Professional Documents
Culture Documents
Syndrome
Anatomi arteri koroner
Fatty streak
Plaque tak stabil
-Cholest. mengisi
Fibrous plaque - Ruptur
makrofag
- Trombosis
-LDL
Tahap I Tahap II Tahap III
Acute Coronary Syndrome
Unstable angina
Non-ST segment elevasi miokard infark (NSTEMI)
ST segment elevasi miokard infark (STEMI)
Letak Perbedaan
Gejala angina tidak stabil adalah sama dengan angina stabil , tetapi
gejala dapat disertai :
infark (NSTEMI)
Q
Pathologist
T Inveted
ST Deppresion
1 s /d V4
t e r io r:V
An
II I, a VF
o r : II ,
In f e ri
V 5 s/ d V6
l : I, a VL,
Latera
akut anterior
infark
Akut inferior
infark
Akut Lateral Infark
Petanda biokimia (enzim jantung)
Pengujian laboratoris yang bisa terlihat adalah jumlah sel
darah putih yang meningkat dan tingkat sedimentasi eritrosit
berubah dalam tingkat elektrolit yang naik dan peningkatan
kadar gula darah.
Pemeriksaan enzim
jantung yang lain yaitu
Creatinine Latic
Kinase (CK) dehydrogen
Mioglobin
Meningkat ase (LDH)
Dapat dideteksi
setelah 3-8 Meningkat
satu jam setelah
jam bila ada setelah 24-48
infark dan
infark miokard jam bila ada
mencapai
dan mencapai infark miokard
puncak dalam 4-
puncak dalam mencapai
8 jam.
10-36 jam dan puncak 3-6 hari
kembali dan kembali
normal dalam normal dalam
3-4 hari. 8-14 hari
Klasifikasi Derajat Nyeri
Kelas I : Serangan baru, yaitu kurang dari 2 bulan
progresif,berat, dengan nyeri pada waktu istirahat, atau
aktivitas sangat ringan, terjadi >2kali per hari.
Berat-Ringannya ACS Kelas II : Sub-akut, yakni sakit dada antara 48 jam sampai
dengan 1 bulan pada waktu istirahat
Kelas III : Akut, yakni kurang dari 48 jam
Prosedur :
1. Pasang monitor 24 jam
2. Tirah baring
3. Pemberian oksigen 3-
4L/menit
4. Pemberian nitrat
Manajemen pelaksanaan ACS di
UGD
Pemeriksaan klinis dan penilaian rekaman EKG 12
sadapan.
Periksa enzim jantung CK/CKMB atau CKMB/Tropononin.
Perikan segera: 02, infus NaCl 0,9% atau dekstrosa 5%.
Pasang monitoring EKG secara continiue.
Pemberian obat
Segera pindahkan ke Ruang Rawat Intensif Koroner
(ICCU)