Pendahuluan Apendisitis merupakan suatu peradangan akut dari apendiks, biasanya mengakibatkan sakit perut, anoreksia, dan terjadi distensi perut. Untuk menegakkan diagnosis apendisitis dapat dilakukan pemeriksaan berupa pemeriksaan Mc. Burney, Psoas Sign, Obturator Sign, dan Rovsings Sign. Apabila pemeriksaan fisik mendukung diagnosis, maka berikutnya dapat dilakukan pemeriksaan penunjang DL dan radiologi. seperti foto polos abdomen, USG abdomen, CT abdomen. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) merupakan modalitas radiologi yang dapat dengan mudah diakses dan memiliki efek radiasi yang lebih kecil untuk pasien. Sedangkan, Computed tomography (CT) adalah modalitas pilihan untuk pencitraan dengan akurasi diagnostik yang lebih besar. Laporan Kasus Anamnesis ID : laki-laki, 27 tahun Keluhan utama : abdominal strain selama dua minggu. Onset nyeri beberapa hari setelah mengalami 8 jam keracunan makanan (tapi pasien merasa ini tidak menimbulkan gejala berkelanjutan). Pasien merasa nyeri pada lapang kanan perut dengan skor nyeri 2/10. Keluhan penyerta : tidak ada, nafsu makan normal RPD : tidak ditemukan kesulitan buang angin, perubahan fungsi pencernaan dan fungsi Pemeriksaan fisik :
Ranges of motionlumbal :penuh, bebas nyeri di
semua arah, kecuali posisi rotasi kiri. Palpasi superfisial pada abdomen menyebabkan nyeri, terutama pada bagian dengan range of motion terbatas. Ranges of motion panggul: penuh, bebas nyeri Pemeriksaan neurologis (motorik, sensorik, deep tendon reflexes pada ekstremitas bawah) : intak Pemeriksaan abdominal : normal Pemeriksaan vaskular (abdominal, femoral, pedal pulses) : normal Rovsings sign dan McBurneys : negatif Wdx : abdominal wall strain Penatalaksaan : terapi soft tissue KIE : menghindari aktivitas yang memicu munculnya gejala nyeri dan datang ke rumah sakit apabila muncul demam atau gejala bertambah buruk. 2 minggu kemudian pasien kembali ke klinik. Anamnesis ID : laki-laki KU : nyeri di abdomen tetap tidak menghilang walaupun pasien menghindari aktivitas pemicu. Keluhan penyerta : pada hari tersebut pasien menyadari bahwa tumitnya terbentur saat melangkah. Nyeri perut pasien bertambah buruk menjadi level 6- 7/10 Pemeriksaan fisik Suhu oral : 380C Pasien kemudian dibawa ke UGD RS dan diperiksa dengan modalitas CT. Hasil CT : ditemukan phlegmonous appendicitis Setelah pasien gagal menerima terapi konservatif (antibiotik dan cairan), maka pasien membutuhkan hemicolonectomy darurat karena inflamasi yang masif yang mengakibatkan perlengketan appendix dan ileum yang ruptur ke dinding abdomen. Apendisitis akut Penyebab tersering nyeri perut akut Merupakan keadaan kedaruratan yang harus cepat ditanggapi Bila tidak ditangani biasanya terjadi perforasi dengan komplikasi Gejala klinis seperti mual, muntah, dan nyeri kanan bawah hanya pada 50% kasus Pada anak, gejalanya tidak khas Penyebabnya adalah obstruksi lumen apendiks akibat hyperplasia limfoid dan infeksi (dewasa muda), fecal stasis, fecolith (lansia), dan parasite Foto Polos Abdomen Massa/perselubungan kuadran kanan bawah Appendikolith, 5-10% Tanda-tanda ileus lokal/sentinel loop Kabur atau hilangnya preperitoneal fat line kanan bawah Dilatasi saekum dan edema pada dindingnya Air-fluid level pada daerah kanan bawah Deformitas udara pada saekum akibat massa inflamasi Scoliosis lumbal Hilangnya psoas line kanan Apendikografi Bisa dilakukan pemberian barium peroral atau enema Filling yang sempurna pada lumen appendix menyingkirkan kemungkinan appendicitis Tidak ada filling atau filling inkomplet dengan mukosa irregular mengarah ke apendisitis (sekitar 20% appendix normal tanpa filling kontras) USG Tanpa radiasi, sehingga cocok untuk ibu hamil dan anak-anak Dideteksi dengan USG frekuensi tinggi (5-7,5 MHz) dengan teknik graded-compresion Sensitivitas dan spesifitas berkisar 86% dan 81% Diameter apendiks 6 mm (temuan yang paling sensitive), tebal dinding > 2 mm Apendiks yang kaku/noncompresable (sensitive dan spesifik), tidak ada peristaltic Target appearance Intraluminar fluid, appendikolith dan sentinel loop Flow Doppler pada dinding apendiks Peradangan periappendical fat Penebalan dinding caecum Periileal lymph node Periappendikular fluid collection Bila sudah perforasi, bisa ditemukan cairan bebas di sekitar apendiks. Apendiks mungkin sulit diidentifikasi. Apendisitis akut bisa berkembang menjadi phlegman atau periapendisitis infiltrat dan abses. Penderita akan datang dengan massa kanan bawah dengan tanda- tanda peritonitis lokal. Pada USG tampak gambaran hipoekhoik dengan batas tidak tegas (infiltrat) atau gambaran cairan dengan batas yang lebih tegas, terlokalisir bila sudah terbentuk abses CT scan Pilihan untuk pasien tidak hamil dan dewasa Sensitivitas dan spesifitas bisa mencapai 99% dan 95%, lebih tinggi dari USG Diameter apendiks 6 mm Perdangan periapendiks: fat standing, fluid collection, phlegmon, abses Penebalan dinding apendiks 3 mm Ekstraluminer air Adenopathy di sekitarnya Penebalan dinding usus di sekitarnya Penebalan fokal dari saekum Pembahasan Pada kasus ini, keluhan dan hasil pemeriksaan fisik pada pasien di awal kunjungan ke klinik tidak menunjukkan adanya kecenderungan ke arah apendisitis.Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan penunjang yang lebih akurat dengan CT yang memiliki sensitivitas terhadap apendisitis sebesar 80-96%. Pasien dilakukan CT setelah menunjukkan gejala apendisitis dan dirujuk ke UGD.Hasil pemeriksaan CT pada potongan transversal abdomen setinggi L5 menunjukkan adanya dilatasi pada appendiks. Dan pada potongan koronal abdomen, ditemukan adanya calcified appendicolith pada basal appendiks dengan periappendical phlegmon (cairan dan lemak). Berikut ini beberapa hal yang dapat dievaluasi dari pemeriksaan CT: ukuran diameter apendiks lebih dari 6 mm, kegagalan apendiks terisi dengan kontras oral atau udara untuk mencapai ujungnya, apendikolith (batu kalsifikasi yang dapat mengakibatkan sumbatan dan inflamasi pada apendiks) dan penyangatan dari dinding apendiks dengan kontras intravena. Disekelilingnya, dapat ditemukan perubahan inflamasi, termasuk peningkatan atenuasi lemak, cairan, inflaman phlegmon, penebalan sekum, abses, gas intraluminal dan pembesaran limfe. Terima Kasih