder.

TAHAPAN / STAGE DARI STROKE


a. TIA (Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis
setempat yang terjadi selama beberapa menit
sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul
akan hilang dengan spontan dan sempurna
dalam waktu kurang dari 24 jam.
b. Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus
berkembang dimana gangguan neurologis
terlihat semakin berat dan bertambah buruk.
Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.
c. Stroke komplit: dimana gangguan neurologi
yang timbul sudah menetap atau permanen.
Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat
diawali oleh serangan TIA berulang.

Faktor-faktor resiko
1. Hipertensi, dapat disebabkan oleh
aterosklerosis atau sebaliknya. Proses ini
dapat menimbulkan pecahnya pembuluh
darah atau timbulnya thrombus sehingga
dapat mengganggu aliran darah cerebral.
2. Aneurisma pembuluh darah cerebral
Adanya kelainan pembuluh darah yakni
berupa penebalan pada satu tempat yang
diikuti oleh penipisan di tempat lain. Pada
daerah penipisan dengan maneuver
tertentu dapat menimbulkan perdarahan.

3. Kelainan jantung/penyakit jantung


Paling banyak dijumpai pada pasien post MCI, atrial
fibrilasi dan endokarditis. Kerusakan kerja jantung
akan menurunkan kardiak output dan menurunkan
aliran darah ke otak. Disamping itu dapat terjadi
proses embolisasi yang bersumber pada kelainan
jantung dan pembuluh darah.
4. Diabetes mellitus (DM)
Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena
2 alasan, yaitu terjadinya peningkatan viskositas
darah sehingga memperlambat aliran darah
khususnya serebral dan adanya kelainan
microvaskuler sehingga berdampak juga terhadap
kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral.

5. Usia Lanjut
Pada usia lanjut terjadi proses
kalsifikasi pembuluh darah,
termasuk pembuluh darah otak.
6. Policitemia
Pada policitemia viskositas darah
meningkat dan aliran darah
menjadi lambat sehingga perfusi
otak menurun.

. 7. Peningkatan kolesterol (lipid total)


Kolesterol tubuh yang tinggi dapat
menyebabkan aterosklerosis dan
terbentuknya embolus dari lemak.
8. Obesitas
Pada obesitas dapat terjadi hipertensi
dan peningkatan kadar kolesterol
sehingga dapat mengakibatkan
gangguan pada pembuluh darah,
salah satunya pembuluh drah otak.

9. Perokok
Pada perokok akan timbul plaque
pada pembuluh darah oleh nikotin
sehingga terjadi aterosklerosis.
10. Kurang aktivitas fisik
Kurang aktivitas fisik dapat juga
mengurangi kelenturan fisik
termasuk kelenturan pembuluh darah
(embuluh darah menjadi kaku), salah
satunya pembuluh darah otak.

TANDA DAN GEJALA


o Kelumpuhan pada wajah/ angota
badan yang lain secara mendadak
(PARALYSIS)
o Perubahan mendadak status
kesadaran ( Sinkop, Coma ,
stupor).
o Afasia ataupun Disartria
o Vertigo, mual muntah nyeri
kepala
o Ganguan penglihatan (Diplopia)

BAHAYA CVA / STROKE


Bahaya yang dapat ditimbulkan
dari serangan CVA / Stroke
adalah dapat menimbulkan
nekrosis /kematian jaringan pada
otak yang dapat berakibat
kecacatan berupa kelumpuhan
pada anggota gerak badan
ataupun dapat menyebabkan
kematian.

CARA PENCEGAHAN STROKE


/CVA
Makan secukupnya untuk menghindari
kegemukan
Olah raga secara teratur
Hindari stress, depresi/ sedih
berkepanjangan dengan berpikir sehat
Hindari makanan dengan kolesteol tinggi
penyakit; kencing manis (DM)
Hipertensi, dan penyakit jantung diobati
Check up /periksa ke dokter atau
layanan kesehatan

PERAWATAN PASIAEN PASCA


SERANGAN CVA /STROKE
Perawatan pasien dengan stroke
dirumah atau sehabis dari RS ialah
sangat diperlukan karena hampir
semua pasien pasca stroke mengalami
kelumpuhan (PARALYSIS) pada anggota
gerak tubuhnya jadi terjadi kerusakan
mobilitas fisik dari pasien
Perawatan yang dapat dilakukan
keluarga dirumah antar lain :

Melakukan latihan rentang gerak


secara pasif /ROM (Range Of
Motion) pada setiap persendian
pasien
Hal ini perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya
KONTRAKTUR/ (kaku pada sendi)
pasien dan juga untuk mencegah
terjadinya atrofi pada otot
terutama pada otot bagian
ekstermitas

Melakukan perubahan posisi pada


tubuh pasien dalam waktu minimal
2 3 jam (miring kanan, miring kiri,
telentang ataupun tengkurap)
Hal ini perlu dilakukan untuk
menghindari penekanan yang lama
pada satu sisi tubuh yang dapat
menimbulkan gangguan integritas
kulit sepaeri Ulcus Decubitus

Keluarga perlu membawa pasien


pasca serangan CVA dengan
kerusakan motorik/ mengalami
kelumpuhan pada ahli Fisio-terapi
setiap hari pada idelnya untuk
membantu pemulihan koordinasi
pergerakan sistemj motorik dari
pasien dengan melakukan
latihan-latihan Fisio-terapi

You might also like