You are on page 1of 50

ANALISA KOSMETIKA

Tujuan pengujian kosmetika


adalah untuk mendapatkan informasi mengenai suatu
kosmetika apakah memnuhi syarat atau tidak untuk
digunakan sehingga masyarakat dapat dilindungi dari
kosmetika yang tidak memenuhi persyaratan.

Hal- hal yang diuji ;


1. Organoleptik : bentuk, warna dan bau
2. Parameter kimia dan fisika : pH, viskositas,,titik lebur, titik
didih, kadar, kemurnian
3. Parameter mikrobiologi yaitu memeriksa adanya cemaran
mikroba : Staphylococcus aureus, Salmonella tiphy,
Clostridium , Pseudomonas aeruginosa dan Candida
albican
4. Parameter biologi ; alergi, sensitisasidan fotosensetisasi
5. Penandaan, yaitu peringatan khusus terhadap suatu sediaan,
misalnya yang terdapat pada sediaan aerosol.

Bentuk sediaan ; aerosol, serbuk/bubuk, bubuk padat, emulsi, gel,jeli,


krayon,pomit dan solusio.

I. AEROSOL
Pengujian yang dilakukan antara lain :
1. Suhu didih prakiraan
2. Residu suhu didih tinggi
3. Kandungan air
4. Isi minimum
5. Jumlah total semprotan
6. Uji kebocoran
Untuk aerosol topikal yang diuji adalah ; laju semprotan
dan uji tekanan.
Untuk inhaler dosis terukur yang diuji adalah Keseragama
kandungan semprotan, ukuran partikel, mikroskopik,
distribusi ukuran aerodinamik dan keseragan
sediaan.
Beberapa uji yang dilakukan antara lain:
I. ISI MINIMUM
Ambil 10 wadah, bersihkan dari etiket dll keringkan bagian
luar, timbang satu per satu . Keluarkan isi tiap wadah
dg cara yg aman misal dg pendinginan untuk
mengurangi tekanan dlm wadah, buka katup dan
tiang . Keluarkan isi yang teringgal dg pelarut yg
sesuai, kemudian bilas dg sejdikit metanol .
Panaskan wadah, katup dan bagian lain pd suhu 100
derajat selama 5 menit. Dinginkan dan timbang
kembali
timbang kembali tiap wadah beserta bagiannya. Perbedaan
antara penimbangan pertama dan penimbangan wadah
kosong adalah bobot bersih. Tetntuka bobot bersih tiap
wadah yang diuji . Persyaratan dipenuhi jika bobot bersih isi
kesepuluh wadah yang diuji tidak kurang dari yang tertera
pada etiket.

PENGUJIAN TEKANAN
Cara : Pilih tidak kurang dari 4 wadah. Lepaskan tutup,
celupkan ke dalam penangas pd suhu tetap 25 der . Hingga
tekanan tetap. Keluarkan wadah dari penangas , kocok baik-
baik, lepaskan aktuatornya, jika ada air hilangkan dari
tangkai katup Letakkan masing-masing wadah dg
memasang suatu alat pengukur tekanan pada tangkai katup.
Baca tekanan dalam wadah pada alat pengukur tekanan.
DERAJAT SEMPROTAN/ LAJU SEMPROTAN
Adalah jumlah bobot isi aerosol yg disemprotkan dlm satu satuan
waktu yg dinyatakan dlm gram tiap detik.
Caranya: Pilih tidak kurang dari 4 wadah . Lepaskan tutupnya,
tekan aktuator masing- masing wadah selama 2- 3 detik.
Timbang saksama masing masing wadah . Celupkan ke dlm
poenangas air pada suhu 25 der. Hingga tekanan tetap.
Keluarkan wadah dari penangas, hilangkan air dg kertas saring
Tekan aktuator masing-masing wadah selama 5 detik tepat.
Timbang kembali masing-masing wadah . Masukkan kembali
wadah dlm penangas dg suhu tetap . Ulangi percobaan 3 kali
untuk masing-masing wadah. Hitung laju semprotan rata-rata
dlm gram per detik untuk masing-masing wadah.
Syarat semua wadah mengandung tidak kurang jumlah
semprotan seperti pada etiket.
PENGUJIAN KEBOCORAN
Pilih 12 wadah , catat tanggal dan waktu dg pembulatan hingga
30 menit. Timbang wadah satu per satu , catat bobot sbg W 1
Biarkan wadah dg posisi tegak pada suhu kamar selama tidak
kurang dr 3 hari . Timbang kembali masing masing wadah .
Catat bobot sbg W2 dan catat tanggal serta waktu dg
pembulatan hingga 30 menit. Hitung waktu percobaan dalam
jam dan catat sbg T Hitung derajat kebocoran masing-masing
wadah dlm mg tiap tahun dg rumus ;

( W1 W2) X 365/T X 24
Sediaan memnuhi syarat jika derajat kebocoran rata-rata tiap
tahun dari 12 wadah tidak lebih dari 3,5 % dari bobot yg tertera
pd etiket dan tidak satupun bocor lebih dari 5 % dari bobot yg
tertera pd etiket. Jika 1 wadah bocor lebih dr 5 % tiap tahun
dan tidak satupun bocor lebih dr 7 % , tetapkan kebocoran dg
Menggunakan 24 wadah lainnya. Sediaan memenuhi syarat jika
36 wadah yg diperiksa tidak lebih dari 2 wadah bocor lebih dari
5 % tiap tahun dan jika tidak satupun bocor lebih dari 7,0 %
tiap tahun dr bobot yg tertera pada etiket. Apabila bobot isi
bersih kurang dari 15 gram dan pd etiketnya tertera masa
kadaluarsanya, persyaratan dipenuhi jika lajunkebocoran rata-
rata dr 12 wadah tidak lebih dr 525 mg per tahun dan tidak
satupun menunjukkan kebocoran lebih dr 750 mg per tahun.
Jika satu wadah bocor lebih dr 750 mg per tahun tapi tidak
lebih dr 1,1 gram per tahun tentukan laju kebocoran 24 wadah
lain. Dari 36 wadah tak lebih 2 wadah bocor lebih dari 750 mg
per tahun dan tak satupun bocor lebih dari 1,1 gram per tahun

PENANDAAN
adalah peringatan tertentu yang harus tertulis pada wadah.
Peringatan. Hindari penghirupan. Jauhkan dari mata dan
selaput lendir lain.

Peringatan.Isi bertekanan. Wadah jangan ditusuk atau


dibakar. Hindari panas atau simpan pad a suhu di bawah
49 derajat . Jauhkan dari jangkauan anak.

Peringatan. Tidak boleh langsung dihirup, penghirupan


secara sengaja dapat menyebabkan kematian.

Peringatan Gunakan hanya sesuai petunjuk . Penggunaan


salah dngan sengaja menghirup isi dapat berbahaya
atau berakibat fatal
SERBUK / POWDER / BUBUK
Bubuk adalah sediaan dasar berupa padatan halus,
lembut, homogen, mudah ditaburkan atau disapukan
merata pada kulit, tidak menimbulkan iritasi atau melukai
kulit, digunakan sbg pembawa sediaan kosmetika untuk
berbagai tata rias.
Persyaratan bubuk :
1. Mudah disapukan
2. Bebas partikulat keras dan tajam
3. Tidak mudahmenggumpal
4. Tidak mengiritasi kulit
5. Harus memenuhi derajat halus tertentu
6. Dalam penyimpanan harus tetap memiliki sifat
berikut;
- Bebas partikulat keras dan tajam
- Tidak cenderung menggumpal
Pemeriksaan derajat halus serbuk
Cara : Timbang serbuk tidak lebih dari 25 gram, masukkan
ke dalam ayakan bertingkat. Letakka ayakan tagak
lurus , goncang secara horizontal dan berputar selama
tidak kurang dari 30 menit atau sampai pengayakan
praktis sempurna . Hitung serbuk yg tertinggal pada tiap
ayakan dan penampung.
Persyaratannya
Serbuk halus : semua serbuk melewati ayakan nomor 80
dan 60% melewati ayakan nbomor 120
Serbuk sangat halus : semua serbukmelewati ayakan
nomor 120
Pemeriksaan daya sebar serbuk
Caranya: 0,5 gram serbuk diletakkan di atas
kaca bulat kemudian di atasnya diletakkan
kaca yang lain. Dibiarkan selama 1 menit.
Kemudian diukur diameter sebarnya.
Selanjutnya diletakkan beban di atas kaca
seberat 50 gram. Dibiarkan selama 1 menit.
Diukur diameter sebarnya. Penambahan
beban dilakukan berkali-kali sampai dapat
dilihat pengaruh beban terhadap diameter
sebar.
BUBUK KOMPAK
Adalah sediaan dasar berupa padatan
lembut,homogen mudah disapukan
merata pada kulit dg spon , tidak
menimbulkan iritasi biasanya berbentuk
kik digunakan sbg pembawa sediaan
kosmetika untuk berbagai tatarias.
Persyaratan :
1. Mudah disapukan dg spon
2. Bebas partikel keras dan tajam
3. Tidak mudah remuk dan pecah
4. Tidak mengiritasi
5. Dalam penyimpanan harus tetap memiliki sifat :
- Bebas partikel keras dan tajam
- Tidak cenderung remuk dan pecah
- Pada suhu kamar tetap baik
Pengujian
1.Uji Oles
Cara: bedak disapukan dengan spon. Bedak yang baik
akan mudah lengket dengan spon dengan beberapa
kali pengolesan.
2. Uji kekerasan
Bedak padak diuji kekerasannya dengan
menggunakan alat strong cobb. Bedak
diletakkan diantara anvil dan punch.
Kemudian alat dijalankan sampai bedak
pecah. Angka yang ditunjukkan jarum
adalah kekerasan bedak.
3. Uji Kerapuhan
Caranya: bedak dijatuhkan di atas papan
dari ketinggian 15 cm. Dilakukan sebanyak
10 kali. Bedak dikatakan baik apabila bedak
tidak pecah.
EMULSI
Emulsi adalah sediaan dasar berupa sistem
dua fase , terdiri dari 2 cairan yang tidak
campur, dimana salah satu cairan
terdispersi dalam bentuk globul dalam
cairan lainnya. Jika konsistensinya lebih
kental biasanya disebut krim
Persyratannya :
1. Mudah dioleskan merata pada kulit atau rambut
2. Mudah dicuci bersih dari daerah lekatan
3. Tidak menodai pakaian
4. Tidak berbau tengik
5. Bebas partikulat keras dan tajam
6. Tidak meniritasi kulit
7. Dalam penyimpanan harus tetap memiliki sifat berikut;
- harus tetap homogen dan stabil
- tidak berbau tengik
- bebas partikulat keras dan tajam
- tidak mengiritasi kulit

Pada umumnya sediaan kosmetika berupa emulsi minyak


dalam air.
Sediaan yg berupa emulsi air dalam minyak misalnya krim
malam , krim pijat, krim mata dan sediaan lain untuk
kulit kering.

Cara identifikasi emulsi:


1. Pengenceran dengan air.
Jika emulsi mudah diencerkan dengan air maka emulsi
tipe M/A. Jika tidak mudah diencerkan dg air maka
emulsi tipe A/M.
2. Perubahan warna .
Emulsi ditambah sedikit larutan biru metil. Jika larut
sewaktu diaduk maka emulsi tipe M/A.
Emulsi ditambah sedikit larutan merah Sudan , jika
larut sewaktu diaduk maka emulsi tipe A/M
3. Fluoresensi. Emulsi disinari dg sinar U V , jika
berfluoresensi maka emulsi tipe A/M
4 Konduktifitas elektrolit
Emulsi tipe M/A menunjukkan sifat konduktor elektrolit
yg relatif baik. Emulsi tipe A/M lebih jelek.

Ketidak stabilan emulsi.


Emulsi dikatakan tidak stabil atau pecah bila partikel halus
yang terdispersi secara spontan bersatu membentuk
partikel yang lebih besar atau berkoalesensi dan
akhirnya terpisah menjadi 2 fase.
Kerusakan emulsi ada 3 pola :
Kriming , proses mengembangnya partikel dispersi
karena pengaruh gravitasi, sehingga masing-masing
partikel memisah menjadi bentuk emulsi krim dan
emulsi yang lebih encer.
Inversi fase ; yaitu ketidak stabi9lan emulsi yg terjadi
tiba-tiba krn perubahan fase m/a menjadi a/m atau
sebaliknya.
De-emulsifikasi yajtu proses pemisahan emulsi
sempurna menjadi masing-masing komponen cair.
Proses ini mula-mula flokulasi diteruskan dg
koalesensi.

KRAYON
Krayon adalah sediaan dasar berupa pomit padat , lembut,
homogen,mudah dioleskan merata pada bibir, sekitar
mata atau tempat lain,relatif tidak meninggalkan kesan
berlemak atau berminyak,tidak menodai pakaian,
mudah tercuci bersih dari daerah lekatan, biasanya
bentuk batangan, digunakan sebagai pembawa
sediaan kosmetika untuk berbagai tatarias.

Persyaratan:
1. Tidak mudah mengelupas
2. Intensitas warna tinggi
3 Bebas partikel keras dan tajam
4 Plastisitas baik
5 Baunya enak
6 Tidak mudah kering
7 Tidak mengiritasi kulit
8 Dalam penyimpanan harus memiliki sifat:
- penampilan tetap lembut dan bersinar
- bebas partikel keras dan tajam
- tidak berair
- plastisitas baik , tidak cenderung pecah dan kering

Untuk krayon sebagai sediaan lipstik dapat dilakukan


pengujian antara lain:
1 Homogenitas warna . Yaitu dg menggosokkan antara
ibu jari dan telunjuk atau dg 2 lempeng kaca.
2. Titik lebur.;
a. Titik melebur : suhu saat melebur. Yaitu dg pipa
kapiler dg ukuran tertentu panjang, isi dan suhunya.
b. Drop point : suhu saat minyak dari lipstik mulai
menetes caranya lipstik dibiarka merata atau terletak
pada kotak. Pada suhu tertentu akan keluar
minyaknya. Suhu ini sbg suhu limit penyimpanan.
Drop point harus > 45 der , sebaiknya > 50 der.
3. Breaking point.
untuk mengetahui kekuatan lipstik dan kwalitas lilinnya
caranya : Lipstik diletakkan horizontal pada penjepit
pipa yang mempunyai lekukan sesuai dg ujung lipstik.
Tekan pd jarak 1 cm dr tepi . Tiap 30 detik berat
penekan ditambah.misalnya 10 gram. Penambahan
dilakukan terussampai lipstik patah. Penekanan
dilakukan pd 4 sisinyapd suhu tertentu.
4. Kekuatan pemasangan
caranya : lipstik dipotong 2 . Ujungnya dipertemukan,
letakkan berdiri tegak, diantaranya diberi selembar
kertas yg diikat pd dinamometer. Kekuatan yg
diperlukan untuk menarik kertas yg ditekan oleh lipstik
dapat diukur.
5 Stabilitas penyimpanan
cara : lipstik disimpan dalam oven pada suhu 40 der.
Dibandingkan dg lipstik biasa.
6 Stabilitas parfum:
Caranya : lipstik disimpan dalam oven pada suhun 40
der. Dikeluarkan dan dibandingkan dg lipstik segar
secara periodik.
7 Stabilitas oksidasi:
caranya dg menghitung nilai peroksida sesudah lipstik
dialiri O2..
8 Surface anomali / kerusakan pd permukaan lipstik yg
berupa:
pembentukan kristal kaqrena adanya bahan asing
kontaminasi dengan cetakan
tonjolan dr lemak padat
pembentukan kerutan
keluarnya bagian cair

POMIT
Adalah sediaan dasar berupa masa lembekan yg
digunakan sbg pembawa sediaan kosmetika untuk
berbagai maksud dalam tatarias dan perawatan kulit.
Pomit ada 4 macam yaitu pomit minyak, pomit serap,
pomit emulsi dan pomit larut
Berdasar kemudahan penyerapan ada pomit serap
epidermik, hipodermik dan diadermik.
Syarat pomit;
1. Lembut dan homogen
2. Mudah dioleskan merata pada kulit dan rambut
3. Relatif tidak menimbulkankesan berlemak dan / atau
berminyak
4. Tidak menodai pakaian
5. Mudah tercuci bersih dai daerah lekatan

Penandaan
Pada etiket harus tertera jenis dan kadar zat pengawet
GEL DAN JELI

Gel adalah sediaan dasar berupa lembekan sistem dispersi


terdiri dari partikel anorganik atau organik yg tersuspensi atau
terbungkus dan terbacam dalam cairan, yg bercorak
transparant atau translusen hingga buram.

Pada umumnya gel berupa kentalan dari zat gel anorganik


seperti bentonit, kalamin dan veegum.

Jeli dari zat gel organik seperti gom, turunan poli karboksilat,
turunan selulosa dan surfaktan tertentu.
Solutio / larutan.
Larutan adalah sediaan cair yg mengandung satu atau
lebih zat kimia yg terlarut.
Suspensi
Adalah sediaan cair yg mengandung partikel padat tidak
larut yg terdispersi dalam fase cair

Solusio harus stabil, maka pemeriksaan yg dilakukan


adalah
1. Warna , menjadi pudar
2. Rasa menjadi hilang
3. Keruh
4. Mengendap
5. Pertumbuhan jazad renik
6. Viskositas turun
7. Tercampur dengan wadah atau tutup karet
Surfaktan
Surfaktan adalah zat yg jika dilarutkan dalam cairan
cenderung memekat oada permukaan cairan tersebut

Penbagian surfaktan ;
1 Surfaktan ionik;
a. anionik; surfaktan yg terlarut dalam air, berionisasi
menjadi ion + dan ion -, yg bekerja ion -.
b. kationik, surfaktan yang terlarut dalam air
berionisasi menjadi ion + dan ion - , yg bekerja ion +
c amfoter; molekulnya bersifat amfoter.
2 Surfaktan non ionik
terlarut dalam air tetapi tidak terionisasi
contoh ; poli oksi etilen mono stearat.
GUNA SURFAKTAN
1 Pembasah.
yaitu memudahkan percampuran padatan dengan cairan
pada sediaan kosmetika.
Cara mengujinya :5 gram benang kapas dipotong potong
sepanjang 7 cm, diletakkan pada larutan surfaktan yang
diuji. Catat berapa lama benang tersebut tenggelam. Makin
cepat tenggelam makin baik efeknya.
Pengujian dapat juga dilakukuan dengan cara sebagai berikut
0,1 gram sampo dilarutkan sampai 500 ml dalam air. 5 gram
benang dipotong sepanjang 9 inchi diikat pada suatu kait
( berat 1,5 gram ) . Kait diikat pada beban pipih ( 1,5 gram )
dengan bantuan benang sepanjang 2 cm. hitung waktu mulai
saat benang menyentuh larutan sampai tenggelam.
2. Efek pembersih.
untuk mengetahui efisiensi surfaktan membersihkan debu
pada rambut.
Caranya :
5 gram rambut dimasukkuan ke dalam larutan
surfaktan 1 gram dalam 200ml air, aduk selama 4
menit. Angkat rambut tersebut , bilas dengan 200 ml
air lalu dikeringkan dan ditimbang. Biasanya
surfaktan dapat mengilangkan 11 sampai 33 %
debu.

3 Pembentuk busa.
cara : 50 ml larutan surfaktan dimasukkan dalam
bejana dg diameter 5 cm tinggi 100cm. Letakkan pipet
diameter 2,9 mm volume 200 ml , jarak ujungnya pada
90 cm diatas cairan isi pipet , biarkan menetes , ukur
busa yg terbentuk. Biarkan 5 menit , ukur lagi.
UJI TEMPEL
Uji tempel adalah uji iritasi dan uji kepekaan kulit yg dilakukan dg
cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia
dg maksud untuk mengetahui apakah sediaan uji itu dpt
menimbulkan iritasi atau kepekaan atau tidak.

Iritasi kulit adalah reaksi kulit yg terjadi karena pelekatan toksikan


golongan iritan.

Kepekaan kulit adalah reaksi kulit yg terjadi karena pelekatan


toksikan golongan alergen .
Iritasi ada 2 ;
1. iritasi primer yaitu jika timbulnya reaksi kulit sesaatsetelah
pelekatan atau penyentuhan pada kulit
2. iritasi sekunder yaitu timbulnya reaksi pada kulit setelah
beberapa jam setelah pelekatan pada kulit.
Alergen biasanya menyebabkan kerusakan kulit setelah
plekatan ke 2 atau seterusnya pd kulit yg mengikuti
pelekatan pertama pada kulit yg sama.
Tanda 2 reaksi kulit yg ditimbulkan sama yaitui : hiper emia,
eritema, edema, vesikula kulit. Efek toksik yg berbahaya
adalah dermatitis kontak, keracunan sis temik.
Perbedaannya adalah pd mekanisme keaktifan yg terjadi
pada proses reaksi kulit tersebut.

Efek toksik yg ditimbulkan kosmetika disebabkan


komponenzat kimia yg terkandung di dlm nya. Zat kimia
yg pertama kali digunakan sebagai bahan untuk
produksi kosmetika hrs dikaji da diuji efektifitas dan
keamanannya. Prosedur dan tata cara pengkajian dan
pengujiannya sama seperti yg dilakukan pada obat dam
makanan.
Uji keamanan pada kosmetika meliputi 2 aspek ;
1. Uji keamanan sebagai bahan
2. Uji keamanan untuk produk kosmetika sebelum diedarkan

Uji keamanan sebagai bahan.


Dilakukan menurut prosedur toksikologi hewan. Melalui uji
toksikologi hewan dapat ditetapkan zat kimia yg
diperbiliehkan untuk dijadikan bahan dalam produksi
kosmetika.
Zat kimia yg sudah digunakan pd obat dan makanan dpt dianggap
telah dilakukan uji keamanan,sehingga dpt digunakan dlm
produk kosmetika.
Zat kimia yg dianggap aman pd hewan percobaan diharapkan
akan aman jika digunakan pada manusia, meskipun tidak
mutlak.zat kimia yg dianggap aman bagi hewan percobaan
setelah mjd produk kosmetika perlu dilakukan uji keamanan.
UJI KEAMANAN PRODUK KOSMETIKA
Dilakukan pada panel manusia untuk menetapkan apakah produk
kosmetika itu dapat memberikan efek toksik atau tidak.
Uji keamanan produk ada 2 macam :
1 Untuk maksud peredaran : yaitu untuk mengetahui efek
toksik berdasarkan respon tubuh manusia secara umum. Uji
ini memerlukan subyek panelyang banyak untuk menetapkan
keseragaman respon
2 Uji keamanan sebelum digunakan yaitu untuk mengetahui
respon tubuh manusia secara khusus. Uji ini hanya
memerlukan satusubyek panel yakni orang yang akan
menggunakan kosmetika tersebut.
Kadang2 terjadi keracunan kulit krn penggunaan kosmetika, yang
disebabkan komponen bahan,maka dilakukan UJI
DIAGNOSTIK, yaitu uji penyidikan untuk menetapkan
komponen kosmetika yang menyebabkan keracunan.
Uji diagnostik subyek panelnya adalah penderita keracunan
kosmetika menggunakan kosmetika yang dicurigai dan
dengan talam baku.

CARA PENGUJIAN
- Uji tempel
- Uji oles tekan

Uji tempel.
Sarana : panel, alat,sediaan uji, talam baku, zat pembawa.lampu
I. PANEL.
Ketentuannya.
a. Penderita
syarat :
1. penderita harus berusia tidak terlalu tua dan tidak terlalu
muda.
2. keadaan penyakit kulitnya sudah tenang
3. tidak memakan obat golongan anti histamin, kortiko
steroid dan sito statik
b manusia sehat
syarat :
1. sebaiknya wanita
2. usia 20 30 tahun
3. berbadan sehat jasmani dan rohani dg riwayat penyakit
nya dan ibu bapaknya belum pernah menderita penyakit
yg erat hubungannya dg penyakit alergi atau reaksi
alergi.
4. bersedia menjadi panel

II. ALAT
berupa pita tempel yg terdiri dari beberapa talam tempel
Talam tempel terdiri dari :
1. Pita perekat
2. Perekat
3. Foil aluminium
4. Lembar poli etilena
5. Cakram kertas saring.
III. Sediaan uji
1. Produk kosmetika yg akan diedarkan
2. Produk kosmetika yg menyebabkan keracunan kulit
3 Bahan kosmetika yg hendak diuj
IV Talam baku
talam baku adalah sediaan kosmetika atau bahan lain
dg kadar tertentu , dalam zat pembawa, dimaksudkan
untuk digunakan dalam penyidikan dan pelacakan
komponenproduk kosmetika atau produk lain yg
menjadi
penyebab keracunan kulit padapenderita.
Talam baku ada 2 :
talam baku : alantoin 0,5 % dalam air
ammonium tio glikolat 10 % dalam air
asam para amino benzoat 10%dlm vaselin
bitionol ( peka cahaya )1% dlm vaselin
hexa klorofen 2 % dlm air.
talam baku internasional
formaldehida 2 % dlm air
K Br O3 0,5 % dlm vaselin
senyawa paraben ( metil, benzil, etil )
3 15 % dlm vaselin
V. Lampu adalah lampu cahaya buatan
Lampu pijar karbon: jarak 50 cm dr daerah radiasi dilakukan
selama 20 menit.
lampu raksa kwartz dingin wastinghouse, jarak 20 cm dr
daerah radiasi waktu 30 detik
Lampu uap raksa kwartz panas hanovia, jarak 75 cm dr
daerah radiasi , waktu 30 detik
Tabung cahaya hitam Westinghouse 320 470 nm , 20
w . Jarak 10 cm dari daerah radiasi waktu 45 menit.
Tabung fluorescens Westinghouse ( 4 tabung ) jarak 25
cm darai daerah radiasi waktu 90 120 detik.

VI Zat pembawa
zat pembawas yg digunakan harus tidak bersifat iritan
atau alergen
Contoh : air, alkohol, amil aseton, dietil aseton,dietil
ftalat, etil asetat, etil aseton,,metil etil keton, minyak
zaitun, vaselin,parafin cair. ,
LOKASI LEKATAN
Bagian punggung
Lengan tangan
Lipatan siku
Bagiankulit si belakag telinga

FAKTOR YG MEMPENGARUHI UJI TEMPEL


1. Adanya gangguan sirkulasi perifer
2. Kadar dan jenis sediaan uji
3. Ketaatan panel dlm melaksanakan instruksi penguji
4. Lamanya waktu pelekatan sediaan uji
5. Lokasi lekatan
6. Tidak tepat memilih talam baku
7. Umur panel
TEKNIK UJI TEMPEL
1. Uji tempel terbuka
2. Uji tempel tertutup
3. Uji tempel sinar
UJI TEMPEL TERBUKA
Uji ini dilakukan dg cara
Mengoleskan sediaan uji pd luas tertentu lokasi lekatan ,
biarkan terbuka selama 24 jam. Amati reaksi kulit yg terjadi
Mengoles urutkan perlahan lahan pd lengan bagian bawah,
3 kali sehari, selama 3 hari. Amati reaksi kulit yg terjadi.
Iritan primer akan akan menimbulkan rasa pedih dlm waktu bbrp
menit sampai 1 jam.. Reaksi terlihat pd daerah pelekatan.
Reaksi akibat alergen timbul dlm waktu 24 48 jam, terlihat
menyebar di sekitar lokasi pelekatan.
uji tempel terbuka untuk menguji sediaan antara lain :
zat kimia atsiri, pengikal rambut, sampo ,sabun,
deterjen, sediaan yg mengandung zat pengoksida,
sediaan yg mengandung kaustik, tonikum rambut, cat
rambut alkali, maskara, sabun cukur, pasta gigi dg
bahan dasar sabun.

UJI TEMPEL TERTUTUP


Uji untuk pengujian ganda dg pita tempel dan pengujian
tunggal dgtalam tempel.
Caranya ; sediaan dilekatkan pada talam tempel , biarkan
selama waktu tertentu tergantung pd prosedur uji
tempelnya. ( 24, 48 dan 72 jam ). Amati reaksi kulit yg
terjadi , mula2 setelah pita atau talam tempel dilepas ,
tandai dg pensil atau tinta. Pengamatan dilakukan dalam
jarak waktu 20 60 menit setelah tempelan dilepas.
UJI TEMPEL SINAR.
Digunakan utk uji tempel sediaan yg mengandung zat peka
cahaya.
Zat peka cahaya adalah zat kimia yg karena sifat fisiko kimianya ,
jika dilekatkan pada kulit dan tidak disinari cahaya panjang
gelombang tertentu tidak menyebabkan iritasi kulit dan tidak
merusak kulit, tetapi jika disinari ( terkena sinar ) akan
menjadi aktif dan terjadi reaksi kulit yg dpt merusak kulit.
Reaksi yg terjadi ada 2 macam : iritasi kulit dan reaksi alergi
Zat ini ada 2 macam yaitu:
1. Foto iritan : yaitu menyebabkan iritasi yg timbul secara cepat
setelah penyinaran.
2. Foto alergen : menimbulkan reaksi secara perlahan lahan
dan bertahap, berulang kali pelekatan dan penyinaran.
PROSEDUR UJI TEMPEL
1. Uji tempel preventif : adalah uji tempel yg dilakukan sebelum
penggunaan sediaan kosmetika utk mengetahui apakah
pengguna peka atau tidak terhadap sediaan ini.
caranya dg :
a. uji tempel terbuka atau tertutup
b. waktu pelekatan 24 jam
c. lokasi lekatan di belakang telinga atau di bahu
d. utk uji tempel tertutup digunakan talam tempel tunggal
Pengamatan : + atau

2. Uji tempel diagnostik :


adalah uji tempel yg dilakukan utk maksud pelacakan atau
penyidikan komponen sediaan kosmetika yg menjadi
penyebab terjadinya reaksi kulit pada penderita yg peka.
caranya :
a. dengan uji tempel terbuka, tertutup atau sinar
b. lama pelekatan 24, 48 dan 72 jam
c. pengamatan tiap 24 jam
d. lokasi sesuai dg talam atau pita tempel

3. Uji tempel ramal.


adalah uji tempel utk maksud mengetahui apakah
sediaan kosmetika dapat diedarkan dengan jaminan
keamanan atau tidak.
caranya :dg uji tempel terbuka, tertutup dan sinar yg
dipilih sesuai dg sediaan kosmetika yg bersangkutan.
Prosedurnya ada 2 yaitu :
prosedur Draize dan prosedur shelanski.
Prosedur pengujian utk mengevaluasi iritasi kosmetika dilakukan
sbb:
Pada selembar poli etilena tipis ditempel jahitkan kain flanel
putih berukuran 3,175 X 3,175 cm . Kain flanel dibasahi dg
bahan uji.uji tempel dilakukan pd permukaan dalam lengan
atas. Biasanya ditempelkan pd masing masing lengan atas 4
tempelan serupa , kemudian dibalut dg perbanelastik dan
diikat. ketika tempelan diangkat berikan tanda pd bekas
tempelan shg dg mudah dpt dilakukan uji tempel ulang pd
tempat yg sama.
Jumlah uji tempel dan lama penempelan tgt dr bahan uji.
Pengamatan iritasi dilakukan tiap hari, 1 jam setelah tempelan
dilepas. Dg cara ini dpt dilakukan dg npraktis pengujian
simultan thd 15 panel menggunakan 8 bahan uji termasuk
bahan poembandingyg telah diketahuikekuatan iritasinya.
Keuntungan cara ini ialah ;
1. Pengujian mempunyai hasil sama dg pengujian pd hewan
percobaan.
2. Hasil pengujian secara efisien dptdigunakan untuk meramal
sifat iritasi bahan kosmetika pd penggunaan sehari-hari.
3. Terdapat persamaan hasil yg baik antara hasil pengujian dg
penggunaan sehari-hari pd sejumlah besar konsumen.
4. Hanya diperlukan 15 panel.
Iritan digolongkan menjadi 2 :
iritan kuat dan iritan lemah.
Iritan kuat, IT 50 ditetapkan dg perkiraan kadar yg dpt
menghasilkan reaksi iritasi nampak pada 50 % panel dalam
waktu 24 jam.
Iritan lemah, IT 50 ditetapkan dg perkiraan jumlah hari dr
pengujian terus menerus yg dpt menghasilkan reaksi ambang
pd 50 % panel.
Prosedur IT 50 adalah sbb:
Digunakan 10 panel, pengujian dilakukan selama 10 hari terus
menerus. Tempelan dr iritan diuklangi sekali sehari pd tempat
yg tepat sama. Titik akhir penempelan adalah jumlah hari yg
diperlukan utk menghasilkan eritema nyata. Jika ambang telah
dicapai tidak perlu lagi dilakukan penempelan ulang. Dg
menambah jumlah panel dpt diperoleh ketepatan hasil uji. Utk
bahan uji yang sangat lemah pengujian selama 20 hari.

Cara pengujian ini memberikan hasil pengamatan iritasi kuantitatif


dr bahan uji dan dpt digunakan sbg suatu cara utk menetapkan
reaktifitas kulit dr berbagai ras, umur, sek dan daerah tubuh.

Kosmetika atsiri seperti tonik rambut, pernis rambut,dan parfum


adalah iritan primer. Bahan tsb diuji scr terbuka atau
tertutupsetelah dibiarkan terbuka30 menit utk memberi
kesmpatan menguap lebih dulu.
Depilator, anti perspiran, krim cukur dan pasti gigi adalah irtan
primer pd penempelan tertutup. Kosmetika tsb diuji secara
terbuka dg cara mengurutkan pelan2 pd kulit 3 kali sehari
selama 3 hari berturut- turut.
Untuk pengujian bahan yg mudah larut dalam air seperti sabun,
cocok dilakukan pd lengan.

PENGAMATAN DAN PENAFSIRAN


Reaksi yg diamati adalah terjadinya eksem khusus atau gatal2
pada daerah uji yg berupa terjadinya edema merah pada kulit.
Jika terjadi bula, gelembung berarti iritasi primer. Jika terjadi
eritema sedang maka pengujian harus diulangi hari berikutnya.
Terjadinya kulit merah dpt diukur jika maksud utk reaksi alergi.
Terjadi eritema pd daerah uji yg memucat dalam 24 jam bukan
alergi.
TANDA TANDA UNTUK MENCATAT REAKSI UJI TEMPEL
Tidak ada reaksi -
Eritema +
Eritema dan papula ++
Eritema, papula dan gelembung +++
Edema dan gelembung ++++

Kosmetika dg kepekaan kuat biasanya selalu memberikan hasil


uji tempel positif, misalnya cat rambut dan pernis kuku
Kosmetika dg kepekaan lemah memberkan reaksi negatif pd
daerah lengan atau punggung tetapi memberi reaksi positif pd
kulit yg lebih tipis misal pelupuk mata atau leher.
Jika suatu uji tempel negati, maka harus dilakukan pengujian
ulang,jika hasilnya tetap negatif maka dinyatakan negatif

You might also like