You are on page 1of 52

PRESENTASI KASUS

MIASTENIA GRAVIS

Pembimbing:
dr. Sholihul M, Sp.S, Msi, Med

DISUSUN OLEH:
Anastasia Desy Pratiwi
132.022.1112
PENDAHULUAN
Penyakit autoimun Penyakit yang disebabkan oleh adanya
aktivitas berlebihan dari respon imun
tubuh terhadap zat dan jaringan
normal yang berada di dalam tubuh
seseorang.
Suatu gangguan neuromuskular yang
Miastenia Gravis (MG) ditandai dengan kelemahan abnormal
dan kelelahan dari otot rangka yang
dipergunakan secara terus-menerus.

Prevalensi
Di Hongkong 50/1.000.000 populasi
Di USA 200/1.000.000 populasi
Di Indonesia tahun 2010 -> 226 pasien

Angka mortilitas MG sangat rendah yaitu sekitar 1/1.000.000

Krisis Miastenia
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. H/ 53 tahun


Alamat : Rusun kebon kacang, Tanah Abang.
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Pernikahan: Sudah Menikah
No CM : 44-68-23
Tanggal Masuk : Pasien Poli 4 November 2015
Tgl Pemeriksaan: 4 November 2015
ANAMNESIS

Autoanamnesa pada tanggal 4 November 2015


pukul 11.30 di poli saraf RSPAD Gatot Subroto.

Keluhan Utama
Kesulitan membuka kelopak mata yang terasa
terutama setelah melakukan aktifitas. Namun,
saat ini keluhan sudah semakin membaik.

Keluhan Tambahan
Kelemahan pada seluruh anggota gerak tubuh,
kesulitan menelan, dan suara lama kelamaan
melemah apabila berbicara terlalu banyak dan
lama.
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien kontrol rutin di poli saraf RSPAD Gatot Soebroto dengan


diagnosis myastenia gravis yang telah di deritanya selama 2
tahun.

Sejak 2 tahun yang lalu (tahun 2013) pasien mengeluh kelopak mata
sebelah kanan sering terjatuh dengan sendirinya hingga menutupi
sebagian bola mata dan kelopak mata sebelah kanan sulit dibuka
yang muncul setiap hari terutama pada sore hari dan membaik pada
pagi hari setelah pasien istirahat semalaman. Keluhan ini disertai
dengan pandangan berganda

Keluhan sangat mengganggu aktivitas pasien saat itu dan akhirnya


pasien berobat ke puskesmas. Saat itu pasien dikonsulkan ke dokter
spesialis mata.

Pasien melakukan pengobatan rutin selama 1 tahun namun tidak


mengalami perbaikan.
1 tahun terakhir keluhan pasien semakin memberat.

Kelopak mata sebelah kanan semakin jatuh hingga menutupi


seluruh bola mata dan kelopak mata tidak dapat dibuka
kembali. Keluhan ini disertai dengan kelemahan pada seluruh
anggota gerak tubuh, kesulitan menelan, dan suara lama
kelamaan melemah apabila pasien berbicara terlalu banyak
dan lama. Keluhan tersebut terutama dirasakan setelah
melakukan aktifitas, dan dapat membaik setelah pasien
beristirahat.

dirujuk ke dokter spesialis saraf RSPAD Gatot Subroto dan melakukan


pengobatan rutin sampai saat ini.

Selama pengobatan pasien telah melakukan beberapa pemeriksaan


seperti EMG dan CT Scan dada.
-Hasil pemeriksaan CT scan dada tidak ditemukan adanya kelainan.
-Hasil pemeriksaan EMG dokter mengatakan bahwa ditemukan ada
kelainan.
Selama 1 tahun terakhir pasien telah berobat di RSPAD Gatot
Soebroto. 5 bulan setelah mengonsumsi obat-obat yang diberikan di
RSPAD Gatot Soebroto pasien sudah mengalami banyak perbaikan dan
pasien mulai mengurangi intensitas minum obatnya.

1 bulan setelahnya keluhan muncul kembali dan pasien akhirnya


mulai rutin kembali minum obat

saat ini keadaan pasien semakin membaik dan tidak muncul


kembali.
Riwayat Penyakit Dahulu
-Hipertensi : Disangkal
-Diabetes Mellitus : Disangkal
-Sakit jantung : Disangkal
-Trauma kepala : Disangkal
-Sakit kepala sebelumnya : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


- Pasien mengaku ayah dan kakek pasien memiliki keluhan
serupa dengan pasien.
- Adanya riwayat keluarga hipertensi, diabetes melitus, stroke
ataupun gangguan jantung pada keluarga disangkal.

Riwayat
Kelahiran/Pertumbuhan/Perkembangan
Pasien dilahirkan normal dibantu oleh bidan di rumah.
Pertumbuhan dan perkembangan selama masa kanak-kanak
sampai saat ini baik dan tidak ada kelainan.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS INTERNUS
Keadaan Umum: Tampak Sakit Ringan
Gizi : Normoweight (BMI: 23,4)
Tanda Vital :
Tekanan Darah Kanan : 110/80 mmhg
Tekanan Darah Kiri : 110/80 mmhg
Nadi Kanan : 80 x/Menit
Nadi Kiri : 80 x/Menit
Pernafasan : 19 x/Menit
Suhu : 36oc
Limfonodi : Tidak Teraba Pembesaran KGB.
Jantung : Bunyi Jantung I-II Regular,
Murmur (-), Gallop (-).
Paru : Bunyi Nafas Vesikuler (+/+),
Ronki (-/-), Wheezing (-/-).
Hepar : Tidak Teraba Pembesaran Hepar.
Lien : Tidak Teraba Pembesaran Lien.
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2sec,
Edema (-), Sianosis (-), Pucat (-)

STATUS PSIKIATRIS
Tingkah Laku: Wajar

Perasaan Hati : Tidak Ada Kelainan


Orientasi : Baik

Jalan pikiran : Tidak Ada Kelainan

Daya Ingat : Baik


STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15 (E4M6V5)
Sikap Tubuh : Baik

Cara Berjalan : Baik


Gerakan Abnormal : Tidak Ditemukan
Kepala :

Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Pulsasi A.Temporalis : Teraba
Nyeri Tekan : Tidak Ada
Leher :
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas
Vertebrae : Dalam Batas Normal
Nyeri Tekan : Tidak Ada
MENINGEAL SIGN
NERVI CRANIALES
Nervus I (N. Olfactorius)
Daya Penghidu : Normosmia/Normosmia

Nervus II (N. Opticus)


Ketajaman Penglihatan : Baik/ Baik

Pengenalan Warna : Baik/ Baik


Lapang Pandang : Baik/ Baik
Funduskopi : Tidak Dilakukan

Nervus III/IV/VI (N. Occulomotorius/ Trochlearis/ Abdusens)


Ptosis : (-/-) Gerakan Bola Mata:
Strabismus : (-/-) - Lateral : (+/+)
Nistagmus : (-/-) - Medial: (+/+)
- Atas Lateral : (+/+)
Eksoftalmus : (-/-) - Atas Medial : (+/+)
Enoptalmus: (-/-)
- Bawah Lateral : (+/+)
- Bawah Medial : (+/+)
- Atas : (+/+)
- Bawah : (+/+)
- Gaze : (+/+)
Pupil:
- Ukuran Pupil : 3 mm/ 3mm
- Bentuk Pupil : Bulat/ Bulat
- Isokor/ Anisokor: Isokor
- Posisi : Di Tengah/ Di Tengah
Refleks Cahaya Langsung : (+/+)
Refleks Cahaya Tidak Langsung : (+/+)
Refleks Akomodasi/ Konvergensi: (+/+)

Nervus V (N. Trigeminus)


Menggigit : (+/+)
Membuka Mulut : (+/+)
Sensibilitas Atas : (+/+)
Sensibilitas Tengah : (+/+)
Sensibilitas Bawah : (+/+)
Refleks Masseter : (+/+)
Refleks Zigomatikus : (+/+)
Refleks Kornea : Tidak Dilakukan
Refleks Bersin : Tidak Dilakukan
Nervus VII (N. Fasialis)
Pasif
- Kerutan Kulit Dahi : Simetris kanan dan kiri
- Kedipan Mata : Simetris kanan dan kiri
- Lipatan Nasolabial : Simetris kanan dan kiri
- Sudut Mulut : Simetris kanan dan kiri
Aktif
- Mengerutkan Dahi : Simetris kanan dan kiri
- Mengerutkan Alis : Simetris kanan dan kiri
- Menutup Mata : Simetris kanan dan kiri
- Meringis : Simetris kanan dan kiri
- Menggembungkan Pipi : Simetris kanan dan kiri
- Gerakan Bersiul : Simetris kanan dan kiri
- Daya Pengecapan Lidah 2/3 Depan: Tidak Dilakukan
- Hiperlakrimasi : Tidak Ditemukan
- Lidah Kering : Tidak Ditemukan
Nervus VIII (N. Vestibulocochlearis)
Suara Gesekan Jari Tangan: (+/+)

Mendengarkan Detik Arloji: (+/+)

Tes Rinne : Tidak Dilakukan


Tes Weber: Tidak Dilakukan

Tes Swabach : Tidak Dilakukan

Nervus IX (N. Glossopharyngeus)


Arkus Faring : Simetris
Posisi Uvula : Di tengah
Daya Pengecap Lidah 1/3 Belakang: Tidak
Dilakukan
Refleks Muntah : Tidak Dilakukan
Nervus X (N. Vagus)
Denyut Nadi : Teraba, Reguler

Arkus Faring : Simetris kanan kiri

Bersuara : Baik

Menelan : Tidak ada kelainan

Nervus XI (N. Assesorius)


Memalingkan Kepala: Baik

Sikap Bahu : Simetris kanan dan kiri


Mengangkat Bahu : Simetris kanan dan kiri

Nervus XII (N. Hipoglosus)


Menjulurkan Lidah: Tidak ada deviasi

Kekuatan Lidah : Baik


Atrofi Lidah : Tidak ditemukan

Artikulasi : Jelas

Tremor Lidah : Tidak ditemukan


MOTORIK
Gerakan : Dapat ke segala arah Dapat ke segala arah
Kekuatan : 5555 5555
5555 5555
Tonus otot : Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus
Trofi : Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi

Reflek Fisiologis
Refleks biseps : (+/+)
Refleks triseps : (+/+)
Refleks patella : (+/+)
Refleks archilles : (+/+)
Reflek Patologis SENSIBILITAS
Hoffman trimmer: (-/-)
Eksteroseptif:
Babinski : (-/-)
- Nyeri : (+/+)
Chaddock : (-/-) - Suhu : Tidak Dilakukan
Oppenheim : (-/-) - Taktil : (+/+)
Gordon : (-/-)
Schaefer : (-/-) Propioseptif:
Rosolimo : (-/-) - Posisi : (+/+)
Mendel bechterew: (-/-) - Vibrasi : Tidak Dilakukan
- Tekanan Dalam: (+/+)
Klonus paha : (-/-)
Klonus kaki : (-/-)

KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN


Tes Romberg : Normal

Tes Tandem : Normal

Tes Fukuda : Normal


Disdiadokinesis : Normal

Rebound Phenomen : Normal


FUNGSI OTONOM
Dismetri : Normal
Tes Telunjuk Hidung: Normal
Miksi
Inkontinensia : Tidak Ada
Tes Telunjuk Telunjuk: Normal

Tes Tumit Lutut : Normal Retensi Urin : Tidak Ada


Anuria : Tidak Ada
Defekasi
Inkontinensia : Tidak Ada
Retensi : Tidak Ada

FUNGSI LUHUR
Fungsi Bahasa : Baik

Fungsi Orientasi : Baik


Fungsi Memori : Baik

Fungsi Emosi : Baik


Fungsi Kognisi : Baik
Pemeriksaan khusus:
Pemeriksaan Wartenberg: (-)
Pemeriksaan pita suara: (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
EMG (25 November 2014)

Pemeriksaan Harvey Masland:


- N. Aksesorius (m. Trapezius) kanan: Pada stimulasi 3,5,7,10 Hz pre dan
post excercise tampak decrement> 10%.
- N. Aksesorius (m. Trapezius) kiri: Pada stimulasi 3,5,7,10 Hz pre dan
post excercise tampak decrement > 10%.
Hasil Pemeriksaan: Harvey Masland Test (+)

CT Scan Thorax (15 Desember 2015)


Kesan :
- Tidak tampak gambaran massa paru maupun mediastinum.
Seorang wanita (53 tahun) kontrol rutin di poli saraf RSPAD Gatot
Soebroto dengan diagnosis myastenia gravis yang telah di deritanya selama 2
tahun. Sejak 2 tahun yang lalu (tahun 2013) pasien mengeluh kelopak mata
sebelah kanan sering terjatuh hingga menutupi sebagian bola mata dan sulit
dibuka yang munculnya setiap hari terutama pada sore hari dan membaik pada
pagi hari setelah pasien istirahat semalaman. Keluhan ini disertai dengan
pandangan berganda. Pasien melakukan pengobatan rutin ke dokter mata selama
1 tahun namun tidak ada perbaikan.
1 tahun terakhir keluhan semakin memberat. Kelopak mata sebelah kanan
semakin jatuh hingga menutupi seluruh bola mata dan kelopak mata tidak dapat
dibuka kembali. Keluhan ini disertai dengan kelemahan pada seluruh anggota
gerak tubuh, kesulitan menelan, dan suara lama kelamaan melemah apabila
pasien berbicara terlalu banyak dan lama. Keluhan tersebut terutama dirasakan
setelah melakukan aktifitas dan dapat membaik setelah pasien beristirahat.
Kemudian pasien dirujuk ke dokter spesialis saraf RSPAD Gatot Subroto dan
melakukan pengobatan rutin sampai saat ini.
Selama 1 tahun terakhir pasien telah berobat. 5 bulan setelah mengonsumsi
obat-obat yang diberikan pasien sudah mengalami banyak perbaikan dan pasien
mulai mengurangi intensitas minum obatnya. 1 bulan setelahnya keluhan muncul
kembali dan pasien akhirnya mulai rutin kembali minum obat. Keluhan hingga saat
ini semakin membaik dan tidak pernah muncul kembali selama pasien
mengkonsumsi obat. Pasien mengaku bahwa ayah dan kakek pasien memiliki
keluhan serupa dengan pasien.
Pada pemeriksaan internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan.
Pada hasil pemeriksaan penunjang EMG pada tanggal 25 November 2014
ditemukan Harvey Masland Test (+). Pada pemeriksaan CT Scan thorax pada
tanggal 15 Desember 2015 tidak tampak gambaran massa paru maupun
DIAGNOSA
Diagnosa Klinis : Riwayat Tetraparase tipe
perifer, Ptosis Unilateral
Ocular Dextra, Disfagia,
Disfoni
Diagnosa Topis : Neuromuscular Junction
Dignosa Etiologis : Miastenia Gravis Grade IIA
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologis
Edukasi pasien dan keluarganya dalam kaitannya dengan meminimalisir
faktor risiko
Periode istirahat yang sering selama siang hari untuk menghemat
kekuatan

Farmakologis
Mestinon 3x1tab 60 mg PO

Prednisolon 2x1tab 5 mg PO

PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan laboratorium kadar anti-asetilkolin reseptor antibodi

PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanam : Dubia ad bonam
Ad Cosmeticum : Dubia ad bonam
ANALISIS KASUS
Sejak 2 tahun yang lalu (tahun 2013)
-Kelopak mata sebelah kanan sering terjatuh Ptosis
hingga menutupi sebagian bola mata dan Kelemahan
kelopak mata sebelah kanan sulit dibuka . Otot Ocular
-Pandangan berganda Diplopia

Timbul setiap hari terutama pada sore hari Karakteristik Miastenia


dan membaik pada pagi hari setelah Miastenia Ocular
pasien istirahat semalaman. Gravis

Pasien mengaku ayah dan kakek pasien memiliki Risk


keluhan serupa dengan pasien. Factor

Pasien melakukan pengobatan rutin selama 1 tahun di


dokter spesialis mata namun tidak mengalami perbaikan.
DEFINISI
Suatu penyakit autoimun yang

menyebabkan gangguan pada


neuromuscular junction sehingga terjadi
gangguan pada transmisi neuromuskular
yang ditandai dengan kelemahan abnormal
dan kelelahan dari otot rangka yang
dipergunakan secara terus-menerus.
1 tahun terakhir keluhan pasien semakin memberat.

- Kelopak mata sebelah kanan semakin jatuh hingga menutupi seluruh


bola mata dan kelopak mata tidak dapat dibuka kembali
-Kelemahan seluruh anggota gerak tubuh,
-Kesulitan menelan,
-Suara lama kelamaan melemah apabila pasien berbicara terlalu
banyak dan lama.

Keluhan tersebut terutama dirasakan setelah melakukan aktifitas,


dan dapat membaik setelah pasien beristirahat.

Dirujuk ke dokter spesialis saraf RSPAD Gatot Subroto dan


melakukan pengobatan rutin
EMG Repetitive Nerve Stimulation (RHS)/Harvey-Masland Test
(25 November 2014)

Pemeriksaan Harvey Masland:


- N. Aksesorius (m. Trapezius) kanan: Pada stimulasi 3,5,7,10 Hz pre
dan post excercise tampak
decrement > 10%.
-N. Aksesorius (m. Trapezius) kiri : Pada stimulasi 3,5,7,10 Hz pre
dan post excercise tampak
decrement > 10%.

Hasil Pemeriksaan: Harvey Masland Test (+) Myasthenia


DIAGNOSIS

ANAMNESIS KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK
TEST DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
Kelemahan otot bertambah berat saat aktifitas
dan membaik saat istirahat.
Klinis berupa :
Ptosis Otot mata
Diplopia ( 60% )
Sengau / parau
Gangguan menelan
Paresis ekstremitas
Sesak nafas ( derajat berat )
Derajat klinis dari ringan sampai berat dan terjadi
krisis miastenia.
PEMERIKSAAN FISIK
Test kekuatan motorik, termasuk mengangkat lengan dan
akan jatuh pada penderita miastenia dengan otot-otot bahu
terkena.

Test gerakan bola mata.

Test memandang obyek diatas level bola mata ; akan


timbul ptosis.

Test menghitung dari 1 sampai 100 ; suara akan melemah


sampai hilang atau disartri pada miastenia.
TES DIAGNOSTIK MG

Test tensilon :
Cara : pemberian 2 mg endrofonium i.v. bila tidak ada
efek samping dilanjutkan dengan 8 mg.
Hasil : gejala miastenia membaik dalam 30 detik
sampai 1 menit.

Test pemberian neostigmin 1,25 mg IM, dapat


dikombinaasikan dengan atropin 0,6 mg untuk
mencegah efek samping.
Hasil : gejala miastenia membaik dalam 30 detik dan
berakhir dalam 2 atau 3 jam.
Lanjutan Test diagnostik ( I )

Test EMG
Cara : perangsangan berulang pada otot
deltoid.

Hasil : pada MG akan terdapat penurunan


amplitudo ( 10% ) meskipun dengan
kecepatan stimulasi yang rendah ( 3/sec ),
dengan pemberian antikolinesterase
gambaran EMG normal kembali.
Gambaran Harvey Masland Test
Pemeriksaan penunjang pada
MG
Test Imunologi : AChR Ab 90% naik pada
miastenia general.
Radiologi :

Foto Thorak
CT Scan / MRI Thorak
GAMBARAN RADIOLOGIK

Gambaran radiologi Gambaran MRI timoma


1 tahun terakhir keluhan pasien semakin memberat.

- Kelopak mata sebelah kanan semakin jatuh hingga menutupi seluruh


bola mata dan kelopak mata tidak dapat dibuka kembali
-Kelemahan seluruh anggota gerak tubuh,
-Kesulitan menelan,
-Suara lama kelamaan melemah apabila pasien berbicara terlalu
banyak dan lama.

Keluhan tersebut terutama dirasakan setelah melakukan aktifitas,


dan dapat membaik setelah pasien beristirahat.

Dirujuk ke dokter spesialis saraf RSPAD Gatot Subroto dan


melakukan pengobatan rutin
EMG Repetitive Nerve Stimulation (RHS)/Harvey-Masland Test
(25 November 2014)

Pemeriksaan Harvey Masland:


- N. Aksesorius (m. Trapezius) kanan: Pada stimulasi 3,5,7,10 Hz pre
dan post excercise tampak
decrement > 10%.
-N. Aksesorius (m. Trapezius) kiri : Pada stimulasi 3,5,7,10 Hz pre
dan post excercise tampak
decrement > 10%.

Hasil Pemeriksaan: Harvey Masland Test (+) Myasthenia


- Kelopak mata sebelah kanan semakin jatuh
hingga menutupi seluruh bola mata dan Mild
Ptosis
kelopak mata tidak dapat dibuka kembali
Generalize
-Kelemahan seluruh anggota gerak tubuh, Tetraparese
-Kesulitan menelan, d
Disfagia
-Suara lama kelamaan melemah apabila Myasthenia
pasien berbicara terlalu banyak dan lama. Disfoni Gravis

Keluhan tersebut terutama dirasakan setelah Myasthenia


melakukan aktifitas, dan dapat membaik Gravis IIA
setelah pasien beristirahat.

Dirujuk ke dokter spesialis saraf RSPAD Gatot


Subroto dan melakukan pengobatan rutin Respon
sampai saat ini dan keluhan membaik obat baik
KLASIFIKASI
Klasifikasi menurut Osserman
Ocular miastenia
Terkenanya otot-otot mata saja, dengan ptosis dan diplopia

sangat ringan dan tidak ada kematian


Generalized myiasthenia
Mild generalized myiasthenia

- Permulaan lambat,
- Otot mata otot-otot skelet dan bulber. System pernafasan
tidak terkena.
- Respon terhadap obat baik.
Moderate generalized myasthenia

- Kelemahan hebat dari otot-otot skelet dan bulbar


- Respon terhadap obat tidak memuaskan.
Severe generalized myasthenia

Acute fulmating myasthenia


- Permulaan cepat progresi penyakit dalam 6 bulan.
- Kelemahan hebat dari otot-otot pernafasan.
- Respon terhadap obat kurang memuaskan, aktivitas penderita
terbatas dan mortilitas tinggi, insidens tinggi thymoma
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologis
Edukasi pasien dan keluarganya dalam
kaitannya dengan meminimalisir faktor risiko
Periode istirahat yang sering selama siang hari
untuk menghemat kekuatan

Farmakologis
Mestinon 3x1tab 60 mg PO
Prednisolon 2x1tab 5 mg PO
Prinsip penatalaksanaan MG:
Terapi simtomatis dengan antikolinesterase,
Terapi imunomodulator jangka pendek

(plasmaferesis dan IVIg),


Terapi jangka panjang (glukokortikoid dan

obat imunosupresan lain).


Antikolinesterase
Neostigmin bromide ( Prostigmin )
Bentuk tablet 15 mg
Durasi kerja pendek
Pemberian dapat 3 jam sekali.

Piridostigmin bromide ( Mestinon )


Bentuk tablet 60 mg, sirup 12 mg/cc
Bentuk parenteral / IM ; 11/30 dosis oral
Diabsorbsi di GI dan inaktif di lambung, sehingga dosis oral harus lebih
tinggi.
Onset of action 30-60 menit. Mencapai puncaknya setelah 2 jam.
Duration of action 4 jam, maka dapat diberikan tiap 4 jam, atau 5-6 jam.
Dosis dapat ditingkatkan sampai 240 mg tiap 3-4 jam atau 120 mg tiap 2
jam.
Pada sore hari dosis dapat dikurangi.

Aberonium chlorida ( Mytelase )


Dalam bentuk tablet 10 dan 25 mg.
Duration of action lama.
Jarang digunakan.

Endrofonium chlorida ( Tensilon )


Bentuk parenteral
Duration of action terbatas.
Digunakan untuk membedakan krisis miastenia dan krisis kolinergik.
Efek samping obat
antikolinergik

Aktifitas berlebihan dari reseptor nikotinik berupa :


Kram-kram pada otot
Fasikulasi
Kelemahan sangat berat.

Aktifitas berlebihan pada reseptor muskorinik :


Kram otot perut
Diare
Palpitasi
Berkeringat banyak
Sekresi nasal dan bronkial
Hipersalivasi
Jumlah urin yang meningkat.

Efek samping muskorinik dapat diatasi dengan pemberian


atropin. Atropin 0,4-0,6 mg bersama neostigmin
memberikan dosis efektif.
Jangka Panjang
Kortikosteroid (Prednison)
Cara Kerja: imunosupresan yang memiliki efek pada aktivasi sel

T helper dan pada fase proliferasi dari sel B. Sel T serta antigen-
presenting cell yang teraktivasi diperkirakan memiliki peran
yang menguntungkan dalam memposisikan kortikosteroid di
tempat kelainan imun pada miastenia gravis. Pasien yang
berespon terhadap kortikosteroid akan mengalami penurunan
dari titer antibodinya.
Dosis Prednison dimulai dengan dosis 15 20 mg/hari hingga 50

60 mg/hari. Dosis maksimal penggunaan kortikosteroid adalah


60 mg/hari kemudian dilakukan tapering pada pemberiannya.
Respon baik dapat dicapai setelah dosis awal dan di-tapering

hingga mencapai dosis terendah untuk maintainance. \


Efek samping berupa osteoporosis, diabetes, dan komplikasi

obesitas serta hipertensi.


PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan laboratorium kadar anti-asetilkolin

reseptor antibodi
BIOMOLEKULER MIASTENIA
GRAVIS

Saraf

Pre sinaps

ACh
ACh

AChE
reseptor ACh
AChEi
Ca
Post sinaps Na
Otot
K
ETIOLOGI
Respon Autoimun

Antibodi thd protein


pada neuromuscular

Antibody thd Low


Antibody thd Antibody thd Muscle
Density Lipoprotein
Receptor Ach Specific Kinase
Receptor Related
(AchR-MG) (MuSK)
Protein 4 (Lrp4)
PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanam : Dubia ad bonam
Ad Cosmeticum : Dubia ad bonam
SELESAI

You might also like