You are on page 1of 14

Food

as Symbolic
Code
Rujiyanto 1606941064
Supriadi 1606848244
Geni Kurniati 1606941045
Meri Erawati 1606848295
Ariza Agustina 1506818120
Sukarjo Waluyo 1506777985
Marshall David Sahlins
Lahir 27 Desember 1930
Antropolog Amerika Serikat yang menjadi profesor emeritus di University of
Chicago.
Ia mendapatkan gelar Bachelor dan Master dari University of Michigan,
mendapatkan gelar Ph.D. dari Columbia University pada tahun 1954.
Tokoh-tokoh yang memengaruhi pemikiran utamanya adalah Karl Polanyi
dan Julian Steward.
Ia kemudian mengajar di University of Michigan dan aktif di dunia politik
pada tahun 1960-an.
Pada akhir 1960-an, ia mulai menetap selama dua tahun di Paris,
menikmati gaya hidup intelektual Perancis, termasuk karya Claude Lvi-
Food a Symbolic Code
Sejarah materialisme sesungguhnya adalah kesadaran diri
dari masyarakat borjuis-namun kesadaran itu belum
terlihat dalam masyarakat tersebut.

Dalam proses alamiah-pragmatis pemenuhan kebutuhan


masyarakat dan ekonomi borjuis bergabung dalam
perebutan pekerjaan dengan orang orang yang lebih tinggi
untuk menyembunyikan sistim penuh makna (meaningful)
dalam sistim praktis.

Jika itu diizinkan maka segala hal bisa terjadi dalam


antropologi marxis setelah yang terjadi dalam ekonomi
ortodok
Makna sosial dari sebuah benda yang membuatnya
berguna, sifat fisiknya tidak lebih jelas dari pada nilainya
dalam sebuah pertukaran.

Nilai guna tidak mengurangi simbol dari nilai komoditas.


Untul sebuah "utilitas" (manfaat/faedah) bukanlah
kualitas dari benda yang dinilai tetapi makna dari
kualitas benda tersebut.

Alasan orang Amerika menganggap anjing tidak boleh


dimakan dan sapi sebagai makanan lebih dipandang dari
aspek indra daripada harga daging layaknya merek
celana untuk maskulin dan rok untuk feminin yang tidak
memerlukan koneksi anggota tubuh, seperti itulah sistim
symbolic bahwa celana dibuat untuk laki-laki dan rok
untuk perempuan yang dipandang bukan oleh sifat
objeknya sebagai pemenuhan kebutuhan material.
Penggunaan hewan lokal Amerika
mempunyai alasan sederhana: hanya
untuk menunjukkan adanya alasan
budaya dalam kebiasaan makanan
mereka, beberapa koneksi yang bermakna
dalam perbedaan kategoris dari sifat
dapat dimakan antara kuda, anjing, babi,
dan sapi . Daging diperlukan sebagai
"kekuatan," dan steak sebagai lambang
daging jantan bertenaga, kondisi dasar
dari diet ala Amerika

Pantangan pada kuda dan anjing sehingga


menjadikan konsumsi seperti hewan yang
produksinya praktis layak dan yang bergizi
tidak harus dibenci. Tentunya itu harus
praktis untuk meningkatkan kuda dan
anjing untuk makanan kombinasi dengan
babi dan sapi. Bahkan ada industri besar
untuk membesarkan kuda sebagai
makanan untuk anjing.
Anjing

Di Amerika, tanah suci anjing, manusia bersahabat


dengan anjing, mereka berjalan bersama di trotoar.

Di dalam rumah/apartemen, para anjing tidur di kursi


atau di kasur, dan duduk di kaki meja menunggu
makanan bagian mereka dari makanan keluarga.

Bentuk jaminan, bahwa mereka tidak akan pernah


dikorbankan untuk alasan kebutuhan hingga
persembahan keaagamaan.
Kuda

Ada alasan bagi orang Amerika


untuk makan kuda, ada referensi
(Orang Perancis diperkirakan
makan kuda).

Pada masa krisis, 1973, ketika


harga pangan meroket, saran
Pemerintah agar masyarakat
mengkonsumsi pengganti daging
sapi, dengan yang lebih murah,
seperti isi perut atau daging
kuda, mengacu pada alasan nilai
gizi yang senada.

Anjuran ini mengembangkan


budaya makan daging kuda yang
awalnya dinilai menjijikan karena
kuda adalah binatang yang
dipelihara untuk
Dalil/ persepsi daging masyarakat
Amerika didasarkan atas hubungan
spesies dengan masyarakat manusia.

Sapi dan babi adalah binatang yang


kurang dekat dan memang untuk
dimakan. Ini adalah kategori binatang
dengan derajat lebih rendah

Kuda dan anjing adalah binatang yg


berhubungan dekat dengan manusia
dan tabu untuk dimakan dagingnya. Ini
kategori binatang derajat lebih tinggi.
Bahkan orang Amerika memberi nama
untuk kuda dan anjingnya.
Kategori masih berlanjut dg tingkat kedekatan dengan
manusia (kuda dan anjing) dan tingkat kesukaan untuk
dikonsumsi (sapi dan babi)

Kuda dan anjing punya nama dan dianggap bisa bicara.


Namun anjing dianggap lebih tinggi derajatnya karena
bisa masuk rumah atau bahkan tidur di ranjang layaknya
anggota keluarga sedangkan kuda untuk pekerjaan kasar.

Sapi dan babi untuk dikonsumsi. Namun, sapi lebih tinggi


karena bisa untuk berbagai menu, sedangkan babi hanya
cocok untuk steak saja. Derajat sapi lebih tinggi.
Edibility terkait dengan kemanusiaan
Hal ini berlaku dalam model -baik proses penyajian dan
porsi- memakan hewan dengan mangacu pada
klasifikasi organ dalam dan organ luar hewan yang
diasosiasikan dengan tubuh manusia. Pemahaman ini
selanjutnya digunakan dalam menentukan bagian apa
yang bisa atau tabu untuk dimakan, dan apa yang
dianggap tidak pantas dimakan karena dinilai sebagai
implikasi dari kanibalisme.
Edibility terkait dengan nilai sosial
Terlepas dari aspek gizi dan organ hewan yang
dikonsumsi, ediblity menentukan nilai ekonomi yang
mengkonsumsi. Lebih jauh, edibility membedakan status
orang dari apa yang mereka makan, artinya, ras juga ikut
menentukan nilai sosial. Sebagai contoh, inferioritas orang
kulit hitam dengan edibilitynya kemudian menentukan
status dan kelas sosialnya
Sahlins tidak menggunakan konsep Totem Pensee Sauvage
Levi Strauss, tapi lebih mengembangkan menjadi konsep
Pensee Bourjuis.

Totem memberikan makna/kekuatan kepada pemiliknya


dalam klasifikasi sosial

Model seperti Totem dalam masyarakat marjinal kemudian


direproduksi kedalam bentuk barang produksi oleh Pensee
Bourjuis.
Totem modern mengikuti rasionalitas pasar

Ada pertukaran atau hubungan timbal balik antara makna


sosial dengan produk atau antara nilai dengan konsumsi.

Barang/produk tidak berdiri sendiri sebagai produk tetapi


sebagai konsep yang
dibuat manusia. Mengikuti ajaran Marx manusia mereproduksi
alam

Reproduksi alam merupakan objektifikasi kebudayaan

Produk/barang merupakan reproduksi budaya yang berfungsi


sebagai kode.
Terima kasih

You might also like