You are on page 1of 18

PASTA

PROGRAM STUDI FARMASI UNTAN 2016-2017


PENGERTIAN PASTA
Pasta merupakan sediaan semipadat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal. Pasta lebih
kental dan keras, serta kurang oklusif
dibandingkan salep.
PENGGOLONGAN PASTA
Ada 3 macam pasta :
1. Pasta berlemak
Merupakan salep yang mengandung lebih dari
50% zat padat
Bahan dasar salep : vaselin, parafin cair
Jumlah lemak yang lebih sedikit dibanding serbuk
padatnya harus dilelehkan dulu supaya homogen
2. Pasta kering
Merupakan pasta bebas lemak mengandung
60% zat padat (serbuk)
3. Pasta pendingin
KEUNTUNGAN SEDIAAN PASTA
Pasta biasanya digunakan karena kerjanya
melindungi dan kemampuannya menyerap
kotoran dari luka-luka di kulit. Jadi bila kerja
melindungi lebih dibutuhkan dari
terapeutiknya maka akan lebih dipilih
panggunaan pasta, tapi bila yang dibutuhkan
kerja terapeutikanya lebih dipilih bentuk
sediaan salep dan krim
KOMPONEN PENYUSUN PASTA
1. Zat aktif
Zat aktif yang sering digunakan misalnya Zinc
Oksida, sulrur dan zat aktif lain yang tentunya
dapat dibuat dalam bentuk sediaan semisolid.
2. Basis
Basis yang digunakan untuk pembuatan pasta
ialah basis berlemak atau basis air
3. Pengawet
Antimikroba tidak umum digunakan pada salep tak berair
karena mikroba tidak dapat tumbuh, tetapi salep yang
mengandung air perlu penambahan antimikroba. Pengawet
yang paling banyak digunakan pada salep mengandung air
adalah asam organik (asam sorbat), klorokresol, fenetil
alcohol, fenoksietanol, senyawa amonium kuarterner
(setrimid).

4. Antioksidan
Lemak dan minyak alami mudah teroksidasi oleh oksigen di
udara maka diperlukan penambahan antioksidan untk
mencegah dekomposisi. Antioksidan dipilih berdasarkan
warna, bau, potensi, iritasi, toksisitas, stabilitas, dan
kompatibilitas.
5. Emulsifier
Pada penggunaaan emulsifier yang harus
diperhatikan ialah stabilitas. Penggunaan emulsifier
lebih baik dikombinasikan sehingga diperoleh
stabilitas yang lebih baik dan sifat iritan yang lebih
rendah.
6. Humektan
Bahan ini digunakan untuk mengurangi sediaan
semisolid dari kehilangan air. Humektan mencegah
pengeringan dan membantu penerimaan produk
dengan meningkatkan kualitas pengolesan dan
konsistensi secara umum. Contohnya gliserol,
propilen glikol, sorbitol
BASIS DALAM PEMBUATAN PASTA
1. Basis Hidrokarbon
Karakteristik dari basis ini yaitu :
- Tidak diabsorbsi oleh kulit - Tidak tercampurkan dengan air

- Inert - Daya Absorpsi air rendah

- Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan


tahan air & meningkatkan hidrasi sehingga meningkatkan absorpsi
obat melalui kulit.

Contoh basis : paraffin cair, paraffin lunak, hard


paraffin
BASIS DALAM PEMBUATAN PASTA
2. Basis larut air
Beberapa pasta terbuat dari basis macrogol
(polietilen glikol).
- Non oklusif - Absorpsi yang baik oleh kulit

- Bercampur dengan eksudat - Mudah melarutkan bahan lain

- Mudah dibersihkan dengan - Bebas dari rasa lengket


cara dicuci

- Tidak berwarna - Nyaman digunakan

- Larut air - Kompatibel dgn obat - obat


dermatologi
3. Basis absorpsi
Karakterstiknya : bersifat hidrofil dan dapat menyerap
sejumlah tertentu air dan larutan cair. Terbagi menjadi 2 kelas,
yaitu :
a. Basis non-emulsi
Dapat menyerap air dan larutan cair membentuk emulsi A/M.
Mengandung campuran dari emulgen tipe sterol dengan satu
atau lebih parafin. Jika dibandingkan dengan basis
hidrokarbon :
Kurang bersifat oklusif namun emolien yang baik
Membantu obat larut minyak untuk penetrasi kulit
Lebih mudah menyebar/ dioleskan (spread)
Emulgen sterol yang penting adalah :

- Wool fat - Wool alcohol


- Bees wax- Kolesterol
b. Emulsi A/M
Dapat mengabsorpsi air lebih banyak dari
basis non emulsi. Terdiri dari :
Hydrous wool fat (lanolin)
Oily cream BP
PROSEDUR PEMBUATAN SEDIAAN PASTA
Metode pembuatan pasta sama dengan salep. Untuk basis
semisolid metode fusion (pelelehan) dan/ atau triturasi dapat
digunakan. Triturasi sendiri cocok digunakan untuk pembawa liquid.
Metode Fusion
Disini zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan
diaduk sampai membentuk fase yang homogen. dalam hal ini perlu
diperhatikan stabilitas zat berkhaziat terhadap suhu yang tinggi
pada saat
Metode Triturasi
Digunakan jika bahan aktif tidak larut dalam basis atau larutan
yang digunakan delam jumlah kecil. Zat padat harus berupa serbuk
halus.
Zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan
dipakai atau dengan salah satu zat pembantu, kemudian
dilanjutkan dengan penambahan sisa basis. Dapat juga digunakan
pelarut organik untuk melarutkan terlebih dahulu zat aktifnya,
kemudian baru dicampur dengan basis yang akan digunakan.
Prosedur Pembuatan Secara Umum :
Metode fusion
Timbang sejumlah zat aktif dan eksipien sesuai dengan yang
dibutuhkan
Tambahkan zat pembawa dan zat berkhasiat kemudian
dilelehkan bersama basis dalam cawan penguap dan diaduk
sampai membentuk fase yang homogen
Hasil pelelehan dipindahkan ke mortar digerus hingga
membentuk massa pasta yang homogen
Pasta yang sudah jadi ditimbang sesuai bobot per tube* dan
dimasukkan ke tube
Ujung tube ditutup lalu diberi etiket dan dikemas dalam wadah
yang dilengkapi brosur dan etiket.

* bobot sediaan yang dimasukkan ke dalam tube dapat


ditambahkan hingga maksimal 10% dari bobot netto per tube.
Prosedur Pembuatan Secara Umum :
Metode triturasi
Bahan basis ditimbang dengan dilebihkan 10-20%, kemudian
dimasukkan ke dalam mortar dan digerus hingga terbentuk basis pasta
yang baik**. Basis pasta ditimbang kembali sesuai kebutuhan.
Zat aktif ditimbang, dimasukkan ke dalam mortar, dan digerus hingga
halus. Ke dalam sambil ditambahkan sedikit demi sedikit basis pasta
hingga bercampur homogen. Dapat juga digunakan pelarut organik
untuk melarutkan terlebih dahulu zat aktifnya, kemudian baru dicampur
dengan basis yang akan digunakan.
Pasta yang sudah jadi ditimbang sesuai bobot per tube* dan
dimasukkan ke tube
Ujung tube ditutup lalu diberi etiket dan dikemas dalam wadah yang
dilengkapi brosur dan etiket.

* bobot sediaan yang dimasukkan ke dalam tube dapat ditambahkan


hingga maksimal 10% dari bobot netto per tube.
** sesuaikan dengan cara pengembangan basis
Prosedur Pembuatan Secara Umum :
Metode fusion dan triturasi (jika basis berbentuk padatan
dan zat aktif tidak tahan terhadap panas)
Bahan basis ditimbang dengan dilebihkan 10-20%, kemudian
dimasukkan ke dalam cawan penguap, dilelehkan, dimasukkan
ke dalam mortar, dan digerus hingga terbentuk basis pasta yang
baik. Basis pasta ditimbang kembali sesuai kebutuhan.
Zat aktif ditimbang, dimasukkan ke dalam mortar, dan digerus
hingga halus. Ke dalam sambil ditambahkan sedikit demi sedikit
basis pasta hingga bercampur homogen. Dapat juga digunakan
pelarut organik untuk melarutkan terlebih dahulu zat aktifnya,
kemudian baru dicampur dengan basis yang akan digunakan.
Pasta yang sudah jadi ditimbang sesuai bobot per tube* dan
dimasukkan ke tube
Ujung tube ditutup lalu diberi etiket dan dikemas dalam wadah
yang dilengkapi brosur dan etiket.
* bobot sediaan yang dimasukkan ke dalam tube dapat
ditambahkan hingga maksimal 10% dari bobot netto per tube.
FORMULA SEDIAAN PASTA
Pasta resorcinol belerang
R/ Resorcinol 500 mg
Sulfur 500 mg
Cetomacrogolum 1000 300 mg
Cetostearylalkoholum 1,2 g
ZnO 4g
Parafin liquid 1g
Vaselin Flavum ad 10 g
FORMULA SEDIAAN PASTA
Pasta asam salisilat seng
R/ Asam salisilat 200
ZnO 2,5 g
Amylum tritici 2,5 g
Vaselin album ad10 g
EVALUASI SEDIAAN PASTA
1. Penampilan (warna & bau)
Meliputi penampilan organoleptik
2. Homogenitas
Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok harus menunjukkan
susunan yang homogen.
3. Konsistensi/viskositas
Sediaan semisolid termasuk sistem non-newton,
jadi viskositasnya diukur dengan viskometer
Brookfield Helipath stand.

You might also like