You are on page 1of 38

III.

ANTIDIARE
Diarrhea

Penyebab :
1. over-stimulation saraf parasimpatis
2. inhibisi saraf simpatis
3. bakteria atau virus
4. iritasi over-secresi air & electrolytes

Karena penyakit atau Obat


Umumnya self-limiting tidak perlu
obat
Gangguan elektrolit perlu rehidrasi
OBAT DIARE
REHIDRASI
1. Antibiotik
utk infeksi spec ( tifes, disentri )
2. Zat Pengabsorbsi
mengabsorbsi toxin bakteri :

- kaolin
- pektin
- metil selulosa
- atapulgit
- arang aktif
- norit
3. Obat sejenis morfin
mengurangi garakan peristaltik,
meningkatkan reabsorbsi air
- loperamid HCl
- defenoksilat
Kontra Indikasi :
- Diare pada anak paralisis TGI
Opiate receptors

opioid m-receptor located on the


myenteric neurons.
agonists inhibit acetylcholine release
from the neuron resulting in a
decrease in GI motility.
This effect occurs at dosages lower than
that required for analgesia.
Opiate agonists in GI
markedly reduce peristaltic and propulsive
motor activity
increasing pyloric, ileocolic and anal sphincter
tone.
increase segmental contractions +
prolonging transit and increasing the
resistance to flow through the lumen.

Natural opioids (morphine and codeine)


very effective anti-diarrheal drugs.
Loperamide (synthetic opioid) :
does not penetrate the blood brain

barrier
for acute diarrhea and chronic diarrhea
IV. LAKSATIF
/KATARTIK
Adalah Obat yang digunakan untuk
memudahkan pengeluaran tinja dari
kolon dan rektum atau untuk
memudahkan BAB

Indikasi :
- Konstipasi karena efek samping obat
- Mengeluarkan parasit setelah

pemberian Anthelmintik
- Mengosongkan saluran cerna

sebelum pembedahan atau prosedur

radiologik
Kontra Indikasi :
1. Obstipasi (akibat obstruksi usus)
2. Ileus obstruksi
3. Radang usus (kolitis, appendisitis, dll
4. Keadaan dehidrasi
5. Gizi nyang terlalu buruk
6. Wanita hamil, terutama kehamilan
trimester I (bahaya abortus)
7. Keadaan adanya iritasi pada usus
8. Penderita penyakit Kandung empedu
Efek Samping Obat :
1. Gangguan absorbsi makanan dan
vitamin larut lemak
2. Hambatan sintesis vit K & B complex
3. Kelemahan otot polos usus (K+ dan
Na+ hilang bersama tinja)
4. Konstipasi kronis akibat pemakaian
pencahar yang terlalu sering)
5. Gejala keracunan ion-ion pencahar
yang terabsorbsi
6. Nyeri akibat keram usus
Jenis-jenis Laksatif :
1. Bulk Katartik (pembentuk massa)
2. Osmotic Laxatives
3. Stool Surfactant Agents
(Softeners)
4. Stimulant Laxatives

Berdasarkan intensitas kerja, laksatif


terbagi :
1. Sangat kuat (drastika)
2. Sedang (laksantif)
3. Ringan (purgatif)
Konstipasi

Penyebab :
1. overstimulasi sistem simpatis
2. inhibisi sistem parasimpatis
3. resobsi air di kolon adekuat
4. sisa makanan di rektum kurang

Karena penyakit atau pemakaian
obat
Karena kurang gerak dan intake air
Bulk Katartik (pembentuk massa)
Terdiri dari Polisakarida yang tak
tercernakan, membentuk massa gel di
usus besar retensi air dan distensi
merangsang peristaltik dan memacu
BAB secara alami
-Vol intestinal menstimulasi gerak
peristaltik
Tidak menyebabkan kram pada TGI

Dipakai pada konstipasi ringan

Natural psyllium, methylcellulose


Sintetis polycarbophil
Osmotic Laxatives
Garam/ion sulit diabsorbsi air tertarik
ke lumen usus volume feses banyak

Magnesium oxide
Hati-hati pada renal insufisiensi

Sorbitol & laktulosa


Dicerna kuman usus
Flatus dan kram

Dosis tinggi diare dalam 1-3 jam


gangguan elektrolit
Stool Surfactant Agents (Softeners)

Dioktil sulfosuksinat melunakkan


feses

Parafin liquidum melicinkan dinding


usus penggunaan kronik akan
mengganggu abs vit larut lemak
- Menimbulkan iritasi perianal
- Kontra indikasi pada bayi, karena
inhalasi cairan ini Pneumonia lipoid

Dokusate, Gliserin supp.


V. ANTIEMETIK
Patofisiologi muntah :
Muntah dikendalikan oleh dua pusat di
batang otak yang terpisah yaitu pusat
muntah di Medula oblongata dan
Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ)

CTZ dapat diaktifkan secara endogen atau


Eksogen oleh racun atau obat seperti opiat.

Aktifasi CTZ akan merangsang pusat muntah

Muntah dikendalikan oleh pusat muntah


terutama melalui kerja N Vagus.
Pusat muntah mempunyai input afferen
dari :
-Usus
- Pusat Kortikal yang lebih tinggi
- Aparatus Vestibuler

Reseptor Muskarinik dan reseptor


H1 Histamin banyak dijumpai disekitar
daerah pusat muntah.
Emesis and anti-emetics
Beda dengan peristalsis (saraf intrinsik
dominan), SSP paling dominan dalam
nausea & vomiting
Pusat Muntah dapat dirangsang oleh :
1) Obat (mis. Kemoterapi)
2) Aferen n. vagus
3) Gangguan vestibular
dehidrasi & gangguan elektrolit
Anti-emetik blok reseptor pusat
muntah :
- antagonis dopamin D2
- antagonis serotonin
- antikolinergik (antimuskarinik)
- antihistamin H1
Antagonis Dopamin D2
metoklopramid & domperidon

blok reseptor Dopamin D2 (inhibitory) di


Pleksus Myenterikus pelepasan
asetilkolin meningkat rangsang
reseptor muskarinik rangsang
peristalsis

Antagonis reseptor Dopamin D2 di


Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ)
antiemesis.
Meningkatkan prolaktin serum
Menimbulkan Ginekomastia berdasarkan
efek Antidopaminergiknya

Domperidone tidak lewat blood-brain-


barrier jarang timbul Efek Samping
extrapyramidal (CTZ di luar BBB).

Metoclompramide juga aktivasi reseptor


serotonin dan memperkuat efek samping
Ekstrapiramidal dari Fenotiazine
Phenothiazines & Butyrophenones
Mekanisme :
Obat ini terutama bekerja pada CTZ dan
mempunyai sifat antagonis reseptor
Dopamine dan Antikolinergik

Efek Samping :
Jangka panjang tremor tipe Parkinson
atau Diskinesia lain

Indikasi :
Efektif untuk muntah pada :
- Gagal ginjal kronik
- Neoplasma
- Induksi obat
- Phenothiazines antipsikotik

Prochlorperazine
Promethazine
- Butyrophenone

Droperidol
Droperidol used for postop. nausea &
vomiting, but cause QT prolongation.
Antagonis Serotonin

Ondasetron & granisetron

Mekanisme :
Adalah antagonis serotonin yang selektif
pada reseptor 5-HT3
Mekanisme kerja yang pasti belum jelas,
tapi mempunyai efek sentral (SSP) dan
perifer

SSP anti-emetik karena kemoterapi

N. vagus pelepasan asetilkon naik


peristalsis meningkat
Efek Samping :
- Konstipasi
- Nyeri kepala
- Flushing
H1 Antihistaminics
Mekanisme :
Antagonis kompetitif Histamin pada
reseptor H1 yang terutama bekerja pada
pusat muntah daripada di CTZ

Mempunyai efek Antikolinergik yang


lemah

Efek Samping :
- Ngantuk
- Kadang Insomnia
- Euphoria
- Efektif untuk motion sickness, Rinitis
Alergi atau reaksi Alergi lain

- Drugs available
Meclizine
Cyclizine
Dimenhydrinate
Diphenydramine
Promethazine : Used in pregnancy,
used by NASA for
space motion sickness
Antikolinergik (antimuskarinik)

Mekanisme :
Kompetisi dengan Asetilkolin pada
reseptor Muskarinik di usus dan SSP,
serta mempunyai efek antispasmodik
pada dinding usus

Pada mabuk perjalanan berguna


karena efek sentralnya
SSP antiemetik
Gastrointestinal hambat peristalsis

Scopolamine (hyoscine) transdermal


patch untuk motion sickness

Efek Samping :
ngantuk
Efek sampingAntikolinergik yang khas :

- mulut kering
- penglihatan kabur
- sulit bak
Cannabinoids

Dronabinol sebagai ajuvan pada


kemoterapi yang merangsang
muntah
Nabilone

You might also like