You are on page 1of 24

MORNING REPORT

Jaga Malam, 10 Agustus2016

OLEH
Oriza Sativa
1507101030188

Dokter Jaga
dr. M. Ridwan, Mapp Sc, Sp. JP(K)-
FIHA
Identitas Pasien Diagnosa Terapi Planning

Ny. E - STEMI Inferior - Loading Aspilet 4 tablet EKG kanan dan belakang DPJP:
- perempuan - Loading clopidogrel 4 tablet Pemeriksaan laboratirium dr. M. Ridwan, Mapp
- CM : 1-09-90-69 - Streptase via syringe pump, (darah rutin, CK-MB, Sc, Sp. JP(K)-FIHA
- 50 tahun habiskan dalam 1 jam troponin)
- Kesadaran : CM - 6 jam setelah streptase, injeksi Foto toraks
- TD : 160/100 mmHg arixtra 2,5 cc/24 jam EKG serial/6 jam
- RR : 16x/i - Tanapres 1x5 mg
- Nadi : 60x/i - Recansa 1x10 mg
- Suhu : 36,5C - Brilinta 1x90 mg

2. Tn. I - CHF FC NYHA II - Observasi Darah rutin, Ur,Cr, KGD, DPJP:


-Laki-laki ec DD : - HHD - O2 2-4 L/I elektrolit, CKMB, troponin dr.Rus Munandar,
-CM : 1-08-76-84 - DCM - Simvastatin 1x10 mg I Sp.JP-FIHA
-56 tahun - HT Stage II - ISDN 3x5 mg
-Kesadaran : CM - DM tipe 2 - Clopidogrel 1x75 mg
-TD: 190/90 mmHg Normoweight - Amlodipin 1x10 mg
-RR : 20x/i
-Nadi : 72x/i
-Suhu : 36,4C
KASUS KASUS
Keluhan Utama
Nyeri Dada
Keluhan Tambahan
Keringat dingin
Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. E, 50 tahun, datang ke IGD RSUDZA dengan keluhan nyeri di dada sebelah kiri yang dirasakan sejak 1 jam SMRS. Nyeri dada
dirasakan tiba-tiba ketika pasien sedang tidak beraktifitas, tidak berkurang setelah beristirahat dan menetap lebih dari 20 menit.
Nyeri tersebut dirasakan tembus ke belakang, menjalar ke lengan kiri, leher terasa tercekik, tidak mual dan tidak muntah. Pasien
mengatakan nyeri dada seperti ini baru pertama kali dirasakannya. Selain itu, pasien juga mengalami keringat dingin.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi 3 tahun namun tidak berobat secara teratur. DM dan kolesterol disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien
Riwayat Pengobatan
Pasien mengonsumsi obat anti hipertensi, namun tidak meminum obat secara teratur
Riwayat Kebiasaan Sosial
Pasien seorang PNS dengan riwayat merokok (-)

Pada saat kejadian didapatkan TD 160/100mmHg, nadi 60x/i, RR 16x/I, T 36,5C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas
normal.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Tn.ES ?
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Leher :
Wajah simetris, konj.palp inf Pembesaran KGB (-)
pucat (+), edema palp (-), TVJ meningkat (-)
sklera ikterik (-), RCL (+),
RCTL (+), T/H/M dbn Thoraks :
Terlampir
Abdomen :
I : simetris
P : distensi (-) Genitalia :
P : timpani (+) Tidak dilakukan
A : peristaltik kesan normal pemeriksaan

Eksremitas :
CRT > 2 detik, Edema (-)
pada eks bawah
Paru :
Inspeksi : simetris, jejas tidak ada
Palpasi : stem fremitus kanan=kiri, Nyeri tekan tidak ada
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-) basah basal halus, wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat di ICS V linea midclavicular sinistra
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicular sinistra
Perkusi :
Batas atas : ICS III linea midclavicula sinistra
Batas kanan : ICS V linea parasternal dekstra
Batas kiri : ICS V linea midclavicula sinistra 1 jari ke arah lateral
Auskultasi : BJ I > BJ II, regular (+) bising (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium 10/10/2016 Nilai Normal
Darah Rutin
Hb 12,5 14-17 g/dl
Ht 37 42%
Leukosit 14,5 4,5-10,5/mm3
Eritrosit 4,3 4,7-6,1 x 106 /mm3
Trombosit 395 150-450 x 103 /mm3
Diftell (E/B/Nb/Ns/L/M) 5/0/0/51/37/7 0-6/0-2/2-6/50-70/20-40/2-8 %

Jantung
Troponin I - < 1,5 ng/ml
CKMB 31 < 25 U/L
Diabetes
Gula Darah Sewaktu 174 <200 mg/dL
Ginjal-Hipertensi
Ureum 16 13-43 mg/dL
Kreatinin 0,53 0,67-1,17 mg/dL
PEMERIKSAAN EKG
PEMERIKSAAN EKG

Irama : sinus ritme, 60 x/menit


Axis : normoaxis LVH : (-)
Gel. P : 0,08 s RVH : (-)
PR Interval : 0,17 s Iskemik : (+)
Kompleks QRS : 0,08 s Kesimpulan : sinus bradikardia,
Gel Q patologis : (-) rate 60x/menit, normoaksis, Iskemik septal
T inverted : (+) lead I, aVL, V1, V2 dan lateral, STEMI Inferior,
ST elevasi : (+) lead III, aVF
ST depresi : (-) lead I, aVL
DIAGNOSA

STEMI Anterior Late Onset killip I TIMI 5/15 GRACE SCORE 131 +
OMI Inferior + Hipertensi stage I

STEMI Anterior New Onset killip I TIMI 1/15 GRACE SCORE 94 +


Hipertensi stage II
TERAPI

SUPORTIF
- Bed rest
- Diet MII Rendah Garam
- O2 2-3 L/I nasal kanul
I- VFD RL 20 gtt/i

MEDIKAMENTOSA
- Loading Aspilet 4x80 mg selanjutnya reguler 1x1
- Loading Clopidogrel 4x75 mg selanjutnya reguler 1x1
- Inj. Streptase via syringe pump, habiskan dalam 1 jam
- Sc. Arixtra 2,5 cc/24jam (setelah 6 jam pemberian streptase)
- Tanapres 1x 5 mg
- Recansa 1x 10 mg
- Brilinta 1x 90 mg
IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apakah diagnosa pada kasus diatas ?


2. Bagaimana patogenesis penyakit pada pasien tersebut?
3. Bagaimana tatalaksana pada kasus diatas?
DIAGNOSIS

Infark miokard dengan ST elevasi


(STEMI) ditegakkan berdasarkan keluhan
angina tipikal atau atipikal disertai dengan
perubahan EKG berupa elevasi segmen ST di
2 sandapan yang bersebelahan, dengan
peningkatan marker jantung CKMB atau
Troponin I/T
PATOFISIOLOGI
STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi thrombus pada plak aterosklerotik yang
sudah ada sebelumnya. STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vaskular. Pada sebagian besar
kasus, infark terjadi jika plak aterosklerosis mengalami fisur, rupture atau ulserasi dan jika kondisi lokal atau sistemik memicu
trombogenesis, sehingga terjadi thrombus pada lokasi rupture yang mengakibatkan oklusi arteri koroner. Penelitian histology
menunjukkan plak koroner cenderung mengalami rupture jika mempunyai vibrous cap yang tipis dan intinya kaya lipid (lipid rich core).
TATALAKSANA AWAL

Tirah baring (Kelas I-C)


Suplemen oksigen hingga mencapai SpO2>95% (Kelas IIa-C)
Aspirin 160-320 mg (Kelas I-A)
Penghambat reseptor ADP (adenosine diphosphate): Dosis awal clopidogrel adalah 300 mg dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan 75 mg/hari (Kelas I-C)
Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual bagi pasien dengan nyeri dada yang masih berlangsung saat tiba
di ruang gawat darurat (Kelas I-C). Dalam keadaan tidak tersedia NTG, isosorbid dinitrat (ISDN) dapat
dipakai sebagai pengganti
Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi pasien yang tidak responsif dengan
terapi tiga dosis NTG sublingual(kelas IIa-B).
TATALAKSANA
TATALAKSANA
TATALAKSANA
TATALAKSANA

Tujuan dari penatalaksanaan STEMI adalah


untuk sesegera mungkin untuk
REPERFUSI, baik itu secara PCI ataupun
Fibrinolisis.
LEARNING OBJECTIVE

1. Berapa skor TIMI, KILLIP, GRACE, dan CRUSADE pada


pasien ini?
2. Bagaimana tatalaksana jangka panjang pada pasien STEMI?
SKOR KILLIP

Kelas Killip merupakan klasifikasi risiko berdasarkan indikator klinis gagal


jantung sebagai komplikasi infark miokard akut, yang ditujukan untuk
memperkirakan tingkat mortalitas dalam 30 hari
SKOR TIMI

STEMI
Parameter Poin Skor Mortalitas 30
Usia 75 tahun 3 risiko hari (%)
Usia 65-74 2 0 0,8%
Diabetes, hipertensi, angina 1 1 1,6%
Tekanan darah sistolik <100 mmHg 3 2 2,2%
Laju nadi >100 kali per menit 2 3 4,4%
Kelas Killip II-IV 2 5 12%
STEMI anterior atau LBBB komplit 1 6 16%
Waktu ke tindakan >4 jam 1 7 23%
8 27%
SKOR GRACE

Prediksi kematian di Rumah Sakit

Skor Risiko

<108 Risiko rendah (1%)

109-140 Risiko menengah (1-3%)

>140 Risiko tinggi (3%)

Prediksi kematian 6 bln setalah keluar RS

Skor Risiko

<88 Risiko rendah (3%)

89-118 Risiko menengah (3-8%)

>118 Risiko tinggi (8%)


SKOR CRUSADE
Terima Kasih

You might also like