You are on page 1of 52

PEMBAHARUAN PEMERINTAHAN

DAERAH

Oleh :
Dr.Achmad Namlis.
PERUBAHAN DAN
PERKEMBANGAN KENEGARAAN

GLOBALISASI
EKONOMI
FAKTOR MOMENTUM
( Pasar& Perdagangan
EKSTERNAL
Bebas, HAM, Demokrati-
REFORMASI TAHUN 1998
sasi Iptek, Komuni- DALAM
PENGARUH Kasi dan Informasi ) BERBAGAI BIDANG
PERUBAHAN KEHIDUPAN BERMASY-
ARAKAT, BERPEMERIN-
LINGKUNGAN
TAHUN 1997 TER- TAHAN, BERBANGSA
STRATEGIS DAN BERNEGARA
JADINYA KRISIS
FAKTOR MONETER/EKONO-
INTERNAL MI BERDAMPAK
KRISIS MULTI-
DIMENSIONAL

MEMBANGUN PENATAAN DAN PEMBARAUAN


GOOD GOVERNANCE SISTIM POLITIK, PEMERINTAHAN,
ADM, EKONOMI, HUKUM,
SOSBUD DAN HANKAM
REFORM PUBLIC ADMINISTRATION
MEMBANGUN GOOD GOVERNANCE
Good Governance merupakan paradigma baru dari Administrasi
Publik
Good Governance bermuatan nilai-nilai yang menjungjung ting-
gi kehendak rakyat dan kemampuan rakyat serta aspek fungsi-
onal dari kepemerintahan yang efektif, efisien dan akuntabel
Good Governance pengembangannya bersifat sinergi, setara
dan seimbang antara publuc/state sector, private sector and
society sector ( pemerintah, sewasta, masyarakat ).
Good Governance mengandung penguatan dimensi :
1) prinsip-prinsip pemerintahan yg baik ( demokratisasi,
transparansi, penguatan hukum, kesetaraan, partisipasi,
efektivitas, kesepakatan, visi kepemimpinan dan visi strategis);
2) proses pemerintahan dan administrasi;
3) pranata lembaga pemerintahan, swasata dan masyarakat.
Good governance sangat ditentukan secara signifikansi oleh
peran dan fungsi good dan clean government
GOOD AND CLEAN
GOVERNMENT
Good dan Clean Government membangun good governance dalam
mensikapi perubahan lingkungan strategis
Good dan Clean Government menjadi dimensi utama dari pitanti
kelembagaan untuk melaksnakan prinsip dan proses pemerintahan
yang baik dalam kebijakan dan pelayanan publik Public Policy and
Service ).
Good and Clan Government atas dasar paradigma pemerintahan
desentralistik dalam konteks sistem pemerintahan nasional
Good and Clean Government berdasarkan UU No. 28 tahun 1999
Tentang Penyelenggara Negara yang bersih dena Bebas KKN.
Good and Clean governance menyelenggarakan fungsi regulasi,
fasilitasi, koordinasi, pembinaan, kemitraan, pengawasan dan
pengendalian urusan pemerintahan yang krebibel dan akuntabel.
Good and Clean Governance yang mengedepankan spirit goord
governance, desentralisasi, pengembangan kapasitas, pemberda-
yaan dan kebersamaam dalam kesatuan.
Good and clean governance mewujudkan sinergi dan harmonisasi
pemerintah pusat dan daerah dalam melaksnakan fungsi urusan
pemerintahan.
PEMBAHARUAN PARADIGMA ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN

1. Mitos Pemerintahan (Government Mi-


tos )
2. Reinventing Government
3. Banisching Bureucracy
4. Privatization
5. Management Total Quality
6. Learning Organization
7. Good Governance
8. dsb
FUNGSI PEMERINTAHAN NEGARA
MENURUT DAVEY

FUNGSI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN ( POLITIC )


FUNGSI PELAYANAN PUBLIK ( PUBLIC SERVICE )
FUNGSI PEMBANGUNAN ( DEVELOPMENT )
FUNGSI DESENTRALISASI ( DECENTRALIZATION )

DESENTRALISASI POLITIK
DESENTRALISASI ADMINS-
TRASI
DESENTRALISASI FUNGSI-
ONAL
DESENTRALISASI
DESENTRALISASI EKONO-
MI
DESENTRALISASI KEBUDA-
YAAN
SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH YANG
DESENTRALISTIK ( RONDINELLI DAN CHEEMA )

PEMERINTAH MENINGKATKAN
FUNGSI DINAMIKA SWASTA PELAYANAN
DESENTRALISASI POLITIK DAN DAN KESEJAH-
PEMERIN- DAN MASYARA- TRAAN MASYA-
TAHAN ADMINISTRASI KAT RAKAT
PPRINSIP PEMERINTAHAN DAERAH

Pemerintahan Daerah berdasarkan konsitutional dengan jiwa dan


semangat pergeseran pemerintahan sentralistis menuju
desentralistis ( decentralization )
Pemerintahan Daerah membangun otonomi seluas-luasnya
( autonomi) dalam koridor sistem dan prinsip NKRI (discreation)
Pemerintahan daerah berdasarkan absolute and decentralization
authority melalui asas dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas
pembantuan ( delegation authority )
Pemerintahan daerah mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan,pemberdayaan, peran
serta masyarakat dan daya saing daerah (goal aceleration )
Pemerintahan daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan daerah
dalam sisten NKRI ( principle ).
POLITIK DESENTRALISASI DALAM SISTEM
PEMERINTAHAN INDONESIA
Prinsip Dasar Penyelenggaraan Sistem Pemda pada Psl 18 UUD
1945 ( sebelum dan sesudah Amandemen )
Pasal 18 UUD 1945 sebelum amandemen Pembagian daerah
Indonesia atas daerah besar dan kecil dengaan susunan
pemerintahannyaditetapkan dengan UU, dengan menadang dan
mengingatkan dasar permusyawaratan dalam sistem pemerin-
tahan negara dan hak-hak asal usul daerah-daerah yang bersi-
fat istimewa
Negara Indonesia suatu Eenheidsstaat , tidak mungking
mempunyai daerah bersifat Staat . Daerah bersifat autonom
dan bersifat administratif. Teritori Negara Ind. Kurang lebih 250
Zelefsbestuurende Landschappen dan Volksgemeenschappen
Pasal 18 UUD 1945 Amandemen Pasal 18 ayat 1 NKRI dibagi
atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, kota
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan UU
STRATEGI PEMERINTAHAN DAERAH
NKRI dibagi atas Daerah-daerah provinsi dan daerah
pro-vinsi dibadi atas Kabupaten dan Kota yang mem-
punyai pe-merintahan daerah
Pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri
uru-san pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pem-bantuan
Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya , kecuali urusan pemerintahan yang menjadi
urusan pemerintah
Pemerintahan daerah dalam menjalankan urusan
pemerin-tahan memiliki hubungan dengan pemerintah
dan peme-rintahan daerah lainnya
Hubungan pemerintahan daerah meliputi wewenang,
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sda dan
sumberdaya lainnya secara adil dan selaras yang
menimbulkan hubunga administratif dan kewilayahan
antara susuan pemerintahan
Mengakui satuan pemerintahan daerah yang bersifat
khusus atau istimewa dg UU
ESENSI PRINSIP DASAR SISTEM PEMERINTAHAN
DAERAH BERDASARKAN UUD 1945 ( AMANDEMEN )
1. NKRI dibagi dibagi Daerah daerah ( Provinsi, Kabupaten dan Kota
yang mempunyai pemerintahan daerah
2. Pemerintahan Daerah ( Provinsi, Kab dan Kota ) mengatur dan
menurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan
3. Pemerintahan Daerah ( Provinsi, Kab dan Kota ) memiliki DPRD yg
anggotanya melalui Pemilu )
4. Gubernur, Bupati dan Walikota sebagai Kepala pemerinta-han
Daerah yang dipilih secara demokratis
5. Pemerintahan Daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali
urusan pemerintahan yg oleh UU sebagai urusan Pemerintah Pusat
6. Pemerintahan Daerah berhak menetapkan Perda dan Peraturan
lainnya untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan
7. Susuan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur
dgn UU
8. Hubungan wewenang antara Pem. Pusat dan Pemda diatur dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
9. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan SDA dan SD
lainnya diatur dan dilaksanakan secara adil dan merata dg UU
10. Negara menghormati satuan2 Pemerintahan Daerah bersifat
istimewa diatur dg. UU
11. Negara mengakui dan menghormati kesatuan2 masy.hukum adat
serta hak2 tradisionalnya sesuai dengan perkembangan masy. Dg
prinsip NKRI
KEBIJAKAN UU NO. 32 UU NO.32 TAHUN 2004
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
DASAR PERTIMBANGAN PENYUSUNAN UU NO. 32
TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

1. UUD 1945 YANG TELAH DIAMANDEMEN YANGTERKAIT DG. SISTEM


PEMERINTAHAN DAERAH ( PSl 1, 5, 18, 18 A, 20,21,22 D, 23E,24,31, 33,
dan 34 )
2. KETETPATAN MPR YG TERKAIT DG AMANAT PERUBAHAN UU
PEMERINTAHAN DAERAH ( NO. IV/MPR/2000 DAN NO. Vi/MPR/2002 )
3. PENYELARASAN DAN PENYERASIAN DGN UU LAIN ( NO. 28/99,
17/2003, 22/2003, 23/2003, 1/2004, 15/2004 DAN 25/ 2004)
4. HASIL EVALUASI PELAKSANAAN UU NO. 22/1999 MENGHADAPI
PERMASALAHAN PD TATARAN KONSEP, INSTRUMEN DAN IMPLE-
MENTASI SEHINGGA TIDAK TDK MENCAPAI TUJUAN DISELENGGA-
RAKANNYA OTDA
5. PENGARUH LINGKUNGAN STRATEGIS ( GLOBALISASI DAN PERDA-
GANGAN BEBAS YANG MENUNTUT MAS, BANGSA DAN NEGARA
EFISIENSI DAN DAYA SAING TINGGI MELALUI ARAHAN NIRMATIF
MODEL PEMERINTAHAN
DAERAH

DESENTRALISASI FORMIL DAN MATERIIL


MODEL GABUNGAN DAERAH OTONOM ( LOCAL AUT-
HONOM0US ) DAN WILAYAH ( LOCAL STATE ADMINIS-
TRATION )
KAB/KOTA OTONOMI LUAS DAN PROV OTONOMI TERBATAS
DAN LINTAS
GUBERNUR SELAKU KEPDA DAN KEPWIL, BUPATI /WALIKOTA
SELAKU KEPDA
INTEGRASI PEMERINTAHAN DAERAH ( KEPDA DAN DPRD )
MANAJEMEN PEMDA DEMOKRATIS, STRATEGIS AKUN-
TABILITAS
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DENGAN PRINSIP
KONKURENSI ( PUSAT, DAERAH PROVINSI DAN DAERAH
KAB/KOTA )
ESENSI DASAR PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH

PEMBENTUKKAN DAERAH DAN KAWASAN KHUSUS


PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
KEPEGAWAIAN DAERAH
PERATURAN DAERAH DAN PERATURAN KEPALA DAERAH
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KEUANGAN DAERAH
KERJASAMA DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN
KAWASAN PERKOTAAN
DESA
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PERTIMBANGAN DALAM KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH
PEMBENTUKAN DAERAH DAN
KAWASAN

NKRI
FUNGSI PEMERINTAHAN

UMUM TERTENTU
DIBENTUK DIBENTUK
DAERAH KAWASAN

DAERAH PERDAGANGAN KAWASAN


PROVINSI/ DAN PELABUHAN TERTENTU DG
KHUSUS BEBAS DG UU PP

KABUPATEN/
KOTA
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

SEPENUHNYA WEWENANG DIKELOLA BERSAMA


PEMERINTAH PEMERINTAH, PROV, KAB/
KOTA

1. POLITIK LUAR NEGERI


2. PERTAHANAN Prinsip Konskurensi
3. KEAMANAN
4. YUSTISI
( Esternalitas, Akuntabilitas
5. MONETER DAN FISKAL NAS. Dan Efisiensi )
6. AGAMA
7. DAN UR. PEM. LAINNYA

Menyelengg. Sendiri /melimpah-


Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintah
Kan sebagian ur, pem. pd perang- Daerah
kat Pemerintah/wkl Pem di Drh /
Menugaskan pd, Pemda dan atau
Pemdes
1. Menyelenggaran
sendiri
2. Melimpahkan se-
Standar Pelayanan Wajib Pilihan
bagian kpd Gub.
Minimal ( SPM ) Pelayanan Dasar Sektor Unggulan 3. Menugaskan se-
bagian ur. Kpd
Diselenggarakan berdasarkan asas Pemda/ Pemdes
Otonom dan Tugas Pembantuan
NKRI DIBAGI ATAS DAERAH-DAERAH

1.PEMBENTUKAN PROVINSI
DAERAH DITETAP-
KAN DG UU
2. PEMBENTUKAN
BERUPA PENG-
GABUNGAN DAN MASING-MASING
PEMEKARAN MEMPUNYAI
3. PEMEKARAN SE- DIBAGI ATAS PEMERINTAHAN
TELAH MENCAPAI DAERAH
BATAS USIA PE-
NYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
( PROV=10 TH,
KAB/KOTA=7 TH KABUPATEN
DAN KEC= 5 TH )
DAN KOTA
PEMBENTUKAN DAERAH
DITETAPKAN DENGAN UU

SUBSTANSI BERUPA PEMEKARAN SETELAH


1. Nama 1. Penggabungan Be MENCAPAI BATAS
2. Cakupan Wilayah berapa daerah MINIMAL USIA PENYE-
3. Batas 2. Penggabungan se LENGGARAAN PEME-
4. Ibukota bagian daerah yang RINTAHAN :
5. Kewenangan bersandingan 1. Provinsi 10 Tahun
6. Penjabat Kepda 3. Pemekaran dari sa- 2. Kabupaten Kota
7. Pengisian DPRD tu daerah menjadi 7 Tahun
8. Pengalihan Pegawai dua daerah atau 5. Kecamatan 5 Ta-
9. Pendanaan lebih. hun
10. Peralatan dan Doku
men
11.Perangkat Daerah
SYARAT PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM

ADMINISTRATIF TEKNIS FISIK KEWILAYAHAN

A. PROVINSI
A. PEMBENTUKAN > Paling sedidik 5
PROVINSI FAKTOR DASAR PEM- Kab/Kota
1. Aspirasi Masy. BENTUKAN DAERAH > Lokasi Calon Ibu
2. Kept DPRD Kab/ 1. Kemampuan Ekonomi
Kota Kota
2. Potensi Daerah
3. Persetujuan Bu- 3. Sosial Politik > Sarana dan pra-
pati/Wlkota masing2 4. Sosial Budaya sarana Pem.
cakupan Provinsi 5. Kependudukan B. KABUPATEN
4. Kept DPRD Induk 6. Luas Daerah > Paling sedikit 5
5. Rekomendasi 7. Pertahanan Kecamatan
Gubernur/Induk 8. Keamanan dan > Lokasi calon ibu-
6. Rekomendasi MDN 9. Faktor lain yang me- kota
mungkinkan terseleng-
B. PEMBENTUKAN KAB/ > Sarana & Prasa-
garanya Otda ( kemam-
KOTA puan keuangan, tingkat rana Pem.
1. ASpirasi Masy kesra rentang kendali C. KOTA
2. Kept DPRD Kab/Kota penyelenggaraan peme- > Paling sedikit 4
3. Persetuan Bup/Wlkot rintahan daerah) Kecamatan
4. Rekomenasi Gub. > Sarana dan prasa-
5. Rekomendasi MDN rana Pemerintaha
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN

PENYELENGGARA
PENEYENGGARA ASAS UMUM PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN KEPASTIAN HUKUM DAERAH
TERTIB PENYELENGGARAAN
KEPENTINGAN UMUM
KETERBUKAAM
PROPORSIONALITAS PEMERINTAH
PROFESIONALITAS DAERAH DAN DPRD
PRESIDEN/WLK
AKUNTABILITAS
PRESIDEN DAN EFISIENSI DAN
MENTERI EFEKTIVITAS

1. ASAS DESENTRALISASI
2. ASAS DEKONSENTRASI
3. ASAS TUGAS PEMBANTUAN

1. ASAS OTONOMI
2.ASAS TUGAS PEMBANTUAN
HAK DAN KEWAJIBAN PEMERINTAHAN DAERAH

HAK DAN KEWAJIBAN

DAERAH KEPALA DAERAH DPRD

HAK HAK DPRD


KEWAJIBAN
Mengatur & mengurus sendiri Interpelasi
Memgang teguh & mengamal-
Melilih Pimp. Daerah Angket
kan PS, UUD dan mempertahan
Mengelola Ap. Daerah Mentakan Pendapat
kan NKRI
Mengelola Kekayaan Daearah HAK ANGGOTA
Meningkatkan Kesra
Mendapatkan bagi hasil Mengajukan Raperda
Memelihara Trantibmas
Mendapatkan sumber Pendapa- Mengajukan Pertanyaan
Mentaati dan menegakkan per-
Patan yang syah Menyampaikan Usul dan Pendapa
UU-an
KEWJAIBAN Memilih dan dipilih
Menjaga etika dan moral
MELINDUNGI MASY. Membela diri
Memperttg. Pengeluaran Kuda
Menjaga Persatuan, persatuan Imunitas, Protokolel. Keu dan
han NKRI Menjalin Hub. Kerjasama
Administratif
Meningkatkan kualitas kehidu- Membuat Renstra
pan KEWAJIBAN
Mengembangkan demokrasi Mengamalkan PS, UUD dan taat
Mewujufkan adil & merata UUMelaks. Kehidupan demokrasi
Meningkatkan Pelayanan & Pen- Mempertahankan, memelihara ke-
didakan
rukunan Nas. & NKRI
Mengemb.sistem jaringan sosial PEMBUKAAN UUD 1945
Menyusun Tata ruang Daera Menyerap, menampung dan men-
Melestarikan LH ndak lanjuti aspirasi rakyat
dsb Mentaatti Tatib, Kode etik & sum-
pah janji
Mentaati Norma & etika,hak & kew
TUGAS DAN KEWENANGAN PEMERINTAHAN
DAERAH

KEPALA DAERAH WAKEPDA DPRD

1. Mempimp. Penyelengg. 1. Membantu KDH dlm


Pemerintahan . Da. penyelengg. Pemda 1. Membentuk Perda
2. Mengajukan Raperda 2.Mengkoordinasikan ke- 2. Membahas RAPBD
3. Menetapkan Perda giatan Inst. Vertikal dan 3. Melaks. Pengawasan
4. Menyusun dan Mengaju- Dinas daerah 4. Mengusulkan pengang-
kan Raperda APBD 3. Memantau dan mengeva- katan & Pemberhentian
5. Mengupayakan terlak- luasi Pem. Kab/Kota/Kec, KDH % WKL KDH
sananya Kewajiban Da, 4.Memberikan saran dan 5. Memilih KDH
6 Mewakili Daerah didlm pertimb. Kpd KDH 6. Memberikan Pendpt &
& di luar pengadilan 5. Melaksanakan tugas Pertimb. Serta persetuju-
7. Tugas lainnya KDH apabila berhalangan an Thdp renc. Ker-
jasama intrnl.
7. Meminta LKPJ
8. Membentuk Panwas
Pilkada
9. Mmelaks. Was & memin-
ta laporan Pelaks. Pilkada
10. Memberi Persetujuan
kerjasama antar daerah
dg pihak ketiga
DPRD

UU NO. 22 UU NO. 32
TAHUN 2003 TAHUN 2004

PSL 42 DITAMBAH
KEDUDUKAN : UNSUR MEMILIH WKDH ( KON-
PENYELENGGARAN PE- DISI TERTENTU )
MERINTAHAN DAERAH TUGAS
MEMBENTUK PANWAS
FUNGSI ; LEGISLASI , DAN PILKADA
ANGGARAN & PENGA- WEWENANG MELAKUKAN WAD & ME-
WASAN MINTA LAPORAN LAKS,
HAK : INTERPLEASI, PILKADA KEPADA KPUD
ANGKET, MENYATAKAN
PENDAPAT
PEMERINTAHAN
DAERAH PROVINSI
PEMERINTAHAN
DAERAH
GUBERNUR DPRD
PROVINSI

SETDA

PERANGKAT
DAERAH

DINAS LTD SET. DPRD


DAERAH
PERDA DAN PERATURAN KEPALA DAERAH

Penetapan Perda ( Psl 136 )


Asas Pembentukan Peraturan Per-UU-an ( Psl 137 )
Asas-asas yang digunakan terkait dengan materi muatan Perda (
Psl 138 )
Masyarakat diberi akses memberikan masukan dalam penyiapan
dan pembahasan Raperda ( Psl 139 )
Tata Cara Pembahasan Perda baik berasal dari Pemda & DPRD
( Psl 134 dan 141 )
Penyebarluasan Rancangan Perda ( Psl 142 )
Ruang Lingkup muatan Perda ( Psl 142 )
Pengesahan Perda ( Psl 144 )
Pengawasan Represif terhadap Perda ( 145 )
Peraturan KDH sebagai Peraturan Pelaksana Perda ( Psl 146 )
Pengundangan Perda dan Peraturan KDH ( Psl 147 )
Institusi Penegak Perda ( Satpol PP ) ( Psdl 148 % 149 )
TAHAP,PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BENTUK DOKUMEN, SUBSTANSI DANDAERAH
ASPEK LEGALITAS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

NO. TAHAP,DOK DAN SUBSTANSI REGULASI


JANGKA WAKTU

1. - Jangka Panjang Mengacu RPJP Nas. Perda


- RPJP memuat :
- 20 Tahun Visi, Misi dan Arah
Pembangnan
2. - Jangka Menengah Penjabaran Visi, Misi, Perda
-RPJM Program Kepda
- 5 Tahun berpedoman RPJPD &
memperhatikan RPJM Nas
Isinya :
1. Strategi Pemb. Daerah
2. Kebijakan Umum
3. Arah kebijak. Kuda
4. Program SKPD, Lintas
SKPD, Kewilayahan, lintas
kewilayahn memauat kegiat-
dlm kerangka regulasi dan
anggaran
NO. TAHAP, DOK DAN SUBSTANSI REGULASI
JANGKA WAKTU

3. - Jangka Pendek Penjabaran RPJMD Peraturan

KDH
- RKPD Mengacu pada RKP
- 1 tahun isi :
1. Prioritas Pemb. Daerah
2. Rancangan Kerangka Ek.
makro Daerah
3. Arah Kebijakan Kuda.
4. Program SKPD, Lintas SKPD
kewilayahan, dan lintas ke-
wilayahan yang memuat
kegiatan dalam :
- kerangka regulasi
- kerangka anggaran
No. TAHAP, DOK DAN SUBSTANSI REGULASI
JANGKA WAKTU

4. Renstra SKPD Berpedoman pada RPJMD Perturan


KDH
Isinya :
1. Visi, Misi
2. Tujuan, Strategi dan
Keb.
3. Program- program
4. Kegiatan Indikatif

5. Renja - SKPD Penjabaran Renstra RKPD


Isinya:
1. Kebiajakan SKPD
2. Program dan Kegiatan
Pembangunan
- dilaks. Pemerintah
- mendorong partisipasi
masyarakat
KETERKAITAN DAN KONSISTENSI SUBSTANSI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAN PENGANGGARAN DI DAERAH

Renstra Renja Rincian


RKL
PEMERINTAH KL KL APBN
PUSAT Diacu
Pedoman

RPJP RPJM
RKP RAPBN APBN
NASIONAL Nasional

Diacu Diperhatikan Diselerasikan melalui Musrenbang

dijabarkan
RPJP RPJM
RKPD RAPBD APBD
Daerah Daerah

Pedoman diacu
PEMERINTAH
DAERAH RKA- Rincian
Renstra Renja
SKPD SKPD SKPD APBD

UU NO. 25/2004SPN UU NO. 1 TQHUN 2003KN


CAKUPAN DATA DAN INFORMASI YG AKURAT SERTA
DIPERTANGGUNGJAWABKAN BAGI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH

1. Penyelenggaraan Pemerintah Daerah


2. Organisasi dan tatalaksana Pemerintah Daerah
3. Kepala daerah, DPRD, Perangkat Daerah dan PNS
4. Keuangan Daerah
5. Potensi Sumberdaya Daerah
6. Produk Hukum Daerah
7. Kependudukan
8. Informasi dasar Wilayah
9. Informasi lain terkait dengan Penyeelenggaraan
Pemerintah Daerah

DIKELOLA DENGAN SISTEM INFORMASI


DAERAH YANG TERINTEGRASI SECARA
NASIONAL
TATA CARA PENYUSUNAN RPJPD

Rumusan
Rancangan Saran, Tang- Hasil Kesepa-
Visi & Misi Gapan, Re- Katan dan
Komendasi & Komitmen
Komitmen

Prediksi Kondisi
Umum Daerah Rancangan RANCANGAN
1.Goemorfologi AKHIR RPJPD
RPJP
& Lingk. Sosialisasi, MUSRENBANG -Visi
Merumuskan -Misi
2. Ekonomi & Konsultasi JANGKA
Gambaran PANJANG -Arah Pemb.
SDA Publik dan
3. Demografi Awal DAERAH -Arahan Umum
Jaring Asmara
4. Prasarana &* Visi, Misi -Fungsi & Peran
Sarana & Arah -Sub wilayah
5. dll Pemb. -Atau Kawasam

Rancangan
Arah Pemb. Penetapan Perda
Renc. Tata Ruang RPJPD
------------------------
Perda RPJPD
TATA CARA PENYUSUNAN RPJMD

Visi, Misi dan Rumusan


Program KDH HasilKesepakatan Dan
Komitmen Stakeholder
Analisis
Keungan
Daerah Rancangan RPJMD Rancangan
--------------------------- Akhir RPJMD
Prediksi Kon- Rancangan Awal -Visi, Misi, Program -----------------
Peneta
RPJMD KDH -Visi, Misi, Prog-
Disi Umum Drh Pan
---------------------- ---------------------- -Arah, kebijakan, Ram KDH
Perda
-Strategi Pemb. keuangan daerah -Arah, Kebj,Kuda
-Geografi -Arah keb.Umum -Strategi pemb. Da Musren- -Strategi Pemb. RPJMD
-Perekonomian -Program Priori- bang Da & Kebj. Umum --------
& Kebjkn Umum
-Daerah -Program,indikasi, Perda
tas KDH -Program, Indikasi, Jangka Kegiatan dan Pen-
-Sosbud Menengah RPJMD
Rancangan Kegiatan dan danaan
-Prasaran dan Daerah
Renstra SKPD pendanaan -Rancangan ke-
sarana -Rancangan rangka regulasi
-Visi, Misi, tujuan
-Pem. Umum -Strategi, Kebjkn regulasi -Rancangan ke-
dsb -Program, keg, dan -Rancangan pen- rangka Pendana
pendanaan an
danaan
Ranc. Regulasi -Program Transisi
Pendanaan -kaidah Pelaksa-
naan
Lokasi Kegiatan
Rencana Tata
KEUANGAN DAERAH
Urusan pemerintahan yg menjadi kewenangan daerah
didanai dan beban APBD
Urusan pemerintahan yg menjadi kewenangan di dae-rah
didanai dan beban APBN
Kepala Daerah pemegang kekuasaan pengelolaan keu-
angan daerah yang dilimpahkan sebagian/seluruhnya pada
para pejabat perangkat daerah
Sumber pendapatan daerah : 1) PAD ( Pajak daerah,
retribusi Daerah, kekayaan Daerah dan lain2 ), 2) Dana
Perimbangan ( Bagi hasil, DAU dan DAK ); c)Lain-lain
Pendapatan daerah yg syah
Pemda dapat melakukan pinjaman,menerbitkan obliga-si
dan membentuk dana cadangan daerah, penyertaan modal
sesuai dengan PP
Daerah wajib menyusun APBD
KERJASAMA DAN PENYELESAIAN
PERSELISIHAN
Saerah dapat mengadakan kerjasama dengan daerah lain dg
pertimbangan efektif, efisien, sinergi dan saling mengun-
tungkan
Diwujudkan dalam bentuk badan kerjasama antar daerah dg
keputusan bersama
Daerah dapat kerjasama dg pihak ketiga dalam penyediaan
pelayanan publik
Urusan pemerintahan berdampak lintas daerah dan efisiensi
dikelola bersama dg badan kerjasama
Daerah tidak melaksanakan kerjasama lintas dan pelayanan
publik maka dilaksanakan oleh Pemerintah
Terjadi perselisihan penyelenggaran fungsi pemerintahan antar
Kab/Kota dalam satu provinsi oleh Gubernur
Terjadi perselisihan antar provinsi, antara provinsi dan kab/kota
diluar wilayahnya oleh Mendagri
KAWASAN
PERKOTAAN
Kawasan perkotaan dapat berbentuk :
a. Kota sbg daerah otonom dikelola pemerintah kota
b.bagian daerah kab. Yg memiliki perkotaan dike-lola
oleh daerah/lembaga pengelola yg ber-tanggung
jawab kepada pemerintah kabupaten
c. Bagian dari dua atau lebih daerah yang berba-
tasan memiliki ciri perkotaan dalam tata ruang dan
fasilitas umum tertentu dikelola bersama
Dilawasan perdesan direncanakan dan dibang-un
menjadi kawasan perkotaan
Perencanaan, pelaksanaan pemb. dan penge-
lolaan kawasan perkotaan mengikutsertakan
masyarakat
DESA
Daerah Kabupaten/Kota dibentuk pemerintahan desa
( Pemerintah Desa dan BPD )
Desa di Kab/Kota dpt diubah/disesuaikan status-nya menjadi
Kelurahan
Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan pernagkat desa
( Sekdes dan perangkat desa lain )
Sekretaris Desa adalah PNS yg memenuhi persya-ratan
Kepala Desa dipilih dan masa jabatannya 6 tahun
Urusan pemerintahan desa yang menjadi kewena-ngan desa
( hak asal usul desa, penyerahan urusan dari kab/kota, tugas
pembantuan dari pemerintah, Provinsi, kab/Kota ), urusan
pemerintahan lain yang diserahkan pada desa
BPD bersama Kepdes menetapkan Perdes
Desa dapat membentuk lembaga kemasyarakatan
Desa dapat menyelenggarakan keuangan desa
Desa dapat melakukan kerjasama desa
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
PEMBINAAN
Pembinaan dilaksanakan oleh pemerintah
meliputi :
a. Koordinasi antar susumam pemerintahan
b. Pemberian pedoman dan standar
c. pemberian bimbingan, supervisi dan konsul tasi urusan
pemerintahan
d. pendidikan dan pelatihan
e. Perencanaan, penmelitian pengembangan, pemantauan dan
evaluasi ur. pem

PENGAWASAN
Pengawasan pemerintahan daerah dilaksanakan
Oleh Pemerintah :
1. Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerin-
tahan di daerah
2. Pengawasn terhadap Perda dan Peraturan Kepala
Daerah
MAKNA OTONOMI DAERAH
Dalam UU NO: 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah:
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan (UU 32/2004 pasal 1
point 5 ).

Prinsip Otonomi Daerah adalah otonomi yang luas, nyata dan


bertanggungjawab.

Dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur


semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan Pemerintah
yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini. Daerah memiliki
kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberikan
pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa, dan pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
2. Bidang Pemerintahan Dalam Negeri
Dalam sistem pemerintahan daerah saat ini,
daerah memiliki kewenangan seluruh bidang
pemerintahan, kecuali wewenang tertentu
yang menjadi ciri dalam jaminan eksestensi
negara kesatuan yang tidak memberi peluang
adanya negara dalam negara. Selain itu antara
lembaga Kepala Daerah dengan Dewan
Perwakilan Daerah ada pemisahan secara
tegas. Penetapan kebijakan daerah sekarang
tidak memerlukan pengesahan dari pusat
namun daerah diwajibkan memberikan laporan
kepada Pemerintah cq. Menteri Dalam Negeri
3. PERUBAHAN NILAI
PERUBAHAN NILAI DI ERA OTONOMI

DARI SENTRALISTIK MENJADI DESENTRALISTIK,


DARI TOP DOWN MENJADI BOTTOM UP,
DARI KESERAGAMAN MENJADI KEBERAGAMAN,
DARI BUDAYA PETUNJUK MENJADI PRAKARSA,
DARI INSTRUKSI MENJADI PILIHAN
DARI KETERGANTUNGAN KE KEMANDIRIAN
DARI HIRARKI KE KETERKAITAN
DARI KESENJANGAN KE KESERASIAN
POWER KE PROFESIONAL
PROJECT ORIENTED KE PROGRAM ORIENTED
DILAYANI KE MELAYANI
DOMINASI PEMERINTAH KE PELIBATAN SEMUA STAKE
HOLDERS
PENGERTIAN
PENGELOLAAN KONSERVASI
SUMBER DAYA ALAM HAYATI
(UU No. 5 Tahun 1990):

Adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang


pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya.
PENGELOMPOKKAN SUMBER DAYA ALAM
Menurut UU No. 4/1982 Tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup , sumber daya digolongkan atas :
1. Sumber daya manusia
2. Sumber daya alam hayati
3. Sumber daya alam non-hayati
4. Sumber daya buatan

Ditinjau dari dapat tidaknya diperbaharui :

a. Kelompok yang tidak dapat diperbaharui atau sumber daya alam


yang akan habis.

b. Kelompok yang dapat diperbaharui atau sumber daya yang


tidak akan habis
SUMBER DAYA ALAM DAN MASALAHNYA
KEPENDUDUKAN DAS
kritis

kekeringan

sampah

Permukiman &
pencemaran banjir
Pengertian Pengelolaan SDB
Menurut UU No 27/1997 tentang Mobilisasi dan Demobilisasi

SDB adalah Sumber Daya Alam yang dapat di rekayasa manusia


menjadi berdaya guna atau bertambah daya gunanya untuk
Kepentingan Pertahanan dan Keamanan Negara

Menurut UU No 3/2002 tentang Pertahanan Negara

SDB adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan daya


gunanya untuk kepentingan pertahanan negara

Dalam istilah Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Disebutkan bahwa SDB adalah merupakan bagian dari sumber daya.


Sedangkan sumber daya diartikan sebagi unsur lingkungan hidup
(yang terdiri atas Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia
(SDM) dan Sumber Daya Buatan (SDB)
PELAKU TERKAIT PENGELOLAAN SDA dan SDB

Depdagri Instansi Teknis


Institusi Dep.PU Kehutanan terkait
(Bangda)

-Koordinasi
Pengembangan
Pengembangan Pengembangan dan - Perencanaan
Tanggung Dan Pengelolaan -Implementasi
Kapasitas Pengendalian
Jawab Infrastruktur -Monev
-Fasilitasi Kebijakan Vegetasi DAS
Fisik

-Institusi Daerah -Prasarana


Obyek Stakeholder terkait
-Masyarakat -Fisik Vegetasi Das
SDA+SDB
-Lembaga Masyarakat -SDA
PENGELOLAAN POTENSI DAERAH UNTUK
WUJUDKAN TUJUAN PEMBANGUNAN
SUMBER DAYA (TANGIBLE RESOURCES)

SDM

SD ALAM SD MEWUJUDKAN
BUATAN MANUSIA SEUTUHNYA
AIR, UDARA,
KELAUTAN, ENERGI,
MINERAL PROSES
PEMBAN HASIL
PEMBANGUNAN

KELEMBA
GUNAN
GAAN SISTEM
IPTEK,
KEUANGAN
KOMUNIKASI
DAN INFO & BANK,
RMASI PAJAK &
RETRIBUSI,
BUDAYA DLL
NEGARA ADIL, BUMIKU NYAMAN
MAKMUR, DAN AMAN DIHUNI
REKADAYA SUMBER DAYA SEJAHTERA
(INTANGIBLE RESOURCES)
VISI UTAMA
PEMBERDAYAAN DAERAH

TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN DAERAH DLM


PENGELOLAAN PEMBANGUNAN SECARA
SERASI, PROFESIONAL, DAN BERKELANJUTAN

VISI
MANAJEMEN VISI VISI
DAN LINGKUNGAN INSTITUSIONAL
TEKNOLOGI
VISI INSTITUSIONAL
DALAM PENGELOLAAN SDA DAN SDB
Meliputi aspek sbb:

KEMASYARAKATAN

HUKUM / ATURAN VISI Untuk dpt


LINGKUNGAN berjalan
KELEMBAGAAN secara
akan
INSENTIF memotivasi

TRADISI/KEBIASAAN
VISI
PERILAKU TEKNOLOGI

HUBUNGAN
EFEKTIF &
ORGANISASI OPTIMAL
DUKUNGAN PENATAAN RUANG
DLM MENJAMIN
KEBERLANJUTAN SDA DAN
SDB
ASPEK ASPEK ASPEK ASPEK
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
DUKUNGAN
TATA RUANG RUANG PEMANFAATAN
RUANG

RENCANA TATA PERIJINAN UPAYA PENGAWASAN,


WAHANA RUANG WILAYAH PEMANFAATAN RUANG & PENERTIBAN
DUKUNGAN (ATUR KONVERSI & (KONSISTEN LINDUNGI (TEGAS DLM
KONSERVASI LAHAN KONSERVASI & PENERTIBAN
NYATA LAHAN) IRIGASI TEKNIS) PELANGGARAN)

PERLU KESEPAKATAN DAN KOMITMEN


PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDERS)
UNTUK WUJUDKAN PENGELOLAAN SUMBER
DAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN
DEMI TERWUJUDNYA ...

M AS YAR AK AT

DAERAH
DAERAHOTONOM
OTONOM

ASTAGATRA
ASTAGATRA

G/D SDA SDM I P E SB H

KETAHANAN
KETAHANANDAERAH
DAERAHOTONOM
OTONOM

KETAHANAN
KETAHANANNASIONAL
NASIONAL

PS. GLOBAL KETAHANAN


MASYARAKAT

TT U
UNN AA SS
SEKIAN
TERIMA KASIH
Pengelolaan dan
Pengembangan SDB terkait
dengan Pembangunan Daerah

You might also like