You are on page 1of 45

FISIOLOGI

PERSALINAN
BY: MARIA
Goretik, Amd.
Keb
His dan Tenaga lain dlm
Persalinan
HIS
His (Kontraksi) adalah serangkaian
kontraksi rahim yang teratur, yang
secara bertahap akan mendorong
janin melalui serviks (rahim bagian
bawah) dan vagina (jalan lahir),
sehingga janin keluar dari rahim ibu.
Kontraksi menyebabkan serviks
membuka secara bertahap
(mengalami dilatasi), menipis dan
tertarik sampai hampir menyatu
dengan rahim.
Resultante efek gaya kontraksi dalam
keadaan normal mengarah ke daerah
lokus minoris yaitu daerah kanalis
servikalis (jalan lahir) yang
membuka, untuk mendorong isi
uterus ke luar.
Terjadinya his, akibat :
1. kerja hormon oksitosin
2. regangan dinding uterus oleh isi
konsepsi 3
3. rangsangan terhadap pleksus saraf
Frankenhauser yang tertekan massa
konsepsi.
His yang baik dan ideal meliputi :
1. kontraksi simultan simetris di
seluruh uterus
2. kekuatan terbesar (dominasi) di
daerah fundus
3. terdapat periode relaksasi di
antara dua periode kontraksi.
4. terdapat retraksi otot-otot
korpus uteri setiap sesudah his
Nyeri persalinan pada waktu his
dipengaruhi berbagai faktor :
1. iskemia dinding korpus uteri yang
menjadi stimulasi serabut saraf di
pleksus hipogastrikus diteruskan ke
sistem saraf pusat menjadi sensasi
nyeri.
2. peregangan vagina, jaringan lunak
dalam rongga panggul dan
peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
3. keadaan mental pasien (pasien
bersalin sering ketakutan, cemas/
anxietas).
4. prostaglandin meningkat sebagai
Pengukuran kontraksi uterus
1. amplitudo : intensitas kontraksi otot polos :
bagian pertama peningkatan agak cepat,
bagian kedua penurunan agak lambat.
2. frekuensi : jumlah his dalam waktu
tertentu (biasanya per 10 menit).
3. satuan his : unit Montevide (intensitas
tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
His muncul pd minggu minggu terakhir
persalinan.
1. Kontraksi braxton hicks
2. His pendahuluan/ his palsu
3. His persalinan.
Karakteristik his persalinan
Faktor His persalinan His palsu
Kontraksi interval teratur tak teratur
Interval memendek tetap panjang
Intensitas makin kuat tetap
Lokasi sakit belakang & abdmen
abdomen bwh
Pengaruh sedativ tdk bpengaruh hilang
oleh sedativ
Perubahan servik mendatar&membuka
tetap
Sifat his pada berbagai fase persalinan
Kala 1 awal (fase laten)
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo
40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks
terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan
amplitudo terus meningkat.
Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1
akhir
Terjadi peningkatan rasa nyeri,
amplitudo makin kuat sampai 60
mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit,
lama 60-90 detik. Serviks terbuka
sampai lengkap (+10cm).
Kala 2
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4
kali / 10 menit. Refleks mengejan
terjadi juga akibat stimulasi dari
tekanan bagian terbawah janin
(pada persalinan normal yaitu
kepala) yang menekan anus dan
rektum.
Tambahan tenaga meneran dari ibu,
dengan kontraksi otot-otot dinding
abdomen dan diafragma, berusaha
untuk mengeluarkan bayi.
Kala 3
Amplitudo 60-80 mmHg,
frekuensi kontraksi berkurang,
aktifitas uterus menurun.
Plasenta dapat lepas spontan
dari aktifitas uterus ini, namun
dapat juga tetap menempel
(retensio) dan memerlukan
tindakan aktif (manual aid).
FISIOLOGI PERSALINAN
PERSALINAN / PARTUS
Adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup, dari dalam
uterus melalui vagina atau jalan lain ke
dunia luar.
Partus normal / partus biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan letak
belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa
memakai alat / pertolongan istimewa,
serta tidak melukai ibu maupun bayi
(kecuali episiotomi), berlangsung dalam
waktu kurang dari 24 jam.
Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina
dengan bantuan tindakan
atau alat seperti versi /
ekstraksi, cunam, vakum,
dekapitasi, embriotomi dan
sebagainya, atau lahir per
abdominam dengan sectio
cesarea.
Partus immaturus kurang dari
Partus prematurus adalah suatu
partus dari hasil konsepsi yang dapat
hidup tetapi belum aterm (cukup
bulan). Berat janin antara 1000-2500
gram atau tua kehamilan antara 28
minggu-36 minggu.
Partus postmaturus atau serotinus
adalah pertus yang terjadi 2 minggu
atau lebih dari waktu partus yang
diperkirakan.
SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN
1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron
dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin
dari plasenta berkurang.
2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus
Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker)
bagi kontraksi otot polos uterus.
3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh
hormonal dan beban, semakin merangsang
terjadinya kontraksi.
4. Peningkatan beban / stress pada maternal
maupun fetal dan peningkatan estrogen
mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison,
prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus
rangsangan untuk proses persalinan.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERSALINAN
1. PASSAGE (JALAN LAHIR)
Adalah jalan lahir yang harus
dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul,
serviks dan vagina.
Agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tanpa ada
rintangan, maka jalan lahir tersebut
harus normal
Rongga-rongga panggul yang normal
adalah : pintu atas panggil hampir
berbentuk bundar, sacrum lebar dan
melengkung, promontorium tidak
menonjol ke depan, kedua spina ischiadica
tidak menonjol kedalam, sudut arcus pubis
cukup luas (90-100), ukuran conjugata
vera (ukuran muka belakang pintu atas
panggul yaitu dari bawah simpisis ke
promontorium) ialah 10-11 cm, ukuran
diameter transversa (ukuran melintang
pintu atas panggul) 12-14 cm, diameter
oblique (ukuran sserong pintu atas
panggul) 12-14 cm, pintu bawah panggul
ukuran muka melintang 10-10,5 cm.
2. POWER (KEKUATAN)
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk
melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi
uterus dan tenaga meneran dari ibu
Power merupakan tenaga primer atau kekuatan
utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan
retraksi otot-otot rahim
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada
persalinan.
Kontraksi adalah gerakan memendek dan
menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar
kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian
syaraf simpatik
Tenaga meneran merupakan
kekuatan lain atau tenaga sekunder
yang berperan dalam persalinan,
tenaga ini digunakan pada saat
kala 2 dan untuk membantu
mendorong bayi keluar, tenaga ini
berasal dari otot perut dan
diafragma. Meneran memberikan
kekuatan yang sangat membantu
dalam mengatasi resistensi otot-
otot dasar panggul
Persalinan akan berjalan normal,
jika his dan tenaga meneran ibu
baik
kelainan kekuatan his dan meneran,dapat
disebabkan oleh:
1). Kelainan kontraksi rahim
inersia uteri primer dan sekunder
inkoordinasi kontraksi otot rahim
disebabkan karena usia terlalu tua,
pimpinan persalinan salah, induksi
perrsalinan, rasa takut dan cemas
2). Kelainan tenaga meneran
Kelelahan
Salah dalam pimpinan meneran pada kala 2
3. PASSANGER
Passenger terdiri dari janin dan plasenta
Janin merupakan passanger utama, dan
bagian janin yang paling penting adalah
kepala, karena kepala janin mempunyai
ukuran yang paling besar, 90% bayi
dilahirkan dengan letak kepala
Kelainan-kelainan yang sering
menghambat dari pihak passanger adalah
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak
seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak
muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang
atau pun letak sungsang.
4. PSYCHE (PSIKOLOGIS)
Faktor psikologis ketakutan dan
kecemasan sering menjadi penyebab
lamanya persalinan, his menjadi
kurang baik, pembukaan menjadi
kurang lancar
Menurut Pritchard, perasaan takut
dan cemas merupakan faktor utama
yang menyebabkan rasa sakit dalam
persalinan dan berpengaruh
terhadap kontraksi rahim dan dilatasi
serviks sehingga persalinan menjadi
lama.
BERLANGSUNGNYA
PERSALINAN NORMAL
Partus dibagi menjadi 4 kala.
kala I = kala pembukaan
kala II = kala pengeluaran
kala III = kala uri
kala IV = pengamatan
sampai 2jam postpartum
1. KALA SATU PERSALINAN
BATASAN
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta
dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu
belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks.
FASE-FASE DALAM KALA I PERSALINAN
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi
uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan
kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap
(10 cm). kala I persalinan terdiri dari dua fase,
yaitu fase laten dan fase aktif.
Fase laten dalam kala I persalinan :
Dimulai sejak awal berkontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
secara bertahap.
Berlangsung hingga serviks membuka 4 cm.
Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir
atau hingga 8 jam.
Fase aktif dalam kala I persalinan :
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan
terus meningkat (kontraksi dianggap
adekuat/memadai jika terjadi tiga kali 10
menit, selama 40 detik atau lebih).
pembukaan 4 cm pembukaan lengkap
atau 10 cm, akan terjadi dengan
kecepatan rata-rata 1 cm per jam
(nulipara atau primigravida) atau lebih
dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
Terjadi penurunan bagian terbawah janin
Fase aktif terbagi atas :
1. fase akselerasi (sekitar 2 jam),
pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2. fase dilatasi maksimal (sekitar
2 jam), pembukaan 4 cm
sampai 9 cm.
3. fase deselerasi (sekitar 2 jam),
pembukaan 9 cm sampai
lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1
1. keluar lendir / darah (bloody show) akibat
terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang
selama kehamilan menumpuk di kanalis
servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler
serviks, dan akibat pergeseran selaput ketuban
dengan dinding uterus.
2. ostium uteri internum dan eksternum terbuka
sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. selaput ketuban pecah spontan (beberapa
kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini
jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical
effacement) primigravida berbeda dengan
multipara :
1. pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih
dahulu sebelum terjadi pembukaan pada
multipara serviks telah lunak akibat persalinan
sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan pembukaan
2. pada primigravida, ostium internum membuka
lebih dulu daripada ostium eksternum (inspekulo
ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil
di tengah) pada multipara, ostium internum dan
eksternum membuka bersamaan (inspekulo
ostium tampak berbentuk seperti garis lebar
2. KALA DUA PERSALINAN
BATASAN
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks
sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya
bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran
bayi.
GEJALA DAN TANDA KALA DUA PERSALINAN
Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah :
Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi.
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada
rektum dan/atau vaginanya.
Perineum menonjol.
Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
Meningkatkan pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa
dalam (informasi objektif) yang hasilnya
adalah:
Pembukaan serviks telah lengkap, atau
Terlihatnya bagian kepala bayi melalui
introitus vagina.
Lama kala 2 primigravida 1.5 jam, multipara
0.5 jam.
3. KALA TIGA DAN EMPAT PERSALINAN
BATASAN
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya
bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban. Persalinan kala empat
dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
dua jam setelah itu.
FISIOLOGI PERSALINAN KALA TIGA
Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup
beberapa atau semua hal-hal di bawah
ini :
Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi, uterus
berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus
biasanya di bawah pusat. Setelah uterus
berkontraksi dan plasenta terdorong ke
bawah, uterus berbentuk segitiga atau
seperti buah pear atau alpukat dan
fundus berada di atas pusat (seringkali
mengarah kesisi kanan).
Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat
menjulur keluar melalui vulva (tanda
Ahfeld).
Semburan darah mendadak dan singkat.
Darah yang terkumpul dibelakang
plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar dibantu oleh gaya
gravitasi. Apabila kumpulan darah
(retroplacetal pooling) dalam ruang
diantara dinding uterus dan permukaan
dalam plasenta melebihi kapasitas
tampungnya maka darah tersembur keluar
dari tepi plasenta yang terlepas.
KALA 4 : OBSERVASI PASCAPERSALINAN
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan
observasi.
7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
1) kontraksi uterus harus baik,
2) tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat
genital
3) plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir
lengkap,
4) kandung kencing harus kosong,
5) luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada
hematoma,
6) resume keadaan umum bayi, dan
7) resume keadaan umum ibu.
Mekanisme Persalinan
96 % janin dalam uterus berada dalam
presentasi kepala dengan ubun-ubun kecil
kiri depan sebanyak 58 %, kanan depan
23 %, kanan belakang 11 % dan kiri
belakang 8 %.
Janin dengan presentasi kepala
disebabkan karena kepala relatif lebih
besar dan lebih berat serta bentuk uterus
sedemikian rupa sehingga volume bokong
dan ekstremitas yang lebih besar berada
di atas di ruang yang lebih luas sedangkan
kepala berada dibawah di ruang yang
lebih sempit.
Kepala masuk melintasi pintu atas panggul dalam
sinklitismus arah sumbu kepala janin tegak
lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat
terjadi keadaan :
Asinklitismus anterior arah sumbu kepala
membuat sudut lancip ke depan dengan pintu
atas panggul
Asinklitismus posterior arah sumbu kepala
membuat sudut lancip ke belakang dengan pintu
atas panggul.
Fleksi
Kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran
paling kecil ( diameter suboksipitobregmatika =
9,5 cm) dan didasar panggul kepala berada
dalam fleksi maksimal.
Putar paksi dalam
Kepala yang turun menemui diafragma
pelvis yang berjalan dari belakang atas ke
bawah depan. Kombinasi elastisitas
diafragma pelvis dan tekanan intra uterin
oleh his yang berulang-ulang kepala
mengadakan rotasi ubun-ubun kecil
berputar kearah depan dibawah simpisis.
Defleksi
Setelah kepala berada di dasar panggul
dengan ubun-ubun kecil di bawah simpisis (
sebagai hipomoklion), kepala mengadakan
fleksi berturut turut lahir bregma, dahi,
muka dan akhirnya dagu.
Putaran paksi luar
Gerakan kembali sebelum putaran paksi
dalam terjadi, untuk menyesuaikan
kedudukan kepala dengan punggung
anak
Ekspulsi
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam
keadaan miring menyesuaikan dengan
bentuk panggul, sehingga di dasar
panggul, apabila kepala telah lahir, bahu
berada dalam posisi depan-belakang
bahu depan lahir lebih dahulu, baru
kemudian bahu belakang.
Okay
Thanks

You might also like