You are on page 1of 15

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN

EKOPIK

KELOMPOK 8
Y E N N I K R I S T I AWAT I S A RAG I H
YOHANA HOTMARINA
YO S I KA O KAV I A N I M A N U L L A N G
Y U D H I S I N U RAT
DEFENISI
Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi
di luar cavum uterus.Implantasi dapat terjadi di tuba falopi,
ovarium, serviks, dan abdomen. Namun,kejadian kehamilan
ektopik yang terbanyak adalah di tuba falopi(Murria,2002).
Kehamilan etropik terjadi bila telur yang dibuahi berimplatasi
dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan
ekstrauterin tidak sinonim dengan kehamilan ektopik karena
kehamilan pada pars intertisialis tuba dan kanalis servikalis
masih termaksud dalam uterus, tetapi jelas bersifat ektopik.
KLASIFIKASI
Menurut Sarwono Prawirohardjo, lokasinya kehamilan ektopik dapat dibagi
dalam beberapa golongan :
1. Tuba Fallopii
a) Pars-interstisialis
b) Isthmus
c) Ampula
d) Infundibulum
e) Fimbrae
2. Uterus
a) Kanalis servikalis
b) Divertikulum
c) Kornua
d) Tanduk rudimenter
3. Ovarium
4. Intraligamenter
5. Abdominal
a) Primer
b) Sekunder
MANIFESTASI KLINIS
1. Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada
umumnya ibu menunjukan gejala-gejala kehamilan muda dan mungkin
merasa nyeri sedikit di perut bagian bawah yang tidak seberapa dihiraukan.
Pada pemeriksaan vaginal, uterus membesar dan lembek, walaupun
mungkin besarnya tidak sesuai dengan usia kehamilan. Tuba yang
mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada bimanual.
2. Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-bada dari perdarahan
banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tiadk
jelas sehingga sukar dibuat diagnosisnya
3. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada
ruptur tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intesitas
yang kuat disertai dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan
masuk kedalam syok.
4. Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik.
Lamanya amenore tergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat
berpriasi.
ETIOLOGI

Sebagian besar penyebab tidak banyak diketahui,kemungkinan


faktor yang memegang peran adalah sebagai berikut:
1. Faktor dalam lumen tuba: endosalfingitis, hipoplasia lumen tuba.
2. Faktor lumen tuba: endometriosis tuba, diventrikel tuba
kongenital.
3. Faktor di luar dinding lumen tuba.
4. Faktor lain: migrasi luar ovum, fertilisasi in vitro.
PENGKAJIAN

Anamnesa :
1. Menstruasi terakhir, Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan
untuk menetukan taksiran persalinan (TP).TP ditentukan berdasarkan
hari pertama haid terakhir (HPHT).Untuk menentukan TP berdasrkan
HPHT dapat digunakan rumus Naegle, yaitu hari ditambah tujuh,
bulan dikurang tiga, tahun disesuaikan.
2. Adanya bercak darah yang berasal dari vagina.
3. Nyeri abdomen: kejang, tumpul.
4. Jenis kontrasepsi.
5. Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibatkan buruk pada janin,
ibu, atau keduanya.Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus
didaptkan pada saat kunjungan pertama.Penggunaan kontrasepsi oral
sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang tidak dikatahui
dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin.
6. Riwayat gangguan tuba sebelumnya.
7. Kondisi kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes melitus,
hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada
kehamilan.Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi
dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
6. Tanda-tanda vital.
Pemeriksaan fisik lengkap pada ibu hamil diperlukan untuk mendeteksi
masalah fisik yang dapat dipengaruhi kehamilan.
a. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi
akan mempengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan
darah diukur pada posisi duduk dengan posisi sejajar posisi jantung.
Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
2. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit.Takikardia bisa terjadi pada
keadaan cemas, hipertiroid dan infeksi.Nadi diperiksa selama satu menit
penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa
untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat
dan teratur.
3. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per
menit.Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit
jantung. Suara napas harus sama bilateral, ekspansi paru simetris dan
lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
4. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6 0 C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawat medis.
Sistem Kardiovaskular
1. Bendungan vena, Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah
observasi terhadap bendungan vena, yang bisa berkembang
menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai,
vulva dan rectum.
2. Edema pada ekstremitas, Edema pada tungkai merupakan
refleksi dari pengisian darah oada ekstermitas akibat
perpindahan cairan intravaskular keruan intertesial.Ketika
dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan
terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting
edema.Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan
lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
Sistem musculoskeletal
1. Postur tubuh, Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi
selama kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada
otot punggung dan tungkai.
2. Tinggi badan dan berat, Berat badan awal kunjungan dibutuhkan
sebagai data dasar untuk dapat menentukan kenaikan berat
badan selama kehamilan.Berat badan sebelum konsepsi kurang
dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu beresiko
melahirkan prematurdan berat badan lahir rendah. Berat badan
sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat mengakibatkan
diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan
seksio caesarea, dan infeksi postpartum. Rekomendasi kenaikan
berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks masa tubuh.
5.
5. Pengukuran pelviks

Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan

diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginaan.

6. Abdomen

Kontur,ukuran dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika

fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis.Kandung kemih harus dikosongkan

sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menentukan

keakuratannya.Pengukuran metode Mc. Donal dengan posisi ibu berbaring.

Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada

ruptur tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intesitas

yang kuat disertai dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan

masuk kedalam syok. Intensitas nyeri berkisar antar 9-10 nyeri hebat
Sistem reproduksi
1. Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi putting dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris
pada payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Organ reproduksi eksternal, Kulit dan membran mukosa perineum,
vulva dan anus perlu diperiksa dari eksiorisasi, ulserasi, lesi,
varises dan jarinagn parut pada perineum
3. Organ reproduksi internal
a. Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda
Chadwik.
b. Vagina :mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh
esterogen sehingga tampak makin merah dab kebiru biruan.
c. Ovarium (indung telur) : dengan terjadinya kehamilan, indung
telur mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan
fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada
umur 16 minggu.
Tes laboratorium: Ht dan Hb menurun
a. Urine :
1. Protein: Hasil negative menunjukkan keadaan yang normal
2. Glukosa: adanya glukosa dalam urine ibu hamil harus dianggap sebagai gejala DM,
kecuali dapat membuktikan bahwa hal-hal lain menyebabkannya
3. Pemeriksaan sedimen : untuk melihat adanya gangguan pada ginjal
b. Darah:
1. HB: 5 gr %
2. Eritrosit: 3,5 juta/mm 33
3. Leukosit: 8000-10.000 mm 33
c. HCG :
Terdapat kuman chorionic gonadotropin dalam urine dihasilkan oleh tropulus ketika ovum
yang dibuahi terbenam dalam endemetrium.
d. Pemeriksaan USG:
Beberapa variabel janin dan plasenta lebih jelas dan lebih detail dan tidak ada
kontraindikasi pemeriksaan USG dalam kehamilan
e. Non-Stres Test (NST):
Ada 8 Pemeriksaan 10 T di antaranya :
a. TB dan BB : tinggi badan yang diharuskan untuk kehamilan adalah 150 cm dan
kenaikan berat badan selama kehamilan berkisar antara 11-13,5 kg, pada trimester I
kenaikannya kurang lebih 1 kg, trimester II kurang lebih 5 kg dan trimester III kurang lebih
5,5 kg.
b. Tekanan darah :Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena
posisi akan mempengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur
pada posisi duduk dengan posisi sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat
posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
TFU
Leopold I : menentukan usia kehamilan dan tinggi fundus uteri dalam cm
Leopold II : menentukan bagian janin, punggung kiri & punggung kanan
Leopold III: menentukan bagian terendah janin, apakah kepala atau bokong
Kepala : bundar, keras dan melenting
Bokong : tidak bundar, keras dan melenting
Leopold IV: mengukur seberapa jauh kepala masuk di PAP (pintu atas
panggul)
a. TT: pemberian imunisasi selama kehamilan dilakukan sebnyak 4 kali.
Pada trimester I satu kali, trimester II satu kali dan trimester III dua kali
b. Tablet: selama hamil ibu diberikan tablet FE sebanyak 90 tablet
fungsinya yaitu untuk membantu pertumbuhan tulang janin, waktu
meminumnya 1x1 setiap malam sebelum tidur.
c. Temu Wicara (HE) : dilakukan untuk memberikan health education pada
ibu hamil dan memberikan penjelasan pada ibu hamil yang mengalami
keluhan-keluhan selama kahamilan
d. Torch/Toksoplasma : pemeriksaan melalui LAB yang gunanya untuk
mengetahui apakah ibu hamil terinfeksi bakteri toksoplasma
e. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
f. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
g. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan
Devisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture lokasi
implantasi sebagai efek dari tindakan pembedahan.
Kriteria hasil:
Ibu menunjukan kestabilan /perbaikan keseimbangan cairan yang di
buktikan oleh tanda-tanda vital yang stabil, pengisian kapiler cepat,
sensorium tepat, serta frekuensi serta berat jenis urine adekuat.
INERVENSI KEPERAWATAN
Rencana Intervensi Rasional

Mandiri
1. Monitor tanda-tanda vital Monitor tanda-tanda vital akan mengetahui keadaan dan perkembangan

2. Kaji pendarahan (jumlah ,warna, gumpalan) Mengkaji pendarahan ,jumlah,warna,gumpalan akan mengetahui gejala-gejala
syok
3 Cek hemolobin. Cek hemoglobin akan mengetahui keaadan hb klien

Memberikan tranfusi darah akan menggantikan banyaknya darah yang keluar.

4. Berikan tranfusi darah

Kolaborasi:
4. Lakukan pemeriksaan rhesus golongan darah. Pemeriksaan tersebut memudahkan melakukan tranfusi

You might also like