You are on page 1of 43

Morbili

Sharon Lorisa Simamora


Identitas Pasien
Nama : An. Flo Orell
Tanggal Lahir : 22-02-2009
Umur : 7 tahun 9 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kebun baru
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Kristen
Pendidikan : TK
Tanggal masuk RS : 06 Desember 2016
Identitas Orang Tua
Ayah Ibu
Nama lengkap: Tn. S Nama lengkap: Ny. F
Umur : 45 tahun Umur: 43 tahun
Suku Bangsa : Betawi Suku Bangsa : Jawa
Alamat: Jl. Kebun Baru Alamat: Jl. Kebun Baru
Pendidikan: S1 Pendidikan: SMA
Pekerjaan: Wirasasta Pekerjaan: Ibu Rumah
Penghasilan: - Tangga
Hubungan dengan orang Penghasilan: ( - )
tua: Anak Kandung Hubungan dengan orang
tua: Anak Kandung
Anamnesis
Alloanamnesis dengan ibu pasien pada 7 Desember
2016, pukul 11.30 WIB.

Keluhan Utama
Timbul bercak-bercak
merah diseluruh tubuh
sejak dua hari yang lalu.
Keluhan Tambahan
Panas, batuk dan pilek
sejak empat hari.
Riwayat Penyakit
Sekarang
4

Nafsu makan pasien menurun


Tidak ada keluhan pada BAB pasien
Tidak ada penurunan BB
Riwayat Penyakit Dahulu
Diare akut
Batuk Pilek
Penyakit Jantung Bawaan (ASD)
Operasi + (usia 1 tahun)
Riwayat Penyakit
Keluarga
Tidak ada
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
KEHAMILAN KELAHIRAN
Perawatan Tempat kelahiran : Rumah Sakit
antenatal: Penolong persalinan: Dokter
Teratur ke Cara persalinan: Spontan
Rumah Sakit tiap Masa gestasi: Cukup bulan (38 minggu)
3 bulan Keadaan bayi:
Berat Badan L:ahir : 2150 gram
Penyakit
Panjang badan lahir: 36 cm
kehamilan: Tidak
Lingkar kepala: Ibu pasien lupa
ada Nilai APGAR: Ibu pasien mengatakan
bayi tidak langsung menangis, dan kulit
berwarna biru
Perkiraan: 4/5
Kelainan bawaan: Atrium Septal Defect
Riwayat Perkembangan Anak
Kesan :
Sektor personal sosial :
Perkembangan
Berusaha menggapai mainan = 1 tahun 5 bulan
tidak sesuai
Memasukan biskuit ke mulut = 1 tahun 6 bulan
usia
Sektor motor halus adaptif: (mengalami
Mengambil kubus = 2 tahun
keterlambatan
Memegang dengan ibu jari dan jari = 1 tahun 8 bulan )
Sektor bahasa:
Menoleh ke suara = 1 tahun 7 bulan
Mengoceh (babababa) = sekitar 2 tahun 8 bulan
Berbicara = 4 tahun (hingga saat ini masih belum begitu lancer)
Sektor motor kasar:
Tengkurap = 1 tahun 4 bulan
Merangkak = 1 tahun 6 bulan
Duduk tanpa berpegangan = 1 tahun 8 bulan
Berdiri tanpa berpegangan = 2 tahun 6 bulan
Berjalan = 3 tahun
Membaca dan menulis = 7 tahun
Riwayat Imunisasi
Nutrisi
Susu: ASI sampai usia 6 bulan
Makanan padat : pada usia 7 bulan pasien
sudah mulai makan
Makanan sekarang: nafsu makan normal

Variasi : bervariasi
Jumlah : - 1 piring
Frekuensi: 2-3
kali/hari
Riwayat Sosial
Pasien tinggal bersama kedua orang tua.
Lingkungan padat penduduk, namun bersih
dan terawat.
Nafsu makan pasien baik, namun berat badan
pasien susah naik. Makanan bervariasi tapi
pasien tidak mau makan sayur. Pasien sering
control ke Rumah sakit.
Pemeriksaan Fisik
07 Desember 2016 Data Antropometri
KU: Tampak sakit sedang Berat badan : 12 kg
Kesadaran: Compos Tinggi badan : 92 cm
Mentis Lingkar Kepala : 50 cm
Tanda-tanda vital: Lingkar Lengan : 13 cm
Frekuensi Nadi: 107 x / Status gizi menurut CDC 2000
menit (kuat) BB/U = 12 / 24,5 x 100% =
Tekanan darah: 90/60 48,97% gizi buruk
mmHg TB/U = 92 / 126 x 100% =
Suhu: 37,3o C 73% severe stunting
Frekuensi Nafas: 32 x / BB/TB = 12 / 13,4 x 100% =
89,5% gizi kurang
menit
Lingkar kepala pasien : Normal
BB/U = 12 / 24,5 x 100% = 48,97% gizi buruk
TB/U = 92 / 126 x 100% = 73% severe stunting
BB/TB = 12 / 13,4 x 100% = 89,5% gizi kurang
Pemeriksaan Sistematis
(1)
Kepala
Kepala: Normocephal, rambut warna hitam,
distribusi merata
Mata: pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/
+, reflex cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva
anemis +/+, sclera ikterik -/-
Hidung: bentuk normal, septum deviasi (-), nafas
cuping hidung -/-, sekret +/+
Telinga: normotia +/+, nyeri tekan tragus (-),
serumen -/-, sekret -/-, kelenjar preaurikular tidak
membesar.
Pemeriksaan Sistematis
(2)
Kepala
Mulut: mukosa mulut tidak hiperemis
Bibir : bibir merah agak kehitaman, kering dan
pecah-pecah, sianosis (-).
Lidah: normoglosia, warna merah muda, lidah kotor
(-), tremor (-)
Gigi geligi: karies (-)
Uvula: simetris di tengah, tidak hiperemis
Tonsil: T1-T1, tenang
Tenggorok: Faring hiperemis, granular (-)
Pemeriksaan Sistematis
(3)
Leher Jantung
KGB tidak teraba membesar,
Inspeksi: ictus cordis
kelenjar tiroid tidak teraba
membesar, trakea letak di tengah tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis
Thorax teraba
Inspeksi: gerakan dada simetris,
retraksi (-)
Perkusi : tidak ada
Palpasi : fremitus taktil simetris pembesaran jantung
Perkusi : sonor di kedua lapang Auskultasi : BJ I-II
paru reguler, murni, gallop
Auskultasi : suara napas vesikuler
+/+, rhonki -/-, wheezing -/-
(-), murmur (-)
Pemeriksaan Sistematis
(4)
Abdomen
Inspeksi: bentuk abdomen sedikit cembung
Palpasi : supel, turgor kulit baik, nyeri tekan (-),
pembesaran hati (-), pembesaran limpa (-), pembesaran
ginjal (-)
Perkusi : terdengar timpani di seluruh permukaan
abdomen
Auskultasi : bising usus (+) normal
Anus dan rectum
Anus (+), tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia
Tidak di lakukan
Pemeriksaan Sistematis
(5)
Anggota gerak
Tonus: normotonus
Edema dan sianosis : tidak ada
Capillary Refill Time: 2 detik
Tulang belakang
Tulang belakang normal dan lurus, tidak terdapat benjolan,
gibbus (-)
Kulit
Terlihat ruam makulo papular eritematosa, gatal (+)
Rambut
Pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam
kusam
Pemeriksaan Sistematis
(6)

Kelenjar Getah Bening


Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan Neurologis
Tingkat kesadaran : GCS 15
Delirium: tidak ada
Tidak ada tremor, korea, ataksia
Rangsang meningeal: kaku kuduk (-), Kernig
(-), Brudzinsky (-), Laseque (-)
Pemeriksaan
Laboratorium
Hemoglobin: 12,7
g/dL
Leukosit : 3.64
103/L
Hematokrit: 35.4% Natrium : 134 mEq/L
Trombosit : 89 Kalium: 3.0 mEq/L
103/L Klorida: 96 mEq/L
Glukosa sewaktu :
91 mg/dL
Resume
Pasien anak perempuan usia 7 tahun 9 bulan datang dengan
keluhan demam disertai batuk dan pilek sejak 4 hari. Demam
dirasakan sepanjang hari terus menerus, obat hanya menurunkan
demam sebentar kemudian demam kembali meningkat. Mata
pasien menjadi sangat merah sejak 3 hari, mata berair namun
tidak perih, gatal maupun lengket. Keluar ruam makulo papular
eritematosa yang terasa gatal dari wajah yang kemudian meluas 2
hari SMRS. Ruam menyebar ke seluruh tubuh dalam 1 hari. Nafsu
makan pasien menurun.
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Frekuensi Nadi: 107 x / menit (kuat)
Tekanan darah: 90/60 mmHg
Suhu: 37,3o C
Frekuensi Nafas: 32 x / menit
Resume
Data Antropometri
Berat badan: 12 kg
Tinggi badan: 92 cm
Lingkar Kepala: 50 cm
Status gizi menurut CDC 2000
BB/U = 12 / 24,5 x 100% = 48,97% gizi buruk
TB/U = 92 / 126 x 100% = 73% severe stunting
BB/TB = 12 / 13,4 x 100% = 89,5% gizi kurang

Hidung: sekret minimal +/+


Mulut: bibir kering dan pecah-pecah, faring hiperemis,
Kulit: ruam makulo papular eritematosa seluruh tubuh.
Mata: Konjungtiva anemis
Diagnosis
Morbili Stadium
Erupsi

Rubela
Demam Scarlet
Roseola Infantum
atau Exanthem
Subitum
Penatalaksanaan
IVFD KaEn 3B 1.232 cc/hari = 12 tpm
Paracetamol syr 3 x 120mg (1 cth) jika
demam saja
Rhinos junior 3x1cth (Pseudoephedrine HCl
15mg, Chlorphenamine maleate 1mg)
Vectrine 2 x 1 cth (erdosteine 175 mg)
Vitamin A 2 x 200.000 IU (selama 2 hari)
Konsul gizi untuk tindakan lebih lanjut
mengenai gizi anak
Edukasi
Penularan melalui droplet -> di tempatkan di
ruang isolasi
gejala sisa akan bertahan beberapa hari.
memberikan banyak minum kepada pasien.
Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : bonam
Follow Up
Tinjauan Pustaka
Campak / Morbili
DEFINISI

EPIDEMIOLOGI

ETIOLOGI
Etiologi
RNA familiparamyxoviridae, genusMorbili
virus.
Bisa ditemukan pada sekret nasofaring, darah
dan urin paling tidak selama masa prodromal
hingga beberapa saat setelah ruam muncul.
Virus lebih tahan pada suhu dingin.
Clinical Pathway
Campak
Stadium Campak

Stadium I Stadium II Stadium III


Prodromal Erupsi Konvalesens
Diagnosis Banding

Dari badan-seluruh
Penyebaran: cephalocaudal
tubuh
Fase
Muncul dan hilang
Limfadenopati lebih konvalesens:
tiba-tiba, tana
nyata hiperpigmenta
berbekas
si
Diagnosis Banding
Komplikasi
Penatalaksanaan
Tanpa Komplikasi Dengan Komplikasi
Suplementasi Vitamin A 50.000
IU (<6 bulan), 10.000 IU (6-11
bulan), 200.000 IU (H1, H2, 2-4
minggu setelah dosis ke 2) Sesuai dengan
Beresiko : profilaksis komplikasinya
imunoglobulin 6 hari dari Bronkopneumonia :
paparan. ampisilin
Simtomatik 100mg/kgBB/hari IV +
kloramfenikol
75mg/kgBB/hari IV (4
dosis)
Enteritits: cairan IV.
Pencegahan
Imunisasi
virus yang dilemahkan tipe Edmonstone B (john
Enders +Maurice Hulleman)
Virus mati (dlm lar. Formalin+garam
alumunium)
Sementara. Gejala atypical measles (hebat)
Sub kutan, 0,5 ml (1000 TCID50)
Usia 9 bl, 24 bl, 6 tahun
Pencegahan
Kegagalan Vaksinasi :
Primer : tidak terjadi serokonversi setelah di
imunisasi
Ada antibodi dari lahir
Vaksin rusak

Proteksi vaksin kurang kuat

Sekunder : tidak ada proteksi


setelah terjadi serokonversi
Prognosis
bonam.
Campak tanpa komplikasi dapat sembuh
dengan sendirinya yang berlangsung 10
sampai 12 hari.
Di negara berkembang, campak merupakan
penyebab utama kematian bayi.
Analisa Kasus
Pasien anak perempuan usia 7 tahun 9 bulan datang dengan keluhan
demam disertai batuk dan pilek sejak 4 hari. Demam dirasakan
sepanjang hari terus menerus, obat hanya menurunkan demam
sebentar kemudian demam kembali meningkat. Mata pasien menjadi
sangat merah sejak 3 hari, mata berair namun tidak perih, gatal
maupun lengket. Keadaan ini sesuai dengan fase prodromal campak
seperti yang sudah di bahas.
Kemudian pasien memasuki fase erupsi, dimana keluar ruam makulo
papular eritematosa yang terasa gatal dari wajah yang kemudian
meluas 2 hari SMRS. Ruam tersebut semakin hari semakin nyata
keberadaannya, gejala seperti batuk dan pilek semakin memburuk.
Ruam menyebar ke seluruh tubuh dalam 1 hari. Nafsu makan pasien
menurun.
Memasuki fase konvalesens gejala batuk pilek pasien sudah sedikit
berkurang dan lesi kulit mulai memudar, dan selang beberapa hari lesi
kulit menjadi hiperpigmentasi.
Kesimpulan
Morbili merupakan salah satu penyakit yang dapat menular,
penularan terjadi melalui droplet. Terdiri dari 3 fase,
prodromal; erupsi; konvalesens. Penyakit ini dapat sembuh
dengan sendirinya dan hanya dengan pengobatan suportif
saja. Apabila terdapat penyulit atau komplikasi, terapi
dilakukan sesuai komplikasinya. Pencegahan dengan
melakukan imunisasi campak yang biasanya dilakukan pada
usia 9 bulan, 24 bulan dan usia 6 tahun (kelas 1 SD).
Penyakit campak merupakan penyakit menular yang biasa
diderita oleh anak, dengan adanya 3 fase, yaitu prodromal,
erupsi dan penyembuhan. Campak dapat dicegah dengan
imunisasi yang biasa diberikan pada usia 9 bulan, 24 bulan,
dan 6 tahun. Dapat diberikan dalam bentuk monovalen
maupun polivalen (MMR).

You might also like