You are on page 1of 19

ANTIHIPERTENSI

KELOMPOK 4
Agung Dwisatria Nugroho (G 701 15 212)
Jelita (G 701 15 102)
Risky Dermawati (G 701 15 010)
Gratia Posundu (G 701 15 067)
Fratiwi Lp Haruna (G 701 15 177)
Definisi Hipertensi
( Tekanan darah tinggi)
Hiper yang artinya (berlebihan)
sementara
Tensi artinya (tekanan).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi,


adalah meningkatnya tekanan darah
atau kekuatan menekan darah pada
dinding rongga dimana darah itu berada.
Dua fase dalam pengukuran
tekanan darah tinggi
Fase Sistol

Sistol adalah fase dalam siklus jantung


ketika kontraksi ventrikel untuk memompa
darah ke dalam arteri. Ventrikel dalam
keadaan kontraksi pada fase ini.

Tekanan sistolik adalah sekitar 120 mmHg dan


normal berkisar antara 90-120 mmHg. Jika
tekanan sistolik berjalan diatas 140 mmHg itu
sudah di anggap sebagai hipertensi.
Fase diastol

Diastol adalah fase rileks dari siklus jantung


ketika seluruh jantung santai dan darah
mengalir ke bilik atas jantung.Pada fase ini
Antrium dan ventrikel berada dalam keadaan
rileksasi.
Tekanan diastolik normal adalah 80 mmHg. 60-80 mmHg
adalah kisaran normal tekanan darah diastolik. Ketika
tekanan darah diastolik berjalan diatas 90mmHg
dianggap sebagai hipertensi.
Berdasarkan penyebabnya
hipertensi ada 2 jenis
Hipertensii primer (esensial)
Suatu peningkata persisten tekanan
arteri
yang dihasilkan oleh ketidakteraturan
mekanisme kontrol homeostatik normal.
Hipertensi sekunder
Hipertensi Persistensi akibat kelainan
dasar
kedua selain hipertensi esensial
Berdasarkan bentuk
hipertensi
Hipertensi diastolik
Peningkatan tekanan diastolik tanpa
diikuti
peningkatan tekanan sistolik.
Hipertensi sistolik
Peningkatan tekanan sistolik tanpa di
ikuti
peningkatan diastolik.
Hipertensi campuran
Peningkatan tekanan darah pada sistol
dan diastol
Tanda orang hipertensi
a. Sakit kepala
b. Hidung berdarah
c. Sulit bernapas setelah bekerja keras atau mengangkat
beban berat
d. Mudah lelah
e. Wajah memerah
f. Penglihatan kabur
g. Telinga berdening(tinnitus)
h. Sering buang air kecil,terutama di malam hari
i. Vertigo
j. Detak jantung yang cepat
k. Pusing saat akan tidur atau bangun
Etiologi hipertensi dapat dikelompokkan
dalam dua kategori besar

Hipertensi esensial (primer) dan hipertensi


sekunder. Hipertensi esensial (primer) merupakan
tipe yang 95 persen merupakan kasus terjadinya
hipertensi. Hipertensi esensial (primer) dikaitkan
dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti
kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan.
Sedangkan etiologi hipertensi sekunder berkisar 5
persen dari kasus hipertensi. Hipertensi sekunder
disebabkan oleh kondisi medis lain (misalnya
penyakit jantung) atau reaksi terhadap obat
obatan tertentu.
Faktor hipertensi esensial
primer
Faktor keturunan. Dari data statistik diperoleh data seseorang
memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orang tuanya merupakan penderita hipertensi;
Ciri perseorangan. Ciri perseorangan yang memengaruhi
timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur bertambah
maka tekanan darah meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih
tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak
dari kulit putih);
Kebiasaan hidup. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan
timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi
(melebihi dari 30 gr), kegemukan atau obesitas yang
diakibatkan dari makan yang berlebih, stres, serta pegaruh
lain seperti merokok, minum alkohol, minum obat-obatan
(ephedrine, prednisone dan epineprin).
Faktor hipertensi esensial Sekunder
Penyakit ginjal seperti stenosis arteri renalis
yang disebabkan oleh penyempitan arteri
renalis, pielonefritis yang disebabkan karena
infeksi bakteri pada salah satu atau kedua ginjal,
glomerulonefritis yang disebabkan adanya
kelainan pada glomerulus ginjal, tumor-tumor
ginjal yang akan merusak sel-sel di sekitarnya
sehingga mengganggu kerja ginjal..
Kelainan hormonal seperti hiperaldosteronisme
(kelebihan hormon aldosteron), sindroma cushing
(penyakit akibat kelebihan hormon kortisol), dan
feokromositoma (tumor yang berasal dari sel-sel
kromafin kelenjar adrenal).Obat-obatan Seperti
pil KB, kortikosteroid, siklosporin, eritropoetin,
kokain, alkohol, dan penyebab lainnya.
Lanjutan
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia
adalah terjadinya perubahan perubahan pada :
Elastisitas dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1%
setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan
jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya
Kehilangan elastisitas pembuluh darahHal ini terjadi
karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer.
Terapi Non-farmakologi
Diet : Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr.
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan asupan etanol
Menghentikan merokok
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu
isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang
dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 %
dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal
yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20
25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan
sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu.
lanjutan
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita
hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback. Biofeedback adalah
suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan
tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.Penerapan
biofeedback terutama dipakai untuk
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan
Terapi farmakologi
Pengobatannya meliputi :
Step 1.
Obat pilihan pertama : diuretika, beta
blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
Step 2 Alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikkan
Diganti jenis lain dari obat pilihan
pertama
Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat
berupa diuretika , beta blocker, Ca
antagonis, Alpa blocker, clonidin,
lanjutan
Step 3 Alternatif yang bisa ditempuh :
Obat ke-2 diganti
Ditambah obat ke-3 jenis lain
Step 4 Alternatif pemberian obatnya :
Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi
Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang
memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik
antara pasien dan petugas kesehatan (perawat,
dokter ) dengan cara pemberian pendidikan
kesehatan
TERIMAKASIH

You might also like