You are on page 1of 31

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN

KELENJAR HIPOFISE : GIGANTISME


NURMALA DWI ANGGIANA|RONI APRIYANA|SITI KOMALA|TITA KARTIKA
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Kelenjar pituitari (hipofisis) berukuran
kurang lebih 1 cm dengan berat 500 mg.
Terletak di sella tursica dari tulang sphenoid.
Sella tursica dekat dengan chiasma
opticum. Kelenjar hipofise sebenarnya terdiri
dari dua kelenjar, pituitari anterior yang
berukuran lebih besar terletak di anterior
atau disebut adenohipofise dan pituitari
posterior atau neurohipofise.
Bagian anterior kelenjar hipofisis
mempunyai banyak fungsi dan karena
memiliki kemampuan dalam mengatur
fungsi-fungsi dari kelenjar-kelenjar endokrin
lain, maka bagian anterior kelenjar hipofisis
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Tujuh macam hormon dan peranan metabolik
fisiologinya telah diketahui dengan baik. Hormon-
hormon terssebut adalah
adrenocortocotropic hormone (ACTH)
melanocyte-stimulating hormone (MSH)
thyroid-stimulating hormone (thyrotropin, TSH)
follicle-stimulating hormone (FSH)
luteinizing hormone(LH)
growth hormone (GH), dan prolactin (PRL).
Beberapa hormon ini (ACTH, MSH, GH, dan prolaktin)
merupakan polipeptida, sedangkan hormon yang
lainnya (TSH, FSH, dan LH) merupakan glikoprotein.
HUBUNGAN HIPOTALAMUS
DAN
KELENJAR HIPOFISE
Hipotalamus terdiri dari sebuah nuklei dan berperan sebagai suatu
penghubung yang penting antara mekanisme pengaturan neurologis dan
hormonal. Hipotalamus melaksanakan pengontrolan pada kelenjar
hipofise anterior dan terhadap kelenjar lain dan sel-sel tubuh.
Hipotalamus (terletak pada jaringan sekitar ventrikel ketiga) dan lobus
hipofise anterior dihubungkan oleh sistem perdarahan portal
hipotalamus-hipofise (hipotalamus-hipofise portal blood system) dengan
demikian neurosekresi releasing factor (RF) dan inhibiting factor (IF)
dilakukan dari hipotalamus ke hipofise. Diduga bahwa masing-masing
hormon hipofise memiliki RF dan IF yang menstimulir atau menghambat
pelepasan hormon-hormon tersebut. Dengan diketahuinya struktur kimia
dari suatu inhibitory dan releasing factor, istilah faktor diubah menjadi
hormon.
Hipotalamus juga mengendalikan kelenjar hipofise posterior yang
berhubungan dengannya secara struktural. ADH dan oksitosin
sebenarnya diproduksi di hipotalamus dalam nuklei paraventrikular dan
supraoptik dan dibawa oleh neuron melalui transport aksonal melalui
cabang-cabang terminal yang terletak di lobus posterior hipofise. Disana
mereka disimpan dan kemudian dilepaskan.
APA ITU GIGANTISME ?

Gigantisme dan Akromegali adalah kelainan yang disebabkan karena sekresi hormon
pertumbuhan (HP) atau growth hormone (GH) yang berlebihan. Gigantisme terjadi jika
produksi hormon pertumbuhan berlebihan, terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses
penutupan epifisis. Efek anabolik hormon pertumbuhan dimungkinkan karena adanya
meditor insulin like growth factor (IGF I), suatu peptida yang dihasilkan oleh jaringan hati
sebagai respon terhadap rangsangan hormon pertumbuhan
Penyebab utama gigantisme adalah adanya adenoma kelenar hipofisis, yang
menrupakan 95% kasus sisanya leb dari 3% berasal dari produksi berlebihan
GHRH Giganisme sekunder atau hipotalamik , di sebabkan karena hipersekresi
GHRH dari hipotalamus.
Gigantisme yng di sebabkan karena tumor ektopik (paru,prakreas, dl) yang
mengsekresi HP atau GHRH
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan.
Penyebab dari gigantisme dan akromegali dibagi menjadi:
Gigantisme Primer = Hipofisik (sebab: adenoma hipofisi)
Gigantisme Sekunder = Hipotalamik (karena hipersekresi GRH dari hipotalamus)

ETIOLOGI Gigantisme-Akromegali Tersier = meskipun sangat jarang <1 %, G tipe ini dapat
disebabkan oleh karena tumor-tumor etopik (tumor paru, pankreas, dan lain-lain yang
mengsekresi hormon yang mirip dengan GHRH.
Gigantisme Variasi
Tumor hipofisi dapat dibagi dalam 3 golongan:
Tumor Kromofob (80 %) merupakan adenoma hipofisi yang paling sering. Adenoma
ini dapat sangat besar sehingga menekan chiasma opticus, hipotalamus dan saraf yang
memelihara otot ekstra okular.
Tumor Asidofil (15 %) tumbuh lambat dan biasanya berkapsul.
Tumor Basofil (5 %). Biasanya kecil ukurannya dan tidak sampai menyebabkan
gejala lokal.
MANIFESTASI KLINIK

Sakit kepala dan gangguan penglihatan atau adanya tanda-tanda tekanan intara kranial
yang meningkat. Mungkin merupakan gambaran penyakit bila tumor menyita ruangan
yang cukup besar.
Gambaran dari produksi hormon pertumbuhan yang berlebih termasuk akromegali
(tangan dan kaki besar demikian pula lidah dan rahang), berkeringat banyak, hipertensi
dan artralgia (nyeri sendi).
Hiperprolaktinemia, amenore atau oligomenore galaktore (30%), infertilitas pada
wanita, impotensi pada pria.
Sindrom Chusing, obesitas sentral, hirsutisme, striae, hipertensi, diabetesmilitus,
osteoporosis.
Defisiensi hormon pertumbuhan, (Growt Hormon = GH) gangguan pertumbuhan pada
anak-anak.
MANIFESTASI KLINIK

Defisiensi Gonadotropin : impotensi, libido menurun, rambut tubuh rontok pada pria,
amenore pada wanita.
Defisiensi TSH : rasa lelah, konstipasi, kulit kering gambaran laboratorium dari
hipertiroidism.
Defisiensi Kortikotropin : malaise, anoreksia, rasa lelah yang nyata, pucat, gejala
gejala yang sangat hebat selama menderita penyakit sistemik ringan biasa, gambaran
laboratorium dari penurunan fungsi adrenal.
Defisiensi Vasopresin : poliuria, polidipsia,dehidrasi, tidak mampu memekatkan urin.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pengukuran kadar GH melalui radioimmunoassay, kadarnya hanya
meningkat pada penyakit aktif dan tidak ditekan oleh glukosa pada tes
toleransi glukosa standar.
Perimetri untuk mencari defek lapang pandang visual bitemporal (50%)
Rontgen tengkorak untuk melihat pembesaran sella, erosi prosesus klinoid,
alur supraorbtal, dan rahang bawah. lantai fosa hpofisis biasanya tampak
mengalami erosi menjadi ganda pada tomogram tampak lateral.
CT scan atau MRI untuk melihat ekstensi suprasellar
Rontgen tangan untuk mencari bentuk lempeng pada falang distal dan
peningkatan jarak rongga antara sendi karena hipertrofi kartilago.
Bantalan tumit biasanya menebal. Tes ini lebih memiliki unsur menarik
daripada diagnostik
Kadar glukosa serum bila meningkat
Kadar fosfat dalam serum saat puasa bisa meningkat namun tidak memiliki manfaat
diagnostik
Rontgen dada dan EKG bisa menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri akibat hipertensi.
(David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
Kadar serum hGh yang diukur dengan radioimmunoassay biasanya naik
Uji supresi glukosa tidak bisa menekan kadar hormon sampai dibawah jumlah
normal yang dapat diterima, yaitu 2 ng/ml
Sinar X tengkorak, computed tromography (CT) Scan, arteriografi, dan magnetic
resonance imaging menentukan keberadaan dan perluasan lesi pituitari
Sinar X tulang menunjukkan penebalan kranium (terutama tulang frontal, oksipital
dan parietal) dan penebalan tulang panjang, serta osteoartritis ditulang belakang.
Tumor hipofisis saat ini dapat diketahui melalui pemeriksaan CT Scan dan
dilanjutkan dengan magnetic resonance imaging (MRI) yang memiliki
kepekaan tinggi mengdiagnosis adanya tumor hipofisis
Gigantisme didiagnosis melalui pemeriksaan hormon pertumbuhan,
pemeriksaan SM-C (IGF 1) kemungkinan dianggap paling baik. Hal
tersebut disebabkan karena pemeriksaan HP basal sangat bervariasi pada
orang normal, dapat menujukan angka diatas 20 g/I. Oleh karena itu,
dalam keadaan mencurigakan, dianjurkan melakukan tes supresi HP (GH
suppression test) dengan beban glukosa 100 g. Dinilai abnormal jika
terdapat kegagalan penekanan sampai dibawah 2 g/I.
PENATALAKSANAAN

Tujuan Dilakukan Tindakan Penatalaksanaan :


Menormalkan tubuh kembali kadar GH atau IGF1/SM-C
Memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor
Menormalkan fungsi hipofisis
Mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH/IFG1 atau SM-C
akibat pembesaran tumor.
Terapi Substitusi
Hidrokortison antara 20 30 mg sehari diberikan peros, umumnya disesuaikan dengan siklus
harian sekresi steroid yaitu 10 15 mg waktu pagi, 10 mg waktu malam. Prednison dan
deksametason tidak diberikan karena kurang menyebabkan retensi garam dan air, bila terdapat
stres (infeksi, operasi dan lain - lain), dosis oral dinaikkan atau diberikan parenteral. Bila terjadi
krisis adrenal atasi syok segera dengan pemberian cairan per-infus NaCl glukosa, steroid dan
vasopreses.
Puluis tiroid / tiroksin diberikan setelah terapi dengan hidrokortison.
Testosteron pada penderita laki laki berikan suntikan testosteron enantot atau testosteron
siprionat 200 mg intramuskuler tiap 2 minggu. Dapat juga diberikan fluoxymestron 10 mg per-os
tiap hari.
Esterogen diberikan pada wanita secara siklik untuk mempertahankan siklus haid. Berikan juga
androgen dosis setengah dosis pada laki laki hentikan bila ada gejala virilisasi growth
hormone bila terdapat dwarfisme.
Tumor hipofisis, diobati dengan pembedahan radioterapi atau obat
(misal : akromegali dan hiperprolaktinemia dengan hymocriptine).
Defisiensi hormon hos diobati sebagai berikut : penggantian GH untuk
defisiensi GH pada anak anak, tiroksin dan kortison untuk defisiensi
TSH dan ACTH, penggantian androgen atau esterogen untuk defisiensi
gonadotropin sendiri (isolated) dapat diobati dengan penyuntikan FSH
atau HCG.
Desmopressin dengan insuflasi masal dalam dosis terukur.
Terapi pembedahan
Tindakan Radiasi
Terapi Medikamentosa
Pada orang normal, dopamin ataupun agonis dopamin dapat meningkatkan kadar
HP, tetapi tidak demikian halnya pada pasien akromegali. Pada akromegali,
dopamin ataupun agonis dopamin menurunkan kadar HP dalam darah. Biasanya
agonis dopamin diberikan menyertai terapi lainnya dan jarang berhasil sebagai
obat tungggal. Pasien. Contoh dopamine:
Brokriptin
Dianjurkan memberikan dosis 2,5 mg sesudah makan malam, dan dinaikkan secara
berkala 2,5 mg setiap 2-4 hari. Perbaikan klinis yang dicapai antara lain adalah:
Ukuran tangan dan jari mengecil, dan Terjadi perbaikan gangguan toleransi glukosa
Efek samping yang terjadi adalah vaso spasme digital, hipotensi ortostatik, sesak
nafas ringan, nausea, konstipasi, dll.
Ocreotide (long acting somatostatin analogue)
Cara pemberian melalui subkutan. Dosis: dosis rata-rata adalah 100-200 mikrogram
diberikan setiap 8 jam. Perbaikan klinis yang dicapai.
Menurunkan kadar HP menjadi dibawah 5 mikrogram/ 1 pada 50 kasus
Menormalkan kadar IGF1/ SM-C pada 50% kasus Penyusunan tumor
Efek samping: ringan dan mempunyai sifat sementara yaitu nyeri local/di daerah
suntikan dan kram perut.
KOMPLIKASI

Carpal Tunnel Syndrome.


Penyakit pada pergelangan tangan akibat adanya penekanan syaraf atau nervus medianus pada saat
melalui terowongan carpal pada pergelangan tangan yang diakibatkan karena pembesaran jaringan
biasanya pasien merasa kesemutan.
Penyakit arteri koroner.
Menyempit ataupun tersumbatnya pembuluh darah arteri karena penimbunan plak pada dinding
arteri.
Kardiomiopati yang disertai aritmia
Hipertrofi ventikular kiri dan fungsi diastolik menurun merupakan penyakit yang melemahkan dan
memperbesar otot jantung atau disebut juga miokardium
Obstruksi jalan nafas atas disertai sleep apnea (henti nafas saat tidur)
Sleep apnea biasanya disebabkan karena penebalan lidah pasien sehingga lidah menggulung ke
belakang dan menutupi jalan nafas pasien.
Hipertensi
Diabetes melitus dan intoleransi glukosa
Hal ini disebabkan karena peningkatan kadar HP akan menurunkan sensitifitas insulin
sehingga transportasi glukosa ke sel pun terganggu sehingga menyebabkan peningkatan
kadar glukosa darah dan terjadilah hipergikemia.
Kelumpuhan saraf
Saraf ke III saraf okulomotor yaitu saraf jenis sensorik yang mempengaruhi pergerakan
mata.
Saraf ke IV saraf troklearis yaitu saraf jenis motorik yang mempengaruhi pergerakan
mata ke bawah dan ke dalam.
Saraf ke V saraf trigeminalis merupakan jenis saraf sensorik an motorik mempengaruhi
sensasi pada wajah, kulit kepala, kornea, dan pergerakan rahang untuk mengunyah.
Saraf ke VI saraf abdusens merupakan jenis saraf motorik yang mempengaruhi
pergerakan mata ke lateral.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Riwayat penyakit ; manifestasi klinis tumor hipofise bervariasi tergantung pada hormon
mana yang disekresi berlebihan. Tanyakan manifestasi klinis dari peningkatan prolaktin,
GH dan ACTH mulai dirasakan.
Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
Keluhan utama, mencakup :
Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh seperti jari-jari, tangan,
dsb.
Perubahan tingkat energi, kelelahan dan letargi.
Nyeri pada punggung dan perasaan tidak nyaman.
Dispaneuria dan pada pria disertai dengan impotensia.
Nyeri kepala, kaji P, Q, R, S, T.
Gangguan penglihatan seperti menurunnya ketajaman penglihatan, penglihatan ganda,
dsb.
Kesulitan dalam berhubungan seksual.
Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita) mencakup keteraturan, kesulitan hamil.
Libido seksual menurun
Impotensia.
PEMERIKSAAN FISIK
Amati bentuk wajah, khas pada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar,
tulang supraorbita menjolok.
Kepala, tangan/lengan dan kaki juga bertambah besar, dagu menjorok kedepan.
Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik.
Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai
penurunan visus.
Amati perubahan pada persendian di mana klien mengeluh nyeri dan sulit
bergerak. Pada pemeriksaan ditemukan mobilitas terbatas.
Peningkatan perspirasi pada kulit menyebabkan kulit basah karena berkeringat.
Suara membesar karena hipertropi laring.
Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenomegali.
Hipertensi
Disfagia akibat lidah membesar.
Pada perkusi dada dijumpai jantung membesar
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan fisik


ditandai dengan klien merasa malu dengan kondisinya.
Resiko tinggi perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
peningkatan metabolisme, lidah membesar, mandibula tumbuh berlebih, gigi
menjadi terpisah-pisah.
Perubahan proses keluarga b.d keluarga dengan gigantisme.
Kelelahan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan fisik


ditandai dengan klien merasa malu dengan kondisinya.
Tujuan:
Tidak terjadi penurunan bodi image pada klien.
Kriteria Hasil
Klien dapat menerima perubahan diri.
Klien mau bersosialisasi dengan lingkungan.
Intervensi Rasional
1. Pertahankan lingkungan yang kondusif. 1. Agar pasien dapat mengungkapkan tentang
2. Kaji klien dengan mengidentifikasi dan perasaan dan anggapan mengenai
mengembangkan mekanisme koping keadaannya.
untuk mengatasi perubahan fisik. 2. Untuk membantu pasien dalam mengatasi
3. Ikut sertakan klien dalam merencanakan perubahan fisik.
perawatan dan membuat jadwal 3. Keterlibatan klien dapat meningkatkan dan
aktivitas. memperbaiki rasa percaya diri klien.
4. Bantu pasien mengidentifikasi 4. Membantu klien untuk mengalihkan
kekuatannya serta segi-segi positif yang perhatian tentang keadaannya dg
dapat dikembangan oleh klien. melakukan hobi yang positif.
5. Berikan bantuan positif dari orang-orang 5. Dukungan positif orang-orang terdekat
terdekat klien. dapat meringankan beban klien dan
6. Berikan support dan keyakinan kepada membantu klien dalam mengatasi gangguan
klien bahwa penyakitnya dapat sembuh citra diri.
dengan pengobatan teratur 6. Meningkatkan koping dan kepercayaan
pasien terhadap kesembuhan penyakit.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Resiko tinggi perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
peningkatan metabolisme, lidah membesar, mandibula tumbuh berlebih,
gigi menjadi terpisah-pisah.
Tujuan :
Nutrisi klien adekuat.
Kriteria Hasil :
Klien tidak mengalami penurunan berat badan yang berarti.
Nafsu makan klien meningkat.
Intervensi Rasional
1. Beri makan sedikit tapi sering (termasuk 1. Memenuhi nutrisi klien
cairan). 2. Membantu menambah nafsu makan klien
2. Masukkan makanan kesukaan dalam 3. Agar otot otot pasien bisa terlatih selama
diet. pasien berada di rumah sakit.
3. Anjurkan untuk makan sendiri, bila 4. Agar si pasien tidak cepat bosan dengan menu
mungkin (kelemahan otot dapat makanan yang sudah di sediakan oleh rumah
membuat keterbatasan). sakit.
4. Memilih makanan dari daftar menu. 5. Agar pasien merasa terhibur dan diperhatikan
5. Atur makanan secara menarik diatas oleh perawat maupun keluarganya.
nampan (piring). 6. Agar nutrisi sesuai dengan kebutuhan klien
6. Atur jadwal pemberian makanan. 7. Agar kebutuhan klien terpenuhi dengan cukup
7. Berikan makanan yang bergizi tinggi dan mempercepat penyembuhan
dan berkualitas.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Perubahan proses keluarga b.d keluarga dengan gigantisme.


Tujuan :
Mempersiapkan keluarga untuk dapat merawat anggota dengan gigantisme
keluarga dapat beradaptasi dengan penyakitnya
Kriteria Hasil:
Keluarga dapat mengatasi masalah yang timbul dari adanya tanda dan
gejala yang muncul dan memberikan atau menyediakan lingkungan yang
sesuai dengan kondisi klien.
Intervensi Rasional
1. Berikan dukungan emosional pada 1. Meringankan tekanan psikis klien dan keluarga
keluarga dan klien. 2. Mengetahui perasaan orang tua dan membantu
2. Anjurkan orang tua untuk mencarikan solusi
mengekspresikan perasaannya. 3. Menghindari perilaku menarik diri klien
3. Anjurkan klien untuk berbagi rasa 4. Menjadikan hubungan klien, keluarga klien dan
tidak berdaya, malu, ketakutan yang tim perawat baik sehingga memudahkan tindakan
berkaitan dengan manifestasi penyakit. perawatan
4. Bertindak sebagai pembela dan 5. Membangun kepercayaan diri kembali untuk
penghubung klien dan keluarga dengan bersosialisasi
anggota tim perawatan kesehatan 6. Menghindarkan klien dari stress
lainnya.
5. Anjurkan klien untuk bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar.
6. Dorong keterlibatan klien dalam
aktifitas rekreasi dan aktivitas
pengalihan yang sesuai dengan usia.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan


kebutuhan energi.
Tujuan :
Menunjukkan perbaikan kemampuan berpartisipasi dalam melakukan
aktifitas.
Kriteria Hasil :
Tidak terjadi kelelahan yang berarti pada klien setelah melakukan
aktivitas.
Klien tidak merasa malas saat akan melakukan aktivitas.
Intervensi Rasional
1. Kaji tanda-tanda vital. 1. Mengetahui perkembangan klien
2. Ciptakan lingkungan yang tenang : 2. Menurunkan stimulasi yang kemungkinan
ruangan yang dingin, turunkan stimulasi besar dapat menimbulkan agitasi, hiperaktif,
sensori. dan insomnia
3. Sarankan klien untuk mengurangi aktivitas 3. Membantu melawan pengaruh dari
dan meningkatkan istirahat di tempat peningkatan metabolisme
tidur. 4. Dapat menurunkan energy dalam saraf yang
4. Berikan tindakan yang membuat klien selanjutnya meningkatkan relaksasi
nyaman; sentuhan, masage. 5. Memungkinkan untuk menggunakan energy
5. Memberikan aktivitas pengganti yang dengan cara konstruktif dan mungkin juga
menyenagkan dan tenang; membaca, akan menurunkan ansietas
mendengarkan radio dan menonton televisi. 6. Untuk mengatasi keadaan (gugup,) hiperaktif
6. Berikan obat sesuai indikasi, sedatif dan insomnia
(fenobarbital ).

You might also like