Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI :
Gangguan inflamasi kronik pada saluran napas
Melibatkan banyak sel-sel radang (eosi-nofil, sel mast,
leukotrien, makrofag, ne-trofil, limfosit T, dll)
Terjadi hiperresponsif jalan napas thd ber-bagai
rangsangan
Ditandai dg obstruksi jalan napas yg ber-sifat
reversibel dengan atau tanpa pengo-batan
Sindroma Asma:
Exercise-induced asthma
Nocturnal asthma
Occupational asthma
Aspirin-induced asthma
Fatal & near fatal asthma
ASMA ATOPIK/EKSTRINSIK/ALERGIK:
Anak & dewasa muda
Serangan mendadak stl terpapar alergen, dpt
pulih tanpa obat
Sering didahului influenza
Respons tx baik
ASMA NONATOPIK/INTRINSIK:
Dewasa atau usia pertengahan
Faktor imunologi (?)
Sering disebabkan infeksi, dahak purulen
Riwayat atopi ()
Skin test (-), Ig E & eosinofil normal
Respons tx kurang
Prognose lebih jelek
Tingkat Kontrol Asma menurut
GINA 2008
Klasifikasi TERKONTRO TIDAK
CharacteristicsTERKONTROL
Asma L SEBAGIAN TERKONTROL
2x/ > 2x/
Gejala Siang
minggu minggu
Hambatan
Tidak Ada Ada
Aktivitas KUALITA
Gejala
Tidak Ada Ada 3S atau
HIDUPlebih
Malam
2x/ > 2x/ keadaan
Perlu Obat
terkontrol
Pelega
Fungsi Paru minggu minggu
< 80% prediksi sebagian
atau hasil
(PEF atau Normal terbaik (bila dalam setiap
FEV1) Satu kali
ada) setiap hari minggu
Satu / lebih
Eksaserbasi/kambuh Tidak Ada per tahun pada setiap
minggu
GINA updated 2008
KLASIFIKASI DERAJAT BERAT ASMA (GINA 2004)
Derajat Gejala Gejala Faal Paru Terapi
Asma mlm
Intermitten < 1x/minggu 2x/bulan PEFR 80% SABA inhalasi saat
Asimtomatik FEV1 80% serangan
V.PEF< 20%
Menghindari ESO
Mencegah kematian
KUNCI DARI KEBERHASILAN KONTROL ASMA
ADALAH MENGOBATI INFLAMASI SESEGERA
MUNGKIN PADA SAAT GEJALA TIMBUL
Kunci mengontrol
gejala adalah
dengan mening-
katkan terapi anti-
infla-masi untuk
menghindari
eksaserbasi
PENATALAKSANAAN.
2. Diluar serangan:
Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi
Menghindari kelelahan
Vaksinasi influenza
OBAT HISAP