Professional Documents
Culture Documents
Gigantisme dan Akromegali adalah kelainan yang disebabkan karena sekresi hormon
pertumbuhan (HP) atau growth hormone (GH) yang berlebihan. Gigantisme terjadi jika
produksi hormon pertumbuhan berlebihan, terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses
penutupan epifisis. Efek anabolik hormon pertumbuhan dimungkinkan karena adanya
meditor insulin like growth factor (IGF I), suatu peptida yang dihasilkan oleh jaringan hati
sebagai respon terhadap rangsangan hormon pertumbuhan
Penyebab utama gigantisme adalah adanya adenoma kelenar hipofisis, yang
menrupakan 95% kasus sisanya leb dari 3% berasal dari produksi berlebihan
GHRH Giganisme sekunder atau hipotalamik , di sebabkan karena hipersekresi
GHRH dari hipotalamus.
Gigantisme yng di sebabkan karena tumor ektopik (paru,prakreas, dl) yang
mengsekresi HP atau GHRH
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan.
Penyebab dari gigantisme dan akromegali dibagi menjadi:
Gigantisme Primer = Hipofisik (sebab: adenoma hipofisi)
Gigantisme Sekunder = Hipotalamik (karena hipersekresi GRH dari hipotalamus)
ETIOLOGI Gigantisme-Akromegali Tersier = meskipun sangat jarang <1 %, G tipe ini dapat
disebabkan oleh karena tumor-tumor etopik (tumor paru, pankreas, dan lain-lain yang
mengsekresi hormon yang mirip dengan GHRH.
Gigantisme Variasi
Tumor hipofisi dapat dibagi dalam 3 golongan:
Tumor Kromofob (80 %) merupakan adenoma hipofisi yang paling sering. Adenoma
ini dapat sangat besar sehingga menekan chiasma opticus, hipotalamus dan saraf yang
memelihara otot ekstra okular.
Tumor Asidofil (15 %) tumbuh lambat dan biasanya berkapsul.
Tumor Basofil (5 %). Biasanya kecil ukurannya dan tidak sampai menyebabkan
gejala lokal.
MANIFESTASI KLINIK
Sakit kepala dan gangguan penglihatan atau adanya tanda-tanda tekanan intara kranial
yang meningkat. Mungkin merupakan gambaran penyakit bila tumor menyita ruangan
yang cukup besar.
Gambaran dari produksi hormon pertumbuhan yang berlebih termasuk akromegali
(tangan dan kaki besar demikian pula lidah dan rahang), berkeringat banyak, hipertensi
dan artralgia (nyeri sendi).
Hiperprolaktinemia, amenore atau oligomenore galaktore (30%), infertilitas pada
wanita, impotensi pada pria.
Sindrom Chusing, obesitas sentral, hirsutisme, striae, hipertensi, diabetesmilitus,
osteoporosis.
Defisiensi hormon pertumbuhan, (Growt Hormon = GH) gangguan pertumbuhan pada
anak-anak.
MANIFESTASI KLINIK
Defisiensi Gonadotropin : impotensi, libido menurun, rambut tubuh rontok pada pria,
amenore pada wanita.
Defisiensi TSH : rasa lelah, konstipasi, kulit kering gambaran laboratorium dari
hipertiroidism.
Defisiensi Kortikotropin : malaise, anoreksia, rasa lelah yang nyata, pucat, gejala
gejala yang sangat hebat selama menderita penyakit sistemik ringan biasa, gambaran
laboratorium dari penurunan fungsi adrenal.
Defisiensi Vasopresin : poliuria, polidipsia,dehidrasi, tidak mampu memekatkan urin.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pengukuran kadar GH melalui radioimmunoassay, kadarnya hanya
meningkat pada penyakit aktif dan tidak ditekan oleh glukosa pada tes
toleransi glukosa standar.
Perimetri untuk mencari defek lapang pandang visual bitemporal (50%)
Rontgen tengkorak untuk melihat pembesaran sella, erosi prosesus klinoid,
alur supraorbtal, dan rahang bawah. lantai fosa hpofisis biasanya tampak
mengalami erosi menjadi ganda pada tomogram tampak lateral.
CT scan atau MRI untuk melihat ekstensi suprasellar
Rontgen tangan untuk mencari bentuk lempeng pada falang distal dan
peningkatan jarak rongga antara sendi karena hipertrofi kartilago.
Bantalan tumit biasanya menebal. Tes ini lebih memiliki unsur menarik
daripada diagnostik
Kadar glukosa serum bila meningkat
Kadar fosfat dalam serum saat puasa bisa meningkat namun tidak memiliki manfaat
diagnostik
Rontgen dada dan EKG bisa menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri akibat hipertensi.
(David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
Kadar serum hGh yang diukur dengan radioimmunoassay biasanya naik
Uji supresi glukosa tidak bisa menekan kadar hormon sampai dibawah jumlah
normal yang dapat diterima, yaitu 2 ng/ml
Sinar X tengkorak, computed tromography (CT) Scan, arteriografi, dan magnetic
resonance imaging menentukan keberadaan dan perluasan lesi pituitari
Sinar X tulang menunjukkan penebalan kranium (terutama tulang frontal, oksipital
dan parietal) dan penebalan tulang panjang, serta osteoartritis ditulang belakang.
Tumor hipofisis saat ini dapat diketahui melalui pemeriksaan CT Scan dan
dilanjutkan dengan magnetic resonance imaging (MRI) yang memiliki
kepekaan tinggi mengdiagnosis adanya tumor hipofisis
Gigantisme didiagnosis melalui pemeriksaan hormon pertumbuhan,
pemeriksaan SM-C (IGF 1) kemungkinan dianggap paling baik. Hal
tersebut disebabkan karena pemeriksaan HP basal sangat bervariasi pada
orang normal, dapat menujukan angka diatas 20 g/I. Oleh karena itu,
dalam keadaan mencurigakan, dianjurkan melakukan tes supresi HP (GH
suppression test) dengan beban glukosa 100 g. Dinilai abnormal jika
terdapat kegagalan penekanan sampai dibawah 2 g/I.
PENATALAKSANAAN
Resiko tinggi perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
peningkatan metabolisme, lidah membesar, mandibula tumbuh berlebih,
gigi menjadi terpisah-pisah.
Tujuan :
Nutrisi klien adekuat.
Kriteria Hasil :
Klien tidak mengalami penurunan berat badan yang berarti.
Nafsu makan klien meningkat.
Intervensi Rasional
1. Beri makan sedikit tapi sering (termasuk 1. Memenuhi nutrisi klien
cairan). 2. Membantu menambah nafsu makan klien
2. Masukkan makanan kesukaan dalam 3. Agar otot otot pasien bisa terlatih selama
diet. pasien berada di rumah sakit.
3. Anjurkan untuk makan sendiri, bila 4. Agar si pasien tidak cepat bosan dengan menu
mungkin (kelemahan otot dapat makanan yang sudah di sediakan oleh rumah
membuat keterbatasan). sakit.
4. Memilih makanan dari daftar menu. 5. Agar pasien merasa terhibur dan diperhatikan
5. Atur makanan secara menarik diatas oleh perawat maupun keluarganya.
nampan (piring). 6. Agar nutrisi sesuai dengan kebutuhan klien
6. Atur jadwal pemberian makanan. 7. Agar kebutuhan klien terpenuhi dengan cukup
7. Berikan makanan yang bergizi tinggi dan mempercepat penyembuhan
dan berkualitas.
INTERVENSI KEPERAWATAN