You are on page 1of 20

Missed Appendicitis

Diagnosis: A Case Report


Andika
Juliah Makdasari
Laila Nur Jannah

Tutor: dr. Dhanti Erma Widiasi, Sp.Rad


Pendahuluan
Apendisitis merupakan suatu peradangan akut
dari apendiks, biasanya mengakibatkan sakit
perut, anoreksia, dan terjadi distensi perut.
Untuk menegakkan diagnosis apendisitis
dapat dilakukan pemeriksaan berupa
pemeriksaan Mc. Burney, Psoas Sign,
Obturator Sign, dan Rovsings Sign. Apabila
pemeriksaan fisik mendukung diagnosis, maka
berikutnya dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang DL dan radiologi. seperti foto polos
abdomen, USG abdomen, CT abdomen.
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) merupakan
modalitas radiologi yang dapat dengan mudah
diakses dan memiliki efek radiasi yang lebih
kecil untuk pasien. Sedangkan, Computed
tomography (CT) adalah modalitas pilihan
untuk pencitraan dengan akurasi diagnostik
yang lebih besar.
Laporan Kasus
Anamnesis
ID : laki-laki, 27 tahun
Keluhan utama : abdominal strain selama dua
minggu. Onset nyeri beberapa hari setelah
mengalami 8 jam keracunan makanan (tapi
pasien merasa ini tidak menimbulkan gejala
berkelanjutan). Pasien merasa nyeri pada
lapang kanan perut dengan skor nyeri 2/10.
Keluhan penyerta : tidak ada, nafsu makan
normal
RPD : tidak ditemukan kesulitan buang angin,
perubahan fungsi pencernaan dan fungsi
Pemeriksaan fisik :

Ranges of motionlumbal :penuh, bebas nyeri di


semua arah, kecuali posisi rotasi kiri. Palpasi
superfisial pada abdomen menyebabkan nyeri,
terutama pada bagian dengan range of motion
terbatas.
Ranges of motion panggul: penuh, bebas nyeri
Pemeriksaan neurologis (motorik, sensorik, deep
tendon reflexes pada ekstremitas bawah) : intak
Pemeriksaan abdominal : normal
Pemeriksaan vaskular (abdominal, femoral, pedal
pulses) : normal
Rovsings sign dan McBurneys : negatif
Wdx : abdominal wall strain
Penatalaksaan : terapi soft tissue
KIE : menghindari aktivitas yang memicu
munculnya gejala nyeri dan datang ke rumah
sakit apabila muncul demam atau gejala
bertambah buruk.
2 minggu kemudian pasien kembali
ke klinik.
Anamnesis
ID : laki-laki
KU : nyeri di abdomen tetap tidak menghilang
walaupun pasien menghindari aktivitas pemicu.
Keluhan penyerta : pada hari tersebut pasien
menyadari bahwa tumitnya terbentur saat melangkah.
Nyeri perut pasien bertambah buruk menjadi level 6-
7/10
Pemeriksaan fisik Suhu oral : 380C
Pasien kemudian dibawa ke UGD RS dan diperiksa
dengan modalitas CT.
Hasil CT : ditemukan phlegmonous appendicitis
Setelah pasien gagal menerima terapi
konservatif (antibiotik dan cairan), maka
pasien membutuhkan hemicolonectomy
darurat karena inflamasi yang masif yang
mengakibatkan perlengketan appendix dan
ileum yang ruptur ke dinding abdomen.
Apendisitis akut
Penyebab tersering nyeri perut akut
Merupakan keadaan kedaruratan yang harus
cepat ditanggapi
Bila tidak ditangani biasanya terjadi perforasi
dengan komplikasi
Gejala klinis seperti mual, muntah, dan nyeri
kanan bawah hanya pada 50% kasus
Pada anak, gejalanya tidak khas
Penyebabnya adalah obstruksi lumen apendiks
akibat hyperplasia limfoid dan infeksi (dewasa
muda), fecal stasis, fecolith (lansia), dan parasite
Foto Polos Abdomen
Massa/perselubungan kuadran kanan bawah
Appendikolith, 5-10%
Tanda-tanda ileus lokal/sentinel loop
Kabur atau hilangnya preperitoneal fat line kanan
bawah
Dilatasi saekum dan edema pada dindingnya
Air-fluid level pada daerah kanan bawah
Deformitas udara pada saekum akibat massa
inflamasi
Scoliosis lumbal
Hilangnya psoas line kanan
Apendikografi
Bisa dilakukan pemberian barium peroral atau
enema
Filling yang sempurna pada lumen appendix
menyingkirkan kemungkinan appendicitis
Tidak ada filling atau filling inkomplet dengan
mukosa irregular mengarah ke apendisitis
(sekitar 20% appendix normal tanpa filling
kontras)
USG
Tanpa radiasi, sehingga cocok untuk ibu hamil
dan anak-anak
Dideteksi dengan USG frekuensi tinggi (5-7,5
MHz) dengan teknik graded-compresion
Sensitivitas dan spesifitas berkisar 86% dan
81%
Diameter apendiks 6 mm (temuan yang
paling sensitive), tebal dinding > 2 mm
Apendiks yang kaku/noncompresable
(sensitive dan spesifik), tidak ada peristaltic
Target appearance
Intraluminar fluid, appendikolith dan sentinel
loop
Flow Doppler pada dinding apendiks
Peradangan periappendical fat
Penebalan dinding caecum
Periileal lymph node
Periappendikular fluid collection
Bila sudah perforasi, bisa ditemukan cairan bebas di
sekitar apendiks. Apendiks mungkin sulit diidentifikasi.
Apendisitis akut bisa berkembang menjadi phlegman
atau periapendisitis infiltrat dan abses. Penderita akan
datang dengan massa kanan bawah dengan tanda-
tanda peritonitis lokal. Pada USG tampak gambaran
hipoekhoik dengan batas tidak tegas (infiltrat) atau
gambaran cairan dengan batas yang lebih tegas,
terlokalisir bila sudah terbentuk abses
CT scan
Pilihan untuk pasien tidak hamil dan dewasa
Sensitivitas dan spesifitas bisa mencapai 99% dan 95%,
lebih tinggi dari USG
Diameter apendiks 6 mm
Perdangan periapendiks: fat standing, fluid collection,
phlegmon, abses
Penebalan dinding apendiks 3 mm
Ekstraluminer air
Adenopathy di sekitarnya
Penebalan dinding usus di sekitarnya
Penebalan fokal dari saekum
Pembahasan
Pada kasus ini, keluhan dan hasil pemeriksaan fisik
pada pasien di awal kunjungan ke klinik tidak
menunjukkan adanya kecenderungan ke arah
apendisitis.Oleh karena itu, penting untuk melakukan
pemeriksaan penunjang yang lebih akurat dengan CT
yang memiliki sensitivitas terhadap apendisitis
sebesar 80-96%.
Pasien dilakukan CT setelah menunjukkan gejala
apendisitis dan dirujuk ke UGD.Hasil pemeriksaan CT
pada potongan transversal abdomen setinggi L5
menunjukkan adanya dilatasi pada appendiks. Dan
pada potongan koronal abdomen, ditemukan adanya
calcified appendicolith pada basal appendiks dengan
periappendical phlegmon (cairan dan lemak).
Berikut ini beberapa hal yang dapat dievaluasi
dari pemeriksaan CT: ukuran diameter apendiks
lebih dari 6 mm, kegagalan apendiks terisi
dengan kontras oral atau udara untuk mencapai
ujungnya, apendikolith (batu kalsifikasi yang
dapat mengakibatkan sumbatan dan inflamasi
pada apendiks) dan penyangatan dari dinding
apendiks dengan kontras intravena.
Disekelilingnya, dapat ditemukan perubahan
inflamasi, termasuk peningkatan atenuasi lemak,
cairan, inflaman phlegmon, penebalan sekum,
abses, gas intraluminal dan pembesaran limfe.
Terima Kasih

You might also like