Professional Documents
Culture Documents
SILVIA GREIS
N 111 14 051
PEMBIMBING
dr. I KETUT SUJANA
dr. DR. I NYOMAN WIDAJADNYA, M.KES
PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis), sebagian besar
kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. T
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Kaili
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kayumeboko
Keluhan utama: Sesak napas
Riwayat Alergi
Alergi obat atau makanan tidak diketahui.
Riwayat alergi orang tua pasien tidak diketahui
Rumah pasien terdiri dari 6 ruangan yaitu ruang tamu, ruang keluarga, 3
kamar tidur dan ruang dapur. Ruang tamu memiliki pencahayaan dan
ventilasi yang cukup. Kamar tidur dan ruang dapur yang digunakan juga
sebagai tempat cuci memiliki pencahayaan dan ventilasi yang cukup baik.
Pasien mengaku mendapatkan air dari sumur dab untuk mandi dan
mencuci,dan untuk air minum pasien menggunakan air galon namun
terkadang juga memasak air. Pasien memasak menggunakan kompor
minyak.
Tanda vital :
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 oC (axilla)
Kepala
Bentuk : Normochepali
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah tercabut.
Mata : Kelopak mata tidak edema, konjungtiva anemis (-/-), sklera
: ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+).
Telinga : Normotia, serumen (-/-)
Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-/-), pernapasan cuping hidung
: (-/-), sekret (-/-).
Mulut Bibir tidak kering, lidah tidak kotor, mukosa lembab dan bersih
Tenggorokan-Leher
Faring : Hiperemis (-/-),
Tonsil : T1/T1 hiperemis (-/-).
Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Kelenjar Getah Bening : Pembesaran (+/-)
Thoraks
Paru : Inspeksi : permukaan dada simetris,
penggunaan otot-otot bantu
pernapasan (-).
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-),
taktil fremitus kiri = kanan.
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi: bunyi napas vesikuler +/+,
wheezing (-/-), ronkhi (+/+).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Sputum
BTA I : 3+
BTA II : 3+
BTA III : 3+
Diagnosis Kerja
Tuberculosis Paru
Penatalaksanaa
Terapi OAT kategori I tahap intensif RHZE selama 2 bulan.
ANJURAN
Selama masa pengobatan fase intensif dianjurkan pasien memakai masker, untuk
mencegah penularan bagi orang-orang disekitarnya.
Memeriksakan seluruh anggota keluarga atau orang-orang yang hampir setiap hari
berkontak langsung pada pasien juga melacak kemungkinan ditemukan pasien baru.
Minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter dan petugas kesehatan
Memperbaiki status gizi dengan makan makanan yang bergizi dan seimbang, guna
meningkatkan imunitas tubuh
Memperbaiki hyginie dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar
Setelah proses pengobatan dilakukan, diharapkan pasien tetap ke dokter guna
mengetahui perkembangan kesehatannya apakah pengobatan yang dilakukan sudah
berhasil atau tidak.
Pembahasan
Pasien adalah seorang perempuan berusia 41 tahun yang
mengeluhkan adanya sesak nafas dan batuk berdahak yang hilang
timbul disertai sesak nafas sejak 1 tahun yang lalu dan bertambah
parah sejak 3 bulan terakhir. Batuk berdahak tidak pernah disertai
dengan pengeluaran darah. Pasien juga mengaku sering berkeringat
pada malam hari dan kadang disertai demam serta sulit tidur. Nafsu
makan pasien dirasakan menurun sehingga berat badan pasien diakui
turun 4 kg dalam 3 bulan. Ayah pasien memiliki riwayat batuk lama.
Pasien tidak menggunakan masker saat bekerja
Untuk menjamin kepatuhan penderita menelan obat, pengobatan perlu dilakukan dengan pengawasan langsung
(DOT=Direcly Observed Treatment) oleh seorang pengawas Menelan Obat (PMO).
Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangkawaktu yang lebih lama
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Faktor biologis
Pada kasus ini pasien adalah seorang perempuan 41 tahun dengan
status gizi kurang. Penyakit TB paru cenderung lebih tinggi pada
usia muda atau usia produktif 15-50 tahun. Keadaan malnutrisi
atau kekurangan kalori, protein, vitamin dan zat besi akan
mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan
terhadap penyakit termasuk TB paru.
Faktor perilaku
Kebiasan merokok
Pasien dalam kasus ini termasuk perokok aktif. Dengan adanya paparan
asap rokok akan mempermudah untuk terjadinya infeksi TB paru.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pasien terkena tuberkulosis
yaitu ada tidaknya sinar matahari, ventilasi yang baik, kelembaban,
suhu rumah, dan kepadatan rumah. Hal ini sesuai dengan teori.
Kepadatan hunian rumah
Rumah tempat tinggal pasien dalam kasus ini memiliki jarak yang
sangat dekat dengan rumah tetangga-tetangga sekitarnya. Hal ini tentu
dapat menjadi faktor pendukung untuk tersebarnya penyakit TB
dengan mudah.
Jenis Pekerjaan
Pekerja di lingkungan berdebu akan mempengaruhi terjadinya gangguan sistem
pernafasan.
Pasien dalam kasus ini bekerja sebagai buruh pengrajin kayu di bagian varnishing
sehingga pasien sering terpapar serbuk-serbuk dari kayu.
Kesimpulan
SARAN