You are on page 1of 6

AUTOMATIC THOUGHT

(CBT)
Yulinda Septiani Manurung, M.Psi,
Psikolog
All-or-nothing thinking (disebut juga black-and-wihite, polarized,
atau dichotomous thinking) merupakan suatu pemikiran dimana
seorang individu menggolongkan suatu situasi hanya ke dalam
dua kategori dan bukan suatu kontinum. Misalnya: Jika saya
tidak berhasil, berarti saya gagal.
Catastrophizing (disebut juga fortune telling): seseorang
memprediksikan bahwa ia akan mengalami peristiwa negatif di
waktu yang akan datang tanpa membuat pertimbangan-
pertimbangan lain. Misalnya: Jika saya sedih, saya tidak akan
dapat melakukan apa-apa.
Disqualifying or discounting the positive: suatu pemikiran
dimana individu mengesampingkan pengalaman dan
perbuatannya yang positif. Misalnya: Saya juara bukan karena
saya pintar, melainkan faktor keberuntungan.
Emotional reasoning: seseorang merasa sesuatu terjadi
sesuai kenyataan, namun secara kontras ia mengabaikan
bukti-buktinya. Misalnya: Saya tahu kalau saya dapat
melakukan banyak hal, namun saya tetap merasa bahwa saya
ini gagal.
Labeling: seseorang membuat label yang menetap baik
terhadap dirinya maupun terhadap orang lain tanpa bukti-
bukti yang bisa saja menunjukkan bahwa kesimpulannya itu
salah. Misalnya: Saya memang pengecut. Dia jahat.
Magnification/minimization: pada saat individu menilai dirinya,
orang lain, ataupun sebuah situasi, ia membesarkan hal yang
negatif dan/atau mengecilkan hal yang positif. Misalnya: Nilai
Matematika yang kuperoleh menunjukkan betapa bodohnya
aku.; Meskipun nilaiku bagus, bukan berarti aku pintar.
Mental filter (disebut juga selective abstraction): seorang
individu hanya memperhatikan hal yang negatif dari suatu
situasi tanpa melihat gambaran situasi tersebut secara
keseluruhan. Misalnya: (seorang anak mendapatkan nilai di
bawah rata-rata untuk mata pelajaran Sejarah, sementara nilai
untuk mata pelajaran yang lain di atas rata-rata) Aku
mendapatkan nilai jelek pada satu mata pelajaran, berarti aku
telah mengerjakan tugasku dengan buruk.
Mind reading: seorang individu seolah dapat membaca pikiran
orang lain tanpa mempertimbangkan kemungkinan yang lain.
Misalnya: Ia pasti berpikiran kalau aku jelek dan bodoh.
Overgeneralization: seseorang membuat suatu kesimpulan
negatif yang sangat jauh dari kenyataan sesungguhnya.
Misalnya: (seseorang tidak nyaman berada di kelas) Aku sulit
berteman dengan mereka.
Personalization: seorang individu menganggap
bahwa hal buruk yang dialami oleh orang lain
disebabkan oleh karena perbuatannya tanpa
mempertimbangkan hal lain yang mungkin terjadi
pada orang lain tersebut. Misalnya: Ia sedih
pasti karena aku telah mengecewakannya.
Should and must statements (disebut juga
imperatives): seseorang beranggapan bahwa ia
atau orang lain harus berperilaku dengan cara
tertentu dan jika tidak ia akan secara berlebihan
memberi penilaian yang buruk. Misalnya: Aku
gagal mendapatkan nilai A, seharusnya aku selalu
mendapatkan nilai terbaik.
Tunnel vision: seseorang hanya melihat hal yang
negatif pada berbagai situasi. Misalnya: Guru
fisikaku tidak pandai mengajar, ia menyebabkan
aku mendapat nilai pas-pasan.

REFERENSI
Gowers, S.G. & Green, L. (2009). Eating
Disorders: Cognitive Behaviour Therapy with
Children and Young People. London & New York:
Routledge-Taylor & Francis Group.

Sudak, D.M. (2006). Cognitive Behavioral Therapy


for Clinicians: Psychotherapy in Clinical Practice
(1st Edition). __________: Lippincott Williams &
Wilkins.

You might also like