You are on page 1of 17

Kelompok 2

Asuhan keperawatan pada


pasien Grave diase
Latar Belakang
Struma adalah perbesaran kelenjar tiroid yang
menyebabkan pembengkakan di bagian depan leher
(Dorland, 2002). Graves merupakan penyakit kelenjar
tiroid yang sering dijumpai dalam praktek sehari-hari.
Tanda dan gejala penyakit Graves yang paling mudah
dikenali ialah adanya struma (hipertrofi dan hiperplasia
difus), tirotoksikosis (hipersekresi kelenjar tiroid/
hipertiroidisme) dan sering disertai oftalmopati, serta
meskipun jarang- disertai dermopati. Selain penyakit
graves,yang merupakan penyebab paling sering,
penyebab
lain tirotoksikosis ialah struma multinodosa toksik,
adenoma toksik, tiroiditis, dan pemberian obat-obatan.
KONSEP DASAR MEDIS

Pengetian
Graves disease berasal dari nama
Robert J. Graves, MD, circa
tahun1830, adalah penyakit
autoimun yang ditandai dengan
hipertiroidisem (produksi berlebihan
dari kelenjar tiroid) yang ditemukan
dalam sirkulasi darah. Graves
disease lazim juga disebut penyakit
Basedow.
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang
overaktifdan merupakan penyebab hipertiroid
yang paling sering dijumpai.penyakit ini biasa
turunan. Wanita lebih sering dari pada pria. Di
duga penyebabnya adalah outoimun, dimana
antibodi yang ditemukan dalam peredaran
darah yaitu tyroid stimulating immunogiribulin
(TSI antibody), Thyroid peroksidase antibodies
(TPO) dan TSA receptor antibodies (TRAB).
Pencetus kelainan ini adalah stress, merokok,
radiasi, kelainan mata dan kulit.
Patofisiologi
Graves disease merupakan salah satu contoh dari gangguan
autoimun hipersensitif tipe II. Sebagian besar gambaran
klinisnya disebabkan karena produksi autoantibodi yang
berikatan dengan reseptor TSH, dimana tampak pada sel
folikuler tiroid ( sel yang memproduksi tiroid). Antibodi
mengaktifasi sel tiroid sama seperti TSH yang menyebabkan
peningkatan produksi dari hormon tiroid. Opthalmopathy
infiltrat ( gangguan mata karena tiroid) sering terjadi yang
tampak pada ekspresi reseptor TSH pada jaringan retroorbital.
Penyebab peningkatan produksi dari antibodi tidak diketahui.
Infeksi virus mungkin merangsang antibodi, dimana bereaksi
silang dengan reseptor TSH manusia. Ini tampak sebagai
faktor predisposisi genetik dari Graves disease, sebagian
besar orang lebih banyak terkena Graves disease dengan
aktivitas antibodi dari reseptor TSH yang bersifat genetic
patway
Manifestasi klinis
Peningkatan frekuensi jantung
Peninngkatan tonus otot, tremor, iratabilitas,
peningkatan sensitifitas terhadap katekolamin.
Peningktan laju metabolism basal dan produksi panas,
intoleransi terhadap panas, keringat berlebihan.
Penurunan berat badan, peningkatan rasa lapar.
Melotot
Dapat terjadi eksoftalmus (penonjulan bola mata).
Peningkatan frekunsi buang air besat.
Gondok (biasanya), yaitu peningtan ukuran kelenjar
tiroid.
Perubahan kulit dan kondisi rambut dapat terjadi.
Pemeriksaan Penunjang

THS serum (biasa menurun)


T3, T4, (biasanya meningkat)
Test darah hormone tiroid
X-ray scab, CATscan, MRI scan (untuk
menditeksi adanya tumor)
Penatalaksanaan
Pengobatan terhadap Graves disease termasuk
penggunaan obat-obat anti tiroid (OAT), yodium
radioaktif dan tiroidektomi (eksisi pembedahan
dari kelenjar tiroid). Pengobatan hipertiroid pada
graves disease adalah dengan obat-obatan
seperti methimazole atau propylthiouracil (PTU),
yang akan menghambat produksi dari hormon
tiroid, atau juga dengan yodium radioaktif .
Pembedahan merupakan salah satu pilihan
pengobatan, sebelum pembedahan pasien
diobati dengan methimazole atau
propylthiouracil (PTU).
Konsep dasar keperawatan
1. pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala: insomnia, sensitivitas meningkat, otot
lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat.
Tanda: Atrofi otot.
b. Sirkulasi
Gejala: palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda: disritmia (Fibrilasi atrium), irama
gallop, murmur, peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada yang berat, takikardia
saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis).
c. Eliminasi

Gejala:
urine dalam jumlah banyak,
perubahan dalam feses (diare)

d. Integritas ego
Gejala: Mengalami stres yang berat
baik emosional maupun fisik
Tanda: Emosi labil (euforia sedang
sampai delirium), depresi
e. Makanan / cairan

Gejala: Kehilangan berat badan yang mendadak,


nafsumakan meningkat, makan banyak, makannya
sering, kehausan, mual dan muntah
Tanda: Pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting
terutama daerah pretibial

f. Neurosensori

Tanda: Bicaranya cepat dan parau,


gangguan status mental dan perilaku,
seperti: bingung, disorientasi, gelisah,
peka rangsang,
g. Nyeri / ken
Gejala: nyeri orbital, fotofobia
h. Pernafasan
Tanda: frekuensi pernafasan meningkat,
takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis
tirotoksikosis)
i. Keamanan
Gejala: tidak toleransi teradap panas,
keringat yang berlebihan, alergi terhadap
iodium (mungkin digunakan pada
pemeriksaan)
j. Seksualitas

Tanda:
penurunan libido,
hipomenore, amenore dan impoten
Diagnosa Keperawatan
Ketidak efektifan pola nafas
Hipertermi b/d peningkatan laju
metabolisme
Penurunan curah jantung b/d hipertiroid
tidak terkontrol, hipermetabolisme,
peningkatan beban kerja jantung
Kerusakan intergritas kulit
Hambatan mobilitas fisik b/d kelemahan otot
fatique
Retensi urine
Diare
Intervensi dan rasional
selesai

terimakasih

You might also like