You are on page 1of 15

ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA

KALA III DAN IV PERSALINAN


RETENSIO PLASENTA DAN SISA PLASENTA

Kelompok 3:
DIV Kebidanan Alih Jenjang
RETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTA
Definisi:
Retensio Plasenta ialah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga 30 menit atau lebih setelah bayi lahir (Saifuddin, 2007).

Etiologi
1.Plasenta belum lepas dari dinding uterus, dapat disebabkan oleh:
.Sebab fungsionil:
.His kurang kuat untuk melepaskan plasenta (sebab utama).
.Sebab patologi-anatomis:
.Implantasi plasenta yang perlekatannya ke dinding uterus terlalu
kuat
2.Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan, disebabkan oleh:
.Tidak adanya kontraksi yang adekuat (atonia uteri)
.Kesalahan dalam penanganan kala III
Jenis-jenis Retensio Plasenta:
Plasenta Adhesive : Implantasi yang
kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme
separasi fisiologis
Plasenta Akreta : Implantasi jonjot
korion plasenta hingga memasuki sebagian
lapisan miometrium.
Plasenta Inkreta : Implantasi jonjot
korion plasenta yang menembus lapisan
otot hingga mencapai lapisan serosa
dinding uterus.
Plasenta Prekreta : Implantasi jonjot
korion plasenta yang menembus lapisan
serosa dinding uterus hingga ke
peritonium.
Plasenta Inkarserata : Tertahannya
plasenta di dalam kavum uteri disebabkan
oleh konstriksi ostium uteri.
Tanda dan Gejala Klinis
Plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir.
Kontraksi uterus kurang baik.
Tali pusat terjulur keluar, kadang putus akibat
traksi yang berlebihan.
Kadang ada inversio uteri akibat tarikan yang
terlalu kuat.
Kadang terjadi perdarahan lanjut
(Saifuddin, 2007).
RETENSIO PLASENTA
Belum lahir setelah 30 menit bayi lahir

Sikap Bidan
a. Evaluasi
b. Konsultasi
c. Merujuk
d. Plasenta manual

Indikasi Plasenta Manual Retensio Plasenta Tanpa Perdarahan


a. Perdarahan 400 cc a. Perdarahan terlalu banyak
b. Riwayat retensio plasenta b. Keseimbangan bekuan darah ditempat
berulang plasenta lepas, perlekatan erat
c. Sejarah habitual HPP (berulang) Persiapan merujuk pasiesn
c. Infus cairan pengganti
d. Petugas untuk pertolongan darurat
Komplikasi: e. Keluarga untuk donor darah
Atonia uteri, perforasi, perdarahan
berlanjut, tamponade gagal, segera
rujuk penderita ke rumah sakit. Tindakan di Rumah Sakit
a. Perbaiki keadaan umum
(infus, transfusi, antibiotika)
b. Tindakan plasenta manual
ATAU
Histerektomi
PENATALAKSANAAN
Apabila plasenta belum lahir dalam setengah sampai
satu jam setelah bayi lahir, apalagi bila terjadi perdarahan,
maka plasenta harus segera dikeluarkan. Penanganannya
adalah:
1.Lakukan pemasangan infuse dengan kateter berdiameter
besar serta berikan:
.20-40 unit oksitosin dalam 500 ml larutan NaCl 0,9%
atau RL dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 UNIT
IM.
.Lanjutkan infus oksitosin 20 UNIT dalam 500 ml
larutan NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40
tetes/menit hingga perdarahan berhenti
Lanjutan...

2. Lakukan tarikan tali pusat terkendali


3. Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan plasenta
manual secara hati-hati jika terdapat perdarahan
4. Lakukan persetujuan tindakan medis (informed consent).
5. Melakukan manual plasenta
6. Segera atasi atau rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terjadi
komplikasi perdarahan hebat atau infeksi.
7. Bila masih perdarah banyak:
. Berikan ergometrin 0,2 mg IM
. Rujuk ibu ke rumah sakit
. Selama transportasi, rasakan apakah uterus berkontraksi baik.
Bila tidak, tetap lakukan massase dan beri ulang oksitosin 10
unit IM/IV.
. Lakukan kompresi bimanual atau kompresi aorta bila
perdarahan lebih hebat berlangsung sebelum dan selama
transportasi.
Tindakan Manual Plasenta
Melakukan manual plasenta
Berikan sedatif diazepam 10 mg IM/IV.
Antibiotika dosis tunggal (profilaksis):
Ampisilin 2 g IV + metronidazol 500 mg IV
ATAU
Cefazo lin 1 g IV + metronidazol 500 mg IV
Cuci tangan dan pasang sarung tangan panjang steril.
Jepit tali pusat dengan klem dan tegangkan sejajar dengan lantai.
Masukkan tangan dalam posisi obstetri dengan menelusuri bagian bawah tali pusat
Tangan sebelah dalam menyusuri tali pusat hingga masuk ke dalam kavum uteri, sedangkan tangan
di luar menahan fundus uteri, untuk mencegah inversio uteri.
Menggunakan lateral jari tangan,disusuri dan dicari pinggir perlekatan (insersi) plasenta
Tangan obstetri dibuka menjadi seperti memberi salam, lalu jari-jari dirapatkan
Tentukan tempat implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah
Gerakan tangan kanan ke kiri dan ke kanan sambil bergeser ke arah kranial hingga seluruh
permukaan plasenta dilepaskan
Jika plasenta tidak dapat dilepaskan dari permukaan uterus, kemungkinan terjadi plasenta akreta,
siapkan rujukan (untuk dialkukan laparotomi atau histerektomi supravaginal)
Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta
Pindahkan tangan luar ke suprasinfisis untuk menahan uterus saat plasenta dikeluarkan
Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
Periksa plasenta lengkap atau tidak, bila tidak lengkap, lakukan ekplorasi ke dalam kavum
Pastikan uterus berkontraksi dengan baik
SISA PLASENTA
SISA PLASENTA
Definisi:
Sisa plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta
dalam uterus yang dapat menimbulkan perdarahan post
partum primer atau perdarahan post partum sekunder.
Potongan-potongan plasenta yang tertinggal tanpa
diketahui. (Obstetri Patologi, 2003).

Etiologi:
Faktor penyebab utama perdarahan baik secara primer
maupun sekunder:
1. Paritas
2.Persalinan pendek kurang dari 2 tahun
3.Pertolongan kala uri sebelum waktunya
Tanda dan Gejala Klinis
Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap.
Terjadi perdarahan rembesan atau mengucur,
saat kontraksi uterus keras, darah berwarna
merah muda, bila perdarahan hebat timbul syok,
pada pemeriksaan inspekulo terdapat sisa
plasenta.
Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak
berkurang.
Retensio Sisa Plasenta

Menghalangi kontraksi uterus sehingga


uterus tidak berkontraksi secara efektif

Etiologi:
Tindakan pelepasan Predisposisi:
- HIS yang kurang baik
plasenta salah
Atonia uteri

Tanda dan Gejala:


Terdapat bagian plasenta
atau selaput yang tidak Penanganan: Komplikasi:
lengkap 1.Eksplorasi Perdarahan
Perdarahan berlanjut 2.Kuretase Infeksi
Uterus tidak berkontraksi
dengan baik
Penatalaksanaan
1. Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 500 ml larutan NaCl
0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menitdan 10
unitIM.
. Lanjutkan infus oksitosin 20 unitdalam 500 ml larutan NaCl
0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga
perdarahan berhenti.
2. Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan
bekuan darah dan jaringan.
. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi
sisa plasenta dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi dan
kuretase.
2. Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisillin 2 g IV DAN
metronidazole 500 mg).
3. Jika perdarahan berlanjut, tatalaksana seperti kasus atonia uteri.

You might also like