Professional Documents
Culture Documents
MIASTENIA GRAVIS
Pembimbing:
dr. Sholihul M, Sp.S, Msi, Med
DISUSUN OLEH:
Anastasia Desy Pratiwi
132.022.1112
PENDAHULUAN
Penyakit autoimun Penyakit yang disebabkan oleh adanya
aktivitas berlebihan dari respon imun
tubuh terhadap zat dan jaringan
normal yang berada di dalam tubuh
seseorang.
Suatu gangguan neuromuskular yang
Miastenia Gravis (MG) ditandai dengan kelemahan abnormal
dan kelelahan dari otot rangka yang
dipergunakan secara terus-menerus.
Prevalensi
Di Hongkong 50/1.000.000 populasi
Di USA 200/1.000.000 populasi
Di Indonesia tahun 2010 -> 226 pasien
Krisis Miastenia
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Keluhan Utama
Kesulitan membuka kelopak mata yang terasa
terutama setelah melakukan aktifitas. Namun,
saat ini keluhan sudah semakin membaik.
Keluhan Tambahan
Kelemahan pada seluruh anggota gerak tubuh,
kesulitan menelan, dan suara lama kelamaan
melemah apabila berbicara terlalu banyak dan
lama.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 2 tahun yang lalu (tahun 2013) pasien mengeluh kelopak mata
sebelah kanan sering terjatuh dengan sendirinya hingga menutupi
sebagian bola mata dan kelopak mata sebelah kanan sulit dibuka
yang muncul setiap hari terutama pada sore hari dan membaik pada
pagi hari setelah pasien istirahat semalaman. Keluhan ini disertai
dengan pandangan berganda
Riwayat
Kelahiran/Pertumbuhan/Perkembangan
Pasien dilahirkan normal dibantu oleh bidan di rumah.
Pertumbuhan dan perkembangan selama masa kanak-kanak
sampai saat ini baik dan tidak ada kelainan.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS INTERNUS
Keadaan Umum: Tampak Sakit Ringan
Gizi : Normoweight (BMI: 23,4)
Tanda Vital :
Tekanan Darah Kanan : 110/80 mmhg
Tekanan Darah Kiri : 110/80 mmhg
Nadi Kanan : 80 x/Menit
Nadi Kiri : 80 x/Menit
Pernafasan : 19 x/Menit
Suhu : 36oc
Limfonodi : Tidak Teraba Pembesaran KGB.
Jantung : Bunyi Jantung I-II Regular,
Murmur (-), Gallop (-).
Paru : Bunyi Nafas Vesikuler (+/+),
Ronki (-/-), Wheezing (-/-).
Hepar : Tidak Teraba Pembesaran Hepar.
Lien : Tidak Teraba Pembesaran Lien.
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2sec,
Edema (-), Sianosis (-), Pucat (-)
STATUS PSIKIATRIS
Tingkah Laku: Wajar
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Pulsasi A.Temporalis : Teraba
Nyeri Tekan : Tidak Ada
Leher :
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas
Vertebrae : Dalam Batas Normal
Nyeri Tekan : Tidak Ada
MENINGEAL SIGN
NERVI CRANIALES
Nervus I (N. Olfactorius)
Daya Penghidu : Normosmia/Normosmia
Bersuara : Baik
Artikulasi : Jelas
Reflek Fisiologis
Refleks biseps : (+/+)
Refleks triseps : (+/+)
Refleks patella : (+/+)
Refleks archilles : (+/+)
Reflek Patologis SENSIBILITAS
Hoffman trimmer: (-/-)
Eksteroseptif:
Babinski : (-/-)
- Nyeri : (+/+)
Chaddock : (-/-) - Suhu : Tidak Dilakukan
Oppenheim : (-/-) - Taktil : (+/+)
Gordon : (-/-)
Schaefer : (-/-) Propioseptif:
Rosolimo : (-/-) - Posisi : (+/+)
Mendel bechterew: (-/-) - Vibrasi : Tidak Dilakukan
- Tekanan Dalam: (+/+)
Klonus paha : (-/-)
Klonus kaki : (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EMG (25 November 2014)
Farmakologis
Mestinon 3x1tab 60 mg PO
Prednisolon 2x1tab 5 mg PO
PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan laboratorium kadar anti-asetilkolin reseptor antibodi
PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanam : Dubia ad bonam
Ad Cosmeticum : Dubia ad bonam
ANALISIS KASUS
Sejak 2 tahun yang lalu (tahun 2013)
-Kelopak mata sebelah kanan sering terjatuh Ptosis
hingga menutupi sebagian bola mata dan Kelemahan
kelopak mata sebelah kanan sulit dibuka . Otot Ocular
-Pandangan berganda Diplopia
ANAMNESIS KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK
TEST DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
Kelemahan otot bertambah berat saat aktifitas
dan membaik saat istirahat.
Klinis berupa :
Ptosis Otot mata
Diplopia ( 60% )
Sengau / parau
Gangguan menelan
Paresis ekstremitas
Sesak nafas ( derajat berat )
Derajat klinis dari ringan sampai berat dan terjadi
krisis miastenia.
PEMERIKSAAN FISIK
Test kekuatan motorik, termasuk mengangkat lengan dan
akan jatuh pada penderita miastenia dengan otot-otot bahu
terkena.
Test tensilon :
Cara : pemberian 2 mg endrofonium i.v. bila tidak ada
efek samping dilanjutkan dengan 8 mg.
Hasil : gejala miastenia membaik dalam 30 detik
sampai 1 menit.
Test EMG
Cara : perangsangan berulang pada otot
deltoid.
Foto Thorak
CT Scan / MRI Thorak
GAMBARAN RADIOLOGIK
- Permulaan lambat,
- Otot mata otot-otot skelet dan bulber. System pernafasan
tidak terkena.
- Respon terhadap obat baik.
Moderate generalized myasthenia
Farmakologis
Mestinon 3x1tab 60 mg PO
Prednisolon 2x1tab 5 mg PO
Prinsip penatalaksanaan MG:
Terapi simtomatis dengan antikolinesterase,
Terapi imunomodulator jangka pendek
T helper dan pada fase proliferasi dari sel B. Sel T serta antigen-
presenting cell yang teraktivasi diperkirakan memiliki peran
yang menguntungkan dalam memposisikan kortikosteroid di
tempat kelainan imun pada miastenia gravis. Pasien yang
berespon terhadap kortikosteroid akan mengalami penurunan
dari titer antibodinya.
Dosis Prednison dimulai dengan dosis 15 20 mg/hari hingga 50
reseptor antibodi
BIOMOLEKULER MIASTENIA
GRAVIS
Saraf
Pre sinaps
ACh
ACh
AChE
reseptor ACh
AChEi
Ca
Post sinaps Na
Otot
K
ETIOLOGI
Respon Autoimun