You are on page 1of 13

AT TADHARRU

( MERENDAHKAN DIRI KEPADA


ALLAH SWT )

Disusun oleh :

Nur idman natsir 110 212 0069


Rifka Noviyanti 110 212 0070

Suriani S 110 212 0072


DEFINISI
Tadharru adalah sebuah istilah yang berarti
ketundukan diri yang sangat dan rasa malu yang
disebabkan oleh rasa putus asa.

Dalam al-Quran, Allah mengajarkan kita bahwa


tadharru adalah sebuah bentuk pengabdian yang
dilakukan oleh seorang mukmin ketika ia berada
pada keadaan darurat dan krisis. Tadharru
mengharuskan seseorang untuk menghilangkan
tabir kesombongan dan rasa ego yang menutupi
hatinya.
Allah SWT mengatakan, Dan sungguh Kami
telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat
sebelummu, lalu Kami siksa mereka (sebagai
ujian) dengan kesengsaraan dan kemelaratan
supaya mereka tunduk (kepada Allah) (QS6:42).

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT


menggunakan musibahsebagai metode rutin
untuk menyadarkan orang dan mendorong
mereka untuk meminta pertolongan pada-Nya.
BAGAIMANA MENCAPAI TADHARRU ?

Ketika ikan paus menelan Nabi Yunus AS


setelah ia dilempar dari perahu, ia berada dalam
situasi yang mengerikan. Ia terperangkap dalam
sebuah kamar kecil yang gelap dan tidak ada
harapan untuk keluar dari situ. Ia berdoa
dengan penuh ketundukan dengan mengatakan,
Sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali
Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku
termasuk orang yang aniaya (QS 21:87).
Pada malam sebelum perang Badar, Nabi
Muhammad melihat bagaimana pasukan berhala
menang secara jumlah dari mereka dan
bersenjata lengkap. Menyadari hal ini, Nabi
Muhammad mulai memanjatkan doa kepada
Allah dengan penuh ketundukan. Beliau
memohon pada Allah dan menangis, wahai yang
Maha hidup, wahai yang Maha Memberi Rizki,
wahai Yang Maha Penolong! Ya Allah, jika
Engkau binasakan pasukan ini (Islam) Engkau
tak akan disembah lagi dimuka bumi ini. Ya
Allah penuhilah janjimu kepadaku. Ya Allah,
berikanlah pertolonganmu.
Memohon kepada Allah dengan tingkat kerendahan
yang paling maksimal seakan-akan kita benar-benar
tenggelam di laut dan tidak ada lagi yang dapat
menyelamatkan kita kecuali Dia.

Bangun di malam hari untuk mengerjakan shalat


malam, dan bersimpuh di hadapan Tuhan memohon
padanya seakan-akan kita tidak pernah melakukan
sebelumnya.

Berdoa dengan penuh rasa hina dan senantiasa


memohon pertolongan, perlindungan,dan petunjuk-
Nya.
TADHARRU KUNCI PERTOLONGAN ALLAH SWT
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul)
kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami
siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan
kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah)
dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka
tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk
merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada
mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan
syaitanpun Menampakkan kepada mereka kebagusan apa
yang selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka
melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka,
Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan
untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan
apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka
terdiam berputus asa. (QS. Al An'am : 42-44)
ESENSI DOA DIREFLEKSIKAN DENGAN
SIKAP TADHARRU

Seorang hamba dalam menyampaikan


kebutuhannya kepada Allah dituntut untuk
mengekspresikannya melalui seni dalam memohon
yang disebut dengan 'tadharru'. Allah berfirman :

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri


(tadharru) dan suara yang lembut (QS. Al A'raf : 55)
HAKIKAT MUSIBAH DAN KESENANGAN SEBAGAI
BUKTI KASIH SAYANG DAN KECINTAAN ALLAH SWT
TERHADAP HAMBA YANG BERTADHARRU
Tadharru dalam ibadah menjadi suatu keharusan
karena ia merupakan ruh dari setiap ibadah yang
dapat sampai kepada Allah swt. Bahkan kecintaan
Allah kepada hamba-Nya, Dia tunjukkan sesuai
dengan kehendak-Nya karena Dia sangat senang
terhadap hamba yang merintih, menangis dan menjerit
sambil bertadharru kepada-Nya. Rasulullah saw
bersabda :

Apabila Allah menyenangi hamba maka dia di uji agar


Allah mendengarkan permohonannya (kerendahan
dirinya ketika berdoa --berthadarru). HR AlBaihaqi,
1100 hadis pilihan, hal. 303
SIKAP MANUSIA KUFUR YANG MENENTANG
DAN TIDAK MAU BER-TADHARRU'
Dalam hal musibah dan bencana di antara manusia ada
yang menerimanya dengan penuh kerelaan dan kepasrahan
atas kehendak-Nya dengan ber-thadarru' kepada-Nya,
namun tidak sedikit pula yang semakin menunjukkan
penentangan bahkan kekufuran kepada Nya. Orang
seperti ini dikecam dengan adanya peringatan Allah :

bukannya semakin merendah melainkan hatinya malah


menjadi keras membatu dan meninggalkan ibadah kepada-
Nya. Jika sudah demikian, maka syetan pun akan
menjadikan indah semua yang diperbuatnya dalam rangka
menentang Allah swt. Dia tidak sanggup lagi mengenal
kebenaran dan kesulitan untuk kembali menemukan
kebenaran karena syetan telah menguasainya dan dia telah
menjadi budaknya.
HAKIKAT KESENANGAN DAN KEBAHAGIAAN
HIDUP PARA ANTI TADHARRU
Dengan sikapnya yang penuh dengan penentangan dan kekufuran
itu, mungkin saja dia tidak lagi mendapatkan problematika dalam
kehidupannya, tidak ada lagi musibah, penderitaan dan
kesengsaraan. Bahkan dia mendapatkan sebaliknya, senang,
bahagia, dan segala keinginan nafsunya terpenuhi tanpa
dikurangi.

Namun ternyata itu semua merupakan penangguhan sementara


dari Allah swt yang membiarkan dia terlena dan terbuai dengan
kenikmatan semu yang sebenarnya mengantarkan dia menuju
ancaman Allah swt yang dahsyat, luar biasa dan sangat
mengerikan. Apabila peringatan Allah swt ini diabaikan, maka ia
akan dijatuhkan di tengah kesenangan dan kegembiraan hidupnya
itu menuju kebinasaan abadi secara tiba-tiba tanpa ada waktu dan
kesempatan untuk kembali, bertaubat dan memperbaiki diri.
REFERENSI
AhzamiSamiun Jazuli,DR.Hijrah dalam
pandangan al-Quran hal. 327

Al-Hakim al Tarmidzi.Mata air kearifan


hal. 214

Berserah kepada tuhan hal. 203

Aidh Abdullah Al-Qarni Cahaya zaman


hal. 445
Terima Kasih

You might also like